Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

METODELOGI DAN STRATEGI PBA 2


Tentang
METODE TOTAL PHYSICAL RESPONSE (TPR)

DISUSUN OLEH :

LAILA FITRI

IHSANI MAWADAH

DOSEN PENGAMPU :

DR. WIDIYA YUL, MPd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
TAHUN 2023 M / 1444 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah penulis panjatkan kepada Allah Swt karena atas izin dan kehendak
nya makalah ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya.

Dalam penulisan makalah ini penulis menemui berbagai hambatan, dikarenakan


terbatasnya Ilmu Pengetahuan terkait penulisan makalah ini. Oleh karena itu penulis berterima
kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Metodelogi dan Strategi PBA 2 yang telah
memberikan ilmunya kepada penulis.

Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan juga kritik yang bersifat membangun agar lebih maju di masa yang
akan datang.

Penulis berharap, makalah ini dapat menjadi track record dan menjadi referensi bagi
para pembaca, serta menambah wawasan dan bermamfaat bagi para pembaca.

Kerinci, 17 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang .........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan penulisan......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................2

2.1 Metode Total Physical Response...........................................................................2


2.2 Pendekatan ..............................................................................................................3
2.3 Desain .....................................................................................................................5
2.4 Prosedur ..................................................................................................................7

BAB III PENUTUP........ ..... ..............................................................................................8

3.1 Kesimpulan ..............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa, tentu kita harus memiliki
metode pengajaran yang tepat, agar tujuan pembelajarannya dapat tercapai dengan
baik. Tugas utama seorang pengajar adalah menyelenggarakan kegiatan pembelajaran.
(Sunendar, 2008:1). Sudah tentu setiap pengajar harus mempersiapkan materi sebelum
mengajar, memilih metode apa yang cocok yang akan dipakai. Agar kegiatan
pembelajaran itu dapat terselenggara dengan efektif seorang pengajar harus
mengetahui hakikat kegiatan belajar, mengajar, dan strategi pembelajaran.
Respon Fisik Total (Total Physical Response) adalah sebuah metode
pengajaran bahasa yang dibangun sekitar koordinasi ucapan dan tindakan. Metode ini
mencoba untuk mengajar bahasa melalui aktivitas fisik (motor). Dikembangkan oleh
James Asher, seorang profesor psikologi di San Jose State University, California, ia
mengambil beberapa tradisi, termasuk perkembangan psikologi, teori belajar, dan
pendidikan kemanusiaan, seperti halnya pada prosedur pengajaran bahasa yang
diusulkan oleh Harold dan Dorothy Palmer pada tahun1925. Mari kita
mempertimbangkan secara singkat teladan ini untuk Respon Fisik Total (Total
Physical Response).

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Metode Total Physical Response?
2. Bagaimana pendekatan dari Metode Total Physical Response?
3. Apa saja yang termasuk dalam desain di Metode Total Physical Response?
4. Bagaimana prosedur dalam Metode Total Physical Response?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Metode Total Physical Response


Respon Fisik Total (Total Physical Response) adalah sebuah metode
pengajaran bahasa yang dibangun sekitar koordinasi ucapan dan tindakan. Metode ini
mencoba untuk mengajar bahasa melalui aktivitas fisik. Dikembangkan oleh James
Asher, seorang profesor psikologi di San Jose State University, California, ia
mengambil beberapa tradisi, termasuk perkembangan psikologi, teori belajar, dan
pendidikan kemanusiaan, seperti halnya pada prosedur pengajaran bahasa yang
diusulkan oleh Harold dan Dorothy Palmer pada tahun 1925. Mari kita
mempertimbangkan secara singkat teladan ini untuk Respon Fisik Total (Total
Physical Response).
Respon Fisik Total ini terkait dengan “teori jejak” ingatan dalam psikologi
(misalnya Kantona 1940) yang menganggap bahwa lebih sering atau lebih intensif
sambungan ingatan ditelusuri, semakin kuat asosiasi ingatan dan akan semakin besar
kemungkinan hal itu akan diingat kembali. Menyelidiki kembali dapat dilakukan
secara verbal (misalnya dengan pengulangan hafalan) dan dalam hubungannya
dengan aktivitas motorik. Kegiatan penelusuran gabungan, seperti latihan verbal
disertai dengan aktivitas motorik, hal itu meningkatkan kemungkinan mengingat yang
sukses.
Dalam perkembangannya, Asher melihat keberhasilan orang dewasa dalam
belajar bahasa kedua sebagai proses sejajar dengan kemahiran bahasa pertama anak.
Dia menyatakan bahwa cara berbicara diarahkan pada anak-anak terdiri dari perintah
dasar, dimana anak menanggapi secara fisik sebelum mereka mulai menghasilkan
respon verbal. Asher merasa orang dewasa seharusnya merekapitulasi proses dimana
anak-anak mendapatkan bahasa ibu mereka.
Asher bersama-sama dengan sekolah psikologi humanistik menaruh perhatian
untuk faktor peran afektif (emosional) dalam belajar bahasa. Sebuah metode yang
ringan dalam hal produksi linguistik dan melibatkan gerakan gamelike mengurangi
stress pelajar, ia percaya, dan menciptakan suasana hati yang positif dalam
pembelajaran, yang merupakan fasilitas belajar.
Penekanan Asher pada pengembangan kemampuan pemahaman sebelum
pelajar diajarkan untuk berbicara menghubungkannya ke sebuah pergerakan mengajar

2
bahasa asing yang kadang-kadang disebut sebagai Pendekatan Pemahaman
(Comprehension Approach). Hal ini mengacu pada beberapa pemahaman berbeda
yang mendasari usul pengajaran bahasa dimana memberikan keyakinan bahwa (a)
kemampuan pemahan mendahului kemampuan produktif dalam belajar bahasa; (b)
pengajaran berbicara harus ditunda sampai keterampilan pemahaman ditetapkan; (c)
keahlian yang diperoleh melalui transfer pendengaran ke keterampilan yang lain; (d)
pengajaran harus menekankan pada arti daripada bentuk; dan (e) pengajaran harus
meminimalisasi ketegangan pelajar.
Penekanan pada pemahaman dan penggunaan gerak fisik untuk mengajar
bahasa asing di tingkat pengantar memiliki tradisi lama dalam pengajaran bahasa.
Pada abad ke-19, Gouin telah menganjurkan sebuah situasi yang mendasari strategi
pengajaran dimana rentetan kata kerja disajikan sebagai dasar untuk memperkenalkan
dan mempraktekkan materi baru bahasa.

B. Pendekatan
1. Teori Bahasa
Asher secara tidak langsung membicarakan sifat dasar bahasa atau
bagaimana bahasa terorganisir. Akan tetapi, penamaan dan pemesanan ruang
kelas latihan TPR nampaknya dibangun oleh anggapan bahwa memberikan
banyak struktur atau tata bahasa didasarkan pada pandangan kebahasaan.
Asher menyatakan bahwa “banyak struktur tata bahasa dari bahasa sasaran dan
ratusan materi kosakata dapat dipelajari dari kemahiran penggunaan kalimat
perintah oleh guru”. Ia memandang kata kerja, terutama kata kerja dalam
bentuk perintah, sebagai pusat motif linguistik dimana penggunaan dan
pengajaran bahasa terorganir.
Asher juga mengacu dalam menyampaikan kenyataan bahwa bahasa
dapat diinternalisasi sebagai keutuhan atau potongan, bukan sebagai unsur
leksikal tunggal, dan, dengan demikian, hubungan yang mungkin untuk lebih
banyak proposal teoritis semacam ini (misalnya, Miller, Galanter, dan Pribram
1960), seperti halnya untuk bekerja pada peran pola prefabrikasi dalam belajar
bahasa dan menggunakan bahasa (misalnya, Yorio 1980). Asher tidak
menguraikan pandangannya tentang pemotongan, bagaimanapun, tidak pada
aspek lain dari teori bahasa yang mendasari Respon Fisik Total. Kami hanya

3
memiliki petunjuk untuk apa sebuah teori bahasa yang lebih sepenuhnya
dikembangkan mungkin mirip saat dieja oleh Asher dan para pendukungnya.
2. Teori Pembelajaran
Teori pembelajaran bahasa Asher mengingatkan pandangan psikolog
perilaku lainnya. Sebagai contoh, psikolog Athur Jensen mengusulkan sebuah
model tujuh-tahap untuk menggambarkan pengembangan pembelajaran verbal
pada anak-anak. Tahap pertama ia sebut Sv-R learning, yang psikolog
pendidikan John DeCecco menafsirkan sebagai berikut:
Dalam notasi Jensen, Sv mengacu kepada stimulus verbal pada suku
kata, kata, frasa, dan sebagainya. R mengacu pada gerakan fisik anak dalam
menanggapi stimulus verbal (atau Sv). Gerakan ini mungkin melibatkan
menyentuh, menggenggam, atau memanipulasi beberapa objek. Sebagai
contoh, ibu dapat memberitahu Percival (usia 1) untuk mendapatkan bola, dan
Percival, membedakan "bola" suara dari suara kelontang rumah tangga lainnya,
menanggapi dengan mengambil bola dan membawanya kepada ibunya. Bola
adalah Sv (stimulus verbal), dan respon tindakan Percival's. Pada usia Percival,
anak-anak merespons kata-kata sekitar empat kali lebih cepat dari mereka
menanggapi suara-suara lain di lingkungan mereka. Tidak jelas mengapa
demikian, namun ada kemungkinan bahwa efek penguat membuat tanggapan
yang tepat terhadap rangsangan verbal cukup kuat untuk menyebabkan
perkembangan pesat dari perilaku ini. Pembelajaran yang diwakili Sv-R ,
kemudian, menjadi bentuk paling sederhana dari perilaku verbal.
Ini adalah posisi yang sangat mirip dengan pandangan Asher mengenai
pemerolehan bahasa anak. Walaupun pengajar ahli ilmu jiwa seperti Jensen
karena meninggalkan model stimulus-respons sederhana penguasaan dan
pengembangan bahasa, dan ahli bahasa meskipun telah menolak mereka
seperti tidak mampu menghitung untuk fitur mendasar dari pembelajaran dan
penggunaan bahasa, Asher masih melihat tampilan stimulus-respon yang
menyediakan teori belajar yang mendasari pedagogi pengajaran bahasa. Selain
itu, Asher telah menguraikan catatan dari apa yang ia rasakan memfasilitasi
atau menghambat pembelajaran bahasa asing. Untuk dimensi teori belajarnya
ini, ia menarik pada tiga hipotesis belajar yang agak berpengaruh:

4
a terdapat bawaan khusus bio-program untuk belajar bahasa, yang
mendefinisikan jalan yang optimal untuk perkembangan bahasa
pertama dan kedua.
b lateralisasitak mendefinisikan fungsi pembelajaran yang berbeda di
belahan kanan dan otak kiri.
c stress (filter afektif) campur antara tindakan pembelajaran dan apa yang
akan dipelajari, semakin rendah stres, semakin besar belajar.

C. Desain
1. Tujuan
Terdapat bawaan khusus bio-program untuk belajar bahasa, yang
mendefinisikan jalan yang optimal untuk perkembangan bahasa pertama dan
kedua. lateralisasitak mendefinisikan fungsi pembelajaran yang berbeda di
belahan kanan dan otak kiri. stress (filter afektif) campur antara tindakan
pembelajaran dan apa yang akan dipelajari, semakin rendah stres, semakin
besar belajar.
2. Silabus
Jenis silabus yang digunakan Asyer dapat disimpulkan dari analisis
jenis latihan yang digunakan dalam kelas TPR. Analisis ini mengungkapkan
penggunaan silabus berbasis kalimat, dengan mengutamakan kriteria tata
bahasa dan leksikal dalam memilih materi mengajar. Tidak seperti metode
yang beroperasi dari pandangan tata bahasa berbasis atau struktural dari
elemen inti bahasa, Respon Fisik Total memerlukan perhatian awal untuk arti
daripada bentuk item. Tata bahasa demikian diajarkan secara induktif. Fitur
gramatikal dan item kosa kata yang dipilih tidak sesuai dengan frekuensi
mereka butuhkan atau yang mereka gunakan dalam situasi bahasa sasaran,
tetapi menurut situasi di mana mereka dapat menggunakannya di dalam kelas
dan kemudahan yang mereka dapat pelajari.
3. Jenis Kegiatan Belajar dan Mengajar
Latihan imperatif adalah kegiatan kelas utama dalam Respon Fisik
Total. Latihan ini biasanya digunakan untuk memperoleh tindakan fisik dan
aktifitas pada bagian pembelajar. Percakapan dialog ditunda sampai setelah
sekitar 120 jam instruksi. Alasan Asher untuk ini adalah bahwa "percakapan
sehari-hari sangat abstrak dan terputus, sehingga untuk memahaminya

5
memerlukan internalisasi yang cukup cepat dari bahasa sasaran". Kegiatan
kelas lainnya termasuk memainkan peran dan presentasi slide. Memainkan
peran berpusat pada situasi sehari-hari, seperti di restoran, supermarket, atau
pompa bensin. Presentasi slide yang digunakan untuk menyediakan pusat
visual untuk narasi guru, yang diikuti dengan perintah, dan untuk pertanyaan-
pertanyaan kepada siswa, seperti "Yang orang dalam gambar adalah penjual?".
Kegiatan membaca dan menulis juga dapat digunakan untuk lebih
mengkonsolidasikan struktur dan kosa kata, dan sebagai tindak lanjut untuk
latihan imperatif lisan.
4. Peran Pelajar
Pelajar dalam Respon Fisik Total mempunyai peranan utama sebagai
pendengar dan pelaku. Mereka mendengarkan dengan penuh perhatian dan
merespon secara fisik terhadap perintah yang diberikan oleh guru. Pelajar
diminta untuk merespon baik secara individu maupun kolektif. Pelajar
memiliki sedikit pengaruh atas isi pembelajaran, karena isi ditentukan oleh
guru, yang harus mengikuti format berbasis perintah untuk pelajaran. Pelajar
juga diharapkan untuk menghasilkan kombinasi baru mereka sendiri. Peserta
didik memantau dan mengevaluasi kemajuan mereka sendiri. Mereka didorong
untuk berbicara saat mereka merasa siap untuk berbicara-yaitu, ketika dasar
memadai dalam bahasa telah diinternalisasi.
5. Peran Guru
Guru berperan aktif dan langsung dalam Respon Fisik Total.
"Instruktur adalah direktur sebuah drama panggung dimana siswa adalah
pelaku". Dalam hal ini, guru yang memutuskan apa yang akan diajarkan, yang
memberikan model dan menyajikan bahan-bahan baru, dan yang memilih
bahan-bahan pendukung untuk digunakan di dalam kelas. Guru didorong untuk
dipersiapkan dengan baik dan terorganisir dengan baik sehingga pelajaran
mengalir lancar dan diperkirakan.
6. Peran Bahan Ajar
Umumnya tidak ada teks dasar dalam program Respon Fisik Total.
Bahan dan realia memainkan peranan yang meningkat, bagaimanapun, di tahap
belajar berikutnya. Untuk pemula mutlak, pelajaran mungkin tidak
memerlukan penggunaan bahan, karena suara guru, tindakan, dan gerakan
dapat menjadi dasar yang memadai untuk kegiatan kelas. Kemudian guru dapat

6
menggunakan objek umum kelas, seperti buku, pena, cangkir, dan mebel,.
Karena kursus berkembang, guru perlu membuat atau mengumpulkan bahan-
bahan pendukung untuk mendukung poin mengajar. Ini mungkin termasuk
gambar, realia, slide, dan grafik kata.

D. Prosedur
Asher memberikan pelajaran dengan rekening pelajaran tentu saja diajarkan
sesuai dengan prinsip-prinsip TPR, yang berfungsi sebagai sumber informasi
mengenai prosedur yang digunakan dalam kelas TPR. Kursus ini adalah untuk imigran
dewasa dan terdiri dari 159 jam instruksi kelas. Kelas keenam dalam kursus tersebut
berlangsung dengan cara berikut:
1. Tinjauan (review). Ini adalah pemanasan yang bergerak cepat di mana masing-
masing siswa bergerak dengan perintah.
2. Perintah baru (new commands). Verba baru diperkenalkan.
3. Peran pembalikan (role reversal). Siswa siap mengajukan diri untuk
mengeluarkan perintah memainkan tingkah laku para guru dan siswa lainnya.
4. Membaca dan menulis. Guru menulis di papan tulis setiap materi kosa kata
baru dan kalimat untuk menggambarkan materi. Lalu ia berbicara setiap materi
dan bertindak keluar kalimat itu. Para siswa mendengarkan sambil membaca
bahan. Beberapa salinan informasi dalam notebook.

7
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Metode Respon Fisik Total (Total Physical Response) adalah sebuah metode
pengajaran bahasa yang dibangun sekitar koordinasi ucapan dan tindakan. Metode ini
mencoba untuk mengajar bahasa melalui aktivitas fisik. Dikembangkan oleh James Asher,
seorang profesor psikologi di San Jose State University, California, ia mengambil beberapa
tradisi, termasuk perkembangan psikologi, teori belajar, dan pendidikan kemanusiaan, seperti
halnya pada prosedur pengajaran bahasa yang diusulkan oleh Harold dan Dorothy Palmer
pada tahun 1925. Mari kita mempertimbangkan secara singkat teladan ini untuk Respon Fisik
Total (Total Physical Response).

8
DAFTAR PUSTAKA

Richard, Jack and Theodore. 1986. Approach and Methods in Language Teaching.

Cambridge: Cambridge University Press.


Subyakto, S.U.N. 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Tarigan, Henri Guntur, 1991. Tarigan, Metodologi Pengajaran Bahasa. Angkasa : Bandung

Sunendar, Dadang & Wassid Sunendar, 2006. Strategi Pengajaran Bahasa. Rosda: Bandung

Karyati, A. 2019. Metode pengajaran TPR dalam pembelajaran mata kuliah

“tatabahasa/bunpou”. Jurnal 891-2169-1-SM.

Astutik Y, Aulina CN. 2017. Metode Total Physical Response Pada Pengajaran BI Siswa

Taman Kanak-kanak. Ejournal.upi.edu/index.php/BS_JPBSP/article/view/9658

Anda mungkin juga menyukai