Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEORI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH


DASAR

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok pada Mata Kuliah
Pembelajaran Bahasa Indonesia SD/MI

Dosen Pengampu:
Fiki Hermansyah, M.Pd

Disusun Oleh:
1. Nabilla Az zahra (1911100350)
2. Nanda Yulistia (1911100356)
3. Selfi Porwati (1911100193)
4. Wella Octari ( 1911100435)
5. Mardiansyah Johan(1911100335)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2020/2021

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah memberikan
kekuatan dan keteguhan hati kepada kami untuk menyelesaikan makalah  ini. Sholawat
beserta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada nabi Muhammad saw. yang
menjadi tauladan para umat manusia yang merindukan keindahan syurga
Kami menulis makalah ini bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui ilmu
tentang “Teori belajar dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar” yang
diberikan oleh dosen.Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan,
terutama disebabkan kurangnya ilmu pengetahuan.
Kami menyadari, bahwa banyak kekurangan dari makalah ini karena pengetahuannya
tidak seberapa yang masih perlu belajar dalam penulisan makalah, bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
positif demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi, serta berdayaguna di masa yang akan
datang.
Besar harapan, mudah-mudahan makalah yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat
dan maslahat bagi semua orang.

Bandar Lampung, 01 oktober 2021

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................iii
A. Latar Belakang................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................4
C. Tujuan .............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................5
A. Hakikat Belajar, Bahasa, dan Pembelajaran....................................................5
B. Teori Belajar Bahasa Menurut Teori Piaget dan Krashen...............................6
C. Landasan Teori Belajar Bahasa.......................................................................7

BAB III PENUTUP........................................................................................................12


A. Kesimpulan......................................................................................................12
B. Saran................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi. Tanpa bahasa kita tidak bisa
berkomunikasi maupun berinteraksi dengan orang lain. Selain merupakan alat komunikasi,
bahasa berfungsi sebagai identitas bangsa dan alat pemersatu bangsa. Salah satunya yaitu
Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia telah mampu mempersatukan berbagai lapisan
masyarakat yang berbeda latar belakang bahasa, suku, dan sosial budaya.
Sebelum menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi terlebih dahulu kita
mengalami yang namanya belajar bahasa. Belajar bahasa artinya belajar komunikasi.
Setelah melalui proses belajar bahasa, kita juga harus mengetahui bahwa di dalam
menggunakan bahasa sebagai sarana komunikasi terdapat landasan teori yang harus kita
ketahui. Landasan Teori Belajar Bahasa ada tiga macam yaitu: (1)Teori Behavioristik; (2)
Teori Generatif yang terdiri dari Teori Nativisme dan Teori Kognitivisme; (3) Teori
Konstruktivisme. Ketiga macam teori tersebut, nantinya akan di bahas dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Hakikat Belajar, Bahasa, dan Pembelajaran?
2. Teori Belajar Bahasa Menurut Teori Piaget dan Krashen?
3. Bagaimana Landasan Teori Belajar Bahasa?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Hakikat Belajar, Bahasa, dan pembelajaran.
2. Untuk mengetahui Teori Belajar Bahasa Menurut Teori Piaget dan Krashen.
3. Untuk mengetahui Landasan Teori Belajar Bahasa.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Belajar, Bahasa, dan Pembelajaran
a. Hakikat Belajar
Suatu aktivitas atau proses untuk memperoleh pengetahuan , meningkatkan
keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap,dan mengokohkan kepribadian.
Usaha atau rekayasa pembelajaran yang sesuai dengan pertumbuhan jasmani dan
perkembangan mental untuk menghasilkan perubahan yang posiftif.

b. Hakikat Bahasa
Pengertian orang tentang bahasa sangat beranekaragam bergantung kepada teori
apa yanng di pakai. Karena setiap teori yang dipakai mempunyai definisi yang berbeda
anatara yang satu dengan yang lain. (Soeparno, 2002) ;
 Bahasa merupakan identitas suatu bangsa
 Bahasa merupakan alat komunikasi;
 Bahasa merupakan alat pemersatu.

