Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PROSES BELAJAR BAHASA

Dosen pengampu :

Drs. I Nyoman Sudika, M.Hum.

Disusun oleh kelompok 3 (2B) :

ELPA NISPITA SARI (E1C021054)

ISA ROHANI (E1C021065)

LILYA RAMDHANI (E1C021074)

LITA CHRLYNA SALDY (E1C021076)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN


SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU


PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami bisa menyelesaikan tugas mata kuliah Teori Belajar Bahasa dengan baik dan
lancar tanpa ada kendala yang yang berarti.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen
Drs. I Nyoman Sudika, M.Hum pada mata kuliah Teori belajar Bahasa. Tidak hanya itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah lebih luas pengetahuan kita tentang bahasa dari
beberapa pendapat ahli yang telah kami kutip pada makalah ini.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kami haturkan kepada bapak Drs. I Nyoman
Sudika, M.Hum yang telah mmeberikan kami tugas yang Insya Allah bermanfaat untuk kami
maupun pembacanya.
Kami juga menyadari bahwa makalah yang kami buat sangat jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami nantikan agar tugas makalah
selanjutnya bisa lebih baik lagi.

Senin, 21 Maret 2022


Kelompok 3
DAFAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Poses Belajar


Ketika seseorang mulai belajar menguasai bahasa pertama (B1), mereka hidup dan tinggal di
lingkungan mansyarakat penutur B1 untuk keperluan hidup dengan masyarakat sekitarnya.
Dan tidak mungki bisa hidup tanpa menguasai bahasa masyarakatnya. Selain itu, merrek
amemperoleh situasi yang sangat yang sangat kondusif karena semua orangb
dilingkungnannya mengunakan bahasa secara aktif.

Sering kali kita belajar bahasa di Sekolah melakuakan kesalahan berbahasa. Bahkan kita diuji
dan dinilai, dan ada yang tidak berhasil. Hal ini terjadi bukan hanya untuk mempelajari B2
atau bahasa asing tetapi juga ketika mempelajari bahasa B1. Banyak anak Indonesia yang
diberi pelajaran B1 sebagai mata pelajaran muatan lokal, ternyata masih banyak siswa yang
belum mahir.

Pengertian proses pembelajaran yaitu suatu proses interaksi antara siswa dengan pengajar dan
sumber belajar dalam suatu lingkungan. Pebelajaran merupakan bentuk bantuan yang
diberikan pengajar supaya bisa terjadi proses mendapatkan ilmu pengetahuan, penguasaan
kemahiran serta tabiat, pembentukan sikap dan kepercayaan pada murid. Dapat dikatakan
bahwa pembelajaran adalah proses untuk membantu murid supaya bisa belajar dengan baik.

Konsep tentang proses penguasaan bahasa kedua atau bahasa asing sudah sejak lama diteliti
orang, ada yang meninjau dari situasi alamiah. Situasi formal selalu dikaitkan dengan situasi
di Sekolah (guru, murid, tujuan, kurikulum, metode, buku-buku dan sebagainnya). Sedangkan
situasi alamiah selalu dikaitkan dengan keluarga atau masyarakat (tidak ada guru, murid,
tujuan, kurikulum, metode, buku-buku, tetapi ada orang yang “belajar” dan semua orang
disekitarnya dapat dikatakan “mengajarinya berbahasa”. Kedua situasi di atas sejak lama
dipandang sebagai dua dunia yang sangat terpisah.

Teori berikut yang dikemukakan adalah hasil penelitian tiga ahli yang banyak menggumuli
tentang proses penguasaan bahasa kedua atau bahasa asing, yaitu Stephen Krashen (1976),
Bialystok (1979) dan Stevick (1980). Kedua ahli yang disebut belakangan adalah orang yang
mencoba melihat sisi lain penelitian Krashen.
2.2 Hasil Penelitian Para Ahli

A. Proses Belajar Bahasa Model Krashen

Dalam penelitian Krashen (1976) terhadap proses penguasaan bahasa kedua atau bahasa
asing orang dewasa menyimpulkan bahwa proses penguasaan bahasa anak kecil berbeda
dengan orang dewasa. Berdasarkan hasil penelitian itu Krashe nmengemukakan lima teori
penting yang selanjutnya dijadikan dasar penelitian lain:

a. Hipotesis pemerolehan dan belajar bahasa (the acquisition-and learning hypothesis)


b. Hipotesis urutan alamiah (the natural order hypothesis)
c. Hipotesis monitor (the monitor hypothesis)
d. Hipotesis masukan (the input hypothesis)
e. Hipotesis filter afektif (the affective filter hypothesis)

Hipotesis pemerolehan dalam bahasa adalah hipotesis yang menyatakan bahwa anak kecil
dalam proses menguasai bahasa pertama terjadi secara ambang sadar (sub-consiounsness) dan
bersifat alamiah (natural). Proses ini disebut pemerolehan (acquisition). Orang dewasa dalam
proses menguasai bahasa kedua atau bahasa asing terjadi secara sadar (consciousness)
melalui bentuk-bentuk bahasa mewujudkannya dalam bentuk verbal. Orang dewasa
menguasai bahasa kaidah-kaidah formal bahasa. Proses penguasaan bahasa (learning).
Berdasarkan identifikasi di atas dapat kita katakana bahwa proses penguasaan bahasa pertama
pada anak kecil terjadi melalui proses pemerolehan, sedangkan penguasaan bahasa
kedua/bahasa asing pada orang dewasa terjadi melalui proses belajar.

Hipotesis urutan alamiah yaitu hipotesis yang menyatakan bahwa kemampuan berbahasa
seseorang itu berjenjang secara alamiah dan bersifat universal.

Hipotesis monitor adalah kegiatan bahasa melalui kaidah-kaidah kebahasaan yang dipelajari
secara sadar hanya berfungsi sebagai monitor dan editor.

Hipotesisi input menyatakan bahwa kemampuan berbahasa seseorang bergantung pada


masukannya.

Hipotesis filter afektif menyatakan bahwa makin besar saringan afektif pembelajaran akan
sukar menguasai bahasa kedua/asing.

Dari kelima hipotesis di atas yang paling terkenal adalah hipotesis monitor sehingga
keseluruhan temuan itu terangkum dalam suatu nama teori yaitu, teori monitor.
B. Proses Belajar Bahasa Model Bialystok

Dalam proses belajar bahasa model Bialystok (1978) diorganisasikan dalam tiga tataran yaitu,
input, knowledge, dan output.

Tataran input berupa pengalaman berbahasa pembelajaran yang telah dipajanan (expouser)
melalui belajar membaca dan belajar berbicara. Tataran knowledge berupa cara penyampaian
informasi, cara penyampaian informasi meliputi penyampaian secara implisit berupa
pengetahuan intuitif.

Pengetahuan eksplisit memiliki tiga fungsi yaitu:

a. Sebagai dasar informasi baru sebelum disimpandalam pengetahuan implisit.


b. Sebagai Gudang informasi yang selalu terungkap secara eksplisit .
c. Sebagai system artikulasi untuk penetahuan implisit yang mungkin dipakai secara
eksplisit.

Disimpulkan bahwa strategi belajar model Bialystok terdapat empat muatan :

a. Praktik formal yaitu pembelajaran membaca untuk menambahkan pajanan bahasa.


b. Praktik informal yaitu pajanan bahasa diperoleh melalui komunikasi alamiah.
c. Strategi monitoring yaitu pengetahuan sadar pemakaian bahasa oleh pembelajaran
untuk memperbaiki pengungkapan bahasa.
d. Inferensi (penyampulan) yaitu proses pengujian hipotesis mengenai pengetahuan
bahasa yang tidak dikenal sebelumnya.

C. Proses Belajar Bahasa Model Stevicks

Istilah steviks untuk menggambarkan proses penguasaan bahasa digambarkan dalam bentuk
diagram yang disebut diagram levertove machine (mesin tenaga). Diagram penguasaan
bahasa yamg digambarkan oleh Stevicks menggambarkan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Hasil belajar disampaikan dalam Gudang pemerolehan.


b. Belajar bahasa bisa menjadi bahan output
c. Peranan dan fungsi pemerolehan dan belajar tidak terlalu pisah secara ketat
d. Faktor afeksi menjadi rheostat (potensiometer) yang bisa membuat pembelajaran
sensitif terhadap sistem yang diperoleh.
D. Perdebatan Pendapat Krashen

Anda mungkin juga menyukai