Anda di halaman 1dari 25

LANDASAN-LANDASAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

ANAK DAN TEORI BELAJAR MENGAJAR

Makalah ini diajukan untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Landasan Pendidikan

Dosen : Intan Lestari, M. Pd

Disusun Oleh : Kelompok 4

1. Casmudi (2021.01.04.0011)
2. Imah Safitri (2021.01.04.0026)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN AL-AMIN
INDRAMAYU
2021
KATA PENGANTAR
Assalamu`alaikum, Wr.Wb
Dengan mengucap puji syukur Alhamdullilah kepada Allah SWT yang
melimpahkan rahmat, pertolongan dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul : “Landasan-Landasan Psikologi Pendidikan
Anak dan Teori Belajar Mengajar”.
Makalah ini disusun guna memenuhi persyaratan tugas mata kuliah
Landasan Pendidikan, Prodi S1 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial STKIP Al-
Amin Indramayu. Dengan banyaknya pihak yang memberikan bantuan serta
dukungannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, untuk itu pada
kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Bapak Asep Andri Astriyandi, M.Pd., Selaku ketua program studi IPS;
2. Ibu Intan Lestari, M.Pd., Selaku dosen mata kuliah Landasan Pendidikan

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena
kesempurnaan hanyalah milik Allah semata. Segala kritik dan saran sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca serta dapat memberikan
pengembangan ilmu pengetahuan.
Wassalamu’alaikum, Wr.Wb

Indramayu, Maret 2021


Ketua Kelompok,

Imah Safitri

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................... 2
1.3. Tujuan...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
2.1. Pengertian Landasan Psikologi Pendidikan............................................ 3
2.2. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).................................... 4
2.3. Cara Mengajar Yang Baik Untuk Anak Usia Dini.................................. 7
2.4. Teori Belajar dan Pembelajaran Anak Usia Dini.................................... 11

BAB III PENUTUP......................................................................................... 19


3.1. Kesimpulan.............................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, dengan
pendidikan  manusia dapat memaksimalkan potensi yang ada pada dirinya.
Banyak pendidik yang memaksakan kehendaknya kepada peserta didik untuk
melakukan hal yang mereka inginkan sedangkan peserta didik sendiri tidak
membutuhkanya, maka  setiap guru dituntut untuk memahami teori psikologi
pendidikan  agar  potensi yang ada pada peserta didik dapat dikembangkan
berdasarkan tahap perkembangannya.  Banyak para ahli yang memaparkan
tentang perkembangan  peserta didik diantaranya Piaget, Carl R. Rogers,
Kohnstam. 
Pendidikan selalu melibatkan kejiwaan manusia, sehingga landasan
psikologi merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan.
Sementara itu, keberhasilan pendidik dalam melaksanakan berbagai peranannya
akan dipengaruhi oleh tentang  pemahamannya dalam pendidikan perkembangan
peserta didik. Oleh karena itu agar sukses dalam mendidik, perlu memahami
proses perkembangan, sebab akan membantu dalam memahami tingkah laku.
Tingkah laku siswa sendiri dipelajari dalam suatu ilmu yang disebut sebagai
psikologi.
Berdasarkan keterkaitan antara pendidikan dan kejiwaan, landasan
psikologis pendidikan diartikan sebagai suatu landasan dalam proses pendidikan
yang membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya
serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek  pribadi manusia pada setiap
tahapan usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi manusia
sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang bertujuan untuk memudahkan
proses pendidikan.
Karena pentingnya landasan psikologi  pendidikan dalam  proses
pembelajaran maka makalah  ini akan membahas  tentang landasan psikologi
pendidikan, Psikologi pendidikan anak, dan cara pembelajaran yang baik untuk
anak.

1
1.2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian landasan psikologis pendidikan
b. Apa pengertian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
c. Bagaimana teori belajar dan mengajar yang baik dan benar untuk guru
d. Bagaimana teori belajar dan pembelajaran untuk Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD)

1.3. Tujuan
a. Untuk mengetahui dan memahami landasan psikologis Pendidikan
b. Untuk mengetahui dan memahami pengertian pendidikan anak (PAUD)
c. Agar dapat mengetahui dan memahami teori belajar dan mengajar yang
baik dan benar untuk guru
d. Agar dapat mengetahui dan memahami teori belajar dan pembelajaran
anak usia dini.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Landasan Psikologi Pendidikan


Psikologi berasal dari kata Yunani “psyche” yang artinya jiwa.
Logos berarti ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi psikologi berarti :
“ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai gejalanya, prosesnya
maupun latar belakangnya”. Namun pengertian antara ilmu jiwa dan
psikologi sebenarnya berbeda atau tidak sama (menurut Gerungan dalam
Khodijah : 2006) karena Ilmu jiwa adalah ilmu jiwa secara luas termasuk
khalayan dan spekulasi tentang jiwa itu. Ilmu psikologi adalah ilmu
pengetahuan mengenai jiwa yang diperoleh secara sistematis dengan
metode-metode ilmiah.
Landasan psikologis pendidikan adalah suatu landasan dalam proses
pendidikan yang membahas berbagai informasi tentang kehidupan
manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek
pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan tertentu untuk
mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan tahapan usia
perkembangannya yang bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan.
Kajian psikologi yang erat hubungannya dengan pendidikan adalah yang
berkaitan dengan kecerdasan, berpikir, dan belajar (Tirtarahardja, 2005:
106).
Dengan demikian, psikologi adalah satu landasan pokok dari
pendidikan. Antara psikologi dengan pendidikan merupakan satu kesatuan
yang sangat sulit dipisahkan. Subyek dan obyek pendidikan adalah
manusia, sedangkan psikologi menelaah gejala-gejala psikologis  dari
manusia. Dengan demikian keduanya menjadi satu kesatuan yang tidak
terpisahkan. Dalam proses dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan pendidikan
peranan psikologi menjadi sangat mutlak. Analisis psikologi akan
membantu para pendidik memahami struktur psikologis anak didik dan
kegiatan-kegiatannya, sehingga kita dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan
pendidikan secara efektif.