c. Hakikat Pembelajaran
Usaha menciptakan sistem lingkungan yang terdiri atas komponen pengajaran,
tujuan pengajaran, peserta didik, materi pelajaran, metode pengajaran, media pengajaran,
dan faktor administrasi serta biaya proses belajar secara optimal;
Proses mendidik atau membelajarkan peserta didik untuk membantu
menumbuhkan, mentranformasikan nilai – nilai positif, memberdayakan, dan
mengembangkan potensi kepribadian peserta didik.
Prinsip proses pembelajaran meliputi : (1) Membentuk kreasi lingkungan yang
dapat membentuk struktur kognitif siswa; (2)Tipe pengetahuan yang harus dipelajari ; (3)
Melibatkan peran lingkungan sosial.
Prinsip pengelolaan pembelajaran meliputi : (1) Interaktif (proses pembelajaran
melalui proses iteraksi guru – siswa; (2) Inspiratif ( proses yang memungkinkan siswa
mencoba dan melakukan sesuatu ); (3) Meyenangkan ( proses yang dapat mengembangkan
seluruh potensi siswa dan terbebas dari rasa takut dan menegangkan ) ; (4) Menantang

5
( proses yg menatang siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir ) Contoh : guru
menyuruh siswa untuk presentasi ; (5) Motivasi ( dorongan yg memungkinkan siswa untuk
bertindak.
B. Teori Belajar Bahasa Menurut Teori Piaget dan Krashen
a) Relevansi Teori Piaget dalam Proses Belajar Bahasa
1. Kemampuan anak mengkonseptualisasikan hubungan ketatabahasaan antara actor-acti-
object ( Subjek-Predikat-Objek).
2. Kemunculan pertimbangan-pertimbangan metalinguistik pada sang anak terutama
kemampuan anak untuk memahami kalimat yang berdwimakna (Tarigan,1986).
b) Teori Belajar Bahasa Krashen
Stephan Krashen menyatakan bahwa proses pembelajaran bahasa berdasarkan
pandangan kognitif mengemukakan beberapa hipotesis, yaitu:
1. Hipotesisis pemerolehan dan pembelajaran bahasa ( The acquisition and learning
hypothesis). Hipotesisi ini menyatakan terdapat dua cara belajar bahasa, yaitu melalui
proses pemerolehan (acquisition) dan melalui proses belajar (learning).
2. Hipotesis monitor ( the monitor hypothesis). Hipotesis ini menyataka bahwa
pengetahuan bahasa yang dipelajari secara hanya berfungsi sebagai monitor atau
editor yang mengecek sistem bahasa yang akan dihasilkan. Monitor akan berjalan jika
memenuhi persyaratan (1) ada waktu yang cukup untuk memilih dan menerapkan
kaidah bahasa hasil belajar. (2) monitor berfokus pada bentuk, artinya pemakai
bahasa harus memfokuskan pada output yang benar. (3) memiliki pengetahuan
tentang kaidah.
3. Hipotesis Urutan Alamiah (the order hypothesis). Hipotesis ini menyatakan bahwa
proses pemerolehan struktur gramatikal terjadi secara berurutan. Bentuk-bentuk
sederhana akan dikuasai terlebih dahulu baru bentuk-bentuk kompleks.
4. Hipotesis input ( the input hyphotesis). Hipotesis ini menyatakan bahwa kemampuan
berbahasa seseorang tergantung inputnya.
5. Hipotesis Saringan Afektif ( the filter hypothesis). Hipotesis ini menyatakan bahwa
semakin besar saringan atau filter afektif semakin sukar untuk menguasai bahasa.

6
C. Jenis Landasan Teori Belajar Bahasa
1. Teori Behavioristik
Menurut teori Behavioristik, bahasa merupakan bagian yang fundamental dari
keseluruhan perilaku manusia. Teori ini lebih memperhatikan pada aspek yang
dirasakan secara langsung pada perilaku berbahasa serta hubungan anatara stimulus
dan respons pada dunia sekelilingnya. Seorang behavioris menganggap bahwa perilaku
berbahasa yang efektif merupakan hasil repson tertentu yang dikuatkan dan nantinya
respon itu akan menjadi kebiasaan.
Contoh : (Anak yang minta susu pada ibunya oleh ibu diberi susu)
Maka hal ini apabila selalu dituruti oleh ibu , sang anak akan minta susu
dengan cara seperti itu terus. Pernyataan ini diteliti oleh skinner yang dikenal dengan
teorinya belajar disebut operant conditioning. Konsep ini mengacu pada kondisi
dimana manusia atau binatang mengirimkan respon (ujaran atau kalimat) tanpa ada
stimulus yang tampak.

