NIM : E1C021054
A. Hukum Nativisme
Istilah nativisme berasal dari kata natie yang berarti “terlahir” atau seperti “aslinnya”.
Oleh karena bawaan begitulah dan keberadaannya, lingkungan sekitar tidak berdaya apa apa
dalam memepengaruhi perkembangan anak alias tidak ada gunannya. Perkembangan tidak
dapat di rubah dari kekuatan luar.hukum nativisme beranjak dari keyakinan bahwa
perkembangan pribadi seseorang hanya ditentukan olehfaktor hereditas atau koderati atau
faktor internal individual. Tokoh utama penganut aliran ini adalah Arthur Schopenhauer
(1788-1860), di mana ia menyakinibahwa pembawaan dibawa sejak lahir sebagai kodrat
semata.
Faktor koderati itu diyakini tidak dapat diubah oleh pengaruh lingkungan atau alam
sekitar, termasuk Pendidikan. Itulah keperibadian sejati manusia. Aliran ini bertolak dengan
Leibnitzian Tradision yang menekankan kemmepuan dalam diri anak, sehingga faktor
lingkungan, termasuk faktor prndidikan kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak
selanjutnya. Perkembangan kepribadian manusia semata-mata ditentukan oleh pembawaan
sejak lahir dan harus diterim aapa adannya.
Praksis kependidikan dari penganut aliran ini bermakna bahwa lingkungan pendikan
nyaris tidak mmeberi pewarnaan atau pengaruh terhadap perkembangan anak ketika
menjalani proses pembelajaran di sekolah tergantung pada pembawaan. Menurut Arthur
Schopenhauer (1788-1860), seorang filsuf Jerman, ketika dilahirkan seorang anak manusia
sudah lengkap dengan pembawaan, baik ataupun buruk. Dalam bahasa keseharian kita
mungkin itulah yang disebut: nasib.
Pandangan ini secara taat asas menyakini bahwa keberhasilan anak menjalani Pendidikan
atau persekolahan ditentukan oleh bawaan orisinal dari anak itu sendiri.
1. Pendekatan aktualisasi diri dari Abraham Maslow atau nondirektif (client centered)
dari Carl R. Rogers.
2. Pendekatan “personal costructs” dari George A. Kelly yang menekankan pentingnya
hubungan “transaksional” antara manusia dengan lingkungannya sebagai basis
memahami prilakunnya.
3. Pendekatan “gestalt” baik yang klasik (Max Wertheimer dan Wolgang Kohler)
maupun pengembangan selamjutya (K. Lewin dan F. Perls), di mana siswa harus
dipahami secara holistic.
4. Pendekatan “search of meaning” dari Victor Franky dengan “logotheraoy” sebagai
aplikasinya, di mana semangat manusia (human spirit) sangat penting untuk
mengatasi aneka masalah atau tantangan yang dihadapi.
B. Hukum Naturalisme
Pelopor hukum atau aliran naturalisme adalah J.J. Rousseau (1712-1778), filsuf Perancis.
Menurut Rousseau, faktor lngkungan mmenjadi penyebab pembawaan baik anak akan
mnejadi rusak. Bahkan Rousseau juga berpendapat bahwa Pendidikan yang diterima oleh
anak dari orang dewasa malahan dapat merusak pembawaan anak yang baik itu. Mugkin
inilah yang menginspirasi Megan Fox mengatakan, “I have never been a big believer in
formal education”. Aku tidak pernah percaya sepenuh hati pada Pendidikan formal.
Aliran atau hukum naturalisme sering juga disebut negativisme, sebuah pandangan
negative tenang manusia. Praksinya, guru wajib memberikan pertumbuhan anak pada alam.
Menurut pandangan ini, Pendidikan sepenuhnya tidak diperlukan. Dengan menyerahkan
Pendidikan anknnya dialamnya, pembawaan mereka yang baik tidak menjadi rusak akibat
perlakuan atau intervensi guru melalui proses Pendidikan dan pembelajaran. Pandangan
semacam ini sangat mungkin dapat disebut sebagai naifisme atau bahkan fatalisme.
C. Hukum Empirisme
Hukum empirisme juga popular disebut filssafat empirisme dipelopori oleh Jhon Locke
(1632-1704), dimana dia mengajarkan bahwa perkembangan anak sejak lahir dan utuk
selanjutnya secara mutlak dibentuk oleh lingkungan. Menurut hukum empirisme,
pengetahuan dan keterampilan manusia secara total dibentuk oleh pengalaman iderawi dan
perlakuan yan dietrima oleh anak. Anak laksana biji besi mencair, sehingga bisa dibentuk
seperti apa saja. Di sekolah, proses pembelajaran anak bisa diformat sedemikian rupa. Ketika
anak agak lemah dalam belajar, kepadanya dapat diberikan pembelajaran tambahan atau
remidial, sampai dengan menjadi benar-benar mumpuni seperti apa yang dikehendaki.
Perkembangan pribadi manusia diransang oleh faktor hereditas atau bawahan dan
lingkungan. Inilah filosofi dasar hukum atau aliran konvergensi. Hukum ini dikemukakan
oleh William Sterm (1871-1938); dimana ia berpendapat bahwa perkembangan pribadi
manusia merupakan hasil konvergensi faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor internal
adalah hereditas atau bawaan dan faktor eksternal adalah lingkungan, termasuk lingkungan
Pendidikan dan pembelajaran.
Bagi William Stwrm (1871-1939), aeorang ahli Pendidikan bangsa Jerman, pembawaan
baik atau buruk menyertai anak manusia ketika dilahirkan. Karenanya, baik faktor
pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting
dalam perkembangan anak selanjutnya. Dengan demikian, bakat atau potensi yang inheren
sejak anak dilahirkan tidak akan berkembang secara optimum tanpa perlakuan atau dukungan
lingkngan yang optimum pula, sesuai dengan perkembangan bakat atau potensinya,
sebaliknya, lingkungan yang baik tidak berdaya bagi perkembangan anak, jika pada dirinya
tidak terdapat bakat atau potensi yang diperlukan bagi aktivitas pengembangan itu.
SOAL!!!
1. Apakah hukum Nativisme itu dan siapakah tokoh utama penganut aliran itu?
2. Pandangan tetang Nativisme dianut oleh psikologi humanistic. Jelaskan pengertian
psikologi humanistik !
3. Siapakah pelopor hukum Naturalisme dan apakah inti hukum Naturalisme itu?
4. Apakah inti hukum empirisme dan siapa pelopornya?
5. Apakah judul buku tempat hukum empirisme dikemukakan?
6. Sebutkan dasar hukum Konvergensi dan siapa tokohnya!