Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

METODOLOGI DAN STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB


BAHASA ASING

OLEH :
IKSAN FEBRIAWAN
FIELGA PERMATA

DOSEN PENGAMPU :
Dr. OKI MITRA. M.Pd

MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
1443 H/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena
dengan rahmat,karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Penelitian Campuran ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan jugakami berterima kasih
pada Bapak Romy Handichn selaku dosen matakuliah Metodologi dan
Strategi Pembelajaran Bahasa Arab telah memberikan tugas ini kepada
kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai bahasa asing.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat untuk masa yang akan datang,mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna
bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
masadepan.

Kerinci, 2 April 2022

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan setiap orang tentu saja tidak terlepas dari bahasa. Pertama kali
seorang anak memperoleh bahasa yang didengarkan langsung dari sang ibu sewaktu
anak tersebut terlahir ke dunia ini. Kemudian seiring berjalannya waktu dan seiring
pertumbuhan si anak maka ia akan memperoleh bahasa selain bahasa yang diajarkan
ibunya itu baik bahasa kedua, ketiga ataupun seterusnya yang disebut dengan akuisisi
bahasa (language acquisition) tergantung dengan lingkungan sosial dan tingkat
kognitif yang dimiliki oleh orang tersebut melalui proses pembelajaran.
Pemerolehan Bahasa merupakan sebuah hal yang sangat menajubkan terlebih
dalam proses pemerolehan bahasa pertama yang dimiliki langsung oleh anak tanpa ada
pembelajaran khusus mengenai bahasa tersebut kepada seorang anak (Bayi). Seorang
bayi hanya akan merespon ujaran ujaran yang sering didengarnya dari lingkungan
sekitar terlebih adalah ujaran ibuya yang sangat sering didengar oleh anak tersebut.
Dalam proses perkembangan, semua anak manusia yang normal paling sedikit
memperoleh satu bahasa alamiah. Dengan perkataan lain setiap anak yang normal atau
pertumbuhan yang wajar, memperoleh suatu bahasa yaitu bahasa pertama atau bahasa
asli, bahasa ibu dalam tahun-tahun pertama kehidupan di dunia ini. Walaupun tidak
disangkal adanya kekecualian misalnya secara fisiologis (tuli) ataupun alasan-alasan
lain. Oleh karena itu, maka masalah bahasa akan dibahas dalam makalah ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian belajar dan pemerolehan Bahasa ?
2. Pengertian dan prinsip pembelajaran Bahasa asing ?
3. Pembelajaran Bahasa asing dalam sejarah ?
4. Hipotesis pembelajran Bahasa asing ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian belajar dan pemerolehan bahasa asing
1. Belajar
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau
tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu. Hasil belajar
bukan suatu penguasaan hasil Latihan melainkan perubahan perilaku. 1
Pengertian belajar sendiri sangatlah beragam, mengingat persepsi orang yang
berbeda-beda mengenai pengertian belajar dilihat dari sudut pandang tertentu
namun memiliki kesaamaan. Berikut paparan dari beberapa ahli tentang pengertian
belajar.
Definisi belajar dapat juga diartikan sebagai segala aktivitas psikis yang
dilakukan oleh setiap individu sehingga tingkah lakunya berbeda antara sebelum
dan sesudah belajar. Perubahan tingkah laku atau tanggapan, karena adanya
pengalaman baru, memiliki kepandaian/ ilmu setelah belajar, dan aktivitas berlatih.
Arti belajar adalah suatu proses perubahan kepribadian seseorang dimana
perubahaan tersebut dalam bentuk peningkatan kualitas perilaku, seperti
peningkatan pengetahuan, keterampilan, daya pikir, pemahaman, sikap, dan
berbagai kemampuan lainnya.Belajar merupakan sesuatu yang berproses dan
merupakan unsur yang fundamental dalam masing-masing tingkatan pendidikan.
Agar lebih memahami apa arti belajar, kita dapat merujuk pada pendapat
beberapa ahli berikut ini:
a. M. Sobry Sutikno
Menurut M. Sobry Sutikno, pengertian belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan suatu perubahan yang
baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Dalam hal ini, perubahan adalah sesuatu yang dilakukan
secara sadar (disengaja) dan bertujuan untuk memperoleh suatu yang lebih
baik dari sebelumnya.
b. Thursan Hakim

1
M.Ag Jumari Ismanto, “Konsep Belajar,” Jurnal Tarbawiyah 1, no. 1 (2017): 12.
Menurut Thursan Hakim, definisi belajar adalah suatu proses perubahan di
dalam kepribadian manusia yang ditunjukkan dalam bentuk peningkatan
kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,
pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya fikir, dan
kemampuan lainnya.
c. Skinner
Menurut Skinner, pengertian belajar adalah suatu proses adaptasi atau
penyesuaian tingkah laku yang berlaku secara progresif.
d. C. T. Morgan
Menurut C. T. Morgan, pengertian belajar adalah suatu perubahan yang
relatif dalam menetapkan tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari
pengalaman yang telah lalu.

2. Pemerolehan Bahasa
Pemerolehan bahasa atau akuisisi adalah proses yang berlangsung didalam otak
seorang kanak-kanak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa
ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dari pembelajaran Bahasa
(language learning). Pembelajaran bahasa biasanya berkaitan dengan proses-proses
yang terjadi pada waktu seseorang kanakkanak mempelajari bahasa kedua setelah
ia mempelajari bahasa pertamanya. Jadi, pemerolehan bahasa berkenaan dengan
bahasa pertama, sedangkan pembelajaran bahasa berkenaan dengan bahasa kedua.
Namun, banyak juga yang menggunakan istilah pemerolehan bahasa untuk bahasa
kedua (Chaer, 2005: 167).
Pemerolehan bahasa juga merupakan , proses penguasaan bahasa yang
dilakukan oleh anak secara natural pada waktu dia belajar bahasa ibunya atau
bahkan penguasaan bahasa kedua. Proses anak mulai mengenal komunikasi dengan
lingkungannya secara verbal disebut dengan pemerolehan bahasa anak. Pada masa
pemerolehan bahasa seseorang lebih mengarah pada fungsi komunikasi dari pada
bentuk bahasanya. Pemerolehan bahasa dapat dikatakan mempunyai ciri
kesinambungan, memiliki suatu rangkaian kesatuan, yang bergerak dari ucapan satu
kata sederhana menuju gabungan kata yang lebih rumit.2
B. Pengertian dan prinsip-prinsip Bahasa asing

2
“Language Learning,” Language Teaching 38, no. 1 (2005): 26–34.
1. Pengertian bahas asing
Bahasa merupakan alat utama untuk berkomunikasi dalam kehidupan manusia,
baik secara individual maupun kolektif sosial. Secara individual, Bahasa
merupakan alat untuk mengekspresikan isi gagasan batin kepada orang lain. Secara
kolektif sosial, bahasa merupakan alat berinteraksi dengan sesamanya. 3
Bahasa asing merupakan bahasa yang tidak sering digunakan untuk berinterkasi
oleh masyarakat dalam daerah atau negara tertentu. Pengertian dalam KBBI
V (Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima) bahasa asing adalah bahasa milik
bangsa lain yang dikuasai, biasanya melalui pendidikan formal dan tidak dianggap
sebagai bahasa sendiri. Dari pengertian tersebut kita dapat menggambarkan bahasa
asing. Misalnya Bahasa Indonesia akan menjadi bahasa asing di Bangsa Eropa.
Begitupun sebaliknya, Bahasa Bangsa Eropa akan menjadi bahasa asing di Bangsa
Indonesia.
Menurut Kamus Linguistik, Kridalaksana (2001: 21) bahasa asing (foreign
language) adalah bahasa yang dikuasai oleh bahasawan, biasanya melalui
pendidikan formal, dan yang secara sosiokultural tidak dianggap bahasa sendiri.4

2. Prinsip-prinsip pembelajaran Bahasa asing


Dalam suatu pembelajaran bahasa diperlukan beberapa prinsip-prinsip dalam
menunjang proses pembelajaran bahasa. Richards dan Rodgers 2001: 12, meringkas
prinsip-prinsip strategi langsung dalam pembelajaran bahasa asing 5, yaitu :
a. Instruksi di kelas diberikan hanya dalam bahasa yang diajarkan.
b. Hanya kosakata dan kalimat sehari-hari yang diajarkan.
c. keterampilan komunikasi lisan dibangun secara bertahap dengan cara tanya
jawab antara guru dan peserta didik dalam kelas kecil dan intensif.
d. Tata bahasa diajarkan sambil berjalannya proses pembelajaran.
e. Poin-poin pengajaran baru diperkenalkan secara lisan.

3
Variasi Dan, Teknik Supervisi, and Dosen Stai, “Ta’dibi : Jurnal Prodi Manajemen Pendidikan Islam Volume VII
Nomor 1, September 2018-Februari 2019” VII, no. September 2018 (2019): 130–148.
4
Fitria, “Hakikat Bahasa Asing,” Journal of Chemical Information and Modeling 53, no. 9 (2013): 1689–1699.
5
Gunawan -, “Mencari Prinsip Pembelajaran Bahasa Kedua Yang Kokoh,” Diksi 2, no. 1 (2015).
f. Kosakata konkret diajarkan melalui peragaan, objek, gambar; kosakata
abstrak diajarkan melalui asosiasi gagasan.
g. Pemahaman bicara dan menyimak diajarkan.
h. pengucapan dan tata bahasa yang tepat ditekankan. Agar aktivitas yang
dilakukan guru dalam proses pembelajaran terarah pada upaya peningkatan
potensi peserta didik secara komprehensif, maka pembelajaran harus
dikembangkan sesuai dengan prinsi-prinsip yang benar.
C. Pembelajaran bahasa asing dalam sejarah
Pembelajaran terhadap bahasa asing dimulai pada saat orang-orang Roma
belajar bahasa Yunani sebagai bahasa kedua mereka sebelum abad ke-19. Sejak itulah
orang-orang Eropa mulai belajar bahasa asing dan mulai memikirkan metode
bagaimana cara mengajarkan bahasa kedua atau bahasa asing tersebut.
Mengapa orang-orang baik pada jaman dahulu maupun sekarang mempelajari
bahasa kedua atau asing? Hal yang melatarbelakangi adalah bahwa 60% dari populasi
dunia, bermasyarakat multibahasa. Dan jika kita flash back sejarah peradaban manusia
pada jaman dahulu, mereka saling membutuhkan satu sama lain dan saling berinteraksi
seperti dalam hal perdagangan, persebaran agama, pendidikan, dan pemerintahan
(politik). Hal tersebut cukup jelas untuk mengatakan bahwa sepanjang sejarah
pembelajaran bahasa asing selalu menjadi perhatian praktis yang penting.
Pembelajaran bahasa asing di Indonesia telah menjalani perjalanan sejarah yang
panjang. Pada jaman kolonial, bahasa asing (seperti bahasa Belanda sebagai bahasa
penjajah, serta bahasa Inggris dan Jerman) telah diajarkan di sekolah-sekolah tertentu,
terutama di sekolah bagi keturunan para bangsawan dan anak-anak Belanda. Tak pelak,
penguasaan terhadap bahasa asing di kalangan pribumi pada masa penjajahan Belanda
menjadi penanda “kelas sosial” yang tinggi atau terhormat di masyarakat.
Seiring dengan perkembangan jaman, saat ini pembelajaran bahasa asing tidak
lagi bersifat elitis. Semua orang bisa degan mudah mempelajarinya.
Bahasa asing lain selain bahasa Inggris, seperti bahasa Jerman, Prancis, Jepang,
Arab dan Mandarin pada umumnya dapat dipelajari ketika peserta didik masukpada
jenjang sekolah menengah atas. Posisi bahasa asing tersebut boleh dikatakan
merupakan pelengkap. Yang utama tetaplah bahasa Inggris yang diakui sebagai bahasa
Internasional.6

6
Solekhul Hadi, “Pembelajaran Bahasa Asing Di Lpk Csbi” lim, no. 2009 (2012): 1–25.
D. Hipotesis pembelajaran bahasa asing
Secara harfiah hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata hupo dan
thesis. Hupo berarti sementara, atau kurang kebenarannya atau masih lemah
kebenarannya. Sedangkan thesis berarti pernyataan atau teori. Sumber lain dengan
pernyataan yang hampir sama bersumber dari Somantri Ating (2006) menyatakan
hipotesis (Hypothesis) berasal dari bahasa Yunani, yaitu Hupo yang berarti sementara
dan Thesis yang bermakna pernyataan atau dugaan. Oleh karena merupakan pernyataan
sementara, maka hipotesis harus diuji kebenarannya. Husaini Usman, dkk menyatakan
Hipotesis ialah pernyataan sementara yang perlu diuji kebenaranya. Mohammad Ali
menyatakan hipotesis adalah rumusan jawaban atau kesimpulan sementara yang harus
diuji dengan data yang terkumpul melalui kegiatan penelitian. Sedangkan, Suharimi
Arikunto (2002:64) menjelaskan hipotesis itu adalah suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data-data yang
terkumpul.
Hasil yang telah dicapai oleh para pakar pembelajaran bahasa sampai saat ini
belum secara mantap bisa disebut sebagai teori karena belum teruji dengan mantap.
Oleh karena itu, masih lebih umum disebut sebagai suatu hipotesis. Di antara hipotesis-
hipotesis itu yang perlu diketengahkan adalah: hipotesis kesamaan antara bahasa
pertama dan bahasa kedua, hipotesis kontrastif, hipotesis krashen, hipotesis bahasa-
antara, hipotesis pijinisasi. Secara singkat kelima hipotesis tersebut akan dibicarakan
dibawah ini.
1. Hipotesis kesamaaan antara bahasa pertama dan kedua
Hipotesis ini menyatakan bahwa adanya kesamaan dalam proses belajar B1
dan belajar B2. Kesamaan itu terletak pada urutan pemerolehan struktur
bahasa, seperti modus interogasi, negasi dan morfem-morfem gramatikal.
Hipotesis ini menyatakan bahwa unsur-unsur bahasa diperoleh dengan
urutan-urutan yang diramalkan. Unsur kebahasaan tertentu akan diperoleh
terlebih dahulu, sedangkan unsur kebahasaan lain diperoleh baru kemudian
2. Hipotesis kontrastif
Hipotesis ini dikembangkan oleh Charles fries (1945) dan Robert lado
(1957). Hipotesis ini menyatakan bahwa kesalahan yang dibuat dalam
belajar B2 adalah karena adanya perbedaan B1 dan B2. Sedangkan
kemudahan dalam belajar B2 disebabkan oleh adanya kesamaan antara B1
dan B2.
3. Hipotesis bahasa-antara

Bahasa antara (interlanguage) adalah bahasa atau ujaran yang digunakan


seseorang yang sedang belajar bahasa kedua pada satu tahap tertentu,
sewaktu dia belum dapat menguasai dengan baik dan sempurna bahasa
kedua. Bahasa ini bersifat khas dan mempunyai karakteristik sendiri yang
tidak sama dengan bahasa pertama dan bahasa kedua. Tampaknya semacam
perpindahan dari bahasa pertama ke bahasa kedua.
Bahasa antara ini merupakan produk dari strategi seseorang dalam belajar
bahasa kedua. Artinya, bahasa ini merupakan kumpulan atau akumulasi
yang terus menerus dari suatu proses pembentukan penguasaan bahasa.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.
Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu. Hasil belajar bukan suatu
penguasaan hasil Latihan melainkan perubahan perilaku

Pemerolehan bahasa atau akuisisi adalah proses yang berlangsung didalam otak seorang
kanak-kanak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya

Bahasa asing merupakan bahasa yang tidak sering digunakan untuk berinterkasi oleh
masyarakat dalam daerah atau negara tertentu. Pengertian dalam KBBI V (Kamus Besar
Bahasa Indonesia Edisi Kelima) bahasa asing adalah bahasa milik bangsa lain yang dikuasai,
biasanya melalui pendidikan formal dan tidak dianggap sebagai bahasa sendiri

Pembelajaran terhadap bahasa asing dimulai pada saat orang-orang Roma belajar
bahasa Yunani sebagai bahasa kedua mereka sebelum abad ke-19. Sejak itulah orang-orang
Eropa mulai belajar bahasa asing dan mulai memikirkan metode bagaimana cara mengajarkan
bahasa kedua atau bahasa asing tersebut.

.
DAFTAR PUSTAKA

-, Gunawan. “Mencari Prinsip Pembelajaran Bahasa Kedua Yang Kokoh.” Diksi 2, no. 1
(2015).

Dan, Variasi, Teknik Supervisi, and Dosen Stai. “Ta’dibi : Jurnal Prodi Manajemen
Pendidikan Islam Volume VII Nomor 1, September 2018-Februari 2019” VII, no.
September 2018 (2019): 130–148.

Fitria. “Hakikat Bahasa Asing.” Journal of Chemical Information and Modeling 53, no. 9
(2013): 1689–1699.

Hadi, Solekhul. “Pembelajaran Bahasa Asing Di Lpk Csbi” lim, no. 2009 (2012): 1–25.

Jumari Ismanto, M.Ag. “Konsep Belajar.” Jurnal Tarbawiyah 1, no. 1 (2017): 12.

“Language Learning.” Language Teaching 38, no. 1 (2005): 26–34.

http://lughotudhod.blogspot.com/2013/04/hipotesis-tentang-pembelajaran-bahasa.html

https://www.kompasiana.com/teddysetiawan/54f689b0a333110b158b4eeb/sejarah-singkat-
tentang-pengajaran-bahasa

Anda mungkin juga menyukai