Deny Prasetiawan
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Program Pascasarjana, Universitas Mataram
E-mail: awandeny8@gmail.com
DOI: http://dx.doi.org/10.17509/bs_jpbsp.v17i1.6959
Abstrak
Pemerolehan bahasa adalah proses pemahaman dan produksi bahasa pada diri anak melalui beberapa
tahap mulai dari meraba sampai fasih berbicara. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kemampuan
anak usia empat tahun lima bulan dalam (1) memahami kosakata dasar; (2) mendeskripsikan
pemerolehan bahasa pertama pada tataran fonologis, dan; (3) pemerolehan bahasa pada tataran
sintaksis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak, cakap, dan dokumentasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan psikolingistik. Pendekatan psikolingistik ini mencoba
menerangkan hakikat struktur bahasa, dan bagaimana struktur itu diperoleh, digunakan pada waktu
bertutur, dan pada waktu memahami kalimat-kalimat dalam pertuturan itu. Pada hakikatnya dalam
kegiatan berkomunikasi terjadi proses memproduksi dan memahami ujaran. Hasil dari penelitian ini
pemerolehan bahasa pada tataran fonologis dan sintaksis di antaranya responden penelitian sudah
cukup baik dalam bertutur, dan tidak terdapat penyimpangan yang berarti dalam tuturan yang
dihasilkan. Pemerolehan bahasa anak usia empat tahun lima bulan berada pada tahap perkembangan
kalimat. Responden telah mengenal pola dialog, sudah mengerti kapan gilirannya berbicara dan kapan
giliran lawan tuturnya berbicara. Responden telah menguasai hukum-hukum tata bahasa yang pokok
dari orang dewasa, perbendaharaan kata berkembang, dan perkembangan fonologis dapat dikatakan
telah berakhir. Akan tetapi, responden masih mengalami kesulitan dalam pengucapan beberapa
konsonan.
Kata kunci: pemerolehan bahasa, psikolingistik, fonologi, sintaksis
72
Prasetiawan, Pemerolehan bahasa pada Anak.... 73
(Chaer, 2003, p.167). Setelah tahap vokalisasi, Pemerolehan Sintaksis pada anak
bayi mulai mengoceh (babling). Celoteh adalah pemerolehan unsur bahasa pada
merupakan ujaran yang memiliki suku kata anak yang meliputi frase, klausa, dan
tunggal seperti mu dan da. Adapun umur si kalimat, beserta intonasinya. Khususnya
bayi mengoceh tak dapat ditentukan dengan dalam ujaran dua kata (UDK) pada anak
pasti. Mar’at (2005, p.43) menyebutkan telah menunjukkan bahwa anak telah
bahwa tahap ocehan ini terjadi pada usia menguasai kelas kata sederhana dan mampu
antara 5 dan 6 bulan. secara kreatif memvariasikan fungsinya.
Pemerolehan fonologi pada anak Pemerolehan leksikal pada anak adalah
meliputi kemampuan anak menghasilkan penguasaan kosakata yag ada di sekeliling
bunyi-bunyi bahasa yang berupa vokal dan anak. Di mana pun seorang anak berada,
konsonan walaupun belum dalam bunyi dia akan menguasai kosakata yang ada di
yang sempurna. Bunyi-bunyi tersebut terjadi sekelilingnya dan kosakata yang pada saat itu
secara bertahap yaitu: ada. Anak akan sulit membayangkan benda
• Pada usia 6 minggu, anak yang tidak ada di depan mereka, demikian
menghasilkan bunyi-bunyi yang pula, untuk mengungkapkan peristiwa yang
mirip bunyi vokal dan konsonan; telah lalu atau yang akan datang, yang belum
• Pada usia 8-20 minggu, anak berada terjadi. Leksikon yang dikuasai anak sangat
pada tahap mendekut (cooing); bergantung pada keadaan anak. Anak petani
• Pada usia 6 bulan, anak mencampur di desa akan lebih awal memperoleh dengan
bunyi konsonan dan vokal sempurna kata cangkul dan sawah. Akan
(babbling/celotehan); tetapi, mereka sulit menguasai dengan baik
• Pada usia 2 tahun, anak melafalkan kata krayon dan komputer, seperti anak yang
sebuah dengan konsonan di akhir tinggal di kota.