2.2. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 


Secara umum adalah suatu upaya pembinaan yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan kepada anak sejak lahir sampai dengan
berusia enam tahun. PAUD bertujuan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani anak agar memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.
Sesuai Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, pada pasal 28 menyebutkan bahwa: (1)
Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan
dasar. (2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui
jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal. (3)
Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk taman
kanak-kanak (TK), raudatul athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
(4) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk
kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), atau bentuk lain
yang sederajat.
Adapun pengertian dari belajar menurut Ernest R. Hilgard adalah
kegiatan atau proses yang dilakukan secara sengaja dan menimbulkan
perubahan atas keadaan sebelumnya. Umumnya setelah belajar seseorang
cenderung melakukan perubahan diri ke arah yang lebih baik. 
Bicara mengenai teori pembelajaran sebenarnya jenisnya cukup
beragam. Di antaranya terdapat 5 jenis teori belajar menurut para ahli yang
paling terkenal antara lain meliputi:

A. Teori Kognitif
Teori kognitif mulai berkembang pada abad 20-an.
Secara sederhana teori ini menggambarkan bahwa belajar adalah aktivitas

4
internal yang terdiri dari beberapa proses, seperti pemahaman, mengingat,
mengolah informasi, problem solving, analisis, prediksi, dan perasaan. 
Ada juga yang menggambarkan bahwa teori belajar kognitif itu
ibarat komputer. Proses awalnya dimulai dengan input data, kemudian
mengolahnya hingga mendapatkan hasil akhir. Beberapa tokoh yang
berperan mengembangkan teori ini adalah Jean Piaget, Bruner, dan
Ausubel. 
Dalam proses belajar mengajar di sekolah, contoh penerapan teori
kognitif adalah guru menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh
peserta didik serta memberi ruang bagi mereka untuk saling bicara serta
diskusi dengan teman-temannya.

B. Teori Behavioristik
Teori yang dianut sejumlah ilmuwan, seperti Gage dan Berliner ini
menyatakan bahwa sebuah pengalaman mampu mengubah tingkah laku
(kebiasaan atau proses berpikir) seseorang sebagai hasil proses belajar dari
pengalaman itu sendiri. 
Untuk mengaplikasikan teori ini, seorang guru perlu melakukan
beberapa proses, seperti memberikan dorongan supaya muridnya dapat
merasakan rasa ingin tahu, melakukan stimulus guna memperoleh respons
siswa, dan melakukan penguatan (reinforcement)—pengulangan stimulus
dalam bentuk berbeda. 
Teori behavioristik dinilai terlalu fokus pada pendidik. Jadi,
tantangannya adalah guru harus lebih kreatif dalam menyampaikan suatu
materi agar siswa tidak bosan. 

C. Teori Humanis
Teori belajar selanjutnya adalah humanistik yang berkembang dari
teori behavioristik. Tokoh dari teori humanis adalah Carl Rogers dan
Abraham Maslow. Dilihat dari definisinya, teori humanis adalah metode

5
pembelajaran yang fokus pada peserta didik guna mengembangkan
potensinya. 
Ada beberapa faktor yang mendukung teori humanis, yaitu peran kognitif—
pemahaman seseorang tentang ilmu pengetahuan, dan peran afektif—faktor
mental yang membentuk individu. 
Dengan mengaplikasikan teori humanis, siswa akan merasa senang
selama proses belajar dan bisa menguasai materi dengan gampang. 

D. Teori Konstruktif
Teori konstruktif sejatinya sudah ada dari dulu, namun masih
digunakan sampai sekarang  karena bersifat efektif dan mampu beradaptasi
dengan baik terhadap perubahan zaman. Lewat teori konstruktif, peserta
didik diajak untuk mendalami pengetahuan secara bebas atau juga bisa
memaknainya sesuai pengalaman. 
Dalam praktiknya, siswa akan diberi ruang untuk membuat ide atau
gagasan menggunakan bahasanya sendiri. Dampaknya, lewat penjelasan
yang familier, orang lain diharapkan mampu menerima ide yang
disampaikan dan merangsang imajinasinya. 

E. Teori Gestalt
Teori Gestalt merupakan percabangan dari teori kognitif. Teori ini
muncul dari buah pikiran seorang psikolog Jerman, yaitu Max
Wertheimer. Dalam teori gestalt, proses belajar seseorang dimulai dari
mendapatkan informasi, kemudian melihat strukturnya secara
menyeluruh. 
Setelah itu, proses dilanjutkan dengan menyusun kembali informasi yang didapat
dalam struktur yang lebih sederhana hingga individu tersebut mampu memahami
informasi yang coba disampaikan.  
Menariknya, konsep ini tak hanya diaplikasikan dalam proses
belajar mengajar antar guru dan murid, tapi juga biasa dimanfaatkan dalam
proses desain. 

