Disusun oleh :
1. DEFIANA 23350057
2. AZAHRA MAULINNA 23350076
3. SALMA NURKAMILAH 23350082
4. DELA SELASIH 23350101
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Konsep
Teori Belajar" tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bapak Rio Septora M.Pd pada mata kuliah Bahasa Indonesia.Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Konsep Teori Belajar bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rio Septora M.Pd, selaku dosen
Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Kelompok
ii
DAFTAR ISI
COVER.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................2
A. Macam Macam Teori Belajar.................................................................2
1. Teori Belajar Behaviorisme............................................................3
2. Teori Belajar Kognitivisme.............................................................3
3. Teori Belajar Bahasa Krashen........................................................4
BAB III PENUTUP...........................................................................................7
A. Kesimpulan.............................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu teori belajar Behaviorisme
2. Apa itu teori belajar Kognitivisme
3. Apa itu teori belajar Bahasa krashen
C. Tujuan Penulisan
1
Sri Hastuti, Neviyarni .2021. Teori Belajar Bahasa, Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Volume 3
(1)
iv
1. Untuk mengetahui dan memahami teori belajar Behaviorisme
2. Untuk mengetahui dan memahami teori belajar Kognitivisme
3. Untuk mengetahui dan memahami teori belajar Bahasa krashen
v
BAB II
PEMBAHASAN
2
Nurlina, Nurfadilah, Aliem Bahri .2021. Teori Belajar dan Pembelajaran. MAKASSAR : UNISMUH, h.15
3
Titin Nurhidayati .2012. IMPLEMENTASI TEORI BELAJAR IVAN PETROVICH PAVLOV (CLASSICAL
CONDITIONING ) DALAM PENDIDIKAN, JURNAL FALASIFA. 3 (1).
6
Meskipun teori behavioristik telah memberikan wawasan penting dalam
pemahaman tentang pembelajaran bahasa, pendekatan ini telah dikritik karena
kurang memperhitungkan aspek-aspek kognitif dan sosial dari pembelajaran
bahasa. Beberapa ahli berpendapat bahwa teori-teori yang lebih inklusif, seperti
teori kognitif dan teori sosial, memberikan pandangan yang lebih komprehensif
tentang proses pembelajaran bahasa.
7
Pembelajaran bahasa melibatkan konstruksi pengetahuan yang aktif oleh individu.
Individu secara aktif membangun pemahaman mereka tentang bahasa melalui
interaksi dengan materi pembelajaran, pengalaman langsung, dan refleksi.
Proses ini mencakup eksplorasi, eksperimen, dan penyesuaian terhadap konsep-
5
konsep dan aturan-aturan bahasa yang dipelajari.
Bahasa dipandang sebagai alat penting dalam berpikir dan memproses
informasi. Teori kognitivisme menekankan bahwa bahasa memainkan peran kunci
dalam organisasi, penyimpanan, dan penggunaan pengetahuan. Dengan
menggunakan bahasa, individu dapat mengungkapkan pikiran mereka,
memecahkan masalah, dan berpartisipasi dalam proses kognitif lainnya. Teori
kognitivisme mendukung pengajaran bahasa dalam konteks yang bermakna dan
relevan.
Pembelajaran bahasa yang efektif melibatkan penyediaan situasi-situasi
nyata atau konteks yang memungkinkan siswa untuk menggunakan bahasa
dalam situasi yang autentik dan berarti. Ini membantu siswa memahami dan
menginternalisasi struktur dan fungsi bahasa secara lebih efektif. Penerapan teori
kognitivisme dalam pembelajaran bahasa menekankan pemahaman yang
mendalam, penggunaan aktif bahasa dalam konteks yang relevan, dan
pembangunan pengetahuan yang kokoh tentang struktur dan fungsi bahasa.
Dengan menyediakan pengalaman pembelajaran yang bervariasi dan
memfasilitasi refleksi dan eksplorasi aktif, pendekatan ini memungkinkan siswa
untuk mengembangkan keterampilan bahasa mereka secara komprehensif.
5
Nurhadi . 2020. TEORI KOGNITIVISME SERTA APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN, EDISI : Jurnal
Edukasi dan Sains, 2, (1), h. 81
8
Hypothesis).
b. Hipotesis urutan secara alami (The Natural Order Hypothesis)
c. Hipotesis Monitor (The Monitor Hypothesis)
d. Hipotesis Input (The Input Hypothesis)
e. Hipotesis saringan afektif (The Affective Filter Hypothesis)
Hipotesis ini meletakkan dasar strategi pengajaran berbasis komunikasi yang
telah menjadi populer pada pembelajaran bahasa kedua dewasa ini. Berikut
adalah penjelasan secara singkat setiap hipotesis dan implementasinya pada
pembelajaran.
a. Hipotesis Pemerolehan dan Pembelajaran (The Acquisition vs. Learning
Hypothesis).
Menurut Krashen, ada dua cara untuk mengembangkan kemampuan
bahasa: yang pertama melalui pemerolehan (akusisi) dan yang kedua melalui
belajar (learning). Pemerolehan adalah proses sub-sadar, seperti dalam kasus
seorang anak belajar bahasa pertama atau orang dewasa 'mengambil' bahasa
kedua hanya dengan tinggal dan bekerja di negara asing. Belajar, di lain pihak,
adalah proses sadar mengembangkan bahasa kedua atau bahasa asing melalui
pelajaran bahasa dan fokus pada fitur gramatikal bahasa tersebut. Implikasi dari
teori ini adalah bahwa cara optimal mempelajari bahasa adalah dengan cara
pemerolehan bahasa yang dipelajari melalui komunikasi alami. Oleh sebab itu guru
perlu menciptakan situasi
di mana bahasa digunakan untuk memenuhi tujuan otentik. Keadaan ini membantu
siswa untuk 'memperoleh bahasa bukan hanya ' belajar ' bahasa.
b. Hipotesis urutan secara alami (The Natural Order Hypothesis)
Menurut hipotesis ini, bahasa diperoleh dalam urutan-urutan yang telah
diprediksi oleh semua peserta didik. Pada setiap bahasa, fitur tertentu diperoleh
lebih awal sementara yang lain diperoleh kemudian dalam proses. Menurut
hipotesis ini, guru harus mulai dengan memperkenalkan konsep-konsep bahasa
yang relatif mudah bagi peserta didik agar mereka dapat ‘ memperoleh’ konsep
tersebut dan selanjutnya menggunakan ‘scaffolding’ untuk memperkenalkan
konsep yang lebih sulit.
c. Hipotesis Monitor (The Monitor Hypothesis)
Hipotesis ini menjelaskan bagaimana ‘pemerolehan’ dan ‘pembelajaran’
digunakan; sistem pemerolehan memulai ucapan dan sistem pembelajaran '
memonitor' ucapan tersebut untuk memeriksa dan memperbaiki kesalahan.
Krashen menyatakan bahwa monitoring atau pemantauan dapat memberi
kontribusi terhadap keakuratan ucapan tersebut tetapi penggunaan monitoring
9
harus dibatasi. Krashen berpendapat bahwa 'sistem monitor' kadangkadang dapat
bertindak sebagai penghalang karena memaksa pelajar untuk melambat dan lebih
fokus pada akurasi daripada kelancaran.
d. Hipotesis Input (The Input Hypothesis)
Hipotesis ini menunjukkan bahwa pemerolehan bahasa terjadi ketika peserta
didik menerima pesan yang mereka dapat pahami. Konsep ini juga dikenal sebagai
masukan yang dapat dipahami atau comprehensible input. Akan tetap, Krashen
juga berpendapat bahwa comprehensible input haruslah satu tahap di atas
kemampuan bahasa peserta didik saat ini.
Comprehensible input dilambangkan dengan i + 1 untuk memungkinkan
peserta didik terus maju dengan perkembangan bahasa mereka. Hipotesis ini
menekankan pentingnya menggunakan bahasa target di kelas. Tujuan dari
program bahasa bagi peserta didik adalah untuk dapat berkomunikasi secara
efektif. Dengan menyediakan comprehensible input sebanyak-banyaknya di dalam
kelas, guru mampu menciptakan peluang yang lebih efektif untuk pemerolehan
bahasa. Selanjutnya input lebih dipahami apabila guru menggunakan gambar dan
media-media relevan lainnya, gesture dll.
e. Hipotesis saringan afektif (The Affective Filter Hypothesis)
Menurut Krashen satu kendala yang dapat muncul selama pemerolehan
bahasa adalah filter afektif yaitu 'saringan' yang dipengaruhi oleh variabel
emosional yang dapat mencegah pembelajaran. Filter hipotetis ini tidak berdampak
secara langsung pada pemerolehan bahasa namun mencegah input untuk
mencapai bagian pemerolehan bahasa pada otak. Menurut Krashen, saringan
afektif dapat dipicu oleh berbagai macam variabel seperti kecemasan, rasa
percaya diri, motivasi dan stress. Hipotesis ini mengimplikasikan bahwa penting
diciptakan lingkungan yang kondusif bagi peserta didik untuk belajar dengan aman
dan nyaman tanpa merasa takut atau malu dalam membuat kesalahan dan
mengambil risiko.6
6
Munirah Muin, Sulfasyah ,2018, PENGGUNAAN TEORI MONITOR KRASHEN DALAM PEMBELAJARAN
BAHASA DAERAH BUGIS SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN BAHASA DAERAH, PROSIDING : Universitas
Muhammadiyah Jakarta., h. 24.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fokus utama dalam teori belajar behavioristik adalah pada perilaku yang dapat
diamati dan penyebab luar yang menstimulasinya. Dengan fokus pada stimulus,
respons, dan penguatan, teori belajar bahasa behavioristik menawarkan kerangka kerja
untuk memahami bagaimana pembelajaran bahasa terjadi dan bagaimana perilaku
bahasa dapat dimodifikasi melalui intervensi lingkungan yang tepat, Sedangkan teori
belajar bahasa kognitif lebih berfokus pada peran proses kognitif internal dalam
memahami, memproses, dan menggunakan bahasa. Teori ini menggeser fokus dari
perilaku yang diamati ke proses mental yang mendasarinya .
Teori belajar bahasa krashen lebih berfokus pada aspek-aspek seperti paparan
bahasa, faktor psikologis, dan proses pemerolehan alami, teori Krashen memberikan
wawasan penting tentang bagaimana individu memperoleh bahasa. Pendekatan
pembelajaran bahasa yang berbasis pada teori ini menekankan pentingnya lingkungan
pembelajaran yang mendukung,
11
DAFTAR PUSTAKA
12