Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa

Indonesia Vol 9 No 2, Oktober 2020


PENGARUH MEDIA YOUTUBE “BABYBUS”
TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA ANAK USIA 2 TAHUN

1
PAHI Cahyani, 2IW Rasna

Program Studi Pendidikan Bahasa


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
1
ayu.hana@undiksha.ac.id, 2wayan.rasna@undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media YouTube yang dalam hal ini menggunakan
video BabyBus terhadap keterampilan berbicara anak usia 2 tahun. Penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah tiga orang anak berusia 2 tahun. Pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan dengan metode pengamatan, wawancara, dan catatan lapangan berupa tabel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh dalam keterampilan berbicara anak usia 2 tahun
yang dikarenakan media YouTube yang salah satunya adalah video BabyBus. Hal ini dapat dilihat dari
adanya ketertarikan subjek ketika menonton video-video BabyBus. YouTube juga dipandang sebagai
media pembelajaran dalam pemerolehan bahasa (kosa kata) bagi anak, sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa media YouTube memengaruhi keterampilan berbicara anak usia 2 tahun.

Kata kunci: Anak Usia 2 Tahun; Keterampilan Berbicara; YouTube

Abstrack
This study aims to determine The effect of YouTube media, using the BabyBus video on the speaking
skills of 2 years old. This research is a qualitative descriptive study. Subjects of the research were three
children of 2 years old. Data collection in this study was carried out by observation, interviews, and field
notes in the form of tables. The results showed that there was an influence on the speaking skills of 2
year olds due to the YouTube media, one of which was the BabyBus video. This can be seen from the
subject's interest when watching BabyBus videos. YouTube is also seen as a learning medium in
acquiring language (vocabulary) for children, so it can be concluded that YouTube media affects the
speaking skill of 2 years old.

Keywords: Two Years Old; Speaking Skill; YouTube

PENDAHULUAN Masa usia dini merupakan periode


Manusia dalam kehidupannya tidak emas (golden age) bagi perkembangan
terlepas dari bahasa. “Bahasa digunakan anak untuk memperoleh proses pendidikan
sebagai alat komunikasi. Dengan bahasa, dan pemerolehan bahasa. Periode ini
mereka akan mudah dalam bergaul dan adalah tahun-tahun berharga bagi seorang
mudah menyesuaikan diri dengan anak untuk mengenali berbagai macam
lingkungannya. Brooks (2012) mengatakan fakta di lingkungannya sebagai stimulan
bahwa “natural pedagogy the use of terhadap perkembangan kepribadian,
ostensive signals to indicate that cultural psikomotor, bahasa, kognitif maupun
knowladge is being taught within a sosialnya. Anak usia dini yang mendapat
commuicative interaction”. Anak-anak akan rangsangan cukup dalam mengembangkan
memahami pengetahuan tentang kedua belah otaknya akan memperoleh
lingkungan, budaya maupun alam melalui kesiapan yang menyeluruh untuk belajar
interaksi komunikasi. Salah satu bentuk dengan sukses/berhasil pada saat
komunikasi yang dilakukan anak adalah memasuki jenjang Sekolah Dasar (SD).
dengan berbicara.

95
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 9 No 2, Oktober 2020
Chaer (2003:167) mengatakan bahwa lainnya. Kompetensi merupakan sebuah
pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa proses penguasaan tata bahasa yang
adalah proses yang berlangsung di dalam berlangsung tanpa disadari. proses
otak kanak-kanak ketika dia memperoleh kompetensi ini merupakan syarat untuk
bahasa pertamanya atau bahasa ibunya. terjadinya proses performansi yang terdiri
Pemerolehan bahasa anak dimulai ketika dari dua proses, seperti proses pemahaman
orang tua mengajak berbicara dan proses penerbitan atau proses
(berkomunikasi) lewat bahasa, terutama menghasilkan kalimat-kalimat. Proses
dalam hal keterampilan berbicara. Orang tua pemahaman biasanya melibatkan
mengajak bayi berbicara dengan alih-alih kemampuan atau kepandaian mengamati
beranggapan bahwa bayi sudah mampu atau kemampuan mempersepsi kalimat-
berkomunikasi. Komunikasi bahasa yang kalimat yang didengar. Penerbitan juga
dihasilkan oleh seorang bayi dapat berupa melibatkan kemampuan mengeluarkan atau
ocehan-ocehan atau babbling. Begitu pula kalimat-kalimat sendiri. Kedua jenis proses
pemerolehan bahasa pada anak usia 1-3 kompetensi ini apabila telah dikuasai anak-
tahun atau batita merupakan proses yang anak akan menjadi kemampuan linguistik
berupa fisik dan psikis. Secara fisik, mereka. Jadi, kemampuan linguistik ini
kemampuan anak dalam memproduksi kata- terdiri dari kemampuan memahami dan
kata ditandai oleh perkembangan bibir lidah kemampuan menerbitkan kalimat-kalimat
dan gigi mereka yang sedang tumbuh. baru yang dalam linguistik generatif disebut
Sedangkan secara psikis, kemampuan perlakuan atau pelaksanaan bahasa, atau
memproduksi kata-kata dan variasi ucapan performansi.
sangat ditentukan situasi emosional anak Secara tradisional, pemerolehan
saat berlatih mengucapkan kata-kata. bahasa dibagi menjadi empat yaitu 1) tahap
Berkaitan dengan pola pengucapan oleh pralinguistik (0-12 bulan) bayi sudah bisa
anak-anak pada umumnya, perlu menggeram dan menghasilkan banyak
diperhatikan beberapa persamaan dan suara 2) tahap satu-kata (12-18 bulan)
perbedaan untuk beberapa vokal dan ditandai dengan anak yang sudah belajar
konsonan tertentu. Pengucapan kata menggunakan satu kata yang mewakili
berdasarkan sistem tanda (simbol) ini idenya, pada tahap ini orang tua atau orang
dipelajari oleh cabang ilmu bahasa yang lain juga perlu memperhatikan aktivitas anak
disebut fonologi. dan unsur-unsur nonlinguistik lainnya seperti
Vygotsky (Santrock 2007, p.265) gerak, isyarat, ekspresi, dan benda yang
mengatakan bahwa “anak menggunakan ditunjuk si anak. 3) tahap dua-kata (18-24
pembicaraan bukan saja untuk bulan) ditandai dengan anak yang sudah
berkomunikasi sosial, tetapi juga untuk mengombinasikan dua kata dalam bentuk
membantu mereka menyelesaikan tugas”. ucapan pendek tanpa kata depan, kata
Anak pada usia dini menggunakan bahasa tunjuk dan bentuk lainnya, 4) tahap banyak
untuk merencanakan, membimbing, dan kata (3-5 tahun) ditandai dengan
memonitor perilaku mereka. Bahasa dan kemampuan seorang anak membuat kalimat
pikiran pada awalnya berkembang terpisah pertanyaan negatif, kalimat majemuk dan
kemudian menyatu. Sebagai contoh anak berbagai bentuk kalimat. dalam anak
harus menggunakan bahasa untuk berusia empat tahun, tidak muncul dalam
berkomunikasi kepada orang lain sebelum diri H, yaitu seperti tuturan yang mulai
mereka memfokuskan ke dalam pikiran- panjang dan tata bahasanya lebih teratur.
pikiran mereka sendiri. Disinilah arti Dia tidak hanya menggunakan dua kata,
pentingnya bahasa dalam mengembangkan tetapi tiga atau lebih. Pada usia 3-4 tahun
kognitif dan pikiran anak. tuturan anak mulai panjang dan tata
Menurut Purnomo (2019), pada saat bahasanya teratur. (Ingram dalam Kurniati,
anak-anak sedang memperoleh bahasa 2020).
pertamanya terdapat dua proses, yaitu Pemerolehan bahasa anak dibagi
proses kompetensi dan proses performansi. menjadi beberapa tataran kebahasaan, yaitu
Kedua proses ini berbeda satu sama 1) Fase Fonologis (0-2 tahun), pada tahap

96
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 9 No 2, Oktober 2020
ini anak bermain dengan bunyibunyi bahasa penggunanya untuk meng-upload video dan
dan mulai mengoceh sampai menyebutkan bisa diakses oleh pengguna yang lain dari
kata-kata sederhana 2) Fase Sintaksis (2-7 seluruh dunia secara gratis. Tersedianya
tahun), pada tahap ini anak menunjukkan konten video yang beragam, juga khusus
kesadaran gramatis dan berbicara anak-anak, membuat peneliti tertarik untuk
menggunakan kalimat 3) Fase Semantik (7- meneliti bagaimana dampak terhadap
11 tahun), pada tahap ini anak dapat kecerdasan anak terkait fenomena orangtua
membedakan kata sebagai simbol dan yang memberikan tayangan video dari
konsep yang terkandung dalam kata. YouTube untuk mengoptimalkan
(Zuchdi dan Budiash dalam Kurniati, 2020). perkembangan kognitif bagi buah hatinya.
Keterampilan berbicara merupakan Banyaknya jumlah video di YouTube
salah satu keterampilan berbahasa yang tergantung dengan banyaknya para
harus dikembangkan sejak dini. Berbicara pengirim video ke YouTube, siapa saja bisa
merupakan bentuk komunikatif dan bentuk mengaksesnya, bahkan sekarang, anak-
keterampilan berbahasa yang bersifat anak dengan mudahnya mengakses tanpa
praktis (Susanti,2020:1). Suhendar (2004) perlu bimbingan orang dewasa.
juga berpendapat bahwa berbicara adalah Salah satu temuan peneliti adalah
suatu peristiwa penyampaian maksud (ide, fenomena media aplikasi sosial media
pikiran, perasaan) seseorang kepada orang berbasis video YouTube. Banyak orang tua
lain dengan menggunakan bahasa lisan mulai memberikan video YouTube kepada
(ujuran) sehingga maksud tersebut dipahami anaknya. Anak yang berinteraksi dengan
orang lain. M. Encarnacion dalam Susanti video secara tidak langsung akan
(2020) mengatakan, berbicara adalah terstimulasi rangsangan kompleks berupa
bagian dari kehidupan normal manusia, audio dan visual. Sebelumnya, media audio
sebuah alat, sebagaimana adanya, bagi visual telah banyak diteliti dan terbukti ada
interaksi dan saling memengaruhi sesama dampak nyata terhadap perkembangan
manusia. Ada beberapa faktor yang anak. Salah satunya adalah temuan
diperlukan dalam keterampilan berbicara mengenai penggunaan media audio visual
yaitu bahasa, penguasaan bahasa, ratarata masih berlatar dalam dunia
keberanian dan ketenangan, serta pendidikan sebagai optimalisasi bahan
kesanggupan dalam menyampaikan ide. pembelajaran siswa. Penelitian sebelumnya
Keterampilan berbicara yang digunakan yaitu meningkatkan keterampilan berbicara
anak usia 2 tahun belum mencapai siswa melalui model pembelajaran role
keermpat faktor tersebut sehingga playing berbantuan media audio visual
memerlukan berbagai penunjang untuk (Dewi, 2020). Selain itu, pada temuan lain
melatih keterampilan berbicara pada anak. peran media YouTube sebagai sarana
Perkembangan jaman semakin optimalisasi perkembangan kognitif pada
canggih sehingga banyak berpengaruh pada anak usia dini(Kiftiyah, 2013).
kehidupan manusia. Mulai dari adanya Apalagi disaat pandemi seperti saat
telepon genggam, laptop, bahkan internet. ini. Dimana manusia dianjurkan untuk
Internet banyak membantu manusia dalam mengerjakan pekerjaan dirumah atau
kehidupan sehari-hari. Dengan adanya mengurangi kegiatan diluar. Hal ini
internet, manusia bisa melihat sisi lain dunia berdampak juga pada aktivitas anak-anak.
walapun hanya dirumah dengan media Banyak orang tua yang awalnya
audio visual yang sering disebut dengan menginginkan anaknya untuk disekolahkan,
YouTube. Dengan adanya YouTube, akses pada akhirnya memilih menunda. Maka
video yang kini mudah diperoleh oleh dengan adanya YouTube dirasa sangat
berbagai kalangan akan dapat dimanfaatkan membantu orang tua dalam memberikan
oleh para orangtua untuk daya optimalisasi pengajaran kepada anak-anaknya.
perkembangan anak yang praktis dilakukan Salah satu yang diminati orang tua
di rumah. sebagai pilihan untuk tontonan anak-anak
Adapun YouTube merupakan salah adalah serial animasi. Serial animasi
satu layanan dari Google yang memfasilitasi memang selalu bisa menarik perhatian

97
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 9 No 2, Oktober 2020
anak-anak, karena menggunakan animasi yang diperoleh seperti hasil pengamatan,
sebagai media pendidikan sekaligus sarana wawancara, catatan lapangan, disusun
hiburan untuk sang buah hati. Seperti pada peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan
tayangan BabyBus yang kini hadir di dalam bentuk angka-angka. Hasil analisis
platform streaming video. berupa pemaparan mengenai situasi yang
BabyBus sebagai media edukasi diteliti kemudian disajikan dalam bentuk
karena dikemas dengan gambar lucu dan uraian naratif. Subjek penelitian dalam
penuh warna supaya anak-anak tertarik tulisan ini adalah 3 orang anak dengan usia
untuk menonton. Nah, melalui tayangan ini, 2 tahun yang berinisial N, A, dan D. Objek
mereka bisa belajar bernyanyi, urutan abjad, kajian dalam penelitian ini adalah adalah
seri angka dalam berhitung, hingga pesan pengaruh media YouTube yang dalam hal
moral. BabyBus sendiri adalah animasi yang ini adalah acara anak-anak BabyBus
didesain untuk memberikan pengenalan dan terhadap keterampilan berbicara anak usia 2
pembelajaran awal bagi anak-anak tahun. Tahap Pengumpulan data dilakukan
prasekolah dengan rentang usia hingga 6 dengan cara 1) memberikan sebuah
tahun. BabyBus sendiri berfokus untuk tontonan BabyBus, 2) merekam tanggapan
menginspirasi anak-anak dalam belajar dan narasumber, 3) meneliti hasil penelitian
menciptakan masa kecil yang Bahagia. Lagu dengan teori pemerolehan bahasa, dan 4)
anak-anak dan cerita animasi untuk anak memberi kesimpulan mengenai pengaruh
usia 2-5 tahun disajikan dengan apik agar media YouTube BabyBus terhadap
anak memiliki pengalaman belajar sambil keterampilan berbicara anak usia 2 tahun.
menari dan menyanyi. Anak-anak juga
diperkenalkan dengan angka, warna, dan HASIL DAN PEMBAHASAN
pengetahuan lainnya. Selama proses pengambilan data,
Berdasarkan latar belakang tersebut, ketiga subjek sangat antusias ketika
maka penulis dapat merumuskan masalah disuguhkan video BabyBus. Dari sekian
sebagai berikut, bagaimanakah pengaruh banyak video dalam acara BabyBus, penulis
media YouTube BabyBus terhadap memilih lima video tersebut karena video-
keterampilan berbicara anak usia 2 tahun? video tersebut sangat dekat kaitannya
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dengan kehidupan sehari-hari. Penulis
seberapa besar pengaruh media YouTube memberikan video BabyBus dengan tema
yang terkhusus acara BabyBus terhadap yang berbeda selama 30 menit. Dan
keterampilan berbicara anak usia 2 tahun. penelitian diadakan selama tiga hari pada
pukul 17.00-17.30.
METODE Berikut ini hasil pentranskipan
Penelitian ini menggunakan metode mengenai tanggapan ketiga subjek atas
deskriptif kualitatif. Metode deskriptif pemutaran video BabyBus dari YouTube.
diartikan sebagai suatu metode penelitian Pada bagian pengambilan data, dibagi
yang menjelaskan peristiwa atau fenomena menjadi dua bagian, 1) respon saat diajak
yang sedang terjadi (Noor, 2011: 34). untuk bernyanyi 2) mengikuti lirik lagu
Penelitian menggunakan pendekatan sehingga mengetahui keterampilan
kualitatif sifatnya deskriptif analitis. Data berbicara.

Tabel 1. Data Hari Pertama


No Judul Video BabyBus Hari pertama
Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3
1. Video pertama (Tidak Baik a. Fokus a. Fokus a. Fokus
Menahan Kencing) memerhatika memerhatikan memerhatikan
2. Video kedua (Bayi Panda n video video video
Belajar Memakai Baju b. Belum b. Belum terlihat b. Belum terlihat
Sendiri) terlihat ingin ingin ingin
3. Video ketiga(Tiba-tiba menyampaik menyampaikan menyampaika
ingin Buang Air Kecil di an sesuatu sesuatu n sesuatu

98
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 9 No 2, Oktober 2020
Tengah Malam)
4. Video keempat(Bayi
Kucing Sayang
Keluarganya)
5. Video kelima(Mobil Polisi
Menolong Bayi Kucing)

Tabel 2. Data Hari Kedua


No Judul Video BabyBus Hari kedua
Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3
1. Video pertama (Tidak Baik a. Fokus a. Fokus a. Fokus
Menahan Kencing) memerhatika memerhatikan memerhatikan
2. Video kedua (Bayi Panda n video video video
Belajar Memakai Baju b. Mulai b. Menanggapi b. Menanggapi
Sendiri) melakukan percakapan percakapan
percakapan dengan subjek dengan
dengan lainnya subjek lainnya
subjek
lainnya
3. Video ketiga(Tiba-tiba a. Mengikuti
ingin Buang Air Kecil di nyanyian pada
Tengah Malam) video namun
sebatas kata
terakhir
4. Video keempat(Bayi a. Mengikuti
Kucing Sayang nyanyian
Keluarganya) pada video
namun
sebatas kata
terakhir
5. Video kelima(Mobil Polisi a. Mengikuti
Menolong Bayi Kucing) nyanyian
pada video
namun
sebatas kata
terakhir

Tabel 3. Data Hari Ketiga


No Judul Video BabyBus Hari ketiga
Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3
1. Video pertama (Tidak Baik a. Bersemangat a. Bersemangat a. Bersemangat
Menahan Kencing) mengikuti mengikuti mengikuti
2. Video kedua (Bayi Panda nyanyian nyanyian pada nyanyian
Belajar Memakai Baju pada video video pada video
Sendiri) b. Terdengar b. Terdengar b. Terdengar
3. Video ketiga(Tiba-tiba lebih jelas lebih jelas lebih jelas
ingin Buang Air Kecil di ketika ketika ketika
Tengah Malam) melakukan melakukan melakukan
4. Video keempat(Bayi percakapan/ percakapan/ percakapan/
Kucing Sayang berbicara berbicara berbicara
Keluarganya)
5. Video kelima(Mobil Polisi
Menolong Bayi Kucing)

99
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 9 No 2, Oktober 2020
Berdasarkan data di atas maka dapat Subjek N, A, dan D berhasil
disampaikan bahwa, mengucapkan kata pala (kepala), ngan
Pada hari pertama, subjek N, A, dan D (tangan), aju (baju), dan cil (berhasil).
yang kali pertama diberikan tontonan video Subjek mengucapkan kata-kata tersebut
BabyBus terlihat fokus menyimak. Belum sambil menunjuk bagian yang disebutkan
terlihat ingin menyampaikan sesuatu tentang pada lirik lagu.
apa yang mereka saksikan. Video BabyBus berikutnya yang
Lalu pada hari kedua, sudah mulai berjudul Tiba-tiba Ingin Buang Air Kecil di
menunjukkan pengaruh dari media YouTube Tengah Malam juga mampu membuat
“BabyBus”. Dimana ketiga subjek sudah subjek mengikuti lirik lagu bagian akhir.
saling berinteraksi dengan bercakap-cakap Liriknya berupa,
dan mengikuti lagu pada video tertentu.
Adapun percakapan yang dapat penulis “Ku mau ke toilet
catat adalah, gelap dan aku takut
kamu tak perlu takut
N: “waaa, bebi bas nyanyi. Ayok nyanyi” gelap tapi tak takut
A: “bebi bas bebi bas” ayo nyalakan lampu”
D: terdengar menyanyi namun vokalnya
belum jelas. Ketika menyimak video tersebut,
Disetiap video BabyBus, subjek subjek N, A, dan D terlihat sangat fokus
mencoba mengikuti kosa kata yang sehingga tidak terdengar percakapan atau
dinyanyikan dalam video tersebut. Salah mengikuti lirik lagu. Namun pada hari ketiga,
satu video BabyBus yang berjudul Bayi ketiga subjek mampu mengikuti bagian
Kucing Sayang Keluarganya, salah satu belakang lirik lagu. Saat peneliti memberika
liriknya, pertanyaan berupa, “kenapa itu
pinguinnya?” subjek N menjawab, “atut,
“Ini papa yang kusayang, ncing atut, idupin mpu, indak atut.” Yang
ini mama yang kusayang, disampaikan oleh subjek N adalah takut,
ini kakek yang kusayang, kencing takut, hidupin lampu, tidak takut.
ini nenek yang kusayang” Dari data tersebut dapat dilihat bahwa
media YouTube yang berupa serial animasi
Pada bagian lagu tersebut, subjek BabyBus memengaruhi keterampilan
mengikuti kosa kata pada bagian akhir dari berbicara anak usia 2 tahun.
lirik lagu. Terlihat bahwa YouTube Memperbaharui beberapa kosa kata dan
memengaruhi keterampilan berbicara anak. dapat menjawab pertanyaan dengan baik
Pada pemerolehan bahasa yang dialami walaupun pelafalannya belum jelas.
oleh anak usia 2 tahun, kata-kata yang Selanjutnya video BabyBus yang
mudah diucapkan seperti cayang, mama, berjudul Tidak Baik Menahan Kencing
papa sudah terdengar cukup jelas. Apa lagi mampu membuat subjek mengikuti
ketika YouTube juga menjadi media beberapa bagian lirik lagu. Liriknya berupa,
pembelajaran dalam memperoleh bahasa-
bahasa yang lainnya. “Pergi ke kamar mandi
Selanjutnya video BabyBus yang iya iya yo
berjudul Bayi Panda Belajar Memakai Baju ku tak tahan mau buang air
Sendiri juga mampu membuat subjek iya iya yo
mengikuti lirik lagu bagian akhir. Liriknya cepat pergi cepat pergi
berupa, pi pi pi
ku merasa lebih baik
“Masukkan kepalamu iya iya yo”
masukkan tanganmu
tarik bajunya Pada lirik iya iya yo, subjek terdengar
dan kamu berhasil” sangat jelas mengucapkannya.
Keterampilan berbicara anak usia 2 tahun

100
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 9 No 2, Oktober 2020
dapat dilihat dari bagaimana anak dapat Sehingga hasil dari penelitian ini
mengucapkan kata-kata sederhana seperti adalah media YouTube BabyBus
contoh yang sudah dijabarkan sebelumnya. berpengaruh terhadap keterampilan
Dan video BabyBus terakhir yang berbicara anak usia 2 tahun. Hal tersebut
berjudul Mobil Polisi Menolong Bayi Kucing, dibuktikan dengan adanya penambahan
liriknya berupa, kosa kata baru ketika anak usia 2 tahun
menonton video BabyBus.
“Polisi pemberani
vroom vroom vroom PENUTUP
melaju melaju Dalam penelitian ini dapat disimpulkan
tak ada yang ditakuti” bahwa stimulasi dengan video YouTube
dapat digunakan sebagai sarana
Dari kelima video BabyBus yang optimalisasi bagi pemerolehan bahasa anak
diberikan ke subjek, hasil yang dapat diambil yang dalam hal ini adalah keterampilan
adalah pemerolehan bahasa anak usia 2 berbicara. Hasil penelitian menggambarkan
tahun dapat dipengaruhi oleh media bahwa anak usia 2 tahun dapat
YouTube yang dalam konteks ini adalah memperbanyak pembendaraharaan kosa
serial animasi BabyBus. YouTube memiliki kata melalui media YouTube yang dalam hal
peran dalam keterampilan berbicara anak ini adalah serial animasi BabyBus. Hal ini
usia 2 tahun. Hal ini dibuktikan dengan tentunya dapat menjadi kontribusi metode
adanya beberapa kosa kata yang diucapkan untuk mengembangkan keterampilan
oleh subjek semenjak menonton BabyBus. berbicara anak usia 2 tahun di era
YouTube sesungguhnya bisa menjadi media perkembangan teknologi gadget dan sosial
pembelajaran ketika anak batita belajar media saat ini. Usia dini anak merupakan
berbicara karena selain menarik secara usia emas (golden period) dimana
visual, YouTube dan serial animasi BabyBus pertumbuhan sel otak sebagai area potensi
disajikan dengan lagu-lagu yang menarik kognitif mulai berkembang pesat apabila
serta mudah dicerna oleh anak usia 2 tahun. distimulasi dengan tepat akan memberikan
Apa lagi BabyBus memiliki banyak lagu dampak yang positif bagi pertumbuhan
yang bisa diterapkan anak-anak setiap kedepanya. Maka dari itu stimulasi ini dapat
harinya. Contohnya lagu Bayi Panda Belajar dijadikan sebagai referensi orangtua di
Memakai Baju Sendiri. Dari lagu tersebut, rumah untuk mengembangkan optimalisasi
anak-anak diajarkan untuk mandiri dengan kecerdasan anak menjadi lebih efisien dan
belajar memakai baju sendiri. Sangat dekat praktis dengan catatan stimulasi ini juga
dengan kehidupan anak-anak tentunya. diiringi dengan pendampingan dan
Selain itu, pengarahan yang tepat oleh orangtua. Maka
BabyBus sudah diterjemahkan ke dari penjabaran tersebut, penulis berharap
dalam Bahasa Indonesia sehingga anak- semoga penelitian ini bisa bermanfaat bagi
anak menjadi lebih mudah paham. Para pembaca dan bisa dijadikan penelitian
pemain dalam BabyBus pun beragam, relevan untuk jenis penelitian lain yang
seperti kucing, anjing, gajah, dan lainnya. sama.
Secara tidak langsung anak-anak diajarkan
untuk mengenal binatang atau lebih dekat DAFTAR PUSTAKA
dengan binatang.
Brooks, Patricia J & Vera Kempe. 2012.
BabyBus dibandingkan yang lain,
Language development. British: BPS
menggunakan bahasa Indonesia sehingga
Blackwell.
mudah dicerna oleh anak-anak yang baru
belajar bahasa/berbicara. Banyak Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik:Kajian
menggunakan lagu-lagu sehingga anak- Teoretik.Jakarta: PT Rineka Cipta.
anak tertarik mengikuti lagu tersebur dan Devianty, Rina. 2016. PEMEROLEHAN
secara tidak langsung merangsang BAHASA DAN GANGGUAN BAHASA
keterampilan berbicara anak usia 2 tahun. PADA ANAK USIA BATITA Dosen
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

101
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Vol 9 No 2, Oktober 2020
UIN Sumatera Utara Jl. Williem Keterampilan Berbicara. Bandung:
Iskandar Psr. V Medan Estate, 20371 Pionir Jaya.
e–mail: rinadevianty@uinsu.ac.id.
AUDHAH: Vol. IV, No. 1: Januari –
Juni 2016, ISSN: 2338 – 2163.
Dewi, Anak Agung Istri Kristiana. 2020.
Meningkatkan Keterampilan Berbicara
Siswa Melalui Model Pembelajaran
Role Playing Berbantuan Media Audio
visual Anak Agung Istri Kristiana
Dewi1 Universitas Pendidikan
Ganesha, Singaraja, Indonesia e-mail:
gungkristiana22@gmail.com. Jurnal
Mimbar Ilmu, Vol. 25 No. 3, 2020 P-
ISSN: 1829-877X E-ISSN: 2685-9033
Kiftiyah, Iva Nur, dkk. 2017. PERAN MEDIA
YOUTUBE SEBAGAI SARANA
OPTIMALISASI PERKEMBANGAN
KOGNITIF PADA ANAK USIA DINI.
Progam Studi Psikologi Islam Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Kediri 1 ivanur14@yahoo.com
Mulia Kurniati, dkk. 2020. PENGARUH
SOSIAL MEDIA YOUTUBE
TERHADAP PEMEROLEHAN
BAHASA ANAK USIA 3-4 TAHUN
(STUDI PADA ANAK SPEECH
DELAY) Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Noor, Juliansya. 2011. Metodologi Penelitian
Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya
Ilmiah. Jakarta: Kencana.
Purnomo, Halim. 2019. INTERVENSI
PSIKOLOGIS PADA PEMEROLEHAN
BAHASA ANAK. Equalita, Vol. 1 Issue
2, Desember 2019 Avaliable online at
http://syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.ph
p/equalita/article/view/5486 Diterbitkan
oleh Pusat Studi Gender dan Anak
LP2M IAIN Syekh Nurjati Cirebon,
Indonesia.
Santrock, John W. 2007. Perkembangan
anak. Jakarta: Erlangga.
Susanti, Elvi. 2020. Keterampilan Berbicara.
Depok:PT RajaGrafindo Persada
Suhendar, dkk. 2004. Pengajaran dan Ujian
Keterampilan Menyimak dan

102

Anda mungkin juga menyukai