6
Demikian 5 teori belajar paling terkenal dalam dunia psikologi
pendidikan. Memasuki abad 21, muncul teori baru yang disebut sebagai
pembelajaran abad 21. Teori ini dirancang khusus agar sesuai dengan
kebiasaan generasi milenial yang hidup serba modern akbat perkembangan
teknologi secara pesat.
Di dalam pembelajaran abad 21, Anda akan mengenal 4 konsep
utama, yaitu kerja sama, komunikasi, berpikir kritis dan problem
solving, serta daya cipta dan inovasi. Melalui konsep tersebut, harapannya
peserta didik bisa mencapai masa depan yang cemerlang. 

2.3. Cara Mengajar Yang Baik Untuk Anak Usia Dini


Guru sebaiknya tahu cara mengajar yang baik kepada murid-
muridnya. Ketika di dalam kelas, seorang guru mengambil kendali atas
kegiatan yang akan dilakukan saat belajar dengan murid-muridnya. Jika
respon murid ternyata merasa senang belajar bersama guru yang yang
bersangkutan, bisa dipastikanguru tersebut menggunakan metode
mengajar yang baik dan tidak monoton. Sebagian guru masih ada yang
mengajar dengan menggunakan metode lama, yang seolah-olah hanya
guru saja yang boleh aktif sementara murid-muridnya hanya
meendengarkan. Sekarang ini, anak-anak dituntut untuk lebih aktif,
sehingga cara mengajar guru juga harus berubah menjadi lebih baik dan
maksimal.
Khusus untuk para guru, berikut ini telah dirangkum 10 Cara
Mengajar yang Baik kepada murid-murid agar mereka mampu menyerap
pelajaran yang diberikan dengan efektif dan efisien:

A. Jangan Berdiri Seperti Patung


Maksud tidak berdiri seperti patung adalah seorang guru sebaiknya
bergerak ketika sedang mengajar, tidak hanya berdiri di depan kelas saja,
atau hanya duduk di meja guru. lakukan teknik mobile teaching dengan
cara guru mencoba untuk mengajar secara lebih dekat dengan muridnya,

7
dan berkeliling untuk mengetahui situasi kelas dan murid-muridnya ketika
sedang belajar. jika memang pelajaran hitungan sedang diberikan, cobalah
guru untuk mendekati murid di setiap baris tempat duduknya dan lihat
perkembangan mereka ketika sedang mengerjakan hitungan tersebut. jika
saja ada murid yang sedang melamun, atau merasa bingung, maka guru
akan dengan mudah mengetahuinya.

B. Buat Mereka Merespon Perhatian


Untuk mengetahui apakah murid-murid kita ini memperhatikan kita
saat mengajar pelajaran tertentu atau tidak, guru bisa melakukan diskusi
atau debat argumen supaya mereka mau mengeluarkan pendapatnya.
memang tidak semua murid kita akan bisa berpendapat dengan baik,
beberapa ada yang terkendala masalah komunikasi. namun, apapun respon
mereka, pancing terus mereka untuk berpendapat dan hargai setiap
pendapat yang mereka lontarkan. selain materi pembelajaran dapat mudah
mereka fahami, kita juga mengajarkan mereka untuk berani berbicara dan
menerima pendapat orang lain. hal ini merupakan dasar komunikasi yang
baik untuk bekal murid-murid kita di masa depan.

C. Lakukan Variasi
Melakukan variasi dalam metode mengajar ternyata akan
berpengaruh positif terhadap pemahaman murid-murid kita. bisa
dibayangkan jika yang terjadi di kelas adalah hanya berbicara saja, dan
mendengarkan tanpa ada yang bertanya, maka pemahaman pelajaran akan
terasa lebih sulit. cobalah untuk membuat variasi ketika mengajar. sebelum
masuk ke inti pelajaran, di awal cobalah untuk lebih rilexs dengan
menyanyikan lagu yel-yel kelasnya, agar belajar tetap semangat. guru juga
bisa menyisipkan games dalam setiap pelajaran yang sedang diberikan,
asalkan games ini berhubungan dengan mata pelajaranya. lakukan lebih
banyak diskusi dengan murid-murid kita, agar mereka aktif dan lebih
memahami subjek pelajaranya.

8
D. Berikan Perhatian
Mengajar bukan saja memberikan materi pelajaran untuk murid-
murid kita agar mereka mengetahui dan mempelajarinya. mengajar juga
harus memperhatikan keadaan murid-muridnya. jika kembali ke masa
sekolah dulu, biasanya sang guru akan memperhatikan siswa-siswa
tertentu saja, seperti siswa yang paling sering bolos, yang paling pintar,
paling cantik dan lain sebagainya. predikat inilah yang bisa membuat guru
sangat mudah mengenali satu persatu muridnya. sebaiknya berikan
perhatian kepada seluruh murid. tiap murid memiliki talenta dan karakter
yang berbeda, maka ketahuilah satu persatu dan dukung mereka agar bisa
berkembang menjadi lebih baik.

