Anda di halaman 1dari 13

MATA KULIAH DOSEN PEMBIMBING

Psikologi Belajar Bahasa Arab Dewi Misril,M.Pd.I

Pembelajaran bahasa

Oleh

Kelompok IV

Ainul Mardhiyah (11810222681)

Nadin Aurilly Naswa (11810222748)

Panji Dermawan (11810210550)

Regina Wartin (11810220664)

Wela Nofianti (11810223528)

Kelas III A

PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Segala limpahan rahmat, Inayah, Taufik,
dan Ilhamnya Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun Isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi Pembaca. Makalah ini disusun dalam Rangka untuk
menyelesaikan tugas sari dosen kami ibuk Dewi Misril,M.Pd.I. Selaku pengampu materi
Psikologi perkembangan.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Makalah ini.

Pekanbaru, 15 oktober 2109

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................................................


B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................
C. Tujuan Penulisan ..............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

Perkembangan Hadits Pada Masa Prakodifikasi

A. Arti Pembelajaran bahasa .............................................................................................................


B. Sejarah Pembelajaran bahasa
C. Kemampuam anak-anak dan Orang dewasa ...................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .....................................................................................................................................
B. Saran ................................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ketika para ahli bahasa berusaha untuk mengembangkan kualitas pembelajaran bahasa pada
akhir abad kesembilan belas, mereka mengacu pada prinsip-prinsip umum dan teori yang
berkaitan dengan bagaimana bahasa itu dipelajari, bagaimana pengetahuan bahasa itu
direpresentasikan dan diorganisasikan di dalam memori, atau bagaimana bahasa itu sendiri
dibentuk. Para ahli linguis terapan mengelaborasikan prinsip-prinsip dan pendekatan yang dapat
dipertanggungjawabkan secara teoretis ke arah desain program pengajaran bahasa, mata
pelajaran, materi pembelajaran. Meskipun demikian, banyak hal praktis yang khusus dibiarkan
dikerjakan oleh pakar yang lain. Mereka mencari jawaban yang rasional seperti yang berkaitan
dengan prinsip seleksi dan pengurutan kosakata dan tata bahasa.
Perkembangan belajar dan pembelajaran dewasa ini semakin pesat, seiring semakin
banyaknya sumber ilmu yang baru. Khusus pembelajaran bahasa memunyai kekhasan tersendiri
karena menyangkut hal yang inti dalam memelajari setiap ilmu formal yang didapat melalui
proses membaca suatu bahasa lisan. Hal ini menuntut pengkajian yang lebih mendalam
berkenaan dengan sumber dari pembelajaran bahasa tersebut. Sebagaimana pandangan
konstruktivisme, bahwa belajar merupakan suatu proses mengkonstruksi pengetahuan melalui
keterlibatan fisik dan mental siswa secara aktif. Selain itu, belajar juga merupakan suatu proses
mengasimilasikan dan menghubungkan bahan yang dipelajari dengan pengalaman-pengalaman
yang dimiliki seseorang sehingga pengetahuannya tentang objek tertentu menjadi lebih kuat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1. Apakah pengertian Pembelajaran Bahasa ?
2. Bagaimana Sejarah Pembelajaran Bahasa ?
3. Apakah Perbedaan Pemerolehan dan Pembelajaran Bahasa?
C. Tujuan
Berdasarkan Rumusan Masalah, maka Tujuan penulisan adalah:
1. Untuk Mengetahui arti pembelajaran bahasa
2. Untuk Mendeskripsikan Sejarah pembelajaraan bahasa
3. Untuk Mengetahui Perbedaan Pemerolehan dan pembelajaran bahasa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti dari pembelajaran bahasa
Pembelajaran bahasa mengacu pada pemerolehan bahasa kedua (B2) setelah seorang kanak-
kanak memperoleh bahasa pertamanya (B1). Dalam Chaer (2003), istilah pembelajaran bahasa
atau (language learning), dan pemerolehan bahasa (language acquisition) kedua , kedua istilah ini
sama-sama digunakan oleh para ahli. Digunakan istilah pembelajaran bahasa diyakini bahwa
bahasa kedua dapat dikuasi hanya dengan proses belajar, dengan sengaja dan secara sadar. Bagi
yang menggunakan istilah pemerolehan bahasa kedua beranggapan bahwa bahasa kedua itu
sesuatu yang dapat diperoleh baik secara formal dalam pendidikan formal, maupun informal
dalam lingkungan kehidupan.
Krashen dalam Pranowo menjelaskan bahwa belajar bahasa adalah proses penguasaan
bahasa, baik bahasa pertama maupun bahasa kedua. Proses penguasaan bahasa yang dimaksud
meliputi penguasaan secara alamiah (acquisition) maupun secara formal (learning). Pembelajaran
bahasa menurut Pranowo (1996), terjadi seperti orang dewasa yang berusaha menguasai bahasa
kedua atau bahasa asing. Karakteristik proses belajar ini adalah bahwa:
 Proses terjadi secara sadar
 Pembelajar memiliki pengetahuan tentang kaidah ketatabahasaan
 Kemampuan yang dimiliki sebagai akibat pengajaran sehingga terjadi koreksi dari
pengajar

Pembelajaran substansinya adalah kegiatan mengajar yang dilakukan secara maksimal oleh
seorang guru agar anak didik yang ia ajari materi tertentu melakukan kegiatan belajar dengan
baik. Dengan kata lain pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan
kegiatan belajar materi tertentu yang kondusif untuk mencapai tujuan. Dengan demikian,
pembelajaran bahasa asing adalah kegiatan mengajar yang dilakukan secara maksimal oleh
seorang guru agar anak didik yang ia ajari bahasa asing tertentu melakukan kegiatan belajar
dengan baik, sehingga kondusif untuk mencapai tujuan belajar bahasa asing.

Dalam pembelajaran bahasa ada tiga istilah yang perlu dipahami pengertian dan konsepnya
secara tepat, yakni pendekatan, metode dan teknik. Edward M Anthony dalam artikelnya
“Approach, Method and Technique” ketiga istilah tersebut sebagai berikut:
 Pendekatan, yang dalam bahasa Arab disebut madkhal adalah seperangkat asumsi
berkenaan dengan hakikat bahasa dan hakikat belajar mengajar bahasa. Pendekatan
bersifat aksiomatis atau filosofis yang berorientasi pada pendirian, filsafat, dan keyakinan
yaitu sesuatu yang diyakini tetapi tidak mesti dapat dibuktikan.
 Metode, yang dalam bahasa Arab disebut thariqah adalah rencana menyeluruh yang
berkenaan dengan penyajian materi bahasa secara teratur atau sistematis berdasarkan
pendekatan yang ditentukan. Jika pendekatan bersifat aksiomatis, maka metode bersifat
prosedural. Sehingga dalam satu pendekatan bisa saja terdapat beberapa metode.
 Sedangkan Teknik, yang dalam bahasa Arab disebut uslub atau yang populer dalam
bahasa kita dengan strategi, yaitu kegiatan spesifik yang diimplementasikan di dalam
kelas, selaras dengan pendekatan dan metode yang telah dipilih. Teknik bersifat
operasional, karena itu sangatlah tergantung pada imajinasi dan kreativitas seorang
pengajar dalam meramu materi dan mengatasi dan memecahkan berbagai persoalan di
kelas.
Dari paparan di atas dapat dipahami, bahwa ketiga istilah tersebut memiliki hubungan yang
hirarkis. Dari satu pendekatan bisa menghadirkan satu atau beberapa metode, dan dari satu
metode bisa mengimplementasikan satu atau beberapa strategi. Sebaliknya strategi harus
konsisten dengan metode dan karena itu tidak boleh bertentangan dengan pendekatan.
Adapun menurut Oemar Hamalik pengertian pembelajaran adalah suatu komunikasi yang
tersusun meliputi unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran, dalam hal ini manusia terlibat dalam sistem
pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya. Dalam pembelajaran terjadi interaksi
antara guru dan siswa, di satu sisi guru melakukan sebuah aktivitas yang membawa anak ke arah
tujuan, lebih dari itu anak atau siswa dapat melakukan serangkaian kegiatan yang telah
direncanakan oleh guru yaitu kegiatan balajar yang terarah pada tujuan yang ingin dicapai.
Sementara itu, bahasa Arab merupakan salah satu bahasa dunia yang telah mengalami
perkembangan sosial masyarakat dan ilmu pengetahuan. Bahasa Arab dalam kajian sejarah
termasuk rumpun bahasa Semit yaitu rumpun rumpun bahasa yang dipakai bangsa-bangsa yang
tinggal di sekitar sungai Tigris dan Furat, dataran Syria dan Jazirah Arabia (Timur Tengah).
B. Sejarah pembelajaran bahasa
Walaupun sejarah pembelajaran bahasa tidak diketahui secara pasti kapan dimulai, yang pasti
munculnya disebabkan adanya interaksi dari dua atau lebih masyarakat yang berbeda yang
memiliki bahasa berbeda. Anggota satu masyarakat akan mempelajari bahasa dari masyarakat
yang lain agar dapat berinteraksi dengan masyarakat lain itu. Kemudian karena disadari suatu
bahasa lain diperlukan bukan saja sekedar untuk berinteraksi melainkan juga untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan lain seperti mempelajari ilmu, maka muncullah lembaga-lembaga
pendidikan yang juga menyajikan pembelajaran bahasa kedua.
Menurut Nurhadi, ada empat tahap penting dalam sejarah pembelajaran bahasa:
 Tahap pertama, adalah periode antara 1880-1920. Pada tahap ini terjadi rekonstruksi
bentuk-bentuk metode langsung yang pernah digunakan atau dikembangkan pada masa
yunani. Metode langsung yang pernah digunakan pada awal abad masehi direkonstruksi dan
diterapkan disekolah-sekolah (biasanya biara selain itu, dikembangkan juga metode bunyi
fhonetic method yang juga berasal dari yunani).
 Tahap kedua, adalah masa antara 1990-1940. Pada masa ini di Amerika dan Kanada
terbentuk forum belajar bahasa asing yang kemudian menghasilkan aplikasi metode-metode
yang bersifat kompromi. Ini merupakan perluasan dari teknik-teknik pengajaran membaca
yang sudah ada, dikaitkan dengan tujuan-tujuan pengajaran bahasa yang lebih khusus.
 Tahap ketiga, adalah masa antara tahun 1940-1970, yang kemunculannya dilatarbelakangi
oleh situasi peperangan (perang dunia kedua), dimana orang berikhtiyar mencari metode
belajar bahasa asing yang paling secapat dan efisien untuk dapat berkomunikasi dengan
pihak-pihak yang bertikai. Tahap ini secara teori menjadi periode 1940-1950 yang ditandai
dengan lahirnya metode dengan nama American Army Method yang lahir dari markas
Amerika, untuk keperluan ekspansi perang. Pada periode ini dalam dunia linguistik muncul
juga pendekatan baru yang disebut dengan pendekatan linguistik.
 Periode 1950-1960, ditandai dengan munculnya metode audiolingual di Amerika dan
metode audiovisual di Inggris dan Prancis, sebagai akibat langsung dari keberhasilan
American Army Method. Metode audiovisual dan audiolingual lahir dari pandangan
kaum bhvioris dan akibat adanya penemuan alat-alat bantu belajar bahasa. Yang menjadi
landasan utama adalah teori stimulus responnya BF. Skinner. Pada periode ini muncul
minat terhadap kajian psikoligustic yang ditandai dengan terbitnya buku hasil suntingan
Osgood dan sebeok yang berjudul Psycholingustic a survey of theory and reseach
problem tahun (1954).
 Periode 1960-1970, awal runtuhnya metode audiolingual dan audiovisual, dan mulai
populernya analisis kontrastif, yang berusaha mencari dan dasar teori dalam pengajaran
bahasa. Analisis kontrastif menurut Lado sebagaimana yang dikutip Pranowo, bahwa
analisis kontrastif atau disingkat AK sering dipersamakan dengan linguistik kontrastif,
yaitu suatu cabang ilmu bahasa yang tugasnya membandingkan secara singkronis dua
bahasa sedemikian rupa sehingga kemiripan dan perbedaan kedua bahasa tersebut dapat
dilihat AK semakin popular setelah munculnya karya Lado yang berjudul Linguistic A
Cross Culture yang menguraikan secara panjang lebar tentang bagaimana cara-cara
mengontraskan dua bahasa. Buku tersebut berisi uraian tentang AK antara bahasa inggris
dengan bahasa spanyol, dengan saplemen contoh-contoh dari bahasa cina, muangthai dsb.
 Tahap keempat 1970-1980 merupakan periode yang paling inovatif dalam peembelajaran
bahasa kedua. Konsep dan hakikat belajar bahasa dirumuskan kembali, kemudian diarahkan
pada pengembangan sebuah model pembelajaran yang aktif dan efisien yang dilandasi oleh
teori yang kokoh. Inti dari pola pikir yang sudah terbentuk mengenai metode pengajaran
bahasa selama waktu yang lalu dicoba diubah. Akhir dari periode ini ditandai dengan
munculnya satu pendekatan yang sekarang dikenal dengan nama pendekatan komunikatif
yang sekarang diberlakukan dalam pembelajaran bahasa asing.
C. Kemampuan anak-anak dan orang dewasa belajar bahasa
Dalam belajar bahasa, menurut Chaer (2003), kanak-kanak yang masih berada dalam masa
kritisnya memang mudah untuk belajar bahasa. Berbeda dengan orang dewasa atau mereka yang
masa kritisnya sudah lewat tidak mudah belajar bahasa lain, apalagi mengganti bahasa yang
sudah dinuranikannya dengan bahasa lain.
Menurut Panfield bahwa otak anak kecil mempunyai kemampuan khusus untuk belajar
bahasa, suatu kemampuan yang akan menurun dengan berjalannya waktu. Dalam mempelajari
bahasa otak anak bersifat kenyal, sedangkan otak orang dewasa biasanya jauh dibawa
kemampuan otak anak. Menurut Panfield juga, selama tahun pertama dari kehidupan anak,
otaknya membentuk “ unit-unit bahasa” yang mencatat segala berhubungan dengan sel-sel syaraf
lain yang mengatur kegiatan motorik, berfikir, dan fungsi inteleklain. Setelah umur enam tahun
dan lebih-lebih lagi setelah Sembilan tahun anak menggunakan unit-unit bahasa ini sebagai dasar
untuk memperkaya pembendaharaan kata-kata. Kata-kata baru ini diperoleh atas dasar unit-unit
bahasa dan bunyi yang belum pernah dicatat di otaknya. Setelah umur sepuluh atau dua belas
tahun, anak baru belajar bahasa kedua, ia harus menggunakan unit-unit bahasa yang sama yang
telah dipelajarinya itu.
Remaja dan orang dewasa yang belajar bahasa asing, menggunakan unit-unit bahasa yang
telah terbentuk dalam otaknya sejak kecil. Mereka harus melakukan proses terjemahan dalam
otaknya, suatu proses neorofisiologis yang oleh panfield disebut “belajar secara tidak langsung”.
Anak-anak kecil yang belajar dengan cara ini, misalnya belajar bahasa inggris dari guru yang
berbahasa Indonesia juga harus melaui proses terjemahan ini. Tetati anak-anak yang belajar
bahasa kedua atau ketiga dari guru yang hanya berbicara bahasa tersebut, dalam konteks ini
metode langsung atau metode ibu dapat membentuk unit-unit bahasa kedua didalam otaknya.
Anak yang belajar dua atau tiga bahasa selama masa peka akan mengucapkan bahasa itu
seperti logat gurunya. Bila ia belajar satu bahasa disekolah, mendengar bahasa kedua dirumah
mungkin bahasa ketiga didengar dari pengasuhnya, dengan tidak disadari ia telah belajar tiga
bahasa sekaligus. Ia mengetahui bahwa dengan gurunya ia harus berbicara menggunakan bahasa
pertama, sedangkan dengan orang tuanya ia berbicara menggunakan bahasa kedua. Anak-anak
belajar bahasa asing bertujuan membentuk dasar unit bahasa tersebut dalam otak yang sedang
tumbuh. Dengan demikian, ia bisa menggunakan dasar bahasa tersebut dikemudian hari bila
mempelajari bahasa tersebut disekolah. Waktu yang baik bagi anak-anak belajar bahasa kedua
adalah usia tiga dan enam tahun.
Menurut Joan Beck dalam Syaiful bahwa orang tua yang belajar bahasa (bahasa kedua)
bersama-sama dengan anaknya selalu menemukan bahwa anaknya lebih mudah dan cepat dari
pada mereka.
Pemerolehan dan pembelajaran bahasa memiliki esensi yang berbeda tetapi keduanya
memiliki persamaan dalam prosesnya. Persamaan antara pemerolehan dan pembelajaran bahasa
tersebut seperti di bawah ini.
a. Praktik, baik pemerolehan maupun pembelajaran pada hakikatnya adalah pembentukan
kebiasaan berbahasa sehingga ia memiliki kemampuan (capability) berbahasa yang
dilakukan melalui serangkaian praktik berbahasa.
b. Meniru, kegiatan meniru (imitation) juga berlaku bagi pemerolehan maupun
pembelajaran bahasa. Peniruan itu baik dari aspek suara, kalimat, dan metode
menggunakannya (konteks).
c. Keduanya melalui tahapan-tahapan dalam proses kebahasaannya.
Selain persamaan tersebut, pemerolehan maupun pembelajaran bahasa juga memiliki
perbedaan sebagai berikut.
a. Perbedaan Motivasi atau tujuan, pemerolehan bahasa digunakan sebagai dasar dalam
berkomunikasi dengan orang di sekitarnya sedangkan pembelajaran didasari oleh motif
tertentu seperti ekonomi, pendidikan, sosial, dan lain sebagainya.
b. Pemerolehan bahasa dilakukan secara tidak sadar sedangkan pembelajaran bahasa
dilakukan secara sadar oleh individu yang bersangkutan.
c. Model dalam pemerolehan bahasa pertama adalah bahasa pertama yang digunakan di
lingkungannya sedangkan pembelajaran biasanya objek bahasanya adalah bahasa kedua.
Misalnya, di suku Jawa bahasa pertama adalah bahasa Jawa dan bahasa kedua adalah
bahasa Indonesia.
d. Perbedaan waktu ini mengacu pada tahap yang dilalui dimana pemerolehan bahasa
pertama biasanya pada waktu usia anak-anak dan yang paling baik pada masa periode
masa kritis dan pembelajaran bahasa bahasa dapat dilakukan kapanpun.
e. Pembelajaran bahasa adalah proses yang terjadi setelah pemerolehan bahasa terjadi.

Konsep persamaan dan perbedaan pemerolehan dan pembelajaran bahasa ini penting
diketahui dan dipahami oleh seorang pendidik bahasa. Hal ini nantinya dapat digunakan sebagai
landasan dalam penyusunan pembelajaran bahasa yang efektif dan efisien sesuai dengan konteks
yang dihadapi.

Di samping kedua istilah di atas, yang bisa menimbulkan salah pengertian kita terutama
karena kemiripan pengucapannya adalah sifat pemerolehan yaitu nurture atau nature. Istilah
tersebut memang lahir dari kedua tokoh yang berlainan aliran dan bidang kajian yang berbeda
pula. Istilah nurture merupakan kesimpulan dari teori behaviorisme yang mengatakan bahwa
otak manusia dilahirkan seperti tabularasa (blank slate/piring kosong) dimana blank slate ini
akan diisi oleh alam sekitarnya. Dalam buku Psikolinguistik karya Abdul Chaer, hipotesis
tabularasa ini mulanya dikemukakan oleh John Locke seorang tokoh empirisme yang sangat
terkenal.Kemudian pelopor modern dalam pandangan ini adalah seorang psikolog dari
Universitas Harvard yaitu, B.F. Skinner. Sedangkan istilah nature adalah lahir dari teori
Innatisme yang dipelopori oleh Noam Chomsky (1960an) yang mengatakan bahwa manusia
dilahirkan dengan Innate Properties (bekal kodrati) yaitu bersama Faculties of the Mind (kapling
minda) yang salah satu bagiannya khusus untuk memperoleh bahasa, yaitu Language Acquisition
Device (piranti pemerolehan bahasa). Karena alat ini berlaku semesta, maka kemudian Chomsky
merumuskan teorinya dengan istilah Universal Grammar (tatabahasa semesta). Jadi
perkembangan pemerolehan bahasa anak akan seiring dengan pertumbuhan faktor biologisnya

Meskipun terjadi perbedaan sifat pemerolehan seperti disebutkan di atas, namun antara
Nurture dan Nature sama-sama saling mendukung. Nature diperlukan, karena tanpa bekal kodrati
makhluk tidak mungkin anak dapat berbahasa sedangkan nurture diperlukan, karena tanpa input
dari alam sekitar bekal yang kodrati itu tidak akan terwujud.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Belajar bahasa adalah proses penguasaan bahasa, baik bahasa pertama maupun bahasa
kedua
2. Pengertian belajar bahasa ada tiga Istilah : Pendekatan, Metode, Teknik.
3. Bahasa Arab dalam kajian sejarah termasuk rumpun bahasa Semit yaitu rumpun rumpun
bahasa yang dipakai bangsa-bangsa yang tinggal di sekitar sungai Tigris dan Furat,
dataran Syria dan Jazirah Arabia (Timur Tengah).
4. perkembangan pemerolehan bahasa anak akan seiring dengan pertumbuhan faktor
biologisnya
B. Saran
Sebagai manusia yang bergelut didunia pendidikan, sudah menjadi keharusan bagi kita untuk
mengetahui dan memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan serta
menerapkannya dalam proses belajar mengajar.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/mod/page/view.php?id=2299
Zalyana, Psikologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Pekanbaru: Al Mujtahadah Press,2010)

Anda mungkin juga menyukai