kata tidak dilafalkan; Pemerolehan semantik dilakukan
Pemerolehan morfologi pada anak seorang anak dengan mengamati dan
adalah pemerolehan bentuk morfem pada mengumpulkan sebanyak-banyaknya
anak, baik morfem bebas dalam bentuk informasi yang ada di lingkungannya. Apa
kata, maupun dalam bentuk morfem terikat. yang diamati oleh seluruh panca indranya
Namun pemerolehan tersebut lebih sering menjadi pengetahuan dunianya. Berdasarkan
berupa morfem bebas berupa bentuk dasar pengetahuan dunia inilah seorang anak
atau kata dasar. Beberapa ahli menyatakan memperoleh semantik bahasa dunianya
pendapatnya mengenai hal tersebut. dengan cara melekatkan ”makna” yang tetap
Bloom danTardif menyatakan kepada uruan bunyi bahasa tertentu. Ahli-ahli
bahwa kelas kata kerja diperoleh lebih awal psikologi perkembangan menyatakan bahwa
daripada kelas kata lainnya, dan frekuensi anak-anak memperoleh makna suatu kata
penggunaannya juga lebih tinggi. Gentner dengan cara menguasai fitur-fitur semantik
menyatakan bahwa kata benda diperoleh lebih kata satu demi satu sampai dengan semua
awal daripada kata kerja dan frekuensinya fitur semantik itu sebagaimana yang dikuasai
pun lebih tinggi (Darjowidjojo, 2005, p.259). dikuasai oleh orang dewasa (Chaer, 2003,
Dardjowijojo (2000, p.268), menyatakan p.195). Alamsyah (2007, p.21) menyebutkan
pendapatnya berdasarkan penelitiannya, bahwa anak-anak mengembangkan tingkat
bahwa selama lima tahun pemerolehan gramatikal kalimat yang dihasilkan melalui
leksikon anak didominasi oleh kata benda, beberapa tahap, yaitu melalui peniruan,
diikuti kata kerja pada urutan kedua, kata melalui penggolongan morfem, dan melalui
sifat pada urutan ketiga, serta kata tugas pada penyusunan dengan cara menempatkan kata-
urutan berikutnya. kata secara bersama-sama untuk membentuk
keluar oleh adanya gerakan atau perubahan menjadi gambaran ciri-ciri fonetik yang
posisi artikulator. Fonem dan Pembuktiannya paling terperinci, yaitu menyajikan setiap
Fonem adalah satuan bunyi terkecil yang kalimat dengan ucapannya.
berfungsi membedakan arti. Fonem dapat Dari deskripsi di atas dapat
dibuktikan melalui pasangan minimal. dinyatakan bahwa pemerolehan bahasa anak
Pasangan minimal adalah pasangan kata merupakan suatu proses yang berlangsung
dalam satu bahasa yang mengandung kontras terus-menerus secara bertahap. Pemerolehan
minimal. Contoh : bahasa seseorang dapat dinilai atau dilihat
• pola & rnembedakan /o/ dan dari sistem komunikasi linguistiknya yang
/u/®pula berada pada tataran sintaksis, tataran
• barang & membedakan /b/ dan semantik, dan tataran fonologi. Oleh karena
/p/®parang itu, penelitian tentang pemerolehan bahasa
anak secara mendalam dengan memerhatikan
Memahami bunyi merupakan ketiga tataran tersebut terasa sangat penting
sesuatu hal yang dipandang penting dalam dilakukan.
pembelajaran bahasa. Seorang peneliti Pemerolehan bahasa, masukan
bahasa akan sutit mengidentifikasi bahasa merupakan faktor yang sangat penting dan
jika ia tidak menguasai bunyi bahasa. Dengan sangat menentukan. Manusia tidak akan
memahami bagaimana suatu kata dibunyikan dapat menguasai bahasa apabila tidak
dengan baik, seorang pembelajar bahasa ada masukan komprehensif. Pandangan
akan semakin cepat menguasai bahasa mentalistik yang menyatakan bahwa anak
yang hendak dipelajari. Oleh sebab itu, telah dibekali dengan bekal kodrati pada
penguasaan bunyi dipandang penting dalam saat dilahirkan. Disamping itu, dalam bahasa
pembelajaran bahasa dan penelitian bahasa juga terdapat konsep universal sehingga
(Samsuri, 1987, p.91). Fromkin dan anak secara mental telah mengetahui kodrat-
Rodman (1993, p.403) menyebutkan hasil kodrat yang universal. Chomsky (dikutip
peniruan yang dilakukan oleh si anak tidak Dardjowidjojo, 2005, p.244), mengibaratkan
akan sama seperti yang diinginkan oleh orang anak sebagai entitas yang seluruh tubuhnya
dewasa. Jika orang dewasa meminta sang telah dipasang tombol serta kabel listrik:
anak untuk menyebutkan “He’s going out”, si mana yang dipencet, itulah yang akan
anak akan melafalkan dengan “He go out”. menyebabkan bola lampu tertentu menyala.
