Anda di halaman 1dari 9

PEMEROLEHAN BAHASA PADA ANAK SUKU SASAK

DALAM PERSPEKTIF PSIKOLINGUISTIK

Deny Prasetiawan
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Program Pascasarjana, Universitas Mataram
E-mail: awandeny8@gmail.com
DOI: http://dx.doi.org/10.17509/bs_jpbsp.v17i1.6959

Abstrak
Pemerolehan bahasa adalah proses pemahaman dan produksi bahasa pada diri anak melalui beberapa
tahap mulai dari meraba sampai fasih berbicara. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kemampuan
anak usia empat tahun lima bulan dalam (1) memahami kosakata dasar; (2) mendeskripsikan
pemerolehan bahasa pertama pada tataran fonologis, dan; (3) pemerolehan bahasa pada tataran
sintaksis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak, cakap, dan dokumentasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan psikolingistik. Pendekatan psikolingistik ini mencoba
menerangkan hakikat struktur bahasa, dan bagaimana struktur itu diperoleh, digunakan pada waktu
bertutur, dan pada waktu memahami kalimat-kalimat dalam pertuturan itu. Pada hakikatnya dalam
kegiatan berkomunikasi terjadi proses memproduksi dan memahami ujaran. Hasil dari penelitian ini
pemerolehan bahasa pada tataran fonologis dan sintaksis di antaranya responden penelitian sudah
cukup baik dalam bertutur, dan tidak terdapat penyimpangan yang berarti dalam tuturan yang
dihasilkan. Pemerolehan bahasa anak usia empat tahun lima bulan berada pada tahap perkembangan
kalimat. Responden telah mengenal pola dialog, sudah mengerti kapan gilirannya berbicara dan kapan
giliran lawan tuturnya berbicara. Responden telah menguasai hukum-hukum tata bahasa yang pokok
dari orang dewasa, perbendaharaan kata berkembang, dan perkembangan fonologis dapat dikatakan
telah berakhir. Akan tetapi, responden masih mengalami kesulitan dalam pengucapan beberapa
konsonan.
Kata kunci: pemerolehan bahasa, psikolingistik, fonologi, sintaksis

LANGUAGE ACQUISITION TO A CHILD OF SASAK


IN PSYCHOLINGUISTICS PERSPECTIVE
Abstract
Language acquisition is the process of understanding and production of language in children through
several stages ranging from groping to fluent talk. This study aims to assess the ability of children
aged four years and five months in (1) to understand basic vocabulary; (2) describes the acquisition
of the first language on a phonological level, and; (3) the acquisition of language on a syntactic level.
The method used in this research is the method of referring, proficient, and documentation. This
research uses psycholingistic approach. This psycholinguistic approach tries to explain the essence
of the structure of language, and how it is acquired, used at the time of speech, and at the time of
understanding the sentences in the narrative. In essence in the activities of communication occurs the
process of producing and understanding speech. The results of this study of language acquisition on
the phonological level and the syntax among the respondents of the study is good enough in speaking,
and there are no significant deviations in the resulting speech. Language acquisition of children aged
four years and five months is at the stage of the development of a sentence. Respondents have been
familiar with the pattern of dialogue, have understood when it was his turn to speak and when it
was his turn to speak. Respondents have mastered the basic grammar laws of adults, developing
vocabulary, and phonological development can be said to have ended. However, respondents still
have difficulty in pronunciation of some consonants.
Keywords: language acquisition, psycholinguistics, phonology, syntax