2. Teori Generatif
a. Teori Nativisme
Teori nativisme dihasilkan dari pernyataan bahwa pembelajaran bahasa
ditentukan oleh bakat. Lenneberg (1967) menyatakan bahwa bahasa itu
merupakan perilaku khusus manusia dan cara pemahaman tertentu,
pengkategorian, kemampuan, dan mekanisme bahasa yang lain ditentukan secara
biologis. Teori Nativisme Chomsky dalam Hadley ( 1993 :48 ) mengatakan
bahwa hanya manusialah satu – satunya makhluk Tuhan yang dapat melakukan
komunikasi lewat bahasa verbal. Chomsky juga menyatakan bahwa setiap anak
lahir di dunia telah memiliki bekal dengan apa yang disebutnya “ alat penguasaan
bahasa” atau LAD ( Language Acquisition Device).
McNeill mendiskripsikan LAD menjadi empat bakat bahasa. Empat bakat
bahasa tersebut antara lain :
1. Kemampuan membedakan bunyi ujaran dengan bunyi lain dalam
lingkungan;

7
2. Kemampuan mengorganisasikan peristiwa bahasa ke dalam variasi yang
beragam;
3. Pengetahuan adanya sistem bahasa tertentu yang mungkin dan sistem
bahasa lain yang tidak mungkin ;
4. Kemampuan untuk tetap pengevaluasi sistem perkembangan bahasa yang
membentuk sistem dengan cara yang paling sederhana dari data kebahasaan
yang diperoleh.
b. Teori Kognitifisme
Slobin (1971) mengatakan bahwa dalam semua bahasa, belajar semantik
bergantung pada perkembangan kognitif. Urutan perkembangan itu di tentukan
oleh kompleksitas semantik daripada kompleksitas struktural.
Bloom (1976), penjelasan perkembangan bahasa bergantung pada
penjelasan kognitif yang terselubung. Apa yang diketahui anak menentukan kode
yang di pelajarinya untuk memahami pesan dan menyampaikannya.
3. Teori Konstruktivisme
Peneliti bahasa melihat bahasa merupakan manifestasi kemampuan kognitif dan
afektif untuk dapat menjelajah dunia, untuk berhubungan dengan orang lain, dan untuk
keperluan diri sendiri sebagai manusia.
a. Kognisi dan perkembangan bahasa
Pieget menggambarkan perkembangan sebagai hasil interaksi anak
dengan lingkunganya, dengan interaksi komplementer antara perkembangan
kognitif perseptual dengan pengalaman bahasa mereka. Penjelasan tentang
perkembangan bahasa anak tergantung pada penjelasan faktor kognitif yang
menjadi penyangga bahasa. Apa yang diketahui anak menentukan apa yang
mereka pelajari tentang kode bahasa.
Slobin menyatakan bahwa semua bahasa belajar makna yang tergantung
pada perkembangan kognitif dan urutan perkembanganya lebih ditentukan oleh
kompleksitas makna itu daripada kompleksitas bentuknya. Interaksi sosial dan
perkembangan bahasa di sekitar pembelajar akan berpengaruh dalam
perkembangan kognitif karena disesuaikan dengan jenjang usia anak.

8
Kemampuan Kognitif meliputi :
 Pengetahuan : kemampuan mengetahui atau mengingat istilah, fakta,
aturan, urutan, metode, dan sebagainya.
 Pemahaman :kemampuan menterjemahkan, menafsirkan , memperkirakan
memahami isi pokok, mengartikan tabel , dan sebagainya.
 Penerapan :kemampuan memecahkan masalah, membuat bagan
mengunakan konsep , kaidah, prinsip, metode, dan sebaginya.
 Analisis : kemampuan memisahkan, membedakan , dan sebaginya.
 Sintesis :kemampuan menyusun karangan rencana , program kerja , dan
sebaginya.
 Evaluasi : kemampuan menilai berdasarkan nprma seperti menilai mutu
karangan.

Kemampuan Afektif meliputi :


 Peneimaan : Kemampuan menjadi peka tentang sesuatu hal dan
menerima sebagaimana adanya.
 Partisipasi :Kerelaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu
kegiatan.
 Penilaian dan penentuan sikap : kemampuan memberikan nilai dan
menetukan sikap.
 Organisasi : kemmapuan membentuk system nilai sebagai pedoman
hidup.
 Pembentukan pola hidup : kemampuan menghayati nilai sehingga
menjadi pegangan hidup.

4. Teori Humanisme

9
Teori Humanisme merupakan teori yang cenderung mengarahkan peserta didik untuk
dapat berfikir induktif, mementingkan pengalaman, dan membutuhkan keterlibatan secara
aktif didalam proses pembelajaran, Peran guru hanya berperan sebagai fasilitator dan
pembimbing. Peserta didik tidak hanya sekedar duduk manis mendengarkan materi yang
disampaikan oleh gurunya, tetapi peserta didik juga diharapkan mampu bekerja secara
individual dengan cara berkelompok, agar peserta didik mampu mengeksplorasi bidang-
bidang pelajaran, mengusulkan topik-topik pelajaran, sehingga dapat membantu
mewujudkan bakat dan minat-minat yang dimiliki.

Adapun kriteria bentuk pendidikan humanisme adalah sebagai berikut:

1. Tersedia fasilitas atau sarana dan prasarana yang memudahkan proses belajar mengajar,
artinya harus tersedia berbagai macam bahan/sumber pelajaran yang diperlukan.
2. Peserta didik diberi kebebasan untuk bergerak di ruang kelas, bebas menyampaikan
pendapat mereka, tidak dilarang berbicara yang berkaitan dengan materi pembelajaran,
dan tidak ada pengelompokan atas dasar tingkat kecerdasan.
3. Terciptanya suasana kelas yang penuh kasih sayang, hangat, hormat dan terbuka, artinya
guru bersedia mendengarkan keluhan peserta didik dengan aman dan mampu menjaga
rahasia peserta didik.
4. Jika ada masalah pribadi dengan peserta didik, guru menangani masalah tersebut dengan
jalan berkomunikasi secara pribadi tanpa melibatkan suatu kelompok.
5. Guru mengamati setiap proses belajar yang dilalui murid dengan membuat catatan dan
penilaian secara individual, dan meminimalisir tes formal.
6. Adanya kesempatan untuk menumbuhkan keprofesionalan guru, dalam arti guru boleh
menggunakan bantuan lain termasuk rekan kerjanya (team teaching).
7. Guru menghargai kreativitas, mendorong prestasi, dan memberikan kebebasan belajar
kepada peserta didik

Berikut merupakan Nama Tokoh – tokoh dari Teori Humanistik sebagai berikut:

10
• Carl Rogers
• Abraham Maslow
• Kolb
• Honey dan Mumford
• Habermas
• Bloom dan Krath Wohl
• Arthur Combes

Selain itu Teori Humanistik memiliki Prinsip – prinsip antara lain:


• Merumuskan tujuan belajar yang jelas
• Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas, jujur,
dan positif
• Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif
sendiri

Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran
yang mewarnai teknik-teknik yang diterapkan.
Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para peserta
didik.

BAB III

11
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hakikat belajar adalah suatu aktivitas atau proses untuk memperoleh pengetahuan ,
meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap,dan mengokohkan kepribadian.
Hakikat bahasa merupakan identitas suatu bangsa, alat komunikasi, alat pemersatu. Hakikat
pembelajaran adalah usaha menciptakan sistem lingkungan yang terdiri atas komponen
pengajaran, tujuan pengajaran, peserta didik, materi pelajaran, metode pengajaran, media
pengajaran, dan factor administrasi serta biaya proses belajar secara optimal.
Landasan Teori Belajar Bahasa ada tiga macam yaitu: (1).Teori Behavioristik, (2).
Teori Generatif yang terdiri dari Teori Nativisme dan Teori Kognitivisme, (3). Teori
Konstruktivisme dan (4). Teori Humanisme.

B. Saran
Belajar merupakan kegiatan mulia yang dapat kita lakukan, karena dengan belajar kita
dapat mengetahui hal yang sebelumnya yang tidak dapat diketahui dan dengan belajar kita
dapat berbagi dengan orang yang ada disekitar kita, untuk itu jangan lupa untuk belajar yang
rajin dan sungguh – sungguh dalam setiap proses dalam belajar.

DAFTAR PUSTAKA

12
Dr. Esti Ismawati,M.Pd& Dr Faraz Umayah. Belajar Bahasa di Kelas Awal. Yogyakarta:
Penerbit Ombak,2007.
Tim Penyusun. 2012. Mahir Berbahasa Indonesia. Yogyakarta : Universitas Ahmad Dahlan
Soeparno. 2002. Dasar – Dasar Linguistik. Yogyakarta : PT Tiara Wacana Yogya
http://landasanteoriberbahasaindonesia.com/
https://pgsd.binus.ac.id/2021/07/08/implementasi-teori-belajar-humanisme-dalam-pandangan-
abraham-h-maslow-carl-rogers/

13

Anda mungkin juga menyukai