E. Maksimalkan Teknologi
Sekarang sudah serba canggih, metode mengajar kita juga harus
disesuaikan dengan teknologi yang ada agar mengajar semakin mudah.
manfaatkan komputer, Laptop, tablet dan lainya untuk digunakan murid-
murid dalam mempelajari sesuatu subjek. agar tidak bosan, ubahlah text
book pelajaran menjadi bentuk gambar atau audio, dengan begini murid
akan menemukan sesuatu yang dianggap baru dan menyenangkan.
memanfaatkan teknologi tentunya akan selalu berkaitan dengan internet.
saat ini ada banyak website edukasi yang akan memberikan pengetahuan
tentang mata pelajaran yang sedang murid-murid bahas bersama gurunya
ini. mereka bisa mengakses video pembelajaran atau membaca artikel
terkait, untuk membuat mereka lebih faham.

F. Interaktif
Cobalah untuk menggunakan metode belajar yang interaktif dengan
murid-murid kita. seorang guru memang menguasai materi pelajaran yang
akan diberikan kepada anak muridnya, namun perkembangan anak juga
harus kita fikirkan. mereka akan banyak memiliki rasa ingin tahu tentang

9
sesuatu, terhadap tentang issu yang mungkin sedang dibahas pada mata
pelajaran tertentu. berikan kesempatan mereka untuk bertanya seputar
pelajaran yang dibahas. guru bisa mengawali dengan menceritakan kisah
pendek terkait pelajaran tersebut. buat mereka menjadi bertanya-tanya agar
mereka lebih mudah mengerti dan memahami sebenarnya bagaimana
menyelesaikan pertanyaan dalam suatu pelajaran tertentu.

G. Sesekali Belajar di Luar Kelas


Geberapa guru ada yang suka menggunakan metode ini, dimana
murid-muridnya digiring ke luar kelas pada pagi hari, dan mereka belajar
di luar kelas. metode seperti ini dianggap akan kembali merefresh keadaan
otak murid-murid kita yang sudah sering menerima pelajaran setiap
harinya. lakukan pembelajaran yang cenderung menyenangkan, seperti
membuat pasangan kata pada sebuah kertas dan menyuruh mereka untuk
mencari maksud dari padanan kata tersebut, sesuai dengan buku pelajaran.
coba perhatikan, murid-murid akan merasa lebih refresh dan lebih mudah
untuk menyerap pelajaran. mereka akan lebih konsenstrasi, terlebih
keadaan diluar masih di jam pagi hari.
H. Siapkan Materi dengan Animasi
Dalam menyampaikan pelajaran kepada murid-murid kita, sebaiknya
kita tidak menghabiskan waktu dengan membahas point yang kurang
penting untuk disampaikan. Siapkan poin-poin dari materi pelajaran utama
dalam bentuk yang lebih animasi. Jika memang bisa disampaikan dengan
poin, kita bisa gunakan slide presentasi lewat power poin. Buatlah
beberapa slide tampilan materi pembelajaran dengan menyisipkan animasi
lucu dan bergerak di dalamnya. hal ini akan berguna agar penyampaian
materi tidak membosankan. Penjelasan poin seperti ini juga lebih jelas
dalam mengarahkan tujuan pembelajaran itu sendiri. Sesekali sarankan
juga murid-murid untuk belajar membuat presentasi lewat power point.
Selain itu, kita juga bisa gunakan Video pembelajaran agar suasana belajar
lebih baru.

10
I. Lebih Sabar dan Berikan Reward
Sebagai guru, kita juga harus bisa lebih sabar untuk menghadapi
berbagai respon anak murid kita, baik sabar dalam pemahaman
pembelajaran, maupun sabar dalam mendorong mereka untuk terus
semangat belajar. respon anak murid kita akan berbeda-beda terhadap
pelajaran, sekalipun berbagai strategi yang unik sudah coba kita lakukan
untuk membuat suasana belajar lebih seru. untuk lebih menyemangati anak
murid kita, tidak ada salahnya jika kita memberikan reward atau hadiah
setiap anak murid kita berhasil menjawab pertanyaan kuis atau test harian
saat di kelas. hadiah juga merupakan salah satu motivasi untuk anak-anak
murid kita agar lebih semangat belajar.

J. Perhatikan Closing Mengajar


Saat pelajaran akan segera berakhir waktunya, maka terapkan teknik
closing belajar yang benar, agar murid-murid tidak mudah melupakan poin
apa saja yang telah mereka pelajari hari ini. ulangi kembali poin
pembelajaran tadi, secara garis besar agar murid-murid kita tetap
mengingatnya dan juga mulai memahaminya. setelah itu, coba untuk
menarik kesimpulan dari pembelajaran tersebut agar bisa melanjutkan ke
materi selanjutnya secara teratur, murid akan tetap mengingat materi
sebelumnya, jika teknik closingnya seperti ini. beritahukan tentang materi
yang akan dibahas selanjutnya di pertemuan berikutnya. sarankan murid-
murid untuk membaca poin penting pelajaran berikutnya sebelum kelas
dimulai.
Menjadi Guru yang baik tidak mudah, karena kita memiliki
tanggung jawab untuk menyampaikan materi pelajaran kepada murid-
murid kita, serta kewajiban kita selanjutnya adalah membuat mereka
memahami tujuan pembelajaran tadi agar mereka lebih cepat
memahaminya. respon murid terhadap pelajaran tentu berbeda-beda, oleh
karena itu kita harus menggunakan metode belajar yang lebih baru dan

11
modern agar murid-murid betah karena gurunya melakukan cara mengajar
yang baik.
Guru sebaiknya tahu cara mengajar yang baik kepada murid-
muridnya. Ketika di dalam kelas, seorang guru mengambil kendali atas
kegiatan yang akan dilakukan saat belajar dengan murid-muridnya. Jika
respon murid ternyata merasa senang belajar bersama guru yang yang
bersangkutan, bisa dipastikan guru tersebut menggunakan metode
mengajar yang baik dan tidak monoton. Sebagian guru masih ada yang
mengajar dengan menggunakan metode lama, yang seolah-olah hanya
guru saja yang boleh aktif sementara murid-muridnya hanya
mendengarkan. Sekarang ini, anak-anak dituntut untuk lebih aktif,
sehingga cara mengajar guru juga harus berubah menjadi lebih baik dan
maksimal.

2.4. Teori Belajar dan Pembelajaran Anak Usia Dini


Fadlillah (2012: 102) mengatakan bahwa teori pembelajaran anak
usia dini tidak jauh berbeda dengan teori-teori pendidikan yang telah ada
sekarang ini. Hanya saja yang membedakan adalah cara
mengaplikasikannya dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain, teori-
teori tersebut dikaitkan dengan karakteristik pertumbuhan dan
perkembangan anak usia dini. Sedangkan Slamet Suyanto (2005: 82)
mengungkapkan bahwa teori belajar pada anak usia dini adalah suatu
pemikiran ideal untuk menerangkan apa, bagaimana dan mengapa belajar
itu, serta persoalan lain tentang belajar pada anak usia dini.
Teori belajar dikembangkan dari kenyataan bahwa manusia secara
alami memiliki kemampuan dan kemauan untuk belajar yang luar biasa.
Manusia telah mengembangkan peradaban, ilmu pengetahuan dan
teknologi sebagai wujud dari proses belajar. Setiap anak memiliki cara dan
hasil belajar yang berbeda-beda. Begitu pula anak dari budaya masyarakat
dan negara yang berbeda mengembangkan kebudayaan yang berbeda pula.
Jadi, aspek yang dipelajari anak meliputi berbagai aspek kehidupan dan

12
hasilnya sangat dipengaruhi oleh bakat, minat, kecerdasan dan kultur
budaya anak. Slamet Suyanto (2005: 82) menambahkan bahwa teori
belajar pada anak usia dini diperlukan untuk berbagai kepentingan, seperti
“untuk menyusun kegiatan pembelajaran, untuk mendiagnosa problem
yang muncul di kelas, untuk mengevaluasi hasil belajar dan sebagai
kerangka penelitian”.
Proses pembelajaran memiliki banyak teori yang telah diungkapkan
oleh para ahli pendidikan maupun psikolog. Teori-teori ini berkaitan
dengan bagaimana cara memperlakukan anak dalam kegiatan
pembelajaran sehingga mereka mampu menerima dan menangkap materi
yang disampaikan pendidik dengan baik. Berikut akan penulis paparkan
beberapa teori belajar yang dapat diterapkan di PAUD khsususnya Taman
Kanak-kanak.

A. Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini.


Kegiatan pembelajaran pada anak usia dini pada hakikatnya adalah
pengembangan kurikulum secara konkret berupa seperangkat rencana yang
berisi sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang diberikan pada
anak usia dini berdasarkan potensi dan tugas perkembangan yang harus
dikuasai dalam rangka pencapaian kopetensi yang harus dimiliki oleh anak
(Sujiono dan Sujiono,2007:206).

13
B. Hakikat Program Pembelajaran pada Anak Usia Dini
Bennett, Finn dan Cribb (1999:91-100),menjelaskan bahwa pada dasarnya
pengembangan program pembelajaran adalah pengembangan sejumlah
pengalaman belajar melalui bermain yang dapat memperkaya pengalaman
bermain anak tentang berbagai hal, seperti cara berpikir teentang diri sendiri,
tanggap pada pertanyaan, dapat memberikan argumen untuk mencari berbagai
alternatif.
Mengutif pendapat Kitano dan Kirby (1989:127-167), pembelajaran
haruslah terkait dengan pengembangan kurikulum yang merupakan rencana
pendidikan yang dirancang untuk memaksimalkan interaksi pembelajaran dalam
rangka menghasilkan perubahan prilaku yang potensial. Kurikulum yang
komprehensif seharusnya memiliki elemen utama dari setiap bidang
pengembangan yang disesuaikan dengan tingkat atau jenjang pendidikannya serta
mengetengahkan target pencapaian perserta didik yang mencakup seluruh
kegiatan pembelajaran dilembaga pendidikan.
Unsur utama dalam pengembangan program pembelajaran bagi anak usia
dini adalah bermain. Allbrecht dan Miller (2000:216-218) berpendapat bahwa
dalam pengembangan program pembelajaran bagi anak usia dini harusnya sarat
dengan aktivitas bermain yang mengutamakan program adanya kebebasan bagi
anak untuk bereksplorasi dan beraktivitas, sedangkan orang dewasa seharusnya
lebih berperan sebagai fasilitator saat anak membutuhkan bantuan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi.

C. Tujuan dan Fungsi Program Pembelajaran


Catron dan Allen (1999:23) tujuan program pembelajaran yang utama
adalah untuk mengoptimalkan perkembangan anak secara menyeluruh serta
terjadi komunikasi interaktif.
Tujuan program pembelajaran adalah membantu meletakkan dasar kearah
perkembangan sikap pengetahuan, keterampilan dan kreativitas yang diperlukan
oleh anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk

14
pertumbuhan serta perkembangan pada tahap berikutnya. Untuk mencapai tujuan
progran pembelajaran tersebut, maka diperlukan strategi pembelajaran bagi anak
usia dini yang berorientasi pada: (1) Tujuan yang mengarah pada tugas-tugas
perkembangan disetiap rentang usia anak; (2) materi yang diberikan harus
mengacu dan sesuai dengan karekteristik dan kebutuhan yang sesuai dengan taraf
perkembangan anak (DAP=Developmentally Approriate Praciticce) ; (3) metode
yang dipilih seharusnya bervariasi sesuai dengan tujuan kegiatan belajar dan
mampu melibatkan anak secara aktif dan kreatif serta menyenangkan; (4) media
dan lingkungan bermain yang digunakan haruslah aman, nyaman dan
menimbulkan ketertarikan bagi anak dan perlu adanya waktu yang cukup untuk
bereksplorasi; (5) evaluasi yang terbaik dan dianjurkan untuk dilakukan adalah
rangkaian sebuah assesment melalui observasi parsitipan terhadap segala sesuatu
yang dilihat, didengar dan diperbuat oleh anak (Bredekamp,1998:30-31).

D. Fungsi Program Pembelajaran


Fungsinya antara lain adalah (1) untuk mengembangkan seluruh
kemampuan yang dimiliki anak sesuai dengan tahap perkembangannya, (2)
mengenalkan anak dengan dunia sekitar, (3) mengembangkan sosial anak, (4)
mengenalkan peratuan dan menanamkan disiplin pada anak, (5)memberikan
kesempatan kepada anak untuk menikmati masa bermainnya.
          Berdasarkan paparan diatas, maka tujuan program pembelajaran pada  anak
usia dini adalah untuk mengoptimalkan perkembangan anak secara menyeluruh
berdasarkan berbagai dimensi perkembangan anak usia dini baik perkembangan
sikap pengetahuan, keterampilan dan kreativitas yang diperlukan oleh anak untuk
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta untuk pertumbuhan dan
perkembangan pada tahap selanjutnya.

E. Model Pembelajaran Anak Usia Dini


Model pembelajaran anak usia dini memiliki dua jenis model pembelajaran
yang berpusat pada Guru dan pembelajaran berpusat pada Anak. pembelajaran
yang berpusat pada Guru diprakasai oleh Povdov, Skinner, dan tokoh-tokoh

15
behavioris lainnya. Adapun pembelajaran berpusat pada Anak diprakasai oleh
Piaget, Erikson dan Isaacs.
          Teori Behavioris, berdasarkan penelitian pavlov dalam mengamati prilaku
hewan, bahwa jika hewan diberikan stimulasi tertentu, maka menimbulkan respon
yang tertentu sesuai dengan stimulasi yang diberikan. Skinner mengemukakan
bahwa seluruh prilaku manusia dapat dijelaskan atau diamati sebagai respon yang
terbentuk dari berbagai stimulus yang pernah diterima dari lingkungannya.
Teori Perkembangan, para ahli psikologi perkembangan melihat bahwa anak
memiliki motivasi diri yang dimilikinya sejak lahir untuk menjadi mampu.
“Motivasi berkemampuan”  inilah yang kemudian dipandang oleh para ahli
psikologi sebagai dasar untuk mengembangkan pembelajaran yang berepusat pada
anak, dengan mengharrgai seluruh proses perkembangan yang dimiliki oleh anak
dan berkembang sesuai dengan ritme yang dimiliki masing-masing anak, dengan
menciptakan lingkungan dan menyediakan peralatan yang menyediakan
kesempatan pada anak untuk belajar dan berkembang.
Para ahli psikologi telah menemukan pola dan tahapan dalam perkembangan
yang berasal dari pengendalian yang muncul dari dalam diri anak, seperti kognitif,
sosial-emosional, dan perkembangan fisik. Melalui pengetahuan ini dapat
diciptakan lingkungan bekajar yang berbasis bermain untuk anak sehingga dapat
mendukung perkembangan anak.      

F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Anak dan Guru


Pada bulan mei 1996 telah diadakan seminar setengah hari oleh majalah
intisari dengan tema “Mana yang lebih penting: IQ atau EQ.” judul tersebut agak
mengherankan saya, karena IQ dan EQ bukanlah dua hal yang saling
bertentangan, bahkan sering kali saling menunjang. Namun dapat dimengerti
bahwa dalam upaya agar dengan dimunculkannya tema yang
amat catching (menarik perhatian) ini, perhatian terhadap seminar tertingkatkan.
1. Tumbuh Kembang Anak
Manusia belajar, tumbuh dan berkembang dari pengalaman yang
diperolehnya melalui kehidupan keluarga, untuk sampai pada penemuan

16
bagaimana ia menempatkan dirinya ke dalam keseluruhan kehidupan dimanaia
berada. Namun perkembangan manusia tidak dimulai dari suatu tabula rasa
melainkan mengandung sumber daya yang memiliki kondisi social cultural, fisik
dan biologis yang berbeda-beda, yang tidak dapat dilihat terlepas dari kondisi
social, cultural, fisik dan biologis dalam lingkungannya. Dengan demikian selain
sekolah dan guru, lingkungan keluarga dan orang tua  juga memainkan peranan
penting dalam tumbuh kembang putra-putrinya. Berbagai perbedaan cirri ini
berkenaan dengan factor perkembangan yang ikut mempengaruhi peserta belajar
yang akan dijelaskan pada uraian di bawah ini.
2. Faktor Utama yang Mempengaruhi
Piaget berbicara tentang skema (scheme), yang adalah unit dasar kognisi
seorang. Istilah behavioristic untuk skema ini adalah respons atau kebiasaan
(habit) (Good dan Brophy, 1990). Namun Piaget membedakan dua jenis scheme,
yaitu yang sensorimotorik umpama keterampilan berjalan, membuka botol,
dan cognitive scheme seperti pengembangan konsep, berpikir, pemahaman dan
sebagainya.
Dua mekanisme adaptasi terkait dalam setiap tindakan, yaitu yang disebut
akomodasi dan asimilasi. Akomodasi adalah perubahan respons terhadap tuntutan
lingkungan yang mencakup perkembangan scheme baru dari
adaptasi scheme yang sudah ada, terhadap situasi baru. Asimilasi secara umum
diartikan dalam istilah behavioristic sebagai transfer atau proses member respons
terhadap stimulus tertentu. Dengan menggunakan scheme yang sudah ada, semua
tindakan yang disebut belajar mencakup asimilasi dan akomodasi (Hall, 1983).
Maka belajar menurut aliran Piaget adalah adaptasi yang holistic dan bermakna
yang dating dari dalam diri seseorang terhadap situasi baru, sehingga mengalami
perubahan yang relative permanen. Berbeda dari para behavioris, Piaget percaya
bahwa harus ada kesiapan (readiness) dan kematangan (maturity) dari dalam diri
seseorang sebelum perubahan tersebut terjadi.

17
3. Faktor-Faktor Lain yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
a. Pemenuhan kebutuhan psikologis
Secara umum diketahui bahwa dalam perkembangan anak perlu
dipenuhi berbagai kebutuhan, yaitu primer, pangan, sandang dan
perumahan serta kasih sayang, perhatian, penghargaan terhadap
dirinya dan peluang mengaktualisasikan dirinya.
Pemenuhan kebutuhan dalam perkembangan ini banyak
tergantung dari cara lingkungannya berinteraksi dengan dirinya.
Sebagaiman orgenisme ditentukan secara alamiah oleh sifat-sifat
keturunan dan ciri-ciri yang unik yang dibawa sejak lahir,
perkembangan organism itu juga ditentukan oleh cara-cara lingkungan
berinteraksi dengan individu, yaitu melalui pendekatan yang sifatnya
memberikan perhatian, kasih sayang dan peluang mengaktualisasikan
diri.
b. Inteligensi, emosi dan motivasi
Prestasi belajar, kita ketahui semua, bukan saja dipengaruhi oleh
kemampuan intelektual yang bersifat kognitif, tetapi juga dipengaruhi
oleh factor-faktor non-kognitif seperti emosi, motivasi, kepribadian
serta juga berbagai pengaruh lingkungan.
Pengembangan potensi anak mencapai aktualisasi optimal bukan
saja dipengaruhi factor bakat, melainkan juga faktor lingkungan yang
membimbing dan membentuk perkembangan anak. Perkembangan
seluruh kepribadiannya selain dilator belakangi kedua faktor tersebut
di atas juga terkait dengan kemampuan intelektual, motivasi,
pengetahuan dan konsep dirinya.
c. Pengembangan kreativitas
Setiap anak dilahirkan dengan bakat yang merupakan potensi
kemampuan (inherent component of ability) yang berbeda-beda dan
yang terwujud karena interaksi yang dinamis antara keunikan individu
dan pengaruh lingkungan.

18
Berfungsinya otak kita, adalah hasil interaksi dari cetakan biru
(blue print) genetis dan pengaruh lingkungan itu.
d. Interpretasi
Mencatat ciri khas suatu obyek suatu tahap perkembangan atau
kejadian untuk menghubungi pengamatan yang satu dengan yang lain,
merupakan pola-pola yang harus dideteksi dalam suatu rangkaian
pengamatan (beberapa kejadian berkaitan harus ditemui).
e. Ramalan
Pola dan hubungan yang sudah diamati digunakan untuk
meramalkan kejadian yang belum diamati. Suatu ramalan adalah suatu
terkaan bila tidak didasarkan pada hubungan yang diketahui ada,
melalui observasi hari ini atau pada masa yang lalu.
Ramalan ini bisa merupakan prakiraan secara analogi atau
merupakan tindakan menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam
situasi baru, maupun  menggunakan pengalaman baru sebagaiman
timbul dalam usaha menterjemahkan apa adanya.
f. Eksperimen dan/atau penerapan konsep/teori
Perencanaan penelitian yang bertolak dari pertanyaan apa yang
harus dijawab secara jelas (penemuan masalah), hipotesa apa yang
mau dicoba atau apa yang diujicobakan, nilai apa yang dianut,
kejelasan tentang dan mempu melihat persoalan apa yang harus
dijawab dalam arti penelitian empirik atau penyajian nilai, adalah
bagian dari keseluruhan kegiatan intelektual yang memiliki kadar
mental yang tinggi dalam pembelajaran.

19
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Antara psikologi dengan pendidikan merupakan satu kesatuan yang
sangat sulit dipisahkan. Dengan demikian keduanya menjadi satu kesatuan
yang tidak terpisahkan. Secara umum adalah suatu upaya pembinaan yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan kepada anak sejak
lahir sampai dengan berusia enam tahun. PAUD bertujuan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak agar
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur
pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal. Pendidikan anak usia
dini pada jalur pendidikan formal berbentuk taman kanak-kanak , raudatul
athfal , atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan anak usia dini pada
jalur pendidikan nonformal berbentuk kelompok bermain , taman
penitipan anak , atau bentuk lain yang sederajat. Adapun pengertian dari
belajar menurut Ernest R. Hilgard adalah kegiatan atau proses yang
dilakukan secara sengaja dan menimbulkan perubahan atas keadaan
sebelumnya.
Umumnya setelah belajar seseorang cenderung melakukan
perubahan diri ke arah yang lebih baik. Secara sederhana teori ini
menggambarkan bahwa belajar adalah aktivitas internal yang terdiri dari
beberapa proses, seperti pemahaman, mengingat, mengolah informasi,
problem solving, analisis, prediksi, dan perasaan. Ada juga yang
menggambarkan bahwa teori belajar kognitif itu ibarat
komputer. Beberapa tokoh yang berperan mengembangkan teori ini adalah
Jean Piaget, Bruner, dan Ausubel.
Dalam proses belajar mengajar di sekolah, contoh penerapan teori
kognitif adalah guru menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh
peserta didik serta memberi ruang bagi mereka untuk saling bicara serta
diskusi dengan teman-temannya. Teori yang dianut sejumlah

20
ilmuwan, seperti Gage dan Berliner ini menyatakan bahwa sebuah
pengalaman mampu mengubah tingkah laku seseorang sebagai hasil
proses belajar dari pengalaman itu sendiri. Teori belajar selanjutnya adalah
humanistik yang berkembang dari teori behavioristik. Dilihat dari
definisinya, teori humanis adalah metode pembelajaran yang fokus pada
peserta didik guna mengembangkan potensinya.
Dampaknya, lewat penjelasan yang familier, orang lain diharapkan
mampu menerima ide yang disampaikan dan merangsang
imajinasinya. Setelah itu, proses dilanjutkan dengan menyusun kembali
informasi yang didapat dalam struktur yang lebih sederhana hingga
individu tersebut mampu memahami informasi yang coba
disampaikan. Memasuki abad 21, muncul teori baru yang disebut sebagai
pembelajaran abad 21. Teori ini dirancang khusus agar sesuai dengan
kebiasaan generasi milenial yang hidup serba modern akbat perkembangan
teknologi secara pesat.
Guru sebaiknya tahu cara mengajar yang baik kepada murid-
muridnya. Ketika di dalam kelas, seorang guru mengambil kendali atas
kegiatan yang akan dilakukan saat belajar dengan murid-muridnya. Jika
respon murid ternyata merasa senang belajar bersama guru yang yang
bersangkutan, bisa dipastikanguru tersebut menggunakan metode
mengajar yang baik dan tidak monoton. Sebagian guru masih ada yang
mengajar dengan menggunakan metode lama, yang seolah-olah hanya
guru saja yang boleh aktif sementara murid-muridnya hanya
mendengarkan. Sekarang ini, anak-anak dituntut untuk lebih
aktif, sehingga cara mengajar guru juga harus berubah menjadi lebih baik
dan maksimal.

21
DAFTAR PUSTAKA

Admin.2018. 10 Cara Mengajar yang Baik dan Benar untuk Guru di Sekolah.
https://mtsn2-surabaya.sch.id/2018/10/27/10-cara-mengajar-yang-baik-dan-benar-
untuk-guru-di-sekolah/. Diakses pada 31 Maret 2021 pukul 16.30 WIB

Admin Padamu.2016. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).


https://www.padamu.net/pendidikan-anak-usia-dini. Diakses pada 31 Maret 2021
pukul 17.20 WIB

Nursa Fatri Nofriati.2015.Landasan Psikologis Pendidikan.


http://nursafatri.blogspot.com/2015/10/landasan-psikologis-
pendidikan.html#:~:text=Landasan%20psikologis%20pendidikan%20adalah
%20suatu,menyikapi%20manusia%20sesuai%20dengan%20tahapan Diakses
pada 31 Maret 2021 pukul 20.40 WIB

Ramadhani.2020. Contoh dan Pengertian Teori Belajar Menurut Para Ahli.


https://www.akseleran.co.id/blog/teori-belajar/. Diakses pada 31 Maret 2021
pukul 20.00 WIB
eprints.uny.2021. Kajian Tenteng Teori Belajar Anak Usia Dini.
https://eprints.uny.ac.id/17968/2/3.%20BAB%20II.pdf. Diakses pada 31 Maret
2021 pukul 16.15 WIB

Mely.2013. TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI


http://melyloelhabox.blogspot.com/2013/01/teori-belajar-dan-pembelajaran-
anak.html. Diakses pada 31 Maret 2021 pukul 20.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai