Anda di halaman 1dari 13

Cakrawala Dini: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini | p-ISSN 2087-1317 | e-ISSN 2621-8321

Vol. 9. No.2 November 2018 | Hal 125-137

PEMEROLEHAN BAHASA PADA BAYI DAN ANAK


Chairunnisa1
STKIP Kusumanegara

Abstract:. This paper explained about the language acquisition of the infant and child.
The language acquisition involved the research method and language development. Some
researcher conducted the research by using some methods and designs such as diary and
parental report, interview, observation, and experiment. The researcher also identified the
process of childrHQV¶ ODQJXDJH DFTXLVLWLRQ DQG DOVR LGHQWLILHG WKH SURFHVV RI DFTXLVLWLRQ
In this paper also describe the speech perception development, process of language
acquisition from phonology, sintaxis, and lexical. Not only explained about the process and
kinds oI FKLOGUHHQV¶ ODQJXDJH DFTXLVLWLRQ EXW DOVR LW LV H[SODLQHG WKH ZD\ FKLOG JLYH WKH
sense of the words or related to pragmatic.
Keyword: Language Acquisition; infant;, child.

Abstrak: Artikel ini menjelaskan tentang perolehan bahasa bayi dan anak. Akuisisi bahasa
melibatkan metode penelitian dan pengembangan bahasa. Beberapa peneliti melakukan
penelitian dengan menggunakan beberapa metode dan desain seperti buku harian dan
laporan orang tua, wawancara, observasi, dan percobaan. Peneliti juga mengidentifikasi
proses akuisisi bahasa anak-anak dan juga mengidentifikasi proses akuisisi. Dalam tulisan
ini juga menggambarkan perkembangan persepsi tutur, proses perolehan bahasa dari
fonologi, sintaksis, dan leksikal. Tidak hanya menjelaskan tentang proses dan jenis
penguasaan bahasa anak-anak tetapi juga dijelaskan cara anak memberi arti kata-kata atau
terkait dengan pragmatis.
Kata Kunci: Pemerolehan Bahasa; Anak; Bayi

PENDAHULUAN menggunakan kata untuk pemahaman dan


Istilah pemerolehan dipakai untuk komunikasi. Kapasitas ini melibatkan
padanan istilah Inggris acquisition, yakni, berbagai kemampuan seperti sintaksis,
proses penguasaan bahasa yang dilakukan fonetik, dan kosa kata yang luas. Bahasa
oleh anak secara natural pada waktu dia yang diperoleh bisa berupa vokal seperti
belajar bahasa ibunya (native language). pada bahasa lisan atau manual seperti
Istilah ini dibedakan dari pembelajaran pada bahasa isyarat. Pemerolehan bahasa
yang merupakan padanan dari istilah biasanya merujuk pada pemerolehan
Inggris learning. Dalam pengertian ini bahasa pertama yang mengkaji
proses itu dilakukan dalam tatanan yang pemerolehan anak terhadap bahasa ibu
formal, yakni belajar di kelas dan diajar mereka dan bukan pemerolehan bahasa
oleh seorang guru. Dengan demikian, kedua yang mengkaji pemerolehan bahasa
proses dari anak yang belajar menguasai tambahan oleh anak-anak atau orang
bahasa ibunya disebut dengan dewasa.
pemerolehan, sedangkan proses dari Lingusitik dan psikolinguistik
orang (umumnya dewasa) yang belajar di modern dapat menjelaskan kepada kita
kelas adalah disebut pembelajaran. tentang bagaimana dan apa yang
Pemerolehan bahasa merupakan dipelajari oleh seorang anak. Mereka
proses manusia mendapatkan kemampuan dapat menguasah langkah tersebut melalui
untuk menangkap, menghasilkan, dan kompetensi komunikasi (communicative

1
STKIP Kusumanegara, Email: Chairunnisa.khis@stkipkusumanegara.ac.id

Chairunnisa: Pemerolehan Bahasa pada Bayi dan Anak 125


competence). Tetapi ada beberapa bahwa otak bayi pada waktu dilahirkan
pertanyaan yang belum terjawab yaitu diibaratkan seperti kertas kosong, yang
Bagaimana sebenarnya anak memperoleh nanti akan ditulis dengan pengalaman-
bahasa?; Bagaimana anak menentukan pengalaman. Skinner mengatakan bahasa
makna sebuah kata?; atau bagaimana terlahir dari bentuk S - R, stimulus ±
menghasilkan stuktur ujaran yang belum respon. (Gleason & Ratner, 1998). Lain
pernah mereka dengar sebelumnya? Para lagi dengan teori Piaget mengkaji
peneliti belum setuju tentang mengapa perkembangan kognitif yang mencakup
anak belajar bahasa; apakah anak belajar bahasan tentang bahasa, yang kemudian
bahasa karena orang dewasa mengajarkan dikenal dengan hipotesis kesemestaan
bahasa kepada mereka? Atau hal tersebut kognitif.
diprogram secara genetik untuk menerima Noam Chomsky, menyebutkan
bahasa? Apakah mereka belajar grammar bahwa jika kita mempelajari bahasa maka
yang komplek karena memang tersedia? pada hakikatnya kita sedang mempelajari
Atau Apakah mereka belajar bahasa esensi manusia, yang menjadikan
karena mereka membutuhkan hal tersebut keunikan manusia itu sendiri. Manusia
untuk berkomunikasi? Perkembangan dirancang untuk berjalan, tetapi tidak
psikolingusitik merupakan ilmu yang diajari agar bisa berjalan. Demikian pula
membahas tentang pemerolehan bahasa dalam berbahasa, tidak seorangpun bisa
anak tersebut (Gleason & Ratner, 1998). diajari bahasa karena manusia diciptakan
Dalam pemaparan makalah ini, untuk berbahasa. Dalam artian bahwa
pertanyaan-pertanyaan yang muncul di pada kenyataannya manusia akan
atas akan dibahas dan setidaknya dapat berbahasa tanpa bisa dicegah agar dia
memberikan gambaran tentang tidak memperoleh bahasa.
bagaimana proses pemerolehan bahasa Selanjutnya, Chomsky
pada anak. beranggapan bahwa pengguna bahasa
mengerti struktur dari bahasanya yang
PEMBAHASAN membuat seseorang dapat mengkreasikan
Proses Internalisasi Sistem Bahasa kalimat-kalimat baru yang tidak terhitung
Pembelajaran bahasa merupakan jumlahnya dan membuat seseorang
sebuah proses internalisasi sistem. Proses mengerti kalimat-kalimat tersebut.
ini sangat jelas dan sistematik yang Selama pemerolehan bahasa pertama,
ditegaskan kembali oleh Noam Chomsky Chomsky menyebutkan ada dua proses
dalam teori generatif transformasi bahasa. yang terjadi ketika seorang anak
Noam Chomsky (2006), seorang linguis memperoleh bahasa pertamanya. Proses
µSHQHPX¶ WHRUL WDWDEDKDVD JHQHUDWLI yang dimaksud adalah proses kompetensi
transformasi bahasa, ia berkeyakinan dan proses performansi. Kedua proses ini
bahwa dalam diri anak terdapat semacam merupakan dua proses yang berlainan,
³DODW´ \DQJ GLSHUJXQDNDQ VHEDJDL VDUDQD kompetensi adalah pengetahuan intuitif
memperoleh bahasa. Sejak dilahirkan yang dimiliki seorang individu mengenai
anak sudah memiliki pembawaan, bakat bahasa ibunya (native languange). Intuisi
(innate capacity), yang berupa Language linguistik ini tidak begitu saja ada, tetapi
Acquisition Devices (LAD) untuk dikembangkan pada anak sejalan dengan
memperoleh bahasa secara alami. Adanya pertumbuhannya, sedangkan performansi
innate capacity atau LAD tersebut adalah sesuatu yang dihasilkan oleh
menurut Chomsky dapat dipergunakan kompetensi. Kompetensi adalah proses
untuk menerangkan apa yang terjadi di penguasaan tata bahasa (fonologi,
dalam diri anak yang secara ajaib dapat morfologi, sintaksis, dan semantik) secara
belajar bahasa secara cepat. Berbeda alamiah. Kompetensi ini dibawa oleh
dengan teori tabularasa yang menyatakan setiap anak sejak lahir. Meskipun dibawa

126 Cakrawala Dini: Vol. 9 No. 1, November 2018


sejak lahir, kompetensi memerlukan khusus lalu diperdengarkan bunyi,
pembinaan sehingga anak-anak memiliki misalnya /ba/. Pada saat mendengar bunyi
performansi dalam berbahasa. itu, jumlah denyutan naik, tapi kemudian
Performansi adalah kemampuan anak turun. Kemudian diberikan bunyi lain /pa/
menggunakan bahasa untuk dan denyutannya naik lagi. Dari hal ini
berkomunikasi. Performansi terdiri dari dapat disimpulkan bahwa anak telah dapat
dua proses, yaitu proses pemahaman dan membedakan bunyi sangat awal.
proses penerbitan kalimat-kalimat. Proses
pemahaman melibatkan kemampuan Linguistic Specialitation.
mengamati atau mempersepsi kalimat- Pada periode ini, anak mampu
kalimat yang didengar, sedangkan proses membedakan antara speech sound,
penerbitan melibatkan kemampuan kemudian mengenalinya, seperti: anatar
menghasilkan kalimat-kalimat sendiri. voice and unvoice pada sound /p/ dan /b/
Kapan sebenarnya anak dalam bahasa.
berbahasa? Karena berbahasa mencakup Bahasa dikatakan menjadi
komprehensi maupun produksi, maka keunikan yang mencirikan manusia dan
sebenarnya anak sudah mulai berbahasa membedakannya dengan makhluk hidup
sebelum dia dilahirkan. Melalui saluran lainnya. Pernyataan ini tidak berarti
intrauterine anak telah terekspos pada bahwa hanya manusia yang memiliki
bahasa manusia waktu dia masih janin. piranti komunikasi. Binatang disebut
Kata-kata dari ibunya tiap hari dia dengar tidak berbahasa tapi tetap bisa
dan secara biologis kata-NDWD LWX ³PDVXN´ berkomunikasi. Ocehan burung kakatua
ke janin. Kata-kata ibunya ini rupanya yang bisa menyerupai ucapan manusia;
tertanam pada janin anak. Itulah salah satu SHULQWDK µGXGXN¶ DWDX µNHMDU¶ \DQJ
sebabnya mengapa di mana pun juga anak dipahami anjing; kemampuan monyet
selalu lebih dekat pada ibunya daripada untuk memahami perintah ujaran
ayahnya. Seorang anak yang menangis manusia; nyanyian burung yang berirama;
akan berhenti menangisnya bila tempo bunyi yang didengungkan lebah;
digendong oleh ibunya. VXDUD(VXDUD \DQJ GLNHOXDUNDQ LNDQ SDXV
semua itu adalah contoh piranti
Early Speech Perception. komunikasi binatang. Piranti ini tidak
Pada tahap ini, periode singkat serta merta disebut bahasa walaupun
dimana setelah anak lahir, anak dapa memang menyerupai bahasa. Contoh
menunjukkan melalui HASP experiment. piranti komunikasi di atas tidak
Mereka menerima voice onset time(VOT) menyandang sebutan bahasa karena tidak
seperti yang dilakukan oleh orang dewasa. memenuhi prasyarat bahasa seperti: unsur
Pada periode ini anak mampu pertukaran pesan dari pembicara pada
membedakan antara suara laki-laki dan pendengar dan sebaliknya; adanya
suara perempuan, serta dapat XPSDQ(EDOLN GDUL pembicara;
menunjukkan bahasa yang tidak sempurna NHEHUPDNQDDQ GDQ SHPEHGDDQ XQLW(XQLW
seperti potongan klausa. Dan pada kosakata; adanya proses transmisi kultural
akhirnya anak pada usian 9 bulan dapat yang melatarbelakangi ujaran; munculnya
mengerti tentang bunyi yang teratur pada kreatifitas dan kemampuan pemolaan unit
bahasanya sebelum menghasilkan bahasa bahasa; pengendalian maksud bicara dan
pertamanya. peralihan giliran bicara, serta penggunaan
Dengan memakai alat yang dinamakan ungkapan yang bukan bermakna literal.
High Amplitude Sucking Paradigm &LUL(FLUL GL DWDV GLFHWXVNDQ
(HASP) anak umur di bawah 3 bulan pertama kali oleh Charles Hockett (1963)
ternyata sudah dapat membedakan VOT. \DQJ NHPXGLDQ PHODKLUNDQ SUR(NRQWUD
Pada eksperimen ini anak diberi dot seputar pengistilahan bahasa. Linguis lain

Chairunnisa: Pemerolehan Bahasa pada Bayi dan Anak 127


menyebutkan bahwa keutamaan bahasa pemikiran tentang kejadian, penilaian dan
adalah pada kebermaknaan dan fungsi keistimewaan pengalaman yang telah
komunikatifnya. Namun demikian dialami dan kematangan individu yang ia
kompleksitas berbahasa kurang menjadi lalui dan hadapi. Bahasa dari persepektif
titik tekannya. Field kemudian lain merupakan sebuah representative
PHQJNDWHJRULNDQ FLUL(FLUL WHUVHEXW NH sistem symbol yang terdapat pada
GDODP NHORPSRN(NHORPSRN \DQJ PHOLSXWL keseluruhan budaya dan pengalaman
VDOXUDQ EDKDVD FLUL(FLUL VHPDQWLV social dari suatu masyarakat.
pembelajaran, struktur, dan fungsi.(Field, Dengan demikian, Proses
2003) pemerolehan bahasa berbeda dengan
Namun demikian, semua orang pembelajaran bahasa. Pemerolehan
sependapat bahwa dalam proses akuisisi bahasa lebih kepada bahasa pertama atau
bahasa anak juga melewati tahap-tahap bahasa ibu, sedangkan pembelajaran
WHUWHQWX XQWXN ³EHODMDU´ EDKDVD NDUHQD bahasa berkaitan dengan proses yang
kemampuan sensori-motor yang masih terjadi ketika seseorang mempelajari
terbatas. Pola bahasa, kata-kata, pertama bahasa kedua dan seterusnya, karena
anak yang dapat disuarakan adalah berupa dalam pengembangan bahasa anak,
bentuk-bentuk perulangan silabik vokal terdapat beberapa variasi tingkatan pada
dan konsonan untuk akhirnya menjadi proses internalisasi sIstem bahasa yaitu
kata-NDWD WXQJJDO 0LVDOQ\D XFDSDQ ³PD- sIstem yang pertama kali anak peroleh
ma, ba-ba, pa-SD´ \DQJ SDGD XPXPQ\D atau internalisasi yang menjadi dasar
berakhir dengan vokal dan kata-kata itu munculnya sIstem suara dari bahasa yaitu
familiar yang sering didengarnya baik dari fonologi, kemudian pemerolehan
orang maupun benda atau binatang. morfologi (kosakata), sistematik, sistem
Setelah berumur 18 bulan atau 2 tahun semantik bahasa (Mukalel, 2003).
anak mulai mampu mempergunakan dua -
WLJD NDWD VHEDJDL ³NDOLPDW´ XQWXN Pemerolehan Bahasa dalam Bidang
mengekspresikan maksud dan tindakan, Fonologi
VHSHUWL ³PDPD PDHP GDGD SDSD GDGD Pada waktu dilahirkan, anak hanya
PDPD´ 'DODP XVLD WLJD WDKXQ DQDN GDSDW memiliki sekitar 20% dari otak
memahami bahasa secara luar biasa. dewasanya. Hal ini berbeda dengan
Proses internalisasi input struktur yang binatang yang sudah memiliki sekitar
semakin kompleks dan kosakata yang 70%. Proporsi yang ditakdirkan kecil pada
semakin luas itu terus berlangsung sampai manusia ini mungkin memang dirancang
anak masuk sekolah, dan pada saat ini agar pertumbuhan otaknya proporsional
DQDN VXGDK µPHQJXDVDL´ EDKDVDQ\D 'L pula dengan pertumbuhan badannya.
sekolah anak tidak hanya belajar Adapun pada umur sekitar 6 minggu, anak
bagaimana mengatakan, tetapi juga mulai mengeluarkan bunyi-bunyi yang
belajar apa yang tidak boleh dikatakan mirip dengan bunyi konsonan dan vocal.
dalam kaitannya dengan fungsi sosial Bunyi-bunyi ini belum dapat dipastikan
bahasa(Brown, 2000) bentuknya karena memang belum
Proses internalisasi tidak hanya terdengar dengan jelas. Proses
terdapat pada tingkat tataran fonologi, mengeluarkan bunyi-bunyi seperti itu
morfologi dan gramatikal saja, akan tetapi disebut cooing, atau dalam bahasa
internalisasi juga terdapat pada komponen Indonesia disebut dekutan.(
semantic bahasa. Pengembangan bahasa Dardjowidjojo, 2000)
tidak dapat dijadikan suatu pemikiran Beranjak usia 6 bulan, anak mulai
terkecuali pengembangan tersebut melakukan babbling yang diterjemahkan
ditekankan pada hubungan struktur dari dalam bahasa Indonesia menjadi
pengalaman. Setiap masyarakat memiliki celotehan, yakni mencampur konsonan

128 Cakrawala Dini: Vol. 9 No. 1, November 2018


dengan vokal. (Dardjowidjojo, 2000) di Barat dan anak di Indonesia, termasuk
Celotehan dimulai dengan konsonan dan yang terjadi dalam pemerolehan bahasa
diikuti oleh sebuah vokal. Konsonan yang pada Echa. Anak-anak mulai menguasai
keluar pertama adalah konsonan bilabial bunyi konsonan bilabial dengan vokal /a/,
hambat dan bilabial nasal. Vokalnya kemudian alveolar dan velar. Contohnya,
adalah /a/. Jadi, strukturnya adalah CV hingga usia 2 tahun, Echa memanggil
(Consonan-Vocal). Ciri lain dari kakeknya, Eyang, /tatYN/, bukan Eyang
celotehan adalah bahwa CV ini kemudian /kakYN/. Sekitar usia 2 tahun 6 bulan,
diulang sehingga munculah struktur, kata jam masih diucapkan sebagai /tam/
seperti berikut: atau /dam/.
(1) C1 V1 C1 V1 & 9 «SDSDSD Berkaitan dengan pemerolehan
PDPDPD EDEDED « bahasa dalam bidang fonologi, satu hal
Pada anak di Barat, kata sudah yang harus dipahami oleh para pengajar
mulai muncul pada umur sekitar 1 tahun. bahasa dan juga orang tua adalah bahwa
Adapun pada anak Indonesia, contohnya patokan tahun ini sangat relatif. Ukuran
pada Echa, munculnya kata pertama agak tidak boleh tahun kalender, tetapi harus
terlambat, yakni mendekati usia 1 tahun 6 neurobiologist, artinya tahap
bulan. Berkaitan dengan hal ini, perkembangan neurobiology mana
argumentasi yang ada adalah bahwa anak seorang anak dapat mengucapkan bunyi-
Indonesia memerlukan waktu yang lebih bunyi tertentu. Adapun hal tersebut
lama untuk menentukan suku mana yang dibuktikan oleh Dhira, adik Echa, yang
akan diambil sebagai wakil dari kata itu. telah dapat mengucapkan bunyi /r/ pada
Pada bahasa Inggris, kebanyakan katanya usia 3 tahun. (Dardjowidjojo, 2000)
adalah monosilabik, sedangkan pada Adanya fakta tersebut dapat meramalkan
bahasa Indonesia, kebanyakan katanya bahwa Dhira telah menguasai bunyi
adalah polisilabik, di mana anak harus hambat, bunyi frikatif, dan bunyi afrikat
menganalisis katanya terlebih dahulu baru W¯ GDQ G= 0HODOXL IDNWD WHUVHEXW GDSDW
kemudian anak menentukan suku mana dibuktikan bahwa prediksi tersebut benar.
yang akan diambil. Misalnya, dari kata Jadi, yang universal itu bukan tahunnya,
sepeda, suku kata yang diambil adalah se, tetapi urutan pemunculan bunyi-bunyi itu.
pe, dan da. Jadi, tidak mustahil akan ada anak
Berdasarkan perkembangan Indonesia yang sudah dapat mengucakan
bahasa pada Echa, dan tidak mustahil juga /dZ/ pada usia 2 tahun 6 bulan, tetapi jika
pada anak Indonesia yang lain, yang hal ini terjadi pasti anak terebut juga sudah
diambil adalah suku terakhir. dapat mengucapkan /k/ dan /g/.
(Dardjowidjojo, 2000) Hal ini terjadi Pemerolehan Bahasa dalam Bidang
karena dilatarbelakangi bahwa anak Sintaksis
cenderung memperhatikan ahir dari suatu Dalam bidang sintaksis, anak
bentuk kata. Adapun perkembangan memulai berbahasa dengan mengucapkan
konsonan pada akhir kata terjadi sampai satu kata atau bagian kata. Adapun bagi
anak berusia sekitar 2 tahun. Banyak anak, sebuah kata dianggap sebagai
konsonan pada akhir kata yang tidak kalimat penuh, tetapi karena dia belum
diucapkan oleh anak, seperti kata mobil dapat mengatakan lebih dari satu kata, dia
yang akan diujarkan sebagai /Bi/. hanya mengambil satu kara dari seluruh
Selanjutnya, sampai usia 3 tahun, anak kalimat itu. Berkaitan dengan perihal
belum dapat mengucapkan gugus tersebut, Dardjowidjojo memberikan
konsonan sehingga kata (Eyang) Putri contoh, seandainya ada seorang anak
akan disapanya dengan Eyang /ti/. bernama Dodi dan yang ingin dia
Pemunculan bunyi mengikuti sampaikan adalah Dodi mau bubuk, dia
urutan, terjadi secara universal pada anak akan memilih di (untuk Dodi), mau (untuk

Chairunnisa: Pemerolehan Bahasa pada Bayi dan Anak 129


mau), ataukah buk (untuk bubuk)? Bagi contohnya, Echa menamakan ikan sebagai
orang dewasa seperti kita, kita pasti akan /tan/, perisis sama dengan kata untuk
menerka bahwa dia akan memilih buk. bukan.
Namun, pertanyaannya, mengapa Pada awal USK juga tidak ada
demikian? gugus konsonan. Semua gugus yang ada
Dalam pola pikir yang masih di awal atau akhir kalimat disederhanakan
sederhana pun tampaknya anak sudah menjadi satu konsonan saja. Seperti kata
mempunyai pengetahuan tentang play dan cold masing-masing akan
informasi lama versus informasi baru. diucapkan sebagai /pe/ dan /kod/. Kata
Kalimat diucapkan untuk memberikan Indonesia putri (untuk Eyang Putri)
informasi baru kepada pendengarnya. diucapkan Echa mula-mula sebagai Eyang
Dari tiga kata pada kalimat Dodi mau /ti/.
bubuk, yang baru adaah kata bubuk. Ciri lain dari USK adalah bahwa
Karena itulah anak memilih buk, dan kata-kata yang dipakai hanyalaha kata-
bukan di, atau mau. Dengan singkat dapat kata dari kategori sintaktik utama (content
dikatakan bahwa dalam ujaran yang words), yakni nomina, verba, adjektiva,
dinamakan Ujaran Satu kata, USK, (one dan mungkin juga adverbial. Tidak ada
word utterance) anak tidak sembarangan kata fungsi, seperti from, to, dari, atau ke.
saja memilih kata itu, tetapi dia akan Di samping itu, kata-katanya selalu dari
memilih kata yang memberikan informasi kategori sini dan kini. Tidak ada yang
baru. merujuk kepada yang tidak ada di sekitar
Dari segi sintaksisnya, USK atau pun ke masa lalu dan masa depan.
sangat sederhana karena memang hanya Anak juga dapat menyatakan negasi no
terdiri dari satu kata saja, bahkan untuk atau nggak, pengulangan more atau lagi,
bahasa seperti bahasa Indonesia hanya dan habisnya sesuatu gone atau abis.
sebagian saja dari kata itu. Namun, dari Sekitar usia dua tahun, anak mulai
segi semantiknya, USK adalah kompleks mengeluarkan Ujaran Dua Kata, UDK
karena satu kata ini bisa memiliki lebih (Two Word Utterance). Anak mulai
dari satu makna. Misalnya, anak yang dengan dua kata yang diselingi jeda
mengatakan /bi/ untuk mobil bisa sehingga seolah-olah dua kata itu terpisah.
bermaksud mengatakan: Untuk menyatakan bahwa lampunya telah
(2) a. Ma, itu mobil. menyala, Echa, misalnya, bukan
b. Ma, ayo kita ke mobil. PHQJDWDNDQ ODPSXQDOD ³/DPSX Q\DOD´
c. Aku mau ke mobil. WDSL ODPSX QDOD ³/DPSX 1\DOD´
d. Aku minta (mainan) mobil. dengan jeda di antara lampu dan nyala.
f. Aku nggak mau mobil. Jeda ini makin lama makin pendek
g. Papa ada di mobil, dsb. sehingga menjadi ujaran yang normal.
Ujaran satu kata yang mempunyai Adanya dua kata dalam UDK maka orang
berbagai makna ini dinamakan ujaran dewasa lebih bisa menerka apa yang
holofrastik (holophrastic). dimaksud oleh anak karena cakupan
(Dardjowidjojo, 2000). Di samping ciri- makna menjadi lebih terbatas. Jadi,
ciri yang telah dijelaskan, USK juga berbeda dengan USK, UDK sintaksisnya
mempunya ciri-ciri yang lain. Pada lebih kompleks karena adanya dua kata
awalnya, USK hanya terdiri dari CV saja. sehingga semantiknya makin lebih jelas.
Bila kata itu CVC maka C yang kedua (Dardjowidjojo, 2000)
dilesapkan. Kata ball, misalnya terwujud Adapun ciri lain dari UDK adalah
sebagai /b'/ saja. Begitu juga kata mobil bahwa kedua kata ini adalah kata-kata dari
akan disingkat menjadi /bi/. Pada kategori utama: nomina, verba, adjektiva,
perkembangannya, konsonan akhir ini atau bahkan adverbia. Belum ada kata
mulai muncul. Pada usia 2 tahun, fungsi, seperti di, yang, dan, dsb. Karena

130 Cakrawala Dini: Vol. 9 No. 1, November 2018


wujud ujaran yang seperti bahasa berarti Teddy minta susu atau Echa minta
telegram ini maka UDK sering juga roti. Bisa juga yang dimaksud anak adalah
disebut sebagai ujaran telegrafik lain, misalnya, Teddy melihat susu dan
(telegraphic speech). Pada UDK juga Echa mau ambil roti, dan sebagainya.
belum ditemukan afiks macam apa pun. Pada tahap ini, anak juga sudah
Untuk bahasa Inggris, misalnya, belum dapat menyatakan bentuk negative. Untuk
ada infleksi ±s untuk jamak atau kala kini; bahasa Inggris, anak mulai dengan kata
belum ada ±ing untuk kala progresif, dsb. negatif no dan kemudia diikuti oleh kata
Untuk bahasa Indonesia, anak juga belum utama, misalnya, No bed yang mungkin
memakai prefix meN- atau sufiks ±kan, -i, EHUDUWL ³6D\D WLGDN PDX NH WHPSDW WLGXU ´
atau ±an. Pada anak Indonesia, proses mentalnya
Berikut merupakan beberapa mungkin agak lebih rumit karena dalam
contoh ujaran dua kata yang dikeluarkan bahasa kita terdapat beberapa macam
oleh Echa pada waktu dia berumur 1 tahun bentuk negatif, antara lain: bukan, belum,
8 bulan: (Dardjowidjojo, 2000) dan tidak. Adapun Dardjowidjojo
menjelaskan bahwa bentuk negatif yang
(3) a. /liat tuputupu/ ³$\R OLKDW NXSXNXSX´ muncul pertama pada Echa adalah bukan
b. /etsa mimik/ ³(FKD PLQWD PLPLN´
c. /etsa nani/ ³(FKD PDX Q\DQ\L´ yang dia ucapkan sebagai /tan/, /utan/,
d. /eyang tsini/ ³(\DQJ NH VLQL ´ /butan/, dan kemudian /bukan/.
Bila kita amati contoh-contoh di Pemerolehan bentuk negatif bukan
atas dengan teliti, maka akan tampak secara dini mungkin dipengaruhi oleh
bahwa dalam UDK anak ternyata sudah konsep sini dan kini yang membuat
menguasai hubungan kasus (case nomina lebih dominan daripada kategori
relations). Pada contoh (a), misalnya, kita yang lain sehingga kata bukan merupakan
dapati bahwa anak telah menguasai negasi antara dua nomina. Munculnya
hubungan kasus antara oerbuatan dengan bentuk negasi ini mula-mula sebagai
objek (action-object relation). Pada respon terhadap pertanyaan. Perhatikan
contoh (b) kita temukan hubungan kasus percakapan antara Echa dan Eyang
pelaku-objek; pada (c) hubungan pelaku- Kakungnya:
perbuatan. (4) EK : Ini ikan, ya, Cha?
Hal seperti ini merupakan gejala EC : Utan.
yang universal. Menurut Brown dalam Kemudian muncul negasi belum yang
Aitchison pada Dardjowidjojo, pada tampaknya juga berkaitan dengan konsep
sekitar usia 2 tahun, anak telah menguasai sini dan kini karena verba adalah kategori
hubungan kasus-kasus dan operasi- kedua setelah nomina. Kata negatif ndak
operasi berikut: atau nggak juga muncul hampir
Pelaku-perbuatan : Daddy eat; Echa nyanyi. bersamaan dengan belum karena alasan
Pelaku-objek : Teddy milk; Echa milk.
Perbuatan-objek : Eat lunch; Maem krupuk. yang sama.
Perbuatan-lokasi : Go store; pergi kamar. Setelah UDK tidak ada ujaran tiga
Pemilik-dimiliki :Mommy sock; Sarung
Eyang. kata yang merupakan tahap khusus. Pada
Objek-lokasi : Kitty bed; Mama kursi. umumnya, pada saat anak mulai memakai
Atribut-entitas : Big doggie; Ular gede.
Nominatif : This (is a) truck; Ini ikan. UDK, dia juga masih memakai USK.
Minta ulang : More milk; mimiek lagi. Setelah beberapa lama memakai UDK, dia
Tak-ada lagi : Allgone egg; lampu habis.
juga mengeluarkan ujaran yang tiga kata
Meskipun pada UDK semantiknya atau bahkan lebih. Jadi, antara satu jumlah
memang makin jelas, makna yang kata dengan jumlah kata yang lain bukan
dimaksud anak masih tetap harus diterka merupakan tahap yang terputus.
sesuai dengan konteksnya. Kalimat Teddy Bentuk Tata Bahasa pada Anak
milk atau Echa roti di atas belum tentu Pada tahun 1963, Martin Braine,
dari Universitas California di Santa

Chairunnisa: Pemerolehan Bahasa pada Bayi dan Anak 131


Barbara, mendapati dalam penelitiannya Daddy car, dan Kitty ball yang masing-
bahwa urutan dua kata yang dipakai anak masing kalimatnya terdiri dari dua kata
ternyata mengikuti aturan tertentu. Kata- terbuka ternyata banyak terdapat dalam
kata tertentu selalu berada pada tempat bahasa anak. Akan tetapi, Braine
tertentu pula dan ada kata-kata yang tidak menyanggah balik sanggahan tersebut
pernah muncul sendirian. Ketiga anak dengan mengatakan bentuk-bentuk seperti
yang dia selidiki tampaknya membagi ini muncul sesudah tahap Pivot Grammar.
kata-kata mereka menjadi dua kelompok: (Dardjowidjojo, 2000, hlm 252.)
(a) kata-kata yang sering muncul, yang Pada bahasa-bahasa seperti bahasa
tidak pernah sendirian, dan muncul pada Indonesia, di mana bentuk pasif sangat
posisi tertentu, dan (b) kata-kata yang dominan, anak sering mendapat masukan
jumlahnya lebih besar, yang munculnya yang berupa kalimat pasif dan karenanya
tidak sesering seperti yang ada pada (a) membentuk pula pola kalimat pasif jauh
posisinya juga di mana saja, dan bisa lebih awal daripada anak Inggris. Anak
muncul sendirian. Kata-kata pada (a) Inggris rata-rata baru mendapat kalimat
dinamakan pivot karena ujaran anak pasif pada umur 4 tahun, sedangkan anak
berkisar pada kata-kata ini, dan pada (b) Ibrani bisa sampai umur 8 tahun.
dinamakan open, terbuka. Sebaliknya, Echa telah memakai bentuk
Subjek penelitian Braine selalu pasif sewal umur 1 tahun 9 bulan.
memakai want, get, there, dan it sebagai (Dardjowidjojo, 2000, hlm 253)
kata-kata pivot. Untuk kategori terbuka Berkaitan dengan pola universal
banyak kaya yang dipakai seperti baby, bahasa, Brown dalam Dardjowidjojo
car, ball, doll, bunny, dan horsie. Adapun menjelaskan bahwa anak mungikuti pola
tata bahasa yang dikenal dengan nama universal juga tampak pada aspek-aspek
Pivot Grammar, dapat terlihat pada Tabel gramatikal lain, misalnya Brown
Pivot Grammar di bawah ini: menemukan ada pemerolehan 14 morfem
Pivot 1 Open bahasa Inggris mengikuti urutan tertentu,
Want Baby antara lain: (Dardjowidjojo, 2000, hlm
Get Ball 253-254)
There Book
It Daddy 1. Bentuk progresif : -ing
2. Preposisi : in
Open Pivot 2 3. Preposisi : on
Bunny Do 4. Bentuk jamak : -s
Daddy 5. Kala lalu tak teratur : went
6. Bentuk posesif : -s
(5) Want baby 7. Bentuk kopula utuh be : are,
Want ball was
Want book 8. Artikel : a, the
Want Daddy 9. Kala lalu teratur : -ed
(6) Bunny do 10. Orang ketiga tunggal : -s
Daddy do 11. Orang ketiga tak teratur : has,
Mommy do does
Johny do 12. Kata bantu utuh be: is, were
Sampai dengan akhir tahun 1960- 13. Kopula disingkat EH µV µUH
an Pivot Grammar mendapat sambutan 14. Kata bantu disingkat EH µV
yang positif. Akan tetapi, lama-kelamaan µUH
ditemukan contoh-contoh bahasa anak
yang menyimpang dari tatabahasa seperti
ini. Kalimat anak seperti Mummy sock,

132 Cakrawala Dini: Vol. 9 No. 1, November 2018


Melalui daftar di atas, terdapat Kalimat interogatif ya/tidak dikuasai lebih
beberapa hal yang perlu diperhatikan. awal daripada kalimat interogatif
Bentuk apa/mana. Pada urutan kedua ini juga ada
±ing menempati urutan pertama karena urutannya, yakni, kalimat interogatif yang
bentuknya ajeg dan maknanya pun juga menanyakan apa atau siapa dikuasai lebih
tidak pernah berubah. Dari bentuk ±s, awal daripada yang menanyakan mengapa
tampak urutannya adalah jamak (4), dan bagaimana. Alasannya mungkin
posesif (6), dan orang ketiga tunggal (10). sekali adalah bahwa apa dan siapa
Ada yang menerangkan bahwa urutan merujuk ke benda konkrit sedangkan
seperti ini adalah karena ±s pada jamak mengapa dan bagaimana lebih abstrak
melekat pada kata, -s pada posesif melekat dan memerlukan daya kognisi yang lebih
pada frasa, dan ±s pada orang ketiga matang.
tunggal melekat pada klausa. Untuk kalimat negatif ada pula
Pemerolehan kata fungsi before urutan yang diikuti oleh anak. Untuk
dan after juga dikatakan mengikuti urutan bahasa Inggris, anak mulai dengan
universal. Bila ada dua peristiwa A dan B, menempatkan kata no di paling awal
anak sampai umur 5 tahun selalu ujaran. Kemudian, kata negatif ini
menempatkan kedua peristiwa itu sesuai dipindahkan ke tengah kalimat, persis di
dengan urutan kejadiannya. Jadi, bila muka verba. Baru setelah itu dilekatkan
SHULVWLZD $ DGDODK ³-RKQ FDPH´ GDQ dengan kata bantu, seperti can atau do.
peristiwa B yang muncul kemudia adalah Perhatikan contoh-contoh berikut.
³5REHUW OHI´ PDND DQDN DNDQ (10) No eat; no drink; no bath.
mengurutkannya sebagai AB. Inilah yang (11) Daddy no eat; Johny no drink;
menyebabkan mengapa kata fungsi before Teddy no come.
dikuasai lebih awal daripada after. Anak 'DGG\ FDQ¶W HDW 0RPP\
akan menguasai kalimat seperti (7) lebih GRQ¶W VLW KHUH
dahulu daripada kalimat (8), meskipun
makna kedua kalimat itu sama. Melalui contoh-contoh di atas,
(7) John came before Robert left. dapat terlihat bahwa antara subjek dengan
(8) Robert left after John came. predikat masih belum serasi seperti pada
Bahkan sering pula terjadi salah pemakaian GRQ¶W untuk subjek Mommy
pengertian mengenai makna kalimat (8) (12). Selain itu, kadang-kadang anak juga
anak mengira Robert oergi barulah memakai negatif ganda, seperti pada
kemudian John datang. kalimat (13).
Berkaitan dengan hal tersebut, -RKQ\ GRQ¶W OLNH QRERG\
pada Echa perihal tersebut tidak
ditemukan. Pada usia 4 tahun 5 bulan, 8. Pemerolehan Bahasa pada Bidang
Echa telah dapat membedakan sebelum Leksikon
dari sesudah dengan baik, seperti pada Sebelum anak dapat mengucapkan
contoh-contoh di bawah ini: kata, dia memakai cara lain untuk
(9) EK : Echa tadi nyuci berkomunikasi, antara lain memakai
sebelum masak apa sesudah masak? tangis dan gesture (gesture, gerakan
EC : Sesudah masak. tangan, kaki, mata, mulut). Pada mulanya
EK : Sesudah masak. kita kesukaran memberi makna untuk
Terus, masaknya sebelum tangis yang kita dengar, tetapi lama-
nyuci apa sesudah kelamaan kita tahu pula akan adanya
nyuci? tangis-sakit, tangis-lapar, dan tangis-
EC : Sebelum nyuci. basah. Pada awal hidupnya anak memakai
Urutan pemerolehan juga tampak pula gesture, seperti senyum dan juluran
pada pemerolehan kalimat interogatif. tangan untuk meminta sesuatu. Menurut

Chairunnisa: Pemerolehan Bahasa pada Bayi dan Anak 133


Gleason dalam Dardjowidjojo, cara-cara Dari macam kata yang ada, yakni
seperti ini anak sebenarnya memakai kata utama dan kata fungsi, anak
³NDOLPDW´ \DQJ protodeklaratif dan menguasai kata utama lebih dahulu. Hal
protoimperatif. (Dardjowidjojo, 2000, ini dikarenakan kata utama ada paling
hlm 258) tidak tiga, yakni nomina, verba, dan
Pada anak Barat, mereka adjektiva, maka pertanyaan yang muncul
umumnya mulai memakai kata pada umur DGDODK ³PDQD GDUL WLJD LQL \DQJ PXQFXO
1 tahun. Sekitar umur 1 tahun 7 bulan, OHELK GDKXOX´ %HUNDLWDQ GHQJDQ KDO LQL
anak telah memperoleh 50 kata dan mulai Dardjowidjojo menjelaskan bahwa Echa
umur sekita 1 tahun 8 bulan, anak makin secara konsisten menguasai nomina lebih
cepat pemerolehan katanya. Pada usia 2 banyak daripada verba. Selama lima tahun
tahun, anak diperkirakan telah menguasai nomina menduduki posisi yang paling
200-300 kata. Bila berkaca pada kasus atas (rata-rata 49%) dan verba menduduki
Echa yang dijadikan patokan, anak urutan kedua (rata-rata 29%). Sementara
Indonesia mulai memakai bentuk yang itu, adjektiva pada urutan ketiga (13%)
dapat dinamakan kata agak belakangan. dan kata fungsi menduduki urutan
Echa baru mengeluarkan bunyi yang keempat (10%).(Dardjowidjojo, 2000,
dapat dikenal sebagai kata sekitar umur 1 hlm 259)
tahun 5 bulan. Penentuan ini berlandaskan
pada pandangan Dromi dalam Cara Anak Menentukan Makna
Dardjowidjojo yang menjelaskan bahwa Cara anak menentukan makna
untuk suatu bentuk dapat dianggap telah suatu kata bukanlah hal yang mudah. Dari
dikuasai anak, maka bentuk itu harus masukan yang ada, anak harus
memiliki (a) kemiripan fonetik dengan menganalisis segala macam fiturnya
bentuk kata orang dewasa, dan (b) korelasi sehingga makna yang diperolehnya itu
yang ajeg antara bentuk dengan referen akhirnya sama dengan makna yang
atau maknanya. Jadi, bunyi /tan/, dipakai oleh orang dewasa. Dalam hal
misalnya, dapat dianggap telah dikuasai penentuan makna suatu kata, anak
oleh Echa untuk merujuk pada ikan karena mengikuti prinsip-prinsip universal salah
bentuknya mirip dan dia selalu memakai satu diantaranya adalah dinamakan
bentuk ini bila merujuk pada benda overextension yang diterjemahkan
tersebut. (Dardjowidjojo, 2000, hlm 258) PHQMDGL µSHQJJHOHPEXQJDQ PDNQD¶
(Dardjowidjojo, 2000, hlm 260) Anak
cenderung untuk mengambil salah satu
Macam Kata yang Dikuasai fitur dari konsep itu, lalu menerapkannya
Macam kata yang dikuasai anak pada konsep lain yang memiliki fitur
mengikuti prinsip sini dan kini. Dengan tersebut. Contoh yang sering dipakai
demikian kata-kata apa yang akan adalah konsep tentang bulan ± moon. Pada
diperoleh anak pada awal ujarannya waktu anak diperkenalkan dengan kata
ditentukan oleh lingkungannya. Pada anak bulan, dia mengambil fitur bentuk
orang terdidik yang tinggal di kota dan fisiknya, yakni bulan itu bundar. Fitur ini
cukup mampu untuk membelikan kemudian diterapkan pada segala macam
bermacam-macam mainan, buku gambar, benda yang bundar seperti kue ulang
dan di rumahnya juga terdapat alat-alat tahun, jam dinding, piring, dan huruf o.
elektronik, orangtuanya juga mempunyai Tiap kali terapannya itu ditolak, dia
waktu untuk bergaul banyak dengan PHUHYLVL ³GHILQLVL´ GLD WHQWDQJ EXODQ
anaknya, maka anak akan memperoleh sampai akhirnya dia memperoleh makna
kata-kata nomina seperti bola, anjing, yang sebenarnya.
kucing, beruang, radio, ikan, payung, Berkaitan dengan
sepatu, dan sebagainya. µSHQJJHOHPEXQJDQ PDNQD¶ (YH &ODUN

134 Cakrawala Dini: Vol. 9 No. 1, November 2018


dalam Clark dan Clark pada strategi tertentu yang diikuti. Adapun
Dardjowidjojo menjelaskan bahwa strategi-strategi tersebut dapat
penggelembungan makna dapat dibagi diintisarikan berdasarkan penjelasan
berdasarkan bentuk, ukuran, gerakan, Golinkoff dalam Gleason dan Ratner pada
bunyi, dan tekstur, yang dapat Dardjowidjojo. (2000). Misalnya, anak
dicontohkan dalam tabel berikut. memakai strategi referensi dengan
(Dardjowidjojo, 2000, hlm 261) menganggap bahwa kata pastilah merujuk
Word First Domain of pada benda, perbuatan, proses, atau
Referent Application atribut. Dengan strategi ini anak yang baru
Sch Sound of All moving machines
train
mendengar suatu kata baru akan
Ass Toy got A few things that move menempelkan makna kata itu pada salah
with rough (e.g animals, sister, satu dari referensi di atas. Bila kata itu
hide on wagon); all things that cabe, dia akan melekatkan makna kata itu
wheels move; all things with a pada benda yang dirujuk dengan nama itu.
rough surface.
Bila kata baru itu adalah ngumpet, dia
Fly Fly Specks of dirt, dust, all
VPDOO LQVHFWV FKLOG¶V akan memaknakan kata itu dengan
own toes, crumbs of perbuatan penyembunyian diri.
bread, a toad. Adapun strategi lain adalah
Em Worm Flies, ants, all small strategi cakupan objek (object scope).
insects, heads of Pada strategi ini kata yang merujuk pada
timothy grass.
Bebe Baby Other babies, small
suatu objek merujuk pada objek itu secara
statutes, figures is small keseluruhan, tidak hanya sebagian dari
picture and prints. objek itu saja. Jadi, kalau anak
Fafer Sound of Steaming coffe pot, any diperkenalkan kepada objek seperti
train thing that hisses or sepeda maka keseluruhan dari sepeda itu
makes a noise.
yang akhirnya dikuasainya, bukan hanya
Sizo Scissors All metal objects
Bow- Dog Toy dog, fur piece with ban atau sadelnya saja. Pada awal
wow animal head, other fur pemerolehan bisa terjadi bahwa anak
pieces. hanya mengambil salah satu fiturnya saja,
Wau- Dog All animal, toy dog, soft tetapi akhirnya terbentuk pengertian
wau house slippers, picture bahwa yang dinamakan sepeda adalah
of an old man dressed in
furs.
keseluruhan dari objek itu.
Va White 0XIIHU FDW IDWKHU¶V IXU Strategi ketiga adalah strategi
plush dog coat. peluasan (extendability). Strategi ini
Di samping overextension atau mengasumsikan bahwa kata tidak hanya
penggelembungan ini, anak juga memakai merujuk pada objek aslinya saja, tetapi
underextension yang telah diterjemahkan juga pada objek-objek lain dalam
menjadi penciutan makna. Seperti terlihat kelompok yang sama itu, Misalnya, anak
dari istilahnya, penciutan makna diperkenalkan dengan objek yang
membatasi makna hanya pada referen bernama kucing, yang kebetulan bulunya
yang telah dirujuk sebelumnya. Misalnya, hitam, dia akan tahu bahwa kucing lain
konsep mengenai bebek diperkenalkan yang bulunya putih juga dinamakan
pada waktu anak melihat bebek di kolam, kucing.
maka gambar bebek yang ada di buku Strategi keempat adalah cakupan
beberapa hari kemudian bukanlah bebek. kategorial (categorical scope). Strategi ini
Bebek harus hidup, dan berada di kolam. menyatakan bahwa kata dapat diperluas
Cara Anak Menguasai Makna pemakaiannya untuk objek-objek yang
Kata/semantik termasuk dalam kategori dasar yang sama.
Anak tidak menguasai makna kata Setelah diperkenalkan dengan perkutut
secara sembarangan. Terdapat strategi- sebagai burung, dan kemudian anak

Chairunnisa: Pemerolehan Bahasa pada Bayi dan Anak 135


melihat beo, maka anak akan tahu bahwa beberapa keadaan yang lain lagi. Kata
beo juga termasuk dalam kategori dasar saudara pada (22) menunjukkan jarak
yang sama dengan perkutut, yakni burung. yang renggang atas suasana formal dan
Maka ia akan merujuk beo sebagai burung bisnis. Kata bapak pada (23)
pula. menunjukkan bahwa yang berbicara lebih
Strategi kelima adalah strategi muda dari yang diajak bicara, atau kalimat
³QDPD-baru ± NDWHJRUL WDN EHUQDPD´ bawahan terhadap atasan, murid terhadap
(novel name-nameless category). Anak guru.
yang mendengar kata dan setelah dicari Dalam memperoleh bahasanya,
dalam leksikon mental dia ternyata kata anak juga harus menguasai toto kromo
ini tidak ada rujukannya, maka kata ini bahasa seperti ini. Hal ini menjadi lebih
akan dianggap kata baru, dan maknanya penting lagi pada masyarakat yang sangat
ditempelkannya pada objek, perbuatan, peka terhadap sopan santun bahasa. Orang
atau atribut yang dirujuk oleh kata itu. Jawa, Sunda, atau Bali, misalnya tidak
Strategi keenam adalah strategi akan dapat menyatakan maksud kalimat
konvensionalitas (convensionality). Anak (21-23) dalam bahasa mereka masing-
berasumsi bahwa pembicara memakai masing tanpa mempertimbangkan siapa
kata-kata yang tidak terlalu umum, tetapi yang diajak bicara karena bukan hanya
juga tidak terlalu khusus. kamu, saudara, dan bapak yang akan
Kemungkinannya adalah sangat kecil berubah tetapi juga kata-kata lain.
untuk orang dewasa memperkenalkannya Dalam bahasa Indonesia,
kata binatang atau makhluk untuk pronomina orang kedua mempunyai
merujuk seekor perkutut. banyak bentuk: kamu, engkau, saudara,
Strategi-strategi yang sifatnya anda, bapak, ibu, dsb. Pemakaian
universal ini membantu anak dalam pronominal yang mana diatur oleh aturan
menguasai makna kata. Dalam sosial yang tidak sederhana. Sebaliknya,
penguasaan makna kata, anak pronomina Inggris you dapat dipakai
menghadapi banyak kendala karena kata untuk siapa dan kapan pun juga. Inilah
memiliki derajat kesukaran yang berbeda- pula sebabnya pada usia 2 tahun 3 bulan
beda. Pada umumnya, kata-kata yang hingga 2 tahun 6 bulan anak Inggris telah
konkrit lebih mudah daripada yang dapat menguasai pronomina you,
abstrak dan karenanya lebih mudah serta sedangkan Echa sampai umur 5 tahun
lebih cepat diperoleh. masih kadang-kadang keliru dalam
memakai kata kamu.
Pemerolehan Bahasa dalam Bidang Berkaitan dengan pragmatik, Nino
Pragmatik dan Snow dalam Dardjowidjojo
Pragmatik bukan merupakan menyarankan agar orang dewasa, para
komponen keempat pada bahasa, tetapi orang tua, guru, dapat mengamati (a)
memberikan perspektif yang berbeda pemerolehan niat komunikatif
mengenai bahasa. Kalimat (21-23) berikut (communicative intents) dan
menyampaikan maksud yang sama, tetapi pengembangan ungkapan bahasanya, (b)
dengan nuansa yang berbeda. pengembangan kemampuan untuk
(21) Kamu mau pergi ke mana? bercakap-cakap dengan segala urutannya,
(22) Saudara mau pergi ke mana? dan (c) pengembangan piranti untuk
(23) Bapak mau pergi ke mana? membentuk wacana yang kohesif.2 Hal ini
Kalimat (21) dipakai oleh orangtua dikarenakan pragmatik merupakan bagian
kepada anak, atasan kepada bawahan, dari perilaku berbahasa maka penelitian
orang yang tua kepada anak kecil, dan mengenai pemerolehan bahasa, sehingga

2
Ibid., h. 266.

136 Cakrawala Dini: Vol. 9 No. 1, November 2018


perlu pula diamati bagaimana anak Gleason dan Ratner. (1998)
mengembangkan kemampuan Psycolinguistics (second edition).
pragmatiknya. United Stated: Harcourt Brace College
Publishers,
KESIMPULAN Harmer, Jeremy. (2001). The Practice of
Pemerolehan bahasa pertama erat sekali English Language Teaching. Harlow
kaitannya dengan perkembangan sosial Essex: Pearson Education Limited .
anak dan karenanya juga erat Jacobson, Roman. (1971). Studies on
hubungannya dengan pembentukan Child Language and Aphasia. The
identitas sosial. Mempelajari bahasa Hague: Mouton Publishers.
pertama merupakan salah satu Mukalel, Joseph C. (2003). Psychology of
perkembangan menyeluruh anak menjadi Language Learning. New Delhi
anggota penuh suatu masyarakat. Discovering Publishing House.
Pada umumnya anak memperoleh
kecakapan berbahasa melalui bunyi-bunyi
bahasa yang ia dengar di sekelilingnya
tanpa disengaja atau diperintah.
Kecakapan berbahasa berkembang secara
terus menerus sesuai dengan
perkembangan intelegensi dan latar
belakang sosial-budaya yang
membentuknya.
Memahami ujaran orang lain merupakan
unsur pertama yang harus dikuasai
manusia dalam berbahasa. Begitu pula
manusia hanya memproduksi ujaran
apabila dia mengetahui aturan-aturan
yang harus diikuti yang diperoleh sejak
kecil. Pemerolehan bahasa pada umur
dewasa berbeda daripada pemerolehan
sejak anak masih kecil berkaitan erat
dengan struktur serta organisasi otak
manusia.

DAFTAR PUSTAKA
Brown, Douglas H. (2000). Principles of
Language Learning and Teaching.
New York: Addison Wesly Longman.
Chomsky, N. (2006). Language and mind.
Cambridge University Press.
Dardjowidjojo, Soenjono. (2003)
Psikolinguistik (Pengantar Pemahaman
Bahasa Manusia). Jakarta: Unika Atma
Jaya.
Dardjowidjojo, Soenjono. (2000) Kisah
Pemerolehan Bahasa Anak (Echa).
Jakarta: Unika Atma Jaya.
Field, John. (2003). Psycholinguistics: a
resource book for students. New York:
Routledge.

Chairunnisa: Pemerolehan Bahasa pada Bayi dan Anak 137

Anda mungkin juga menyukai