Oleh :
Dosen Pembimbing:
Mimi Sri Irfadila, M.Pd.
Assalamualaikum wr, wb
Tiada kata yang paling indah selain puji dan rasa syukur kepada Allah SWT,
yang telah menentukan segala sesuatu berada ditangannya, sehingga tidak ada
setetes embun pun dan segelintir jiwa manusia yang lepas dari ketentuan dan
ketepatan – nya .Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini yang berjudul Memahami hakikat pembelajaran bahasa.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna,
hal itu disadari karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
penulis. Besar harapan penulis, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pihak lain pada umumnya. Dalam penyusunan makalah ini,
penulis banyak mendapat pelajaran, dukungan motivasi, bantuan berupa bimbingan
yang sangat berharga dari berbagai pihak khususnya dosen pembimbing Mimi Sri
Irfadila, M.Pd
Mulai dari pelaksanaan hingga penyusunan makalah ini. Akhir kata, penulis
mengharapkan semoga tujuan dari pembuatan makalah ini dapat tercapai sesuai
dengan yang diharapkan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara fitrah, bahasa merupakan salah satu kebutuhan dasar (primer) bagi
manusia, baik bahasa verbal maupun nonverbal (bahasa nonverbal menjadi primer
bagi kaum difabel seperti tunarungu, tunanetra, dan tunawicara), untuk
berkomunikasi sebab sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan kehadiran
manusia lain untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan sosialnya. Proses pemenuhan
kebutuhan tersebut memerlukan interaksi melalui media bahasa. Hal tersebut
selaras dengan yang diungkapkan oleh ke tidak sana (dalam Aslinda dan Leni
Syafyahya, 2010) bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter yang
dipergunakan oleh masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasi diri.
B. Rumusan Masalah
1. Darimana perolehan bahasa
2. Bagaimana cara melakukan pembelajaran bahasa
C. Tujuan
1. Memahami pengertian pemerolehan bahasa
2. Memahami pengertian pembelajaran bahasa
1
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pemerolehan Bahasa
Menurut Otto (2015) mengungkapkan bahwa pemerolehan bahasa pada
anak usia prasekolah ditanamkan dalam lingkungan tempat anak-anak berinteraksi,
khususnya lingkungan rumah, lingkungan sekolah, dan lingkungan tempat bermain.
Ketiga lingkungan ini sangat memengaruhi anak dalam pemerolehan bahasa. Tiga
faktor itu antara lain:
Pertama, lingkungan rumah. Anak dalam kesehariannya menghabiskan
setengah harinya untuk melakukan aktivitas di rumah dan setengah harinya lagi
melakukan aktivitas di lingkungan, baik itu lingkungan bermain maupun
lingkungan sekolahnya. Otto (2015) menyebutkan bahwa interaksi orang tua
dengan anak-anak dan konteks pembelajaran yang dibuat di rumah dapat
meningkatkan kemampuan pemerolehan bahasa pada anak.
Kedua, lingkungan sekolah. Otto (2015) menyebutkan bahwa interaksi anak
terhadap lingkungan sosialnya dapat meningkatkan kemampuan awal membaca dan
menulis. Dalam hal ini, Otto menganalogikannya dengan proses ketika guru
membacakan sebuah cerita kepada anak. Saat bercerita, guru menggunakan bahasa
sebagai media untuk menggambarkan benda atau peristiwa yang ada di dalam
cerita. Hal ini dapat merangsang anak untuk meningkatkan kemampuan bahasa
reseptifnya.
2
Ketiga, lingkungan bermain. Di lingkungan ini anak-anak didorong, baik
secara langsung maupun tidak langsung, untuk terlibat dalam percakapan dengan
orang lain. Hal ini dapat mempercepat perkembangan bahasa pada anak.
Lingkungan bermain menjadi salah satu lingkungan yang dapat meningkatkan
kemampuan pemerolehan bahasa dengan sangat signifikan.
