Oleh:
DEKA SUCIA SARI
1825.0013/0705.1801.035
Penulis,
i
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kognitif ialah mencakup semua bentuk pengenalan yang meliputi
setiap prilaku mental manusia yang berhubungan dengan masalah pengertian,
pemahaman, perhatian, menyangka, mempertimbangkan, pengelolaan
informasi, berfikir dan sebagainnya.1
Bahasa adalah salah satu faktor mendasar yang membedakan manusia
dengan hewan. Bahasa sebagai anugrah dari Sang Pencipta memungkinkan
individu dapat hidup bersama dengan orang lain, membantu memecahkan
masalah, dan memposisikan diri sebagai makhluk yang berbudaya.2
Terdapat hubungan yang sangat erat antara perkembangan bahasa dan
prilaku kognitif. Taraf-taraf penguasaaan keterampilan berbahasa
dipengaruhi, bahkan bergantung pada tingkat kematangan dalam kemampuan
intelektual. Sebaliknya, bahasa merupakan sarana dan alat yang strategis bagi
lajunya perkembangan prilaku kognitif.3
Membahas tentang perkembangan kognitif berarti membahas tentang
perkembangan individu dalam berfikir atau proses kognisi atau proses
mengetahui. Namun disamping itu, sebagai seorang muslim kita juga tidak
lupa bahwa agama Islam juga memberikan ppemaknaan tentang konsep
perkembangan kognitif manusia. Keterangan dari nash Qur’an dan hadits
serta pendapat para ulama tentang perkembangan kognitif manusia patut
untuk kita perhatikan.
Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang teori kognitif dan
bahasa, perkembangan bahasa dan teori kognitif, dan relevan dalam Al-
Qur’an dan Hadits.
1
Mimi Suharti, Perkembangan Peserta Didik, (Padang: IAIN IB Pess, 2011), hlm.
28
2
Nurbaina Dhieni, dkk., Hakikat Perkembangan Bahasa Anak, PAUD4106,
Modul 1, hlm. 3
3
H. Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan: Perangkat Sistem
Pengajaran Modul, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 100
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian teori kognitif?
2. Apa pengertian bahasa?
3. Bagaimana perkembangan kognitif dan bahasa?
4. Bagaimana relevan dalam Al-Qur’an dan Hadits?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang teori kognitif.
2. Untuk mngetahui tentang bahasa.
3. Untuk mengetahui perkembangan kognitif dan bahasa.
4. Untuk mengetahui relevan dalam Al-Qur’an dan Hadits.
BAB II
PEMBAHASAN
4
Fauziah Nasurion, Psikkologi Umum: Buku Panduan untuk Fakultas
Tarbiyah, (Medan: IAIN SU Press, 2011), hlm. 17
5
Depatermen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hlm. 579
6
Mimi Suharti, Perkembangan Peserta Didik, (Padang: IAIN IB Pess, 2011),
hlm. 28
7
Hendra Harmi, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Curup: LP2 STAIN, 2010),
hlm. 70
8
Haryanto Suyono, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011), hlm. 77
3
4
psikologi, yaitu belajar aktif, belajar lewat interaksi sosial dan lewat
pengalaman sendiri.9
Adapun tokoh-tokoh dalam teori kognitif yaitu :
a. Jean Piaget Teori Kognitif
Jean Piaget lahir pada tahum 1989 di Neuhatel, Swiss. Pada
tahun 1916 piaget menyelesaikan pendidikan sarjana dalam bidang
biologi di universitas Neuchatel, dua tahun kemudia ia
menyelesaikan disertai tentang molukosa dan memperoleh doktor
filsafat. Piaget ahli biologi yang memperoleh nama sebagai psikologi
anak karena mempelajari perkembangan intelengensi, menghabiskan
ribuan jam mengamati anak yang sedang bermain dan menanyakan
mereka tentang prilaku dan perasaannya. Ia tidak mengembangkan
teori sosialisasi yang komprehensif, tetapi memusatkan perhatian
pada bagaimana anak belajar, berbicara, berfikir, bernalar, dan
akhirya membentuk pertimbangan moral. Awal mulanya ia meneliti
anaknya sendiri dan hasil pengamatan tersebut di publikasikan dalam
the origins of inteligence in children dan the construction of the child
pada bab yang membahas tahap sesnsorimotor. Ia telah menulisa
lebih dari 60 buku dan ratusan artikel, dan ia adalah salah satu tokoh
psikologi penting di abad ke-20.10
Piaget mengemukakan bahwa, perkembangan kognitif
memiliki peran yang sangat penting dalam proses belajar.
Perkembangan kognitif pada dasarnya merupakan proses mental,
kemampuan penalaran logis (development of ability to
responlogically).11 Bagi Piaget, berfikir dalam proses mental tersebut
9
Sutarto, Teori Kognitif dan Impilkasinya dalam Pembelajaran, jurnal Islamic
Counseling, Vol. 1, No. 02, Tahun 2017, (Curup: STAIN Curup), hlm. 1-2
10
Fatimah Ibda, Perkembangan Kognitif: Teori Jean Piaget, jurnal
Intelektualita, Volume. 3, Nomor. 1, Januari-Juni 2015, hlm. 28
11
Endang Purwanti Nur Widodo, Perkembangan Peserta Didik, (Malang:
UMM Press, 2005), hlm. 40
5
12
Agus Suyanto, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT. Aksara Baru,
1990), hlm. 49
13
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan
Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012),
hlm 199
14
Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,(Jakarta:
Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 36
6
15
Kartini Kartono, Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan), (Bandung:
Mondar Maju, 1995), hlm 52
16
Dewi Purnama Sari, Psikologi Perkembangan Anak, (Curup: LP2
STAIN Curup, 2010), hlm. 31
7
18
Sutarto, Teori Kognitif dan Impilkasinya dalam Pembelajaran, hlm. 9-10
9
19
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar, (Jakarta: Direktorat P dan K,
1988), hlm. 119
20
Al Rasyidin dan Wahyudin Nur Nasution, Teori Belajar dan
Pembelajaran, (Medan; Perdama Publishing, 2011), hlm. 35
10
2. Bahasa
Beberapa ahli telah membahas bahasa dan struktur bahasa dalam
disiplin filsafat bahasa sekitar abad ke-18. Pada awalnya, ada beberapa
pendapat yang berbeda tentang arti bahasa. Aliran sofisme memandang
bahasa sebagai suatu perjanjian yang sifatnya disengaja antara
masyarakat, sedangkan aliran stoijin memandang bahasa sebagai suatu
kemampuan yang bersifat alamiah. Adapun para tokoh yang lain, seperti
Plato dan Aristoteles mengartikan bahasa sebagai interaksi antara kedua
pendapat tersebut. Sehingga beberapa ahli sepakat bahwa bahasa
mencakup cara untuk berkomunikasi, pikiran dan perasaan individu
dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol, seperti lisan, tulisan,
isyarat, bilangan, lukisan maupun mimik yang digunakan untuk
mengungkapkan sesuatu. Bahasa sebagai fungsi dari komunikasi
memungkinkan dua individu atau lebih mengekspresikan berbagai ide,
arti, perasaan, dan pengalaman.23
Badudu (1989) Menyatakan bahwa bahasa adalah alat
penghubung atau komunikasi antara anggota masyarakat yang terdiri atas
individu-individu yang menyatakan pikiran, perasaan, dan keinginannya.
Bahasa sebagai suatu sistem lambang bunyi yang bersifat arbitier
(manasuka) digunakan masyarakat dalam rangka untuk bekerja sama,
berinteraksi, dan mengindentifikasikan diri. Berbahasa berarti
menggunakan bahasa berdasarkan pengetahuan individu tentang adat dan
sopan santun. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bahasa
merupakan suatu sistem lambang yang digunakan sebagai alat
23
Nurbaina Dhieni, dkk., Hakikat Perkembangan Bahasa Anak, hlm. 3
12
24
Nurbaina Dhieni, dkk., Hakikat Perkembangan Bahasa Anak, hlm. 5
13
25
Nurbaina Dhieni, dkk., Hakikat Perkembangan Bahasa Anak, hlm. 14
14
26
Nurbaina Dhieni, dkk., Hakikat Perkembangan Bahasa Anak, hlm. 16
15
27
H. Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan: Perangkat Sistem
Pengajaran Modul, hlm. 100
16
28
H. Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan: Perangkat Sistem
Pengajaran Modul, hlm. 102
17
b. Kualitatif
Piaget membagi proses perkembangan kognitif itu ke dalam
empat tahapan utama yang secara kuantitatif yaitu, sensorimotor,
preoperational, concrete operational, dan formal operational. Masing-
masing tahapan menunjukkan karakteristik yang berbeda-beda. Proses
perkembangan kognitif itu menurut Piaget berlangsung mengikuti suatu
sistem atau prinsip mencari kesimbangan, dengan mengunakan dua cara
atau teknik ialah, asmilasi yaitu penyatuan (pengintegrasi) informasi,
persepsi, konsep dan pengalaman baru kedalam yang sudah ada benak
seseorang.29 Dan akomodasi yaitu individu mengubah dirinya agar
bersesuaian dengan apa yang diterima dari lingkungannya, sebagai proses
penyesuaian atau penyusunan kembali skema ke dalam situasi yang
baru.30
Tokoh lain yang melakukan studi terhadap masalah ini secara
mendalam alah Jerome Bruner ia membagi proses perkembangan prilaku
kognitif ke dalam tiga periode ialah: Enactive stage, merupakan sesuatu
masa ketika individu berusaha memahami lingkungannya, tahap ini mirip
dengan sensorimotor periode dari Piaget. Iconic stage, yang mendekati
kepada preoperational periode. Dan symbolc stage, yang juga mendekati
ciri-ciri formal operarional.31
29
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar, hlm. 135
30
Fatimah Ibda, Perkembangan Kognitif: Teori Jean Piaget, hlm. 31
31
H. Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan: Perangkat Sistem
Pengajaran Modul, hlm. 104
18
32
Dapartemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Sygma
Exagrafika), hlm. 275
33
Dapartemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya, hlm. 415
19
b. Perkembangan Kognitif
1) Tahap perkembangan kognitif
Jaen Piaget telah menjelaskan dalam teorinya tentang
perkembangan kognitif yang terbagi dalam empat tahap, teori piaget
didapat melalui pengamatan yang mendalam terhadap perilaku
manusia. Perkembangan kognitif merupakan perubahan kemampuan
berpikir atau intelektual. Seperti juga kemampuan fisik, banyak
ulama islam membagi perkembangan kognitif berdasarkan empat
periode, yaitu: periode perkembangan, periode pencapaian
kematangan, periode tengah baya, periode lanjut usia.
⬧◼⬧
➔ ➔ ➔
▪❑➔ ➔ ➔⧫
➔⧫ ➔ ➔
⧫◆ ➔ ▪❑➔
⧫ ⧫ ➔⬧
➔ ◆❑➔◆
⬧
Terjemahannya: Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari
Keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah
Keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan
(kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia
menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang
Maha mengetahui lagi Maha Kuasa. (Q.S Ar-Rum [30] :
54)35
❑⬧ ⧫
⧫❑➔➔⧫
Terjemahannya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan
bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang
berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia,
dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu
dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya
dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan
pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit
dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan
kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. (Q.S Al-
Baqarah [02] : 164)36
Jika musibah yang ini tidak menimpanya, maka ini yang akan
membuatnya binasa. Dan kalau yang ini tidak menimpanya, maka
ini yang menimpanya. (HR. Bukhari)42
Psikolog juga meneliti bagaimana perbedaan usia
memengaruhi sistem pemrosesan informasi manusia. Kapasitas
penyimpanan jangka pendek (short term store) diuji dengan uji
rentang ingatan (memory span), dan terlihat bahwa jumlah item yang
dapat diingat meningkat dari usia kanak-kanak sampai usia dewasa.