72
Prasetiawan, Pemerolehan bahasa pada Anak.... 73

PENDAHULUAN sebagai proses yang dilakukan oleh kanak-


Proses perkembangan manusia dimulai kanak mencapai sukses penguasaan yang
dengan perkembangan prakelahiran, lancar serta fasih terhadap bahasa ibu mereka
perkembangan fase bayi, perkembangan atau yang sering dikenal dengan bahasa yang
fase awal kanak-kanak, perkembangan fase terbentuk dari lingkungan sekitar. Dalam
akhir kanak-kanak, perkembangan fase hal ini pemerolehan bahasa pada anak
remaja, perkembangan tahap dewasa, dan akan membawa anak pada kelancaran dan
perkembangan lansia. Pembahasan di sini kefasihan anak dalam berbicara (Prideni,
difokuskan pada perkembangan anak usia Sudhita, & Sudarma, 2014, p.4)
empat tahun lebih. Pemerolehan bahasa Rentang umur anak di usia balita
merupakan proses yang berlangsung di dalam umumnya mempunyai kemampuan dalam
otak anak-anak ketika si anak menerima/ menyerap sesuatu dan ingatan cenderung
memperoleh bahasa pertamanya. Proses itu lebih cepat dibandingkan usia-usia diatas
pun dibagi lagi kepada dua, pertama proses balita. Sehingga dalam usia-usia tersebut
kompetensi, dan kedua, proses performasi. sebaiknya mendapatkan pemerolehan bahasa
Kompetensi merupakan proses penguasaan yang baik, anak harus selalu dirangsang
tata bahasa yang berlangsung secara tidak dengan sesuatu yang bersifat pedagogig atau
disadari. Sedangkan performasi merupakan pendidikan. Pendidikan bahasa pada anak-
proses yang lahir dari penguasaan anak anak tersebut harus selalu di tingkatkan untuk
tersebut setelah kompetensi dikuasai. memperoleh hasil keterampilan berbicara
Bahasa pada anak-anak terkadang yang baik.
sukar diterjemahkan, karena anak pada Proses pemerolehan dan penguasaan
umumnya masih menggunakan struktur bahasa pada anak merupakan satu hal yang
bahasa yang masih kacau. Hal ini terjadi menarik untuk diteliti. Bagaimana manusia
karena sebagian anak belum mampu memperoleh bahasa merupakan satu isu yang
berkomunikasi secara lancar, belum dapat amat mengagumkan dan sukar dibuktikan.
menyebutkan kosa kata yang benar, tidak Berbagai teori dari bidang disiplin yang
dapat menjawab pertanyaan guru dan masih berbeda telah dikemukakan oleh para pengkaji
mengalami tahap transisi dalam berbicara, untuk menerangkan bagaimana proses ini
sehingga sukar untuk dipahami oleh mitra berlaku dalam kalangan anak-anak. Memang
tuturnya (Delfita, 2012, p.3,). diakui bahwa disadari ataupun tidak, sistem-
Untuk menjadi mitra tutur pada sistem linguistik dikuasai dengan pantas oleh
anak dan untuk dapat memahami maksud individu anak-anak walaupun umumnya tidak
dari pembicaraan anak, mitra tutur harus ada pengajaran formal.
menguasai kondisi atau lingkungan Pemerolehan bahasa atau akuisisi
sekitarnya, maksudnya ketika anak kecil bahasa adalah proses yang berlangsung
berbicara mereka menggunakan media di di dalam otak kanak-kanak ketika dia
sekitar mereka untuk menjelaskan maksud memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa
yang ingin diungkapkan kepada mitratutrnya ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya
di dalam berbicara. Selain menggunakan dibedakan dengan pembelajaran bahasa.
struktur bahasa yang masih kacau, anak- Pembelajaran bahasa berkaitan dengan
anak juga cenderung masih menguasai proses-proses yang terjadi pada waktu seorang
keterbatasan dalam kosakata dan dalam kanak-kanak mempelajari bahasa kedua
pelafalan fonemnya secara tepat. Lingkungan setelah dia memperoleh bahasa pertamanya.
sangat mempengaruhi perkembangan bahasa Jadi, pemerolehan bahasa berkenaan dengan
anak. bahasa pertama, sedangkan pembelajaran
Pemerolehan bahasa yang diartikan bahasa berkenaan dengan bahasa kedua

p-ISSN 1412-0712 | e-ISSN 2527-8312


74 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 17, Nomor 1, April 2017, hlm. 72-80

