Anda di halaman 1dari 19

PENTINGNYA

PSIKOLOGI PENDIDIKAN BAGI GURU


MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Yang diampu oleh Bapak Drs. Syaiful Imam, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :

Aislay Zahratul Jannah 190151602692

Intan Natasya 190151602612

Serlina Sofianing Safitri 190151602430

PROGRAM STUDI S1 PGSD


JURUSAN KSDP FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FEBRUARI 2020

i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah ..............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................1
1.3 Tujuan ............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................2
2.1 Pengertian Psikologi pendidikan ..........................................................2
2.2 Manfaat psikologi pendidikan bagi guru ..............................................5
2.3 Indikator yang Harus Dimiliki Guru ..................................................... 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 13
3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 13
3.2 Saran ....................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

ii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami,sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “Pentingnya Psikologi
Pendidikan Bagi Guru”.
Makalah ini disusun dengan harapan bisa membantu dan menambah
pengetahuan pembaca mengenai psikologi pendidikan bagi guru. Penyusun
menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna, sehingga penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan makalah ini di masa mendatang.
Penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca terutama pendidik dan peserta didik.

Malang, 03 Februari 2020

Tim Penyusun

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan, adalah salah satu sarana yang sangat menentukan untuk
mencapai tujuan pembangunan nasional, yakni mewujudkan suatu
masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan
Pancasila. Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (1) pendidikan adalah “usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Dalam hal ini, tentu saja diperlukan
adanya pendidikan profesional yakni guru.
Untuk melaksanakan profesinya, tenaga pendidik khususnya guru sangat
memerlukan aneka ragam pengetahuan dan keterampilan keguruan yang
memadai dalam arti sesuai dengan tuntutan zaman dan kemajuan sains dan
teknologi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, kita sebaiknya mengetahui
pentingnya psikologi pendidikan bagi guru sehingga dapat memantapkan
kualitas kompetensi calon guru dan guru profesional dalam mengemban
tugas mengajar.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas, ada tiga pertanyaan yang
bisa dirumuskan:
1. Apa yang dimaksud dengan psikologi pendidikan?
2. Apa saja manfaat psikologi pendidikan bagi guru?
3. Apa saja indikator yang harus dimiliki seorang guru?
1.3 Tujuan
Berdasarkan tujuan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan
dicapai adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tentang pengertian psikologi pendidikan.
2. Untuk mengetahui manfaat psikologi pendidikan bagi guru.
3. Untuk mengetahui indikator yang harus dimiliki seorang guru.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Psikologi pendidikan

Psikologi dalam istilah lama disebut ilmu jiwa itu berasal dari kata
Bahasa Inggris psychology. Kata psychology merupakan dua akar kata yang
bersumber dari Bahasa Greek (Yunani), yaitu ; 1) psyche yang berarti jiwa;
2) logos yang berarti ilmu. Jadi, secara harfiah psikologi memang berarti ilmu
jiwa.

Psikologi pada mulanya digunakan para ilmuwan dan para filosof


untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam memahami akal pikiran dan
tingkah laku aneka ragam makhluk hidup mulai yang primitif sampai yang
paling modern. Namun ternyata tidak cocok, lantaran menurut para ilmuwan
dan filosof, psikologi memiliki batas-batas tertentu yang berada di luar kaidah
keilmuwan dan etika filosofis.

Dalam ilmu kedokteran, psikologi berperan menjelaskan apa-apa


yang terpikir dan terasa oleh organ-organ biologis(jasmaniah). Sedangkan
dalam filsafat yang sebenarnya “ibu kandung” psikologi itu psikologi
berperan serta dalam memecahkan masalah-masalah rumit yang berkaitan
dengan akal, kehendak, dan pengetahuan.

Menurut para ahli :

1. Psikologi didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha


memahami perilaku manusia, alasan dan cara melakukan sesuatu, dan
juga memahami perilaku manusia, tersebut berpikir dan berperasaan
(Gleitman, 1986).
2. Pengertian psikologi dibagi dalam tiga bagian yang pada prinsipnya saling
berhubungan. Pertama, Psikologi adalah studi (penyelidikan) mengenai
“ruh”. Kedua, psikologi adalah ilmu penegtahuan mengenai “kehidupan
mental”. Ketiga, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai

2
“tingkah laku” organisme. (Bruno, 1987). Pengertian ini merupakan
definisi paling kuno dan klasik yang berhubungan dengan filsafat Plato
dan Aristoteles.

Jadi psikologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan


membahas tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia, baik selaku
individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan.

Pengertian Pendidikan

Secara Etimologi atau asal-usul, kata pendidikan dalam bahasa


inggris disebut dengan education, dalam bahasa latin pendidikan disebut
dengan educatum yang tersusun dari dua kata yaitu E dan Duco dimana
kata E berarti sebuah perkembangan dari dalam ke luar atau dari sedikit
banyak, sedangkan Duco berarti erkembangan atau sedang berkembang.
Jadi, Secara Etimologi pengertian pendidikan adalah proses
mengembangkan kemampuan diri sendiri dan kekuatan individu.

Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan
me sehingga menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan memberi latihan.
Menurut kamus besar bahasa indonesia pendidkan adalah proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Dalam Dictionary Of Psychology (1972) pendidikan berarti tahapan


kegiatan yang bersifat kelembagaan yang dipergunakan untuk
menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan,
kebiasaan, sikap, dan sebagainya. Pendidikan dapat berlangsung secara
formal, nonformal, dan informal.

Pengertian pendidikan berdasarkan UU No.20 Tahun 2003 adalah


usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar pesertadidik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.

3
Menurut para ahli :

1. Menurut Ki Hajar Dewantara bahwa pengertian pendidikan adalah


tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya,
pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-
anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
2. Pengertian pendidikan menurut Martinus Jan Langeveld bahwa
pengertian pendidikan adalah upaya menolong anak untuk dapat
melakukan tugas hidupnya secara mandiri supaya dapat bertanggung
jawab secara susila. Pendidikan merupakan usaha manusia dewasa
dalam membimbing manusia yang belum dewasa menuju kedewasaan.

Pengertian Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar dan sistematis


untuk mencapai taraf hidup atau untuk kemajuan lebih baik. Secara
sederhana, Pengertian pendidikan adalah proses pembelajaran bagi peserta
didik untuk dapat mengerti, paham, dan membuat manusia lebih kritis dalam
berpikir.

Pengertian Psikologi Pendidikan

Psikologi pendidikan menurut sebagian ahli adalah subdisiplin


psikologi, bukan psikologi itu sendiri. Dalam pandangan Arthur S. Reber
(1988) psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu psikologi yang
berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-
hal:

1. Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas


2. Pengembangan dan pembaruan kurikulum
3. Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan
4. Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut engan
pendayagunaan ranah kognitif.
5. Penyelenggaraan pendidikan keguruan

4
Menurut Barlow (1985) psikologi pendidikan adalah sebuah
pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian
sumber-sumber untuk membantu melaksanakan tugas sebagai guru dalam
proses mengajar-belajar secara lebih efektif.

Tardif (1987) psikologi pendidikan adalah sebuah bidang studi yang


berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang perilaku manusia
untuk usaha-usaha kependidikan.

Crow dan Crow (1984) bahwa psikologi pendidikan sebagai ilmu


terapan berusaha untuk menerangkan masalah belajar menurut prinsip-
prinsip dan fakta-fakta mengenai tingkah laku manusia yang telah ditentukan
secara ilmiah.

Berdasarkan pendapat tentang psikologi dan pendidikan, maka dapat


ditarik kesimpulan bahwa psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari
dan meneliti sikap dan perilaku peserta didik dalam proses belajar mengajar
sikap dan perilaku tersebut sebagai ekspresi dari keadaan jiwa mereka.

2.2 Manfaat psikologi pendidikan bagi guru


Secara umum psikologi pendidikan merupakan alat bantu yang penting
bagi para penyelenggara pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan. Seorang guru bukan hanya dituntut untuk dapat memberikan
pendidikan, tetapi juga seorang guru dituntut untuk memahami kondisi dan
situasi peserta didik . Menurut Lindgren sebagaimana dikutip Surya (1982),
manfaat psikologi pendidikan ialah untuk membantu para guru dan calon guru
dalam mengembangkan pemahaman yang lebih baik mengenai pendidikan
dan prosesnya. Selanjutnya, Chaplin (1972) menitikberatkan manfaat
psikologi pendidikan untuk memecahkan masalah-masalah yang terdapat
dalam dunia pendidikan dengan cara menggunakan metode-metode yang
disusun secara rapi dan sistematis. Hal ini tercermin dalam
ungkapannya:…the application formalized methods for solving these problems
(Muhibbin:2017).

5
Adapun fungsi dari psikologi pendidikan menurut Muhibbin Syah dalam
bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan adalah sebagai berikut:
1) Proses perkembangan siswa
Di kalangan para guru dan orangtua siswa terkadang
timbul pertanyaan apakah perbedaan usia antara seorang siswa
dengan siswa lainnya membuat perbedaan substansial (bersifat
inti) dalam hal merespons pengajaran.
Tahapan-tahapan perkembangan yang lebih perlu
dipahami sebagai bahan pertimbangan pokok dalam
penyelenggaraan proses belajar-mengajar adalah tahapan-
tahapan yang berhubungan dengan perkembangan ranah cipta
siswa dalam menjalani proses belajar-mengajar dan pembelajaran
materi tertentu, serta dalam mengikuti proses belajar-mengajar
yang dikelola guru kelas.
2) Cara belajar siswa
Dimanapun proses pendidikan berlangsung, alasan utama
kehadiran guru adalah untuk membantu agar belajar sebaik-
baiknya. Oleh karena itu, adalah esensial (pokok,dasar) bagi para
guru untuk memahami sepenuhnya cara dan tahapan belajar yang
terjadi pada diri siswanya. Pengetahuan mengenai proses belajar-
mengajar tersebut meliputi:
1. Signifikansi (arti penting) belajar;
2. Teori-teori belajar;
3. Hubungan belajar dengan memori dan pengetahuan; dan
4. Fase-fase yang dilalui dalam peristiwa belajar.
Selain itu, dapat juga dipahami mengenai pendekatan
belajar, kesulitan belajar, dan alternatif-alternatif yang dapat
diambil untuk menolong siswa dalam mengatasi kesulitan-
kesulitan belajarnya.

6
3) Cara menghubungkan mengajar dengan belajar
Tugas utama guru sebagai pendidik sebagaimana
ditetapkan oleh Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional kita
adalah mengajar. Secara singkat mengajar adalah kegiatan
menyampaikan pengetahuan dan nilai-nilai moral yang terkandung
dalam pengetahuan tersebut kepada siswa. Agar kegiatan belajar-
mengajar ini diterima oleh para siswa, guru perlu berusaha
membangkitkan gairah dan minat belajar mereka. Kebangkitan
gairah dan minat belajar siswa akan mempermudah guru dalam
menghubungkan kegiatan mengajar dengan kegiatan belajar.
Dalam hal ini guru dituntut untuk memahami model-model
belajar, metode-metode mengajar dan strategi-strategi mengajar
yang sesuai dengan kondisi peserta didik.
4) Pengambilan keputusan untuk pengelolaan PMB
Untuk memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan
kegiatan Proses Belajar-Mengajar (PMB), guru dituntut untuk
menempatkan diri sebagai pengambil atau pembuat keputusan
yang penuh perhitungan untung-rugi ditinjau dari sudut kajian
psikologis. Jika tidak, pengelolaan tahap-tahap interaksi mengajar-
belajar akan tersendat-sendat dan boleh jadi akan gagal mencapai
tujuannya.

Selanjutnya, manfaat psikologi pendidikan bagi guru adalah sebagai


berikut:
a. Untuk Memahami Keadaan Siswanya
Seperti diketahui bersama bahwa seorang guru berinteraksi
dengan siswanya setiap hari dengan latar belakang yang berbeda.
Latar belakang siswa tersebut merupakan faktor yang membentuk
kepribadian mereka masing-masing. Dengan memahami psikologi
pendidikan, seorang guru akan memahami keadaan dan kebutuhan
siswanya masing-masing. Dengan demikian, guru dapat menentukan
pendekatan psikologi yang sesuai dengan setiap siswanya.

7
b. Untuk Menciptakan Kondisi Belajar yang Kondusif
Salah satu alasan pentingnya psikologi pendidikan bagi seorang
guru adalah terciptanya kondisi belajar yang menyenangkan selama
proses pembelajran berlangsung baik di dalam kelas maupun di luar
kelas. Psikologi pendidikan akan memberikan gambaran terkait
karakter masing-masing siswa sehingga guru dalam melakukan proses
pembelajaran akan mampu menjalin hubungan emosional yang erat
baik antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa.
Dengan kondidi emosional yang terjalin erat dan harmonis tersebut
akan menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan.
c. Untuk Menentukan Strategi Pembelajaran
Menentukan stategi pembelajaran salah satu faktornya adalah
kondisi peserta didik. Psikolgi pendidikan sebagai ilmu tentantang
kejiwaan manusia akan membantu guru dalam menentukan strategi
pembelajaran yang sesuai dengan karakter dan kondisi siswanya pada
saat itu. Hal tersebut penting karena strategi pembelajaran yang
diterapakan dalam pembelajaran berpengaruh terhadap kemampuan
siswa dalam meyerap materi pembelajaran yang diajarkan.
d. Memudahkan Membimbing Siswa
Selain sebagai seorang pendidik dan pengajar, seorang guru juga
adalah model dan pembimbing bagi siswanya. Seorang guru harus
mampu memberikan pandangan yang akan memotivasi siswanya
menyelesaikan perseolan yang dihadapi. Psikologi pendidikan sangat
berperan penting untuk memainkan ritme gerakan mental siswa agar
arahan dan bimbingan guru bisa ia terima.
e. Untuk Menentukan Pendekatan yang Cocok Dengan Siswa
Sebagai seorang guru, ia harus bisa mengukur dan menganalisa
tingkat perkembangan siswany baik secara kognitif maupun secara
afektif atau sikap. Psikologi pendidikan akan memberikan gambaran
kepada guru terkait perkembangan siswa tersebut. Dengan memahami
perkembangan siswa, guru akan mudah menentukan treatmen atau
pendekan yang cocok dengan masing-masing siswa.

8
Sifat-sifat psikologis anak didik

Menurut (Imam & Lasan, 2018), sifat-sifat psikologis anak didik adalah
sebagai berikut:

1) Anak didik kita, adalah manusia biasa yang karena fitrahnya


mempunyai sifat-sifat psikologis sebagaimana layaknya manusia lain.
Mereka mengamati, memperhatikan, merasakan, mengingat, mengerti,
berpikir, berfantasi, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, untuk dapat
mengenal mereka, diperlukan pengetahuan tentang gejala-gejala jiwa.

2) Anak didik kita, adalah manusia belum dewasa, yang sedang


dalam proses melaksanakan tugas perkembangannya (Developmental
tasks). Tugas ini harus dipecahkan dan diselesaikan oleh setiap individu
pasda setiap fase perkembangannya. Di sinilah mereka sangat
membutuhkan bimbingan dan pengawasan dari orang dewasa. Suatu
kenyataan bahwa tugas perkembangan pada setiap periode, pada setiap
individu adalah berbeda, disampang adanya persamaan dalam batas
yang sifatnya umum (universal). Oleh karena itu, untuk dapat memenuhi
tugasnya, setiap pendidik harus memahami: bagaimana sifat-sifat dan
kehidupan anak selama masa perkembangan itu.

3) Manusia itu unik. Artinya, masing-masing individu mempunyai


sifat-sifat dan corak kepribadian serta watak yang berbeda-beda.
Keadaan demikian juga dimiliki anak didik kita sebagaimana layaknya
manusia lain. Mislanya di dalam praktek mengajar-belajar di kelas, kita
dapat mengamati/mengobservasi: ada anak yang tekun belajar, rajin,
teliti, gembira,banyak bicara, pendiam, pemalu, dan lain sebagainya.
Sifat-sifat khusus yang tampak pada tingkah laku dan tidak berubah-ubah
itu, bisa disebut “corak watak”. Guru harus mengenal/memahami watak
masing-masing anak agar segi-segi yang negatif dapat diarahkan dan
segi-segi yang positif dapat dikembangkan.

9
4) Disamping adanya perbedaan watak, juga ada perbedaan pribadi
pada diri anak, yang mana antara pribadi dan watak sering diartikan
sama. Untuk dapat membentuk pribadi anak yang baik, maka seorang
guru harus mempelajari atau memiliki pengetahuan tentang kepribadian
itu sendiri.

5) Menjaga kemungkinan terjadinya perubahan tingkah laku anak


yang diakibatkan dari suatu penyakit atau kepribadian yang kacau

6) Inti persoalannya adalah dalam hubungannya dengan “tindak


pelaksanaan usaha pendidikan”, yang mana guru mengajar dan murid
belajar. Agar proses belajar-mengajar itu dapat berjalan baik, maka perlu
para calon pendidik memahami berbagai hal mengenai belajar-mengajar.
Misalnya: apakah belajar itu, faktor-faktor apa yang mempengaruhi
kegiatan belajar, langkah-langkah apa yang harus ditempuh sehingga
anak dapat belajar dengan penuh minat dan perhatian, dan lain
sebagainya.

2.3 Indikator yang Harus Dimiliki Guru

Seorang guru dinilai tidak hanya dari aspek keilmuan saja, tapi juga dari
aspek kepribadian yang ditampilkannya. Mampukah menarik anak didik dan
memunculkan aura optimis dalam menghadapi berbagai tanggapan hidup,
atau kepribadian yang acuh tak acuh, pesimis, dan tidak mampu
memancarkan aura optimis, yang kesemuanya tercantum dalam konsep
kepribadian. Menurut Theodore M. Newcomb diartikan sebagai organisasi
sikap-sikap (predispositions) yang dimiliki oleh seseorang sebagai latar
belakang terhadap perilaku. Yang mana organisasi tersebut yaitu bagaimana
seseorang berbuat, mengetahui, berpikir, merasakan, dan menanggapi suatu
keadaan. Kepribadian merupakan organisasi faktor-faktor biologis, psikologi,
dan sosiologi yang mendasari perilaku individu. kepribadian mencangkup
kebiasaan-kebiasaan, sikap, dan sifat lain yang khas dimiliki oleh seseorang
yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain. (Roqib
& Nurfuandi, 2009)

10
Seorang guru harus mempunyai kepribadian sehat yang akan
mendorongnya mencapai puncak prestasi. Kepribadian yang sehat diartikan
kepribadian yang secara fisik dan psikis terbebas dari penyakit tetapi bisa
juga diartikan sebagai individu yang secara psikis selalu berusaha menjadi
sehat. Adapun indikator yang terdapat pada kepribadian seorang guru :

a. Bertanggung jawab. Tanggung jawab adalah perasaan kuat yang disertai


kebulatan tekat untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.
Tanggung jawab seorang guru adalah mengajar dan mendidik sekaligus.
Ia harus disiplin, jujur, rajin beribadah, dan sungguh-sungguh
memahamkan anak yang mana setiap saat mengembangkan diri agar
anak didik tidak ketinggalan informasi dan pengetahuan.
b. Tidak emosional. Stabilitas emosi sangat penting bagi guru karena
kondisi siswa yang berbeda, ada yang mudah di atur dan yang sulit, ada
yang sengaja memancing emosi guru dan ada yang menggerutu dari
belakang. Dari sini diperlukan stabilitas emosi, jangan sampai guru
terpancing emosi yang nantinya bisa berakibat fatal kepada anak didik.
Alangkah malunya kita melihat di televisi, berita seorang guru berurusan
dengan polisi gara-gara memperlakukan anak didik dengan kekerasan.
c. Lemah lembut. Lemah lembut adalah cermin hati yang penyayang dan
penuh penghormatan. Lemah lembut membuat murid segan, senang, dan
hormat. Seorang guru yang berbicara sopan kepada muridnya akan
dikenang murid dan membekas dalam hatinya. Guru yang suka
menasehati, memperlakukan anak didik seperti anak sendiri, dan
menolong kebutuhan muridnya akan dicintai.
d. Tegas tidak menakut-nakuti. Seorang guru harus tegas, adil dan tidak
boleh membeda-bedakan. Jangan sampai menakut-nakuti dengan
sesuatu yang tidak layak, misalnya di ancam dikeluarkan dari sekolah.
Dipanggil orang tuannya, dan ancaman-ancaman kasar lainnya. Tegas
dalam pengertian konsisten menegakan aturan, dan berani bertanggung

11
jawab terhadap perbuatan yang dilakukannya. Walaupun guru harus
tegas, tapi cara yang dilakukan tetap tidak boleh kasar. Tegas bukan
identik dengan kasar, tegas bisa dengan pendekatan yang humanis,
persuasif, dan psikologis sehingga lebih bisa menyadarkan anak didik
secara emosional.
e. Dekat dengan anak didik. Kedekatan membawa efek posi- tif bagi
pembelajaran. Kedekatan ini akan menciptakan hubungan batin dan
keakraban dalam bergaul. Anak didik tidak takut bertanya dan
berkonsultasi masalah yang dihadapi kepada gurunya. Lewat kedekatan
inilah, murid akan tahu kebijakan guru, sikap perilaku guru, dan sepak
terjang guru. Dan ini akan memunculkan inspirasi bagi peserta didik untuk
meniru dan mengembangkan apa yang ada pada guru.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan


membahas tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia, baik selaku
individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan.
Pendidikan adalah proses pembelajaran bagi peserta didik untuk dapat
mengerti, paham, dan membuat manusia lebih kritis dalam berpikir.
Psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari dan meneliti sikap
dan perilaku peserta didik dalam proses belajar mengajar sikap dan
perilaku tersebut sebagai ekspresi dari keadaan jiwa mereka.

Psikologi pendidikan tentu saja penting bagi guru atau calon guru.
Karena dengan mempelajari psikologi pendidikan kegiatan belajar-
mengajar akan lebih baik. Melalui psikologi pendidikan guru dapat
memahami suatu masalah dari sudut pandang lain. Guru dapat
memahami karakter siswanya, memahami sistem pembelajaran seperti
apa yang sesuai dengan kondisi dan keadaan siswanya.

Seorang guru tidak hanya dilihat dari aspek keilmuan saja, tetapi
juga dari aspek kepribadian. Seorang guru harus mempunyai
kepribadian yang sehat sehingga akan mendorongnya mencapai puncak
prestasi. Kepribadian yang sehat diartikan kepribadian yang secara fisik
dan psikis terbebas dari penyakit tetapi bisa juga diartikan sebagai
individu yang secara psikis selalu berusaha menjadi sehat. Seorang guru
harus memiliki kepribadian seperti bertanggung jawab, tidak emosional,
lemah lembut, tidak menakut - nakuti, dan dekat dengan anak didik.

3.2 Saran
Dengan ditulisnya makalah yang menjelaskan tentang Psikologi
pendidikan bagi guru ini diharapkan pembaca dapat memahami apa yang
dimaksud dengan psikologi pendidikan serta manfaatnya bagi guru.
Sehingga tujuan ditulisnya makalah ini dapat tercapai secara maksimal,
serta memberikan bekal wawasan pengetahuan bagi pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA

Arthur S. Reber (1988). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.


Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Barlow (1985). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT


Remaja Rosdakarya

Bruno, (1987). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT


Remaja Rosdakarya

Chaplin.(1972).https://www.kompasiana.com/ansarzainuddin0414/5e002628d54
1df215f333922/pentingnya-psikologi-pendidikan-bagi-guru.
(diakses pada 04 Februari 2020)

Crow dan Crow (1984) . https://silabus.org/pengertian-pendidikan/. (diakses pada


04 Februari 2020)

Dictionary Of Psychology. (1972). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan


Baru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Gleitman. (1986). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT


Remaja Rosdakarya

Imam, S., & Lasan, B. B. (2018). PSIKOLOGI PENDIDIKAN ANAK USIA


SEKOLAH DASAR. Malang: Universitas Negeri Malang.

Ki Hajar Dewantara. https://silabus.org/pengertian-pendidikan/. (diakses pada 04


Februari 2020)

Martinus Jan Langeveld. https://silabus.org/pengertian-pendidikan/. (diakses


pada 04 Februari 2020)

Muhibbin.(2017).https://www.kompasiana.com/ansarzainuddin0414/5e002628d5
41df215f333922/pentingnya-psikologi-pendidikan-bagi-guru.
(diakses pada 04 Februari 2020)

Roqib, M., & Nurfuandi. (2009). Kepribadian Guru, Upaya Mengembangkan


Kepribadian Guru yang Sehat Dimasa Depan. Yogyakarta.

14
Surya.(1982).https://www.kompasiana.com/ansarzainuddin0414/5e002628d541d
f215f333922/pentingnya-psikologi-pendidikan-bagi-guru. (diakses
pada 04 Februari 2020)

Tardif (1987). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT


Remaja Rosdakarya

UU No.20 Tahun 2003. https://silabus.org/pengertian-pendidikan/. (diakses pada


04 Februari 2020)

15
16

Anda mungkin juga menyukai