Beberapa linguis generatif (Tarigan, Jadi, bahasa mana dan wujudnya seperti apa
2009, p. 38) yakin bahwa suatu tata bahasa ditentukan oleh input dari sekitar.
terdiri atas tiga komponen utama yang Pada waktu dilahirkan, anak hanya
masing-masing komponen melukiskan memiliki sekitar 20% dari otak dewasanya.
seperangkat kaidah linguistik tertentu, yaitu Ini berbeda dengan binatang yang sudan
komponen sintaksis, komponen semantik, memiliki sekitar 70%. Karena perbedaan
dan komponen fonologi. Komponen inilah maka binatang sudah dapat melakukan
sintaksis menjumlahkan suatu perangkat banyak hal segera setelah lahi, sedangkan
tali simbol tata bahasa yang tidak terbatas manusia hanya bisa menangis dan menggerak-
banyaknya, masing-masing dengan pemerian gerakkan badannya. Pada umur 6 minggu,
struktural yang tepat. Komponen semantik anak mulai mengeluarkan bunyi-bunyi yang
beroperasi pada rangkaian formatif bersama- mirip dengan bunyi konsonan atau vokal.
sama dengan pemerian strukturalnya yang Bunyi-bunyi ini belum dapat dipastikan
menghasilkan suatu interpretasi semantik bentuknya karena memang belum terdengar
bagi setiap tali atau untaian. Komponen jelas. Sementara pada umur 6 bulan, anak
fonologi memetakan setiap tali sintaksis mulai mencampurkan konsonan dengan
vokal sehingga membentuk apa yang ada ucapan dua kata kanak-kanak ini terdiri dari
dalam bahasa Inggri dinnamakan babbling dua jenis kata menurut posisi dan frekuensi
atau celotehan (Dardjowodjojo, 2000, p.63). munculnya kata-kata itu di dalam kalimat.
Celotehan dimulai dengan konsonan dan Kedua jenis kata ini kemudian dikenal dengan
diikuti oleh sebuah vokal. Konsonan yang nama kelas Pivot dan kelas terbuka.
keluar pertama adalah konsonan bilabial Kemudian berdasarkan kedua jenis kata
hambat dan bilabial nasal. Vokalnya adalah ini lahirlah teori yang disebut teori tata
/a/. bahasa Pivot. Pada umumnya kata-kata yang
Teori tata bahasa Pivot, kajian termasuk kelas Pivot adalah kata-kata fungsi
mengenai pemerolehan sintaksis oleh kanak- (function words), sedangkan yang termasuk
kanak dimulai oleh Braene (1963), Bellugi kelas terbuka adalah kata-kata isi (contents
(1964), Brown dan Fraser (1964), dan Miller words) atau kata penuh (full words) seperti kata-
dan Ervin (1964). Menurut kajian awal ini kata berkategori nomina dan verba.
Berdasarkan data yang dimuat pada orang tuanya atau orang lain di sekitarnya.
kolom kelas pivot dan kelas terbuka di atas, Kata-kata dan kalimat yang diujarkan orang
dapat diketahui perbedaan satu sama lainnya. lain dihubungkan dengan proses, kegiatan,
Tentang hal ini, diberikan contoh kata seperti benda, dan situasi yang ia saksikan. Ini
kata want adalah kata pivot pada posisi awal berarti bahwa anak-anak menghubungkan
kalimat, sedangkan kata milk adalah kata hal yang dia dengar melalui proses pikirannya
terbuka yang muncul pada posisi akhir (Pateda,1990, p.63).
kalimat. Merujuk pada pemaparan di atas,
Anak-anak membangun struktur dan penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengkaji
fungsi pada waktu yang bersamaan. Sebaiknya kemampuan anak usia empat tahun lima
mereka belajar lebih banyak struktur, maka bulan dalam memahami kosakata dasar;
mereka memperoleh lebih banyak sarana (2) mendeskripsikan pemerolehan bahasa
untuk menyampaikan fungsi yang berbeda- pertama anak usia empat tahun lima bulan
beda. Dan sebaiknya mereka mempelajari pada tataran fonologi, dan; (3) memperoleh
banyak fungsi, maka mereka memperluas data kemampuan pemerolehan bahasa anak
pemakaian tempat berbagai struktur usia empat tahun lima bulan pada tataran
diterapkan. Seiring perkembangan usia anak, sintaksis.
bahasa yang diperolehnya pun tidak semata-
mata digunakan untuk menyampaikan METODE
keinginan atau kehendaknya saja, tetapi juga Objek penelitian dalam penelitian ini adalah
digunakan sebagai sarana berkomunikasi. seorang anak perempuan berusia empat tahun
Ketika anak belajar berbahasa, dia akan lima bulan bernama Aditia Ramadani. Aditia
mendengarkan terlebih dahulu kata-kata dilahirkan di keluarga yang dwibahasawan
atau kalimat yang diucapkan oleh kedua yaitu bahasa Sasak dan bahasa Indonesia.
Ayah dan ibu Nadya menggunakan bersifat merusak atau mencacah-cacah barang
bahasa Sasak dan bahasa Indonesia dalam misalnya kertas yang disobek-sobek. Ia suka
percakapan sehari-hari. Akan tetapi Aditia mencoba bereksplorasi tentang barang-
hanya bisa menggunakan dan memahami barang yang ia temui dan ingin menemukan
bahasa Indonesia saja, dalam penelitian apakah kegunaan dari barang tersebut atau
ini hanya akan diteliti pemerolehan bahasa digunakan sesuai imajinasinya dan sesuai
Indonesianya saja. dengan tokoh dalam film yang sering
Penelitian ini dilakukan di halaman ditontonnya seprti, Batman, Superman,
rumah pada malam hari di jalan Sunan Robot, dan Naruto. Dalam berinteraksi ia
Maulana Malik Ibrahim no. 18 Blok AA sudah mulai agak lancar dalam berbicara
Kodya Asri Jempong Baru Mataram. walaupun kejelasan vocalnya masih belum
Peneliti merekam situasi objek ketika sedang terbaca secara jelas. Adapun perbendaharaan
berinteraksi dengan peneliti, menggunakan kata sudah mulai meningkat dan sering ia
video kamera. Penelitian ini menggunakan mengulangi kata-kata yang kita lontarkan
metode observasi (metode simak) dan atau yang ia dengar. Dan ia juga sering
metode cakap dan dokumentasi. Metode menanyakan apa ini namanya? Apa itu?
simak yang dilakukan dengan cara merekam siapakah dia? maksudnya apa? dan bahkan
kemudian mentranskripsikan hasil simakan ia juga sudah mampu menjawab pertanyaan-
yang diperoleh. Sedangkan metode cakap pertanyaan sederhana.
dilakukan dengan peneliti terlibat percakapan
dengan Aditia selaku objek penelitian a. Pemerolehan pada Tataran Fonologi
secara langsung. Selanjutnya dilakukan Transkrip Data I
pendokumentasian dengan menggunkan Paman: namanaya siapa?
video kamera supaya data yang didapatkan Adit: Aditia Lamadani
lebih valid dan akurat. Paman: Adit sekolah dimana?
Adit: PAUD Mata Bangsa
Paman: kelas berapa?
HASIL DAN PEMBAHASAN
Adit: paud A
Aditia Ramadani atau yang kerap dipanggil Paman: ini warna apa?
dengan Adit adalah anak kedua dari dua Adit: walna ping
bersaudara. Ia lahir pada tanggal 11 Juli 2011. Paman: kalau yang ini?
Ayahnya adalah seorang Polisi dan ibunya Adit: walna bilu sama colkat
seorang Karyawan. Adapun lokasi penelitian Paman: siapa nama ibu dan bapaknya?
ini adalah kelurahan Kodya Asri Jempong Adit: Eda, bapak adit namanya Alwan
Baru Mataram. Adit sudah bersekolah di Wijaya
Paud Mata Bangsa. Apabila bermain masih