Selain itu hasil uji terhadap tugas ingatan kerja (working memory
tasks), dimana subjek dengan perbedaan usia diberikan tugas untuk
mengingat item yang membutuhkan kerja mental, juga menunjukkan
lebih banyaknya item yang dapat diolah orang dewasa dari pada
anak-anak. Namun, penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak
yang tergolong ahli catur dapat mengingat lebih banyak jumlah
kotak-kotak catur daripada orang dewasa yang tidak pandai bermain
catur. Ini menunjukkan bahwa anak-anak dapat mengembangkan
strategi tertentu untuk meningkatkan ingatannya.43
Dengan meningkatnya usia, rentang perhatian (attention
span) dari anak sampai remaja meningkat, sejalan dengan terjadinya
myenilization dari sistem saraf pusat. Perhatian menjadi lebih
terencana dan lebih selektif, dimana kemampuan untuk mencari dan
berkonsentrasi pada stimulus yang relevan mulai tidak terlalu
terdistorsi oleh derau suara dari lingkungan. Penelitian dilakukan
untuk melihat kemampuan anak dalam mengembangkan strategi
yang membantu penyelesaian tugasnya.
Anak dengan usia yang lebih muda sering menunjukkan
kurangnya kemampuan untuk secara spontan menghasilkan dan
strategi yang diketahuinya dapat meningkatkan belajar dan ingatan
(production deficiency), sementara beberapa anak yang lebih besar
yang dapat menghasilkan dan menggunakan strategi secara spontan,
44
Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islam, hlm. 1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara bahasa kognitif berasal dari bahasa latin Cogitare artinya
berfikir. Dalam psikologi, kognitif mencakup semua bentuk pengenalan yang
meliputi setiap prilaku mental manusia yang berhubungan dengan masalah
pengertian, pemahaman, perhatian, menyangka, mempertimbangkan,
pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, membayangkan,
memperkirakan, berfikir, keyakinan dan sebagainya. Sedangkan dalam
distilah pendidikan, kognitif merupakan suatu teori belajar yang lebih
mementingkan proses belajar daripada hasil belajar. Ada beberapa tokoh
yang mengembangkan teori kognitif seperti Jaen Piaget dalam teori kognitif
yang menyatakan bahwa perkembangan kognitif berlangsung melalui 4 tahap,
J. S Buner dalam teori belajar (belajar penamuan), Asubel dalam teori belajar
(belajar bermakna), dan Lev Vigotsky perkambangan kognitif.
Beberapa ahli sepakat bahwa bahasa mencakup cara untuk
berkomunikasi, pikiran dan perasaan individu dinyatakan dalam bentuk
lambang atau simbol, seperti lisan, tulisan, isyarat, bilangan, lukisan maupun
mimik yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu. Bahasa sebagai fungsi
dari komunikasi memungkinkan dua individu atau lebih mengekspresikan
berbagai ide, arti, perasaan, dan pengalaman. Bromley (1992) menyebutkan
empat aspek bahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Kemampuan berbahasa berbeda dengan kemampuan berbicara. Bahasa
merupakan suatu sistem tata bahasa yang relatif rumit dan bersifat semantik,
sedangkan kemampuan berbicara merupakan suatu ungkapan dalam bentuk
kata-kata. Bahasa ada yang bersifat reseptif (dimengerti, diterima) maupun
ekspresif (dinyatakan).
Adapun konsep berfikir dalam psikologi yaitu, konjungtif, disjungtif,
dan rasional. Serta Perkembangan kognisi manusia dilihat dari prespektif
Psikologi dan Islam, potensi kognitif bersifat tentative dan semakin
berkembang spektakuler apabila diberikan stimulus yang tepat. Manusia
27
28
dituntut untuk bisa menuntaskan tugas sebagai kholifah fil ardh sebagai
pendidik, yang mempunyai peran strategis untuk merencanakan dan
mengimplementasikan generasi yang khoiru ummah dengan memfasilitasi
perkembangan peserta didik secara maksimal.
B. Saran
Demikian yang dapat penyusun sampaikan mengenai materi pokok
pembahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya. Penyusun berharap para pembaca budiman sudi memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi penyusun dan khususnya juga
para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Harmi, Hendra. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran, Curup: LP2 STAIN.
LN, Syamsu Yusuf. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta:
Remaja Rosdakarya.
29
30
Rasyidin, Al dan Wahyudin Nur Nasution. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Medan: Perdana Publishing.
Sari, Dewi Purnama. 2010. Psikologi Perkembangan Anak. Curup: LP2 STAIN
Curup.