Anda di halaman 1dari 18

PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA

Diajukan untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Psikolinguistik

Dosen Pengampu: Hendra Apriyono, S.Hum, MA

Di Susun Oleh Kelompok 3:

Lestari (2311203053)

Ria Istifarini Apriani (2311203015)

Tria Oktaviani (2311203027)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS


SAMARINDA

2024

I
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT yang telah memberikan kita
segala nikmat, rahmat dan kasih sayang-Nya. Salah satu kenikmatan yang telah
diberikan kepada kami yaitu mampu menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad
SAW, yang senantiasa kita harapkan syafa'atnya di hari akhir nanti.

Berikut ini, penulis persembahkan sebuah makalah yang berjudul,


"Pemerolehan Bahasa Kedua". Penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca semua, terutama bagi penulis sendiri. Kepada pembaca yang budiman,
jika terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam makalah ini, penulis mohon maaf,
karena penulis sendiri dalam tahap belajar. Dengan demikian, tak lupa penulis
ucapkan terimakasih, kepada para pembaca. Semoga Allah memberkahi makalah ini
sehingga benar-benar bermanfaat.

Samarinda, 16 Maret 2024

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii

DAFTAR ISI..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian, Ciri Dan Karakteristik Dari Bahasa Kedua ............................... 3

B. Proses Pemerolehan Bahasa Kedua............................................................... 5

C. Teori Model-Model Pembelajaran Bahasa Kedua......................................... 6

D. Strategi Pemerolehan Bahasa Kedua............................................................. 8

E. Faktor Yang Memengaruhi Pemerolehan Bahasa Kedua.............................. 9

BAB III PENUTUP

A. Simpulan........................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa merupakan bagian sentral dalam kehidupan. Manusia
menggunakan bahasa tidak hanya sebatas survival layaknya binatang.
Manusia menggunakan bahasa untuk berbagai segi dalam kehidupan. Oleh
karena itu, manusia dibekali LAD (Language Acquisition Devicion) sehingga
mampu mengembangkan diri dalam berbahasa. Penggunaan bahasa ini tidak
terlepas dari proses pemerolehan bahasa yang dialami manusia dari masa
kanak-kanak hingga dewasa. Bahasa yang digunakan anak dari masa kanak-
kanaknya dan menjadi alat yang paling banyak digunakan dalam interaksi
sosialnya adalah bahasa pertamanya. Jika ada istilah pertama tentu ada istilah
bahasa kedua. Bahasa pertama merupakan bahasa yang paling dikuasai dan
paling sering digunakan oleh seseorang, sedangkan bahasa kedua merupakan
bahasa yang diperoleh melalui pembelajaran dan cenderung dipelajari dengan
sengaja. Bahasa kedua bukan berarti sebatas bahasa kedua, tetapi bahasa lain
yang dipelajari oleh seseorang entah itu satu bahasa, dua, maupun lebih dari
itu. Untuk pemerolehan dan pembelajaran bahasa kedua, kita tentunya harus
mengetahui lebih dalam mengenai pengenalan dan berbagai hipotesis
mengenai permasalahan tersebut. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan
dibahas mengenai hipotesis dan penjabaran mengenai pemerolehan dan
pembelajaran bahasa kedua.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian, ciri dan karakteristik dari bahasa kedua?
2. Bagaimana proses pemerolehan bahasa kedua?
3. Apa saja teori model-model pembelajaran bahasa kedua?
4. Bagaimana strategi pemerolehan bahasa kedua?
5. Apa saja faktor yang memengaruhi pemerolehan bahasa kedua?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian, ciri dan karakteristik dari bahasa kedua.
2. Untuk mengetahui proses pemerolehan bahasa kedua.
3. Untuk mengetahui teori model-model pembelajaran bahasa kedua.
4. Untuk mengetahui strategi pemerolehan bahasa kedua.
5. Untuk mengetahui faktor yang memengaruhi pemerolehan bahasa kedua :
internal dan eksternal.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian, Ciri dan Karakteristik Bahasa Kedua


1. Pengertian
Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting bagi
manusia. Bahasa yang dimiliki manusia sangat dinamis sehingga dapat
berkembang terus-menerus. Bahasa digunakan manusia untuk
bersosialisasi, dan mengungkapkan pikirannya. Oleh karena itu, bahasa
merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi manusia.
Bahasa dianggap sebagai sesuatu yang istimewa, sebab bahasa
merupakan sarana manusia untuk berpikir yang merupakan sumber awal
manusia memperoleh pemahaman dan ilmu pengetahuan. Sebagai
simbol sebuah pemahaman, bahasa telah memungkinkan manusia untuk
memahami apa yang ada disekitarnya, dan mengantarkan dia memiliki
ilmu pengetahuan dan keahlian. Dari berpikir itulah kemudian manusia
mencoba mencari dan meneliti darimana bahasa berasal, sejak kapan
manusia berbahasa, dan dari mana manusia memperoleh serta
mempelajarinya. Bahasa tidak serta merta dipahami dan dikuasai oleh
anak manusia yang baru lahir. Berbagai tahapan yang diperlukan untuk
dapat berbahasa secara fasih dan lancar serta dapat dipahami dan
memahami apa yang orang lain sampaikan.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang diperoleh manusia sejak
lahir. Penguasaan sebuah bahasa oleh seorang anak dimulai dengan
perolehan bahasa pertama yang sering kali disebut bahasa ibu.
Pemerolehan bahasa merupakan sebuah proses yang sangat panjang
sejak anak belum mengenal sebuah bahasa sampai fasih berbahasa.
Pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses yang

3
berlangsung di dalam otak anak-anak ketika dia memperoleh bahasa
pertamanya atau bahasa ibunya (Fatmawati, 2015).
Pemerolehan bahasa oleh anak-anak merupakan salah satu
prestasi manusia yang paling hebat dan paling menakjubkan. Itulah
sebabnya masalah ini mendapat perhatian besar. Pemerolehan bahasa
telah ditelaah secara intensif selam kurang lebih dua decade. Pada saat
itu telah dipelajari banyak hal mengenai bagaimana anak berbicara,
mengerti, dan menggunakan bahasa, tetapi sangat sedikit sekali yang
diketahui mengenai proses actual perkembangan bahasa. Satu hal yang
perlu diketahui bahwa pemerolehan bahasa sangat banyak ditentukan
oleh interaksi rumit aspek-aspek kematangan biologis, kognitif dan
sosial.

2. Ciri Pemerolehan Bahasa Kedua

Pendapat Krashen (1983) yang langsung mengemukakan ciri-ciri


lingkungan formal. Ia mengemukakan ciri-ciri sebagai berikut: (1)
memiliki sifat yang arfisial, (2) didalam lingkungan tersebut para
pembelajar diarahkan untuk melaksanakan aktivitas bahasa yang
melibatkan kaidah-kaidah atau aturan-aturan bahasa yang sudah
dipelajarinya, dan apabila ditemukan atau terjadi kesalahan dari
pembelajar, para guru langsung memberikan umpan balik sebagai
koreksi atas kesalahan-kesalahan tersebut dan (3)merupakan bagian dari
keseluruhan pembelajaran bahasa di sekolah atau di kelas.

3. Karakteristik Pemerolehan Bahasa Kedua

Yurika menerapkan keseluruhan strategi. Strategi kognitif


dilakukan dengan sering melakukan pengulangan atau repitisi di rumah
walaupun hanya sekitar 10 menit. Strategi metakognitif dilakukan
dengan mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dibahas dosen di

4
keesokan hari. Selain itu Yurika pun sering menonton drama Jepang
atau mendengarkan musik berbahasa Jepang sambil menunggu jam
perkuliahan dimulai. Strategi sosial dilakukan Yurika walaupun sebatas
melalui chatting di media sosial dengan teman dunia mayanya yaitu
orang Jepang. Strategi afektif tampak dengan pembawaan Yurika yang
tenang sehingga tidak tampak beban hidup yang ditanggungnya.

B. Proses Pemerolehan Bahasa Kedua


Menurut Krashen dalam Akhadia, S.,dkk (1997:2.3) untuk anak-anak,
bahasa kedua adalah hal yang lebih banyak dipelajari daripada diperoleh. Bila
dilihat dari proses dan pengembangan bahasa kedua ada dua cara yang
dijelaskan oleh hipotesis pembedaan dan pemerolehan dan belajar bahasa
yaitu:
1. Dalam pengembangan bahasa kedua adalah pemerolehan bahasa yang
merupakan proses yang bersamaan dengan cara anak-anak
mengembangkan kemampuan dalam bahasa pertama mereka. Hasil atau
akibat pemerolehan bahasa, kompetensi yang diperoleh bawah sadar.
Cara-cara lain memberikan pemerolehan termasuk belajar implisit, belajar
informal dan belajar alamiah. Dalam bahasa nonteknis sering disebut
pemerolehan “memungut” bahasa.
2. Dalam pengembangan bahasa kedua adalah dengan belajar bahasa, yang
mengacu pada pengetahuan yang sadar terhadap bahasa kedua,
mengetahui kaidah-kaidah, menyadari kaidah-kaidah dan mampu
berbicara mengenai kaidah-kaidah itu yang oleh umum dikenal dengan
tata bahasa. Beberapa sinonim mencakup pengetahuan formal mengenai
suatu bahasa atau belajar eksplisit.
Hipotesis diatas dapat menjelaskan perbedaan pemerolehan dan belajar
bahasa, Krashen dan Terrel dalam Akhadiah, dkk (1997:2.3) menegaskan
perbedaan keduanya dalam lima hal yaitu sebagai berikut :

5
1. Pemerolehan memiliki ciri-ciri yang sama dengan pemerolehan bahasa
pertama seorang anak penutur asli sedangkan belajar bahasa adalah
pengetahuan secara formal.
2. Pemerolehan dilakukan secara bawah sadar sedangkan pembelajaran
adalah proses sadar dan disengaja.
3. Pemerolehan seorang anak atau pelajar bahasa bahasa kedua belajar
seperti memungut bahasa kedua sedangkan dalam pembelajaran seorang
pelajar bahasa kedua mengetahui bahasa kedua.
4. Dalam pemerolehan pengetahuan didapatkan secara implisit sedangkan
dalam pembelajaran pengetahuan didapatkan secara eksplisit.
5. Pemerolehan pengajaran secara formal tidak membantu kemampuan anak
sedangkan dalam pembelajaran pengajaran secara formal hal itu menolong
sekali.

C. Teori Model-Model Pembelajaran Bahasa Kedua


Dari kerangka teoretis yang lebih umum, model pembelajaran,
menurut Isjoni, merupakan strategi yang digunakan guru untuk meningkatkan
motivasi belajar, sikap belajar di kalangan siswa, mampu berpikir kritis,
memiliki keterampilan sosial, dan pencapaian hasil pembelajaran yang lebih.
Model pembelajaran berisi strategi-strategi pilihan guru untuk tujuan-tujuan
tertentu di kelas. Sementara, strategi, menurut Kemp (dalam Rusman, 2014:
132), merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan oleh
guru dan siswa agar tujuan pembelajaran tercapai secara efektif dan efisien.
Sementara itu, Dick dan Carey menyatakan strategi pembelajaran sebagai
suatu perangkat materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara
bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Satu strategi
pembelajaran dapat menggunakan beberapa metode. Model pembelajaran juga
dilandasi oleh berbagai prinsip dan teori pengetahuan, diantaranya prinsip-
prinsip pembelajaran, teori psikologis, sosiologis, analisis sistem, atau teori

6
lain yang membantu (dalam Rusman, 2014:132). Sehubungan dengan itu,
model pembelajaran merupakan seperangkat materi dan prosedur
pembelajaran atas dasar landasan teoretis tertentu untuk tujuan pembelajaran
tertentu.

Pendapat yang lebih komprehensif diungkapkan oleh Miftahul Huda.


Model pembelajaran didefinisikan sebagai gambaran keseluruhan
pembelajaran yang kompleks dengan berbagai teknik dan prosedur yang
menjadi bagian pentingnya. Di dalam kompleksitas model pembelajaran,
terdapat metode, teknik, dan prosedur yang saling bersinggungan satu dengan
lainnya (Miftahul Huda, 2014). Sehingga model pembelajaran adalah satu
perangkat pembelajaran yang kompleks yang menaungi metode, teknik, dan
prosedur.

Sebagai ringkasan, definisi model pembelajaran dari Susan Ellis


(1979: 275) akan melengkapi bahasan ini. Model pembelajaran merupakan
strategi-strategi yang berdasar pada teori-teori dan penelitian yang terdiri dari
rasional, seperangkat langkah-langkah dan tindakan yang dilakukan guru dan
siswa, sistem pendukung pembelajaran dan metode evaluasi atau sistem
penilaian perkembangan belajar siswa. Model pembelajaran hakikatnya
menggambarkan keseluruhan yang terjadi dalam pembelajaran dari mulai
awal, pada saat, maupun akhir pembelajaran pada tidak hanya guru namun
juga siswa.

Berdasarkan pengertian-pengertian model pembelajaran di atas, setiap


model pembelajaran memiliki ciri-ciri, sebagai berikut :

1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.
2) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.
3) Dapat dijadikan pedoman perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas.

7
4) Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: (a) urutan langkah-
langkah pembelajaran (syntax), (b) prinsip-prinsip reaksi, (c) sistem
sosial, dan (d) sistem pendukung.
5) Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran, meliputi:
dampak pembelajaran berupa hasil belajar yang terukur dan dampak
pengiring berupa hasil belajar jangka panjang.
6) Adanya desain instruksional atau persiapan mengajar dengan berpedoman
pada model pembelajaran yang dipilih.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
merupakan seperangkat strategi yang berdasarkan landasan teori dan
penelitian tertentu yang meliputi latar belakang, prosedur pembelajaran,
sistem pendukung dan evaluasi pembelajaran yang ditujukan bagi guru dan
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang dapat diukur.

D. Strategi Pemerolehan Bahasa Kedua


Dalam pemerolehan bahasa kedua terdapat beberapa strategi yang
dapat digunakan untuk penguasaan bahasa tersebut. Menurut Elis, ada dua
tipe pemelajaran bahasa yang dikenal dengan sebutan tipe naturalistik dan tipe
formal di dalam kelas. Tipe naturalistik lebih bersifat alamiah, artinya dalam
proses pemelajaran dilakukan tanpa guru dan tanpa kesengajaan. Pada
umumnya hal ini terjadi dalam lingkungan kehidupan masyarakat. Sebagai
contoh, ketika seorang anak yang di dalam lingkungan keluarganya
menggunakan bahasa X, begitu keluar dari rumah bertemu dengan teman-
teman lain yang menggunakan bahasa Y, maka dia akan mencoba dan
berusaha menggunakan bahasa Y tersebut agar dapat memudahkannya untuk
berkomunikasi. Proses pemerolehan bahasa dalam tipe naturalistik ini sama
dengan pemerolehan bahasa pertama yang proses berlangsungnya secara
alamiah di dalam lingkungan keluarga atau lingkungan tempat tinggal. Hasil
dari pemelajaran tipe naturalistik pada anak dan orang dewasa biasanya akan

8
sangat berbeda. Anak-anak yang masih berada dalam masa kritis akan
memperoleh kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan orang dewasa
yang bahasa pertamanya sudah sangat ternuranikan dalam dirinya.
Tipe pembelajaran bahasa yang kedua lebih bersifat formal dan proses
berlangsungnya terjadi didalam kelas dengan guru, materi dan alat-alat bantu
belajar yang sudah dipersiapkan. Dalam praktik pemelajaran bahasa, para
guru sebaiknya memahami tahapan-tahapan perkembangan dalam
pemerolehan bahasa kedua seperti yang termuat dalam teori Krashen dan
mengaplikasikan beberapa strategi pengajaran bahasa di dalam kelas. Para
guru dapat mengidentifikasi strategi-strategi tersebut berdasarkan kebutuhan
dari pemelajar bahasa dan melakukan eksplorasi terhadap reaksi dari para
siswa untuk menentukan pendekatan-pendekatan yang akan digunakan dalam
pemelajaran bahasa.
E. Faktor Yang Memengaruhi Pemerolehan Bahasa Kedua
Faktor-faktor yang memengaruhi pemerolehan bahasa kedua ada
empat. Dalam proses pemerolehan sebuah bahasa, baik itu bahasa pertama
maupun bahasa kedua, terdapat berbagai faktor atau variable dan kendala
dalam menentukan hasil pemerolehan bahasa oleh anak. Beberapa faktor yang
memengaruhi hal tersebut antara lain :
1. Faktor Motivasi
Para ahli telah memberikan beberapa pengertian tentang motivasi
dalam hubungannya dengan pengajaran bahasa kedua seperti yang
dikemukakan oleh Theresia Rettob, yaitu: motivasi adalah suatu kemudi
yang berupa energi atau tenaga yang dapat menggerakkan suatu tindakan;
motivasi merupakan alasan untuk mencapai tujuan secara keseluruhan;
motivasi dapat dianggap sebagai dorongan dari dalam, dorongan sesaat,
emosi atau keinginan yang menggerakkan seseorang untuk berbuat
sesuatu. Dalam proses mempelajari bahasa kedua, diketahui pendapat
yang menyatakan bahwa orang yang didalam dirinya ada keinginan,

9
dorongan, atau tujuan yang ingin dicapai dalam belajar bahasa kedua
cenderung akan lebih berhasil dibandingkan dengan orang yang belajar
tanpa dilandasi oleh suatu dorongan, tujuan, atau motivasi itu. Belajar
bahasa akan lebih berhasil bila dalam diri pelajar ada motivasi tertentu.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa kedua, motivasi itu
mempunyai dua fungsi yaitu :

a) Fungsi Integratif, yakni motivasi akan mendorong seseorang untuk


mempelajari suatu bahasa karena adanya keinginan untuk
berkomunikasi dengan masyakarakat penutur bahasa itu atau menjadi
anggota masyarakat bahasa tersebut.
b) Fungsi Instrumental, yