Anda di halaman 1dari 12

LINGUISTIK UMUM

“ Pemerolehan dan Produksi Bahasa Noam Chomsky


pada Anak Usia dibawah 5 Tahun ”

OLEH
WAWAN HARDIAWAN
G2O121042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA


INDONESIA
PASCASARJANA
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemerolehan bahasa (language aquisition) atau akuisisi bahasa adalah suatu

proses penguasaan bahasa yang dilakukan oleh seseorang secara tidak sadar, implicit,

dan informal. Pemerolehan suatu bahasa adalah proses dimana manusia mendapatkan

kemampuan untuk menangkap, menghasilkan, dan menggunakan kata untuk

pemahaman dan komunikasi. Dengan demikian, apa sesungguhnya pemerolehan

bahasa itu? Pemerolehan bahasa mempunyai suatu permulaan yang tiba-tiba, tanpa

disadari. Pemerolehan bahasa memiliki suatu permulaan gradual yang muncul dari

masyarakat melalui proses yang panjang. Artinya proses peniruan terjadi kepada

siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Pemerolehan Bahasa pertama diperkenalkan

sangat erat hubungannya dengan perkembangan kognitif dan perkembangan sosial si

anak, yaitu: 1. Perkembangan kognitif, pemerolehan bahasa anak ada dua hal yang

perlu dipertimbangkan, yaitu:

a. Produksi ucapan yang berdasarkan tata bahasa yang rapi tidaklah secara otomatis

mengimplikasikan bahwa seorang anak telah menguasai bahasa bersangkutan secara

baik karena mungkin saja ucapan-ucapan yang diucapkan ini dengan makna yang

berbeda

b. Penutur pasti sudah memperoleh kategori kognitif yang berdasarkan sebagai alat

ekspresi bahasa-bahasa alamiah seperti: kata ruangan, modalitas, dan kuasalitas 


2. Perkembangan sosial Perkembangan sosial dalam pemerolehan bahasa pertama

adalah salah satu perkembangan anak secara menyeluruh sebagai anggota

masyarakatnya. Dalam hal ini dengan bahasa mungkin si anak dapat

mengekspresikan perasaan, pendapat, dan keinginannya dengan cara-cara yang dapat

diterima secara sosial. Seorang anak menyadari bahwa kata-kata dapat dibuat teman

untuk membentuk teman dan membentuk musuh dan tidak selalu baik untuk

menyatakan kebenaran. Bahasa adalah medium yang anak memperoleh budaya,

moral, agama, dan nilai- nilai sosial lainnya. Dengan memperoleh identitas sosial

maka dalam kerangka itulah si anak mengembangkan identitas pribadinya. Selain

perkembangan kognitif anak dan perkembangan bahasa anak juga didukung oleh

faktor lingkungan baik lingkungan keluarga maupun tempat tinggal yang sangat

dominan berpengaruh kognitif anak.

Pemerolehan bahasa didapatkan setiap manusia sejak masih dalam kandungan

melalui bunyi-bunyi suara atau secara tidak langsung janin akan mendapatkan

rangsangan suara dari ibunya atau orang disekeliling. Hingga pada proses kelahiran,

seorang bayi mulai mengeluarkan suara-suara atau tangisan. Walau lahir tanpa

bahasa, pada saat anak beranjak pada usia 1-4 tahun, anak-anak akan memperoleh

beribu-ribu kosakata. Perkembangan bahasa dan bicara merupakan indikator

penting perkembangan seorang anak. Perkembangan bahasa dan bicara

merupakan indikator penting perkembangan seorang anak. Perkembangan ini

akan memberikan pengaruh bagi perkembangan lain, yaitu perkembangan kognitif,

sensorimotorik, psikologik, emosional dan keadaan sekitarnya (Blager, 1981) dalam

Nurhadi (1990:7).
Masuk pada Produksi kalimat atau ujaran membutuhkan setidaknya tiga jenis

operasi mental (Griffin & Ferreira (2006) dalam Traxler, 2012:38). Pertama,

memikirkan sesuatu untuk dujarkan. Proses yang dilakukan inilah yang disebut

dengan konseptualisasi. Setelah memiliki sesuatu untuk diujarkan, selanjutnya harus

mencari tahu cara yang baik untuk mengungkapkan ide tersebut sesuai dengan

bahasa yang dimiliki. Jenis pemrosesan ini dinamakan formulasi. Terakhir, harus

menggerakkan otot-otot untuk membuat gelombang bunyi yang dapat dirasakan

oleh pendengar. Proses ini disebut artikulasi. Lebih lanjut Soenjono

Dardjowidjoyo (2012:142) menjelaskan tahap konseptualisasi adalah tahap di mana

pembicara merencanakan struktur konseptual yang akan disampaikan. Sementara

tahap formulasi merupakan tahap di mana lema cocok direktrif dari leksikon mental

kemudian diberi kategori dan struktur sintaktik serta afiksasinya. Selanjutnya, tahap

artikulasi yaitu tahap di mana kerangka serta isi yang sudah jadi itu diwujudkan

dalam bentuk bunyi. Sesuai dengan apa yang menjadi penelitian kali ini yaitu

pengamatan dalam pemerolehan bahasa dan produksi bahasa pada anak usia dibawah

5 tahun. Adapun tujuan pada penelitian yaitu untuk mengetahui proses penerimaan

atau pemerolehan bahasa pada seorang anak serta bagaimana cara seorang anak

dalam memproduksi bahasa tersebut.

Pada penelitian ini akan menggunakan teori mentalistik Noam Chomsky yang

merumuskan teori psikolinguistik yang memmandang bahasa ditentukan secara

genetikyang di mana bahasa berkembang dengan cara yang mirip dengan organ tubuh

lainnya. Menurut teori terkemuka Chomsky ini, otak manusia telah diprogram

sebelumnya oleh mekanisme kognitif yang disebut perangkat akuisisi bahasa


(Language Acquisition Device/LAD), yang memungkinkan individu untuk

menghasilkan kalimat yang benar secara tata bahasa dengan cara yang universal atau

bebas budaya.

Berikut ini beberapa teori pembelajaran dan pemerolehan bahasa yang

dimotori oleh Noam Chomsky pada teori mentalistik:

1. Bahasa hanya dapat dikuasai oleh manusia

2. Perilaku bahasa adalah sesuatu yang diturunkan

3. Pemerolehan bahasa berlangsung secara alami

4. Pola perkembangan bahasa sama pada berbagai macam bahasa dan budaya.

Lingkungan hanya memiliki peran kecil dalam pemerolehan bahasa.

5. Anak (setiap orang) sudah dibekali apa yang disebut piranti penguasaan bahasa

yaitu LAD.

6. Aliran mentalis tidak setuju menyamakan proses belajar pada manusia dengan apa

yang terjadi pada hewan. Manusia memiliki akal dan pikiran yang kompleks,

sedangkan hewan mempunyai naluri.

7. belajar bahasa tidak hanya sekedar latihan-latihan mekanis seperti yang ditonjolkan

teori behavioris, melainkan lebih kompleks dari itu.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang sebelumnya maka dapat dirumuskan

permasalahan-permasalahan yang ada di lokasi penelitian yaitu:

1. Bagaimanakah pemerolehan bahasa pada anak usia dibawah 5 tahun ?

2. Bagaimanakah cara produksi bahasa pada anak usia dibawah 5 tahun ?


BAB II

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan hasil yang diperoleh dari pengamatan yang telah

dilakukan. Penelitian ini mengambil objek pengamatan 1 orang anak. Pemilihan

objek penelitian berdasarkan pada usia kronologis sesuai dengan yang dibutuhkan

dalam penelitian ini yaitu anak usia dibawah 5 tahun. Adapun biodata anak yang

menjadi objek dalam penelitian sebagai berikut.

Nama : Zafira Azalia

TTL : Kendari, 26 Desember 2018

Umur : 3 tahun 6 bulan

Jenis kelamin : Perempuan

Kegemaran : Bermain Handphone

1. Pemerolehan Bahasa pada Anak Usia dibawah 5 Tahun

Bahasa pada anak-anak terkadang sukar diterjemahkan, karena anak-anak

pada umumnya masih menggunakan struktur bahasa yang masih kacau dan masih

mengalami tahap transisi dalam berbicara, sehingga sukar untuk dipahami oleh

mitratuturnya. Untuk menjadi mitratutur pada anak dan untuk dapat memahami

maksud dari pembicaraan anak, mitratutur harus menguasai kondisi atau lingkungan

sekitarnya, maksudnya ketika anak kecil berbicara mereka menggunakan media di

sekitar mereka untuk menjelaskan maksud yang ingin diungkapkan kepada


mitratuturnya di dalam berbicara. Hal ini sama persis yang terjadi pada Zafira, dalam

lingkungan orang tua atau internalnya Zafira memperoleh bahasa pertamanya

kebanyakan lewat dari sang ibu. Ibunya merupakan seorang ibu rumah tangga yang

setiap harinya selalu bersama dengan Zafira, berbeda dengan ayahnya yang bekerja

diluar kota sehingga pemerolehan bahasanya hampir seluruhnya diterima dari sang

ibu.

Pemerolehan bahasa diartikan sebagai proses yang dilakukan oleh kanak-

kanak mencapai sukses penguasaan yang lancar serta fasih terhadap ’bahasa ibu’

mereka atau yang sering dikenal dengan bahasa yang terbentuk dari 32 lingkungan

sekitar. Dalam hal ini pemerolehan bahasa pada anak akan membawa anak pada

kelancaran dan kefasihan anak dalam berbicara. Rentang umur anak di usia balita

umumnya mempunyai kemampuan dalam menyerap sesuatu dan ingatan cenderung

lebih cepat dibandingkan usia-usai diatas balita. Sehingga dalam usia-usia tersebut

sebaiknya mendapatkan perolehan bahasa yang baik, anak harus selalu dirangsang

dengan sesuatu yang bersifat pedagogig atau pendidikan. Pada usia 3 tahun 6 bulan,

Zafira sudah mampu mengolah kata-kata yang diperolehnya menjadi sebuah bentuk

kalimat walaupun belum begitu sempurna dari segi artikulasi dan keutuhan dari setiap

kata yang diucapkannya. Contoh kata yang sering diucapkan adalah “ayah, pigi

mana?” kalimat ini sering Zafira lontarkan ketika ayahnya hendak keluar rumah atau

berangkat kerja yang apabila kalimat tersebut di artikan adalah “ayah, pergi

kemana?”. Dari beberapa kata atau kalimat yang diucapkan oleh Zafira jika

mengucapkan kata yang kurang sempurna maka ibunya sering mengajari Zafira

dalam memperbaiki kata atau kalimat yang diucapkannya menjadi kalimat atau kata
yang utuh. Kemudian dalam pemerolehan bahasanya, Zafira sedikit lambat dalam

perkembangan bahasa pada anak seusianya. Hal ini disebabkan oleh faktor kebiasaan

Zafira dalam bermain Handphone, jika ia sudah bermain hp maka ia akan cenderung

sulit diajak dalam berkomunikasi. Contohnya saja ketika ia hendak makan ia sangat

sulit sekali dibujuk bahkan jika merasa sudah sering sekali dipanggil maka ia seakan

marah dan berontak. Hal ini yang menjadi sedikit kendala Zafira dalam pemerolehan

bahasanya, padahal jika dalam kondisi sedang tidak bermain hp ia termasuk anak

yang mau diajak berkomunikasi bahkan dalam beberapa pengamatan, Zafira pandai

berhitung dan menyebutkan warna dalam bahasa inggris ketika diajari oleh ibu dan

ayahnya.

Dari beberapa pengamatan yang dilakukan, masih cukup banyak kosa kata

yang belum sempurna jika diucapkan oleh Zafira, diantaranya kata Pesawat menjadi

‘esawat’, sekolah menjadi ‘kolah’, rumah menjadi ‘lumah’ celana menjadi ‘lana’ dan

kentut menjadi ‘kuntut’.

2. Produksi Bahasa pada Anak Usia dibawah 5 Tahun

Produksi bahasa mengacu pada proses yang terliat dalam menciptakan dan

mengekspresikan makna melalui bahasa. Produksi bahasa dapat dilakukan oleh

manusia melalui tulisan maupun lisan. Pada penelitian ini, lebih terfokus pada

bagaimana proses produksi bahasa pada seorang anak bernama Zafira yang menjadi

objek pengamatan pada penelitian ini.


Produksi bahasa yang dilakukan Zafira biasanya sebelum mengungkapkan apa

yang akan dikatakannya dia sedikit berfikir terlebih dahulu atau dalam tahap ini

biasanya seorang anak akan lebih spesifik dalam mengolah ujaran di otak atau

pikirannya terlebih dahulu. Untuk mengucapkan suatu ujaran, Zafira biasanya

berbicara dengan ekspresi sedikit membujuk dengan lawan bicaranya, mungkin hal

itu bisa membuat dia dalam mengolah suatu ujarannya menjadi lebih cair. Pada usia

ini juga Zafira cenderung memproduksi ujarannya lewat benda apa saja yang ada

disekelilingnya dalam berinteraksi dengan lawan komunikasinya. Contohnya seperti

ketika Zafira ingin meminta hp miliknya kepada ibunya, biasanya akan diikuti dengan

gerakan tanggannya seperti sedang menggenggam hp dan akan cenderung membujuk

entah itu dengan nada yang sedikit tinggi, dengan tangisan, menarik baju, atau

mendorong-dorong bagian tubuh dari ibunya.

Contoh lainnya dalam memproduksi bahasanya biasanya Zafira ketika hendak

meminta dibuatkan susu, biasanya dia akan memangil ibunya berkali-kali dan apabila

keinginannya tidak segera dituruti maka maka akan melakukan gerakan tubuh atau

bahasa tubuh sebagai bentuk ekspresinya. Contoh produksi bahasanya adalah

biasanya Zafira menangis atau kaki yang sedikit berontak terlebih dahulu kemudian

berkata “mama, mama, mama.., cucu ?” yang memiliki makna ia meminta segera

dibuatkan susu. Jadi dapat dikatakan bahwa proses produksi bahasa erat kaitannya

dengan sistem kerja otak dalam mengolah bahasanya, gerakan dan ekspesi tubuh juga

termasuk dalam produksi bahasa dimana sebagai bentuk untuk memperjelas apa yang

dimaksud dari ujaran tersebut. Pada anak usia ini juga biasanya rasa penasaran

terhadap suatu hal yang belum diketahuinya begitu besar, seperti benda-benda yang
ada disekelilingnya maka seorang anak akan menanyakan benda apa itu, ketika

seorang lawan bicaranya menyebutkan nama benda tersebut maka anak akan

mengulang atau menirukan apa yang dikatakan orang sekelilingnya. Jika dalam tahap

ini anak dapat menangkap dan mengulang kata benda tersebut dengan benar berarti

sistem produksi bahasa pada otak anak tersebut baik. Produksi bahasa pada anak juga

biasanya orang sekelilingnya akan menjadi cermin sebagai objek peniruan maka

pemberian dalam pemerolehan bahasa pada anak di usia ini harus diarahkan ke hal-

hal yang positif agar dalam berbahasa atau berkomunikasi anak akan baik pula.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pemerolehan bahasa pada anak usia dibawah 5 tahun merupakan pemerolehan

bahasa pertama seorang anak yang didapat dari ibunya sejak dalam kandungan

hingga lahir didunia. Pemerolehan bahasa pada anak usia dibawah 5 tahun ini

biasanya anak tersebut telah mendapatkan ribuan kosakata bahkan sudah bisa

mengucapkan bahkan berkomunikasi dengan orang disekelilingnya walaupun kalimat

yang diujarkan tersebut masih belum sepenuhnya utuh. Contoh pemerolehan bahasa

yang diujarkan seorang anak dibawah usia 5 tahun yaitu “Ayah, pigi mana?” yang

jika bermakna utuh memiliki arti “Ayah, pergi kemana?”.

B. Saran

Dalam penelitian tentang pemerolehan bahasa dan produksi bahasa ini masih

belum banyak diteliti oleh para peneliti sehingga penelitian tentang pengamatan pada

pemerolehan dan produksi bahasa ini bisa menjadi sebuah bahan atau objek

penelitian baru, karena pada dasarnya penelitian tentang bahasa sangat penting untuk

diteliti karena bahasa merupakan alat komunikasi yang tidak akan pernah hilang dari

peradaban manusia.
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Dardjowidjojo, Soenjono. 2005. Psikolinguistik Pengantar


PemahamanManusia. Jakarta: Pustaka Obor Indonesia.

Dardjowidjojo, Soenjono. 2005. Echa: Kisah Pemerolehan Bahasa Anak


Indonesia. Jakarta: Grasindo.

Nurhadi, Roekhan. 1990. Dimensi-dimensi dalam Belajar Bahasa Kedua.


Bandung: Sinar Baru.

Anda mungkin juga menyukai