1, 2023
Bidin1
ABSTRACT
So far, there has been an impression of mixing understanding between
approaches, methods, and techniques in learning. In the lesson plan, it
is often said that lectures, discussions, assignments, and questions and
answers are a method. While others refer to learning techniques. Some
say "communicative" it's an approach. While others say methods. As a
result, the misinterpretation of the term is brought by the teacher in the
process of language learning. Indeed, basically the understanding
between approaches, methods, and learning techniques is different. But
that distinction is sometimes not very obvious if we are less careful
about applying these terms. Not only on the issue of perception, at the
production stage there is often an overlap in the use of these terms.
PENDAHULUAN
Para ahli bahasa ketika berusaha mengembangkan kualitas pembelajaran
bahasa pada akhir abad kesembilan belas, mereka mengaarah pada prinsip-prinsip
umum dan teori yang berkaitan dengan bagaimana bahasa itu dipelajari, bagaimana
pengetahuan bahasa itu dipresentasikan dan diorganisasikan di dalam memoris,
atau bagaimana bahasa itu sendiri dipola. Para ahli linguis terapan seperti Henry
Sweet, Otto Jaspersen, dan Harold Palmer mengelaborasikan prinsip-prinsip dan
pendekatan yang dapat dipertanggung jawabkan secara teoritis kearah desain
program pengajaran bahasa, mata pelajaran, meteri pembelajaran. Meskipun
demikian, banyak hal praktis yang khusus dibiarkan dikerjakan oleh pakar yang
lain. MerekaW mencari jawabanW yang rasional seperti yang berkaitan dengan
prinsip seleksi dan pengurutan kosakata dan tata bahasa. Tidak satupun dari pakar
tersebut melihat gagasan mereka dapatW diwujudkan secara ideal dalam metode
yang ada.
1
Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Kuala Kapuas dan Pengajar di Madrasah
Aliyah Swasta An-Nur Palinget, Kuala Kapuas, email : bidinhd@gmail.com
memahami jika ada pasangan teori lain yang berbeda tentang teori bahasa
dan teori belajar yang mungkin akan dapat bermanfaat lebih baik.
Audiolingualisme menghasilkan Hubungan antara strukturalisme (teori
linguistic) dengan behaviorisme (teori belajar). Hubungan khusus semacam
itu tak terelakkan. Komponen kognitif, misalnya, model strukturalisme telah
mencoba menghubungkan yang lebih canggih dengan teori belajar
mentalistik yang kurang berbau behavioristik.
Peda tataran pendekatan, kita peduli dengan prinsip teoritis.
Dengan menghormati teori bahasa, dengan model kompetensi kita peduli
bahasa dan proses sentral belajar dan kondisi belajar yang diyakini dapat
meningkatkan keberhasilan belajar bahasa. Prinsip ini mungkin dan bisa
juga tidak menggiring kea rah metode. Guru-guru mungkin
mengembangkan prosedur mengajar mereka sendiri dengan dasar
pandangan bahasa tertentu dan teori belajar tertentu. Mereka secara terus
menerus merevisi, memvariasikan, mengubah prosedur belajar-mengajar
atas dasar kinerja pembelajar dan reaksi mereka terhadap praktik
pembelajaran. Sekelompok guru memegang keyakinan yang sama tentang
teori bahasa dan teori belajar bahasa, mungkin menerapkan prinsip-prinsip
itu dalam cara yang berlainan. Pendekatan tidak mengkhususkan prosedur.
Teori tidak mendikte seperangkat teknik pengajaran secara khusus.
2. Desain
Desain merupakan tataran analisis metode tempat kita memikirkan
serta mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
a. apa tujuan suatu metode;
b. cara memilih dan menyusun bobot bahasa di dalam metode, yaitu
model silabus yang tergabung dalam metode;
c. tipe-tipe tugas pembelajaran dan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang
dianjurkan oleh metode;
d. peranan para pembelajar;
e. peranan para pengajar;
f. peranan bahan pengajaran; materi instruksional.
a. Tujuan
-derajat pengaruh
pengajar terhadap
pembelajaran,
-jenis interaksi antar
pengajar dan pembelajar.
f. Peranan materi
pembelajaran
-fungsi pokok materi
-bentuk materi yang
diinginkan (buku teks,
audiovisual)
-hubungan materi
dengan masukan lain,
-asumsi yang dibuat
mengenai pengajar
danpembejar.
Tabel 1. Unsur dan Subunsur yang Membangun Metode (Pringgawidigda, 2002)
KESIMPULAN
Dalam memerikan metode, perbedaan antara filsafat pembelajaran pada
tetaran teori, prinsip, dan seperangkat prosedur yang diturunkan untuk
pembelajaran bahasa, merupakan hal yang penting. Dalam upaya
mengklarifikasikan perbedaan ini, seorang pakar linguistic terapan dari Amerika
yang bernama Edward Anthony pada tahun 1963 memperkenalkan tiga tingkatan
konseptualisasi dan organisasi yang diistilahkannya dengan pendekatan, metode,
dan teknik.
Pendekatan adalah seperangkat asumsi korelatif yang menangani hakikat
pengajaran dan pembelajaran bahasa. Pendekatan bersifat aksiomatif. Pendekatan
memerikan hakikat pokok bahasan yang diajarkan.
Metode merupakan rencana keseluruhan bagi penyajian bahan bahasa
secara rapid an tertib, yang tidak ada bagian-bagiannya yang berkontradiksi, dan
semuanya itu didasarkan pada pendekatan yang dipilih. Pendekatan itu bersifat
DAFTAR PUSTAKA
Brown, H. G. 1987. Principles of Language Learning and Teaching. New York:
Prentice Hall.
Corder, P. 1984. “The Significanse of Learner’s Error dalam Jack C Richard (ed.)
Error Analysis Perspective on Second Language Acquisition. Hal. 19-26.
London: Longman.