(Chaer, 2003, p.167). Setelah tahap vokalisasi, Pemerolehan Sintaksis pada anak
bayi mulai mengoceh (babling). Celoteh adalah pemerolehan unsur bahasa pada
merupakan ujaran yang memiliki suku kata anak yang meliputi frase, klausa, dan
tunggal seperti mu dan da. Adapun umur si kalimat, beserta intonasinya. Khususnya
bayi mengoceh tak dapat ditentukan dengan dalam ujaran dua kata (UDK) pada anak
pasti. Mar’at (2005, p.43) menyebutkan telah menunjukkan bahwa anak telah
bahwa tahap ocehan ini terjadi pada usia menguasai kelas kata sederhana dan mampu
antara 5 dan 6 bulan. secara kreatif memvariasikan fungsinya.
Pemerolehan fonologi pada anak Pemerolehan leksikal pada anak adalah
meliputi kemampuan anak menghasilkan penguasaan kosakata yag ada di sekeliling
bunyi-bunyi bahasa yang berupa vokal dan anak. Di mana pun seorang anak berada,
konsonan walaupun belum dalam bunyi dia akan menguasai kosakata yang ada di
yang sempurna. Bunyi-bunyi tersebut terjadi sekelilingnya dan kosakata yang pada saat itu
secara bertahap yaitu: ada. Anak akan sulit membayangkan benda
• Pada usia 6 minggu, anak yang tidak ada di depan mereka, demikian
menghasilkan bunyi-bunyi yang pula, untuk mengungkapkan peristiwa yang
mirip bunyi vokal dan konsonan; telah lalu atau yang akan datang, yang belum
• Pada usia 8-20 minggu, anak berada terjadi. Leksikon yang dikuasai anak sangat
pada tahap mendekut (cooing); bergantung pada keadaan anak. Anak petani
• Pada usia 6 bulan, anak mencampur di desa akan lebih awal memperoleh dengan
bunyi konsonan dan vokal sempurna kata cangkul dan sawah. Akan
(babbling/celotehan); tetapi, mereka sulit menguasai dengan baik
• Pada usia 2 tahun, anak melafalkan kata krayon dan komputer, seperti anak yang
sebuah dengan konsonan di akhir tinggal di kota.
kata tidak dilafalkan; Pemerolehan semantik dilakukan
Pemerolehan morfologi pada anak seorang anak dengan mengamati dan
adalah pemerolehan bentuk morfem pada mengumpulkan sebanyak-banyaknya
anak, baik morfem bebas dalam bentuk informasi yang ada di lingkungannya. Apa
kata, maupun dalam bentuk morfem terikat. yang diamati oleh seluruh panca indranya
Namun pemerolehan tersebut lebih sering menjadi pengetahuan dunianya. Berdasarkan
berupa morfem bebas berupa bentuk dasar pengetahuan dunia inilah seorang anak
atau kata dasar. Beberapa ahli menyatakan memperoleh semantik bahasa dunianya
pendapatnya mengenai hal tersebut. dengan cara melekatkan ”makna” yang tetap
Bloom danTardif menyatakan kepada uruan bunyi bahasa tertentu. Ahli-ahli
bahwa kelas kata kerja diperoleh lebih awal psikologi perkembangan menyatakan bahwa
daripada kelas kata lainnya, dan frekuensi anak-anak memperoleh makna suatu kata
penggunaannya juga lebih tinggi. Gentner dengan cara menguasai fitur-fitur semantik
menyatakan bahwa kata benda diperoleh lebih kata satu demi satu sampai dengan semua
awal daripada kata kerja dan frekuensinya fitur semantik itu sebagaimana yang dikuasai
pun lebih tinggi (Darjowidjojo, 2005, p.259). dikuasai oleh orang dewasa (Chaer, 2003,
Dardjowijojo (2000, p.268), menyatakan p.195). Alamsyah (2007, p.21) menyebutkan
pendapatnya berdasarkan penelitiannya, bahwa anak-anak mengembangkan tingkat
bahwa selama lima tahun pemerolehan gramatikal kalimat yang dihasilkan melalui
leksikon anak didominasi oleh kata benda, beberapa tahap, yaitu melalui peniruan,
diikuti kata kerja pada urutan kedua, kata melalui penggolongan morfem, dan melalui
sifat pada urutan ketiga, serta kata tugas pada penyusunan dengan cara menempatkan kata-
urutan berikutnya. kata secara bersama-sama untuk membentuk

p-ISSN 1412-0712 | e-ISSN 2527-8312


Prasetiawan, Pemerolehan bahasa pada Anak.... 75

kalimat. Psikolinguistik merupakan bidang studi


Secara etimologis, istilah yang menghubungkan psikologi dengan
Psikolinguistik berasal dari dua kata, yakni linguistik. Tujuan utama seorang psikolinguis
Psikologi dan Linguistik. Seperti kita ketahui ialah menemukan struktur dan proses
kedua kata tersebut masing-masing merujuk yang melandasi kemampuan manusia
pada nama sebuah disiplin ilmu. Secara umum, untuk berbicara dan memahami bahasa.
Psikologi sering didefinisikan sebagai ilmu Psikolinguis tidak tertarik pada interaksi
yang mempelajari perilaku manusia dengan bahasa di antara para penutur bahasa, yang
cara mengkaji hakikat stimulus, hakikat mereka kerjakan terutama ialah menggali apa
respon, dan hakikat proses proses pikiran yang terjadi ketika individu yang berbahasa.
sebelum stimulus atau respon itu terjadi. Fonologi adalah bagian tata bahasa atau
Pakar psikologi sekarang ini cenderung bidang ilmu bahasa yang menganalisis bunyi
menganggap psikologi sebagai ilmu yang bahasa secara umum. Kridalaksana (2007,p.2)
mengkaji proses berpikir manusia dan segala fonologi adalah ilmu tentang bunyi pada
manifestasinya yang mengatur perilaku umumnya fonetik sedangkan bunyi bahasa
manusia itu. Tujuan mengkaji proses berpikir diteliti atau di uraikan dalam fonologi. Istilah
itu ialah untuk memahami, menjelaskan, dan fonologi, yang berasal dari gabungan kata
meramalkan perilaku manusia. Yunani phone ‘bunyi’ dan ‘logos’ tatanan,
Linguistik secara umum dan luas kata, atau ilmu’ dlsebut juga tata bunyi.
merupakan satu ilmu yang mengkaji bahasa Bidang ini meliputi dua bagian. Fonetik,
(Bloomfield, 1928, p.1).Bahasa dalam yaitu bagian fonologi yang mempelajari cara
konteks linguistik dipandang sebagai sebuah menghasilkan bunyi bahasa atau bagaimana
sistem bunyi yang arbriter, konvensional, dan suatu bunyi bahasa diproduksi oleh alat ucap
dipergunakan oleh manusia sebagai sarana manusia.
komunikasi. Hal ini berarti bahwa linguistik Fonemik, yaitu bagian fonologi yang
secara umum tidak mengaitkan bahasa mempelajari bunyi ujaran menurut fungsinya
dengan fenomena lain. Bahasa dipandang sebagai pembeda arti. Bunyi ujaran yang
sebagai bahasa yang memiliki struktur yang bersifat netral, atau masih belum terbukti
khas dan unik. Munculnya ilmu yang bernama membedakan arti disebut fona, sedang
psikolinguistik tidak luput dari perkembangan fonem ialah satuan bunyi ujaran terkecil
kajian linguistic. Pada mulanya istilah yang yang membedakan arti. Variasi fonem
digunakan untuk psikolinguistik adalah karena pengaruh lingkungan yang dimasuki
linguisticpsychology (psikologi linguistik) dan disebut alofon. Gambar atau lambang fonem
ada pula yang menyebutnya sebagai psychology dinamakan huruf. Jadi fonem berbeda dengan
of language (psikologi bahasa). Kemudian huruf. Untuk menghasilkan suatu bunyi atau
sebagai hasil kerja sama yang lebihterarah fonem, ada tiga unsur yang penting yaitu : (1)
dan sistematis, lahirlah satu ilmu baru yang udara, (2) artikulator atau bagian alat ucap
kemudian disebut sebagai psikolinguistik yang bergerak, dan (3) Titik artikulasi atau
(psycholinguistic). Psikolinguistik merupakan bagian alat ucap yang menjadi titik sentuh
ilmu yang menguraikan proses proses artikulator.
psikologis yang terjadi apabila seseorang Vokal dan Konsonan. Vokal
menghasilkan kalimat dan memahami kalimat adalah fonem yang dihasilkan dengan
yang didengarnya waktu berkomunikasi menggerakkan udara keluar tanpa rintangan.
dan bagaimana kemampuan berbahasa itu Konsonan adalah fonem yang dihasilkan
diperoleh manusia (Simanjuntak, 1987, p.1). dengan menggerakkan udara keluar dengan
Aitchison (1984), membatasi psikolinguistik rintangan. Yang dimaksud dengan rintangan
sebagai studi tentang bahasa dan pikiran. dalam hal ini adalah terhambatnya udara

p-ISSN 1412-0712 | e-ISSN 2527-8312


76 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 17, Nomor 1, April 2017, hlm. 72-80

keluar oleh adanya gerakan atau perubahan menjadi gambaran ciri-ciri fonetik yang
posisi artikulator. Fonem dan Pembuktiannya paling terperinci, yaitu menyajikan setiap
Fonem adalah satuan bunyi terkecil yang kalimat dengan ucapannya.
berfungsi membedakan arti. Fonem dapat Dari deskripsi di atas dapat
dibuktikan melalui pasangan minimal. dinyatakan bahwa pemerolehan bahasa anak
Pasangan minimal adalah pasangan kata merupakan suatu proses yang berlangsung
dalam satu bahasa yang mengandung kontras terus-menerus secara bertahap. Pemerolehan
minimal. Contoh : bahasa seseorang dapat dinilai atau dilihat
• pola & rnembedakan /o/ dan dari sistem komunikasi linguistiknya yang
/u/®pula berada pada tataran sintaksis, tataran
• barang & membedakan /b/ dan semantik, dan tataran fonologi. Oleh karena
/p/®parang itu, penelitian tentang pemerolehan bahasa
anak secara mendalam dengan memerhatikan
Memahami bunyi merupakan ketiga tataran tersebut terasa sangat penting
sesuatu hal yang dipandang penting dalam dilakukan.
pembelajaran bahasa. Seorang peneliti Pemerolehan bahasa, masukan
bahasa akan sutit mengidentifikasi bahasa merupakan faktor yang sangat penting dan
jika ia tidak menguasai bunyi bahasa. Dengan sangat menentukan. Manusia tidak akan
memahami bagaimana suatu kata dibunyikan dapat menguasai bahasa apabila tidak
dengan baik, seorang pembelajar bahasa ada masukan komprehensif. Pandangan
akan semakin cepat menguasai bahasa mentalistik yang menyatakan bahwa anak
yang hendak dipelajari. Oleh sebab itu, telah dibekali dengan bekal kodrati pada
penguasaan bunyi dipandang penting dalam saat dilahirkan. Disamping itu, dalam bahasa
pembelajaran bahasa dan penelitian bahasa juga terdapat konsep universal sehingga
(Samsuri, 1987, p.91). Fromkin dan anak secara mental telah mengetahui kodrat-
Rodman (1993, p.403) menyebutkan hasil kodrat yang universal. Chomsky (dikutip
peniruan yang dilakukan oleh si anak tidak Dardjowidjojo, 2005, p.244), mengibaratkan
akan sama seperti yang diinginkan oleh orang anak sebagai entitas yang seluruh tubuhnya
dewasa. Jika orang dewasa meminta sang telah dipasang tombol serta kabel listrik:
anak untuk menyebutkan “He’s going out”, si mana yang dipencet, itulah yang akan
anak akan melafalkan dengan “He go out”. menyebabkan bola lampu tertentu menyala.
Beberapa linguis generatif (Tarigan, Jadi, bahasa mana dan wujudnya seperti apa
2009, p. 38) yakin bahwa suatu tata bahasa ditentukan oleh input dari sekitar.
terdiri atas tiga komponen utama yang Pada waktu dilahirkan, anak hanya
masing-masing komponen melukiskan memiliki sekitar 20% dari otak dewasanya.
seperangkat kaidah linguistik tertentu, yaitu Ini berbeda dengan binatang yang sudan
komponen sintaksis, komponen semantik, memiliki sekitar 70%. Karena perbedaan
dan komponen fonologi. Komponen inilah maka binatang sudah dapat melakukan
sintaksis menjumlahkan suatu perangkat banyak hal segera setelah lahi, sedangkan
tali simbol tata bahasa yang tidak terbatas manusia hanya bisa menangis dan menggerak-
banyaknya, masing-masing dengan pemerian gerakkan badannya. Pada umur 6 minggu,
struktural yang tepat. Komponen semantik anak mulai mengeluarkan bunyi-bunyi yang
beroperasi pada rangkaian formatif bersama- mirip dengan bunyi konsonan atau vokal.
sama dengan pemerian strukturalnya yang Bunyi-bunyi ini belum dapat dipastikan
menghasilkan suatu interpretasi semantik bentuknya karena memang belum terdengar
bagi setiap tali atau untaian. Komponen jelas. Sementara pada umur 6 bulan, anak
fonologi memetakan setiap tali sintaksis mulai mencampurkan konsonan dengan

p-ISSN 1412-0712 | e-ISSN 2527-8312


Prasetiawan, Pemerolehan bahasa pada Anak.... 77

vokal sehingga membentuk apa yang ada ucapan dua kata kanak-kanak ini terdiri dari
dalam bahasa Inggri dinnamakan babbling dua jenis kata menurut posisi dan frekuensi
atau celotehan (Dardjowodjojo, 2000, p.63). munculnya kata-kata itu di dalam kalimat.
Celotehan dimulai dengan konsonan dan Kedua jenis kata ini kemudian dikenal dengan
diikuti oleh sebuah vokal. Konsonan yang nama kelas Pivot dan kelas terbuka.
keluar pertama adalah konsonan bilabial Kemudian berdasarkan kedua jenis kata
hambat dan bilabial nasal. Vokalnya adalah ini lahirlah teori yang disebut teori tata
/a/. bahasa Pivot. Pada umumnya kata-kata yang
Teori tata bahasa Pivot, kajian termasuk kelas Pivot adalah kata-kata fungsi
mengenai pemerolehan sintaksis oleh kanak- (function words), sedangkan yang termasuk
kanak dimulai oleh Braene (1963), Bellugi kelas terbuka adalah kata-kata isi (contents
(1964), Brown dan Fraser (1964), dan Miller words) atau kata penuh (full words) seperti kata-
dan Ervin (1964). Menurut kajian awal ini kata berkategori nomina dan verba.

Berdasarkan data yang dimuat pada orang tuanya atau orang lain di sekitarnya.
kolom kelas pivot dan kelas terbuka di atas, Kata-kata dan kalimat yang diujarkan orang
dapat diketahui perbedaan satu sama lainnya. lain dihubungkan dengan proses, kegiatan,
Tentang hal ini, diberikan contoh kata seperti benda, dan situasi yang ia saksikan. Ini
kata want adalah kata pivot pada posisi awal berarti bahwa anak-anak menghubungkan
kalimat, sedangkan kata milk adalah kata hal yang dia dengar melalui proses pikirannya
terbuka yang muncul pada posisi akhir (Pateda,1990, p.63).
kalimat. Merujuk pada pemaparan di atas,
Anak-anak membangun struktur dan penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengkaji
fungsi pada waktu yang bersamaan. Sebaiknya kemampuan anak usia empat tahun lima
mereka belajar lebih banyak struktur, maka bulan dalam memahami kosakata dasar;
mereka memperoleh lebih banyak sarana (2) mendeskripsikan pemerolehan bahasa
untuk menyampaikan fungsi yang berbeda- pertama anak usia empat tahun lima bulan
beda. Dan sebaiknya mereka mempelajari pada tataran fonologi, dan; (3) memperoleh
banyak fungsi, maka mereka memperluas data kemampuan pemerolehan bahasa anak
pemakaian tempat berbagai struktur usia empat tahun lima bulan pada tataran
diterapkan. Seiring perkembangan usia anak, sintaksis.
bahasa yang diperolehnya pun tidak semata-
mata digunakan untuk menyampaikan METODE
keinginan atau kehendaknya saja, tetapi juga Objek penelitian dalam penelitian ini adalah
digunakan sebagai sarana berkomunikasi. seorang anak perempuan berusia empat tahun
Ketika anak belajar berbahasa, dia akan lima bulan bernama Aditia Ramadani. Aditia
mendengarkan terlebih dahulu kata-kata dilahirkan di keluarga yang dwibahasawan
atau kalimat yang diucapkan oleh kedua yaitu bahasa Sasak dan bahasa Indonesia.

p-ISSN 1412-0712 | e-ISSN 2527-8312


78 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 17, Nomor 1, April 2017, hlm. 72-80

Ayah dan ibu Nadya menggunakan bersifat merusak atau mencacah-cacah barang
bahasa Sasak dan bahasa Indonesia dalam misalnya kertas yang disobek-sobek. Ia suka
percakapan sehari-hari. Akan tetapi Aditia mencoba bereksplorasi tentang barang-
hanya bisa menggunakan dan memahami barang yang ia temui dan ingin menemukan
bahasa Indonesia saja, dalam penelitian apakah kegunaan dari barang tersebut atau
ini hanya akan diteliti pemerolehan bahasa digunakan sesuai imajinasinya dan sesuai
Indonesianya saja. dengan tokoh dalam film yang sering
Penelitian ini dilakukan di halaman ditontonnya seprti, Batman, Superman,
rumah pada malam hari di jalan Sunan Robot, dan Naruto. Dalam berinteraksi ia
Maulana Malik Ibrahim no. 18 Blok AA sudah mulai agak lancar dalam berbicara
Kodya Asri Jempong Baru Mataram. walaupun kejelasan vocalnya masih belum
Peneliti merekam situasi objek ketika sedang terbaca secara jelas. Adapun perbendaharaan
berinteraksi dengan peneliti, menggunakan kata sudah mulai meningkat dan sering ia
video kamera. Penelitian ini menggunakan mengulangi kata-kata yang kita lontarkan
metode observasi (metode simak) dan atau yang ia dengar. Dan ia juga sering
metode cakap dan dokumentasi. Metode menanyakan apa ini namanya? Apa itu?
simak yang dilakukan dengan cara merekam siapakah dia? maksudnya apa? dan bahkan
kemudian mentranskripsikan hasil simakan ia juga sudah mampu menjawab pertanyaan-
yang diperoleh. Sedangkan metode cakap pertanyaan sederhana.
dilakukan dengan peneliti terlibat percakapan
dengan Aditia selaku objek penelitian a. Pemerolehan pada Tataran Fonologi
secara langsung. Selanjutnya dilakukan Transkrip Data I
pendokumentasian dengan menggunkan Paman: namanaya siapa?
video kamera supaya data yang didapatkan Adit: Aditia Lamadani
lebih valid dan akurat. Paman: Adit sekolah dimana?
Adit: PAUD Mata Bangsa
Paman: kelas berapa?
HASIL DAN PEMBAHASAN
Adit: paud A
Aditia Ramadani atau yang kerap dipanggil Paman: ini warna apa?
dengan Adit adalah anak kedua dari dua Adit: walna ping
bersaudara. Ia lahir pada tanggal 11 Juli 2011. Paman: kalau yang ini?
Ayahnya adalah seorang Polisi dan ibunya Adit: walna bilu sama colkat
seorang Karyawan. Adapun lokasi penelitian Paman: siapa nama ibu dan bapaknya?
ini adalah kelurahan Kodya Asri Jempong Adit: Eda, bapak adit namanya Alwan
Baru Mataram. Adit sudah bersekolah di Wijaya
Paud Mata Bangsa. Apabila bermain masih

fonologis yang mengakibatkan perubahan


Proses fonologis yang dialami oleh bunyi /r/ menjadi /l/. Bunyi /r/ dan /l/
Adit menunjukan adanya kesesuaian dengan sama-sama berada pada titik artikulasi
pemerolehan bahasa tipikal yang dialami oleh alveolum, dengan demikian perubahan ini
kanak-kanak lain seusianya pada umumnya. wajar bagi anak seusia Adit.
Dari hasil analisis Adit mengalami proses

p-ISSN 1412-0712 | e-ISSN 2527-8312


Prasetiawan, Pemerolehan bahasa pada Anak.... 79

b. Pemerolehan pada Tataran Sintaksis Kalimat tutur di atas menggambarkan


Transkrip Data II Adit membuat kalimat yang bersifat
Paman: siapa nama ibu gurunya? interogatif. Adit sudah bisa menanyakan
Adit: adit manggilnya bunda sesuatu pada pamannya. Dalam kalimat
Paman: siapa aja nama bundanya? tersebut, Adit menggunakan kata berapa.
Adit: bunda mimi, bunda amel, sama Paman: siapa nama ibu gurunya?
bunda dayah Adit: adit manggilnya bunda
Paman: ada yang jomblo gak?
Adit: bunda mimi belum nikah
Kalimat imperatif memiliki makna
Paman: adit gak ngaji?
Adit: mmm belum ajak adit ngaji memberikan perintah untuk melakukan
Paman: adit udah disunat? sesuatu sehingga tanggapan yang
Adit: belum, satu tambah satu berapa? diharapkan berupa tindakan dari orang yang
Paman: dua, sebutkan hewan yang bisa diperintahnya. Dalam kalimat di atas, Adit
terbang ingin pamannya memberikan tanggapan
Adit: batman, bulung, supelmen, kuda, berupa tindakan yaitu menggunakan kata
lobot, nglibet gak bisa telbang, sama bunda.
bulung melpati Kalimat yang dibuat Nadya
Paman: hewan apa yang ada di air? sudah cukup baik, namun dalam proses
Adit: buaya, ikan laut, kula-kula, kepiting,
menghasilkan ujaran, Nadya mengalami
laba-laba
sedikit kesulitan dalam tahap pengolahan
Paman: adit suka lagu apa?
Adit; pelangi-pelangi sintaksis yang akan diujarkannya. Contohnya
Paman: cobak dinyanyikan dulu dalam kutipan peristiwa tutur berikut.
Adit: pelangi-pelangi alangkah indahmu,
melah kuning ijau di langit yang bilu, Paman: dua, sebutkan hewan yang bisa
pelangi-pelangi ciptaan Tuhan terbang
Adit: Batman, bulung, Supelmen, kuda,
lobot, nglibet gak bisa telbang, sama
Pemerolehan bahasa Nadya pada
bulung melpati
tataran sintaksis sudah cukup baik. Hal ini
terlihat dari data yang didapatkan. Nadya
Dalam kalimat tutur di atas, Adit
sudah bisa membuat kalimat yang bersifat
mencoba menjawab pertanyaan yang
deklaratif, interogatif, imperatif. Kemudian
diberikan pamannya. Jawaban yang diberikan
menempatkannya pada situasi yang tepat.
sudah benar seprti bulung melpati, meskipun
Contoh kalimat bersifat deklaratif yang
masih ada beberapa jawaban yang agak
dibuat Nadya tampak pada kutipan peristiwa
menyimpang karena mungkin pengaruh dari
tutur berikut.
Paman: adit gak ngaji? tontonan sehari-hari seperti Batman, Supelmen,
Adit: mmm belum ajak adit ngaji Lobot.
Fungsi bahasa pada anak usia
Kalimat tutur diatas menggambarkan empat tahun lima blan ada tiga yaitu: (1)
Adit sudah dapat memberitakan sesuatu fungsi informasi yang berfungsi untuk
kepada orang lain. Dalam kalimat tutur di atas menyampaikan pesan atau amanat kepada
Adit memberitakan kepada Pamannya bahwa orang lain, (2) fungsi eksplorasi untuk
dia belum pernah pergi belajar mengaji. menjelaskan suatu hal, perkara, dan keadaan,
Adit: belum, satu tambah satu berapa? dan (3) fungsi persuasi untuk mempengaruhi
Paman: dua, sebutkan hewan yang bisa atau mengajak orang lain untuk melakukan
terbang atau tidak melakukan sesuatu secara baik-
baik.

p-ISSN 1412-0712 | e-ISSN 2527-8312


80 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 17, Nomor 1, April 2017, hlm. 72-80

Jadi, bahasa ibu adalah bahasa DAFTAR RUJUKAN


pertama yang dikuasai manusia sejak awal Alamsyah, T. (1997). Pemerolehan bahasa
hidupnya melalui interaksi dengan sesama kedua. Diktat Kuliah Program S-2.
anggota masyarakat bahasanya, seperti Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala.
keluarga dan masyarakat lingkungan. Brown, D. (2008). Prinsip pembelajaran dan
Hal ini menunjukkan bahasa pertama pengajaran bahasa. Kedutaan Besar
(B1) merupakan suatu proses awal yang Amerika Serikat. Jakarta.
diperoleh anak dalam mengenal bunyi dan Chaer, A. (2003). Psikolinguistik: kajian teoretik.
lambang yang disebut bahasa. Apabila dalam Jakarta: Rineka Cipta.
proses awal menunjukkan pemahaman CD-Rom. Diakses dari: http://educare.e-
dan penghasilan yang baik dari keluarga fkipunla.net (Generated: 26 July, 2009,
dan lingkungan bahasa yang diperolehnya, 06:28)
proses pemerolehan bahasa selanjutnya akan Dardjowidjojo, S. (2010). Psikolinguistik
mendapatkan kemudahan. Tahapan-tahapan pengantar pemahaman bahasa manusia.
berbahasa ini memberikan pengaruh yang Jakarta: Unika Atma Jaya.
besar dalam proses pemerolehan bahasa Delfita, R. (2012). Meningkatkan kemampuan
anak. Pemerolehan bahasa adalah proses berbahasa anak melalui permainan
pemahaman dan penghasilan (produksi) gambar dalam bak pasir di taman
bahasa pada diri anak melalui beberapa tahap kanak-kanak bina anaprasa mekar
mulai dari meraba sampai fasih berbicara. sari padang. Jurnal Pesona PAUD
Vol.1, No.1, hal. 3.
SIMPULAN Fromkin, V., & Rodman, R. (1993). An
Pemerolehan bahasa pada tataran fonologi introduction to language. Florida:
dan sintaksis Aditia selaku objek penelitian Harcourt Brace Jovanovich Collage.
sudah cukup baik. Tidak terdapat Mar’at, S. (2005). Psikolinguistik Suatu
penyimpangan yang berarti dalam tuturan Pengantar. Bandung: PT Refika
yang dihasilkan. Pemerolehan bahasa anak Aditama.
usia empat tahun lima bulan berada pada Pateda, M. (1990). Aspek-aspek Psikolinguistik.
tahap perkembangan kalimat. Anak sudah (Cetakan Pertama). Yogyakarta:
mengenal pola dialog, sudah mengerti kapan Nusa Indah.
gilirannya berbicara dan kapan giliran lawan Prideni, N.K., Sudhita, I.W.R., & Sudarma,
tuturnya berbicara. Anak telah menguasai I.K. (2014). Penerapan metode
hukum-hukum tata bahasa yang pokok bermain peran berbantuan media
dari orang dewasa, perbendaharaan kata kartu gambar untuk meningkatkan
berkembang, dan perkembangan fonologi kemampuan berbahasa anak. e-journal
dapat dikatakan telah berakhir. Mungkin PG-PAUD Universitas Pendidikan
masih ada kesukaran pengucapan beberapa Ganesha Jurusan Pendidikan Guru
konsonan namun segera akan berhasil dilalui Pendidikan Anak Usia Dini, Volume 2
anak. No 1 Tahun 2014.

p-ISSN 1412-0712 | e-ISSN 2527-8312

Anda mungkin juga menyukai