Terlepas dari ketiga faktor yang memengaruhi kemampuan bahasa pada anak,
perkembangan pemerolehan bahasa pada anak juga bervariasi (Rusyini, 2008). Ada
anak yang dalam pemerolehan bahasanya lambat, ada juga yang sedang, dan bahkan
ada yang cepat. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
sebagai berikut:
1. Faktor Alamiah
Proses perolehan ini sifatnya alamiah. Karena sifatnya alamiah, kendatipun
anak tidak dirangsang untuk mendapatkan bahasa, anak tersebut akan mampu
menerima apa yang terjadi di sekitarnya.
2. Faktor Perkembangan Kognitif
Perkembangan bahasa seseorang seiring dengan perkembangan
kognitifnya. Keduanya memiliki hubungan yang komplementer. Pemerolehan
bahasa dibantu oleh perkembangan kognitif. Sebaliknya, kemampuan kognitif akan
berkembang dengan bantuan bahasa. Keduanya berkembang dalam lingkup
interaksi sosial.
3. Faktor Latar Belakang Sosial
Struktur keluarga, kelompok sosial, dan lingkungan budaya sebagai faktor
latar belakang sosial memungkinkan terjadinya perbedaan serius dalam
pemerolehan bahasa anak. Makin tinggi tingkat interaksi sosial sebuah keluarga
maka makin besar peluang anggota keluarga (anak) memperoleh bahasa.
Sebaliknya, makin rendah tingkat interaksi sosial sebuah keluarga, makin kecil pula
peluang anggota keluarga (anak) memperoleh bahasa.
4. Faktor Keturunan
Faktor keturunan meliputi jenis kelamin dan inteligensi. Jenis kelamin turut
memengaruhi perolehan bahasa anak. Biasanya anak perempuan lebih superior
daripada anak laki-laki meskipun dalam berbagai studi ilmiah perbedaan mendasar
3
mengenai hal itu belum sepenuhnya dapat dijelaskan oleh para ahli. Inteligensi yang
dimiliki anak ini berkaitan dengan kapasitas yang dimiliki anak dalam mencerna
sesuatu melalui pikirannya.
B. Pembelajaran Bahasa
Pengertian pembelajaran secara umum adalah proses interaksi antara peserta
didik atau siswa dengan pendidik atau guru dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi.
Halliday (1979, dalam Goodman, dkk., 1987) menyatakan ada tiga tipe belajar
yang melibatkan bahasa:
1. Belajar Bahasa
Seseorang mempelajari suatu bahasa dengan fokus pada penguasaan
kemampuan berbahasa atau kemampuan berkomunikasi melalui bahasa yang
digunakannya. Kemampuan ini melibatkan dua hal, yaitu:
a) kemampuan untuk menyampaikan pesan, baik secara lisan (melalui berbicara)
maupun tertulis (melalui menulis), serta
b) kemampuan memahami, menafsirkan, dan menerima pesan, baik yang
disampaikan secara lisan (melalui kegiatan menyimak) maupun tertulis
(melalui kegiatan membaca).
2. Belajar melalui Bahasa
Seseorang menggunakan bahasa untuk mempelajari pengetahuan, sikap,
keterampilan. Dalam konteks ini bahasa berfungsi sebagai alat untuk mempelajari
sesuatu, seperti Matematika, IPA, Sejarah, dan Kewarganegaraan.
3. Belajar tentang Bahasa
Seseorang mempelajari bahasa untuk mengetahui segala hal yang terdapat
pada suatu bahasa, seperti sejarah, sistem bahasa, kaidah berbahasa, dan produk
bahasa seperti sastra.
Metode pembelajaran merupakan perencanaan penyajian pembelajaran
yang menggunakan pendekatan tertentu. Perencanaan ini digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran, yang bisa dipilih sesuai keadaan siswa, materi
pembelajaran, dan lingkungan sekolahnya. Ada beberapa metode yang dikenal
dalam pembelajaran bahasa, Antara lain:
4
1. Metode Tata Bahasa Terjemahan
Metode tata bahasa terjemahan diisebut juga metode tradisional, karena
sudah lama digunakan. Bahasa sasaran ditafsirkan sebagai sistem kaidah yang harus
diamati dalam teks dan kalimat, serta dikaitkan dengan kaidah dan makna bahasa
pertama.
2. Metode Bahasa Langsung
Metode bahasa langsung Metode ini sangat efektif, karena membutuhkan
peran siswa dan lingkungan yang saling berinteraksi dengan hampir menggunakan
semua indaranya. Metode bahasa langsung dipelajari seperti saat seorang anak
belajar tentang bahasa ibunya. Pola dan struktur kalimatnya diajarkan secara
induktif
3. Metode audiolingual
Metode audiolingual merupakan metode pembelajaran bahasa yang
mengaitkan linguistik struktural dan psikologi perilaku.Linguistik yang dipelajari
meliputi bunyi, bentuk, makna, struktur kalimat, serta menemukan perbandingan
dan persamaan yang ada.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
hakikat bahasa adalah alat komunikasi yang diperlukan dalam komunikasi antar
manusia sebagai makhluk sosial. Pemerolehan bahasa di mulai dari lingkuangan
rumah, sekolah dan lingkungan bermain anak. tiga faktor ini sangat mempengaruhi
proses perolehan bahasa oleh anak. Terlepas dari ketiga faktor yang memengaruhi
kemampuan bahasa pada anak, perkembangan pemerolehan bahasa pada anak juga
bervariasi (Rusyini, 2008). Ada anak yang dalam pemerolehan bahasanya lambat,
ada juga yang sedang, dan bahkan ada yang cepat. Hal ini tentu sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut: Faktor Alamiah, Faktor
Perkembangan Kognitif, Faktor Latar Belakang Sosial, dan Faktor Keturunan
Pengertian pembelajaran secara umum adalah proses interaksi antara peserta
didik atau siswa dengan pendidik atau guru dan sumber belajar. Halliday (1979,
dalam Goodman, dkk., 1987) menyatakan ada tiga tipe belajar yang melibatkan
bahasa: Belajar Bahasa,Belajar melalui Bahasa, dan Belajar tentang Bahasa.
Metode pembelajaran merupakan perencanaan penyajian pembelajaran
yang menggunakan pendekatan tertentu. Ada beberapa metode yang dikenal dalam
pembelajaran bahasa, Antara lain: Metode Tata Bahasa Terjemahan, Metode Bahasa
Langsung, dan Metode audiolingual.
B. Saran
1. Pahami konsep bahasa, fungsi bahasa sebagai alat komunikasi, dan ragam
bahasa
2. Pahami hubungan Antara Bahasa, Belajar Bahasa, dan Pembelajaran Bahasa
3. Praktikkan dalam Kehidupan Sehari-hari yang dipelajari
4. Mendiskusikan apa yang telah dipelajari, termasuk hal-hal yang dianggap masih
sulit, dengan teman-teman Anda dapat sangat membantu¹.
5. Peningkatan Kemampuan Berkomunikasi
6
DAFTAR PUSTAKA
Otto, Beverly. 2015. Perkembangan Bahasa pada Anak Usia Dini. Jakarta:
Prenada.
Rusyani, Endang. 2008. “Pemerolehan Bahasa Indonesia Anak Usia 2,5
Tahun (Studi Kasus terhadap Pemerolehan Bahasa Anak Usia Dini)” dalam Jurnal
On-line. Bandung: UPI.
Mahmud, Saifuddin, Muhammad Idham. 2017. Strategi Belajar Mengajar.
Banda Aceh: Syiah Kuala University Press.
Tahrim, Tasdin, Robertus Adi Sarjono O., dkk. 2021. Pengembangan Model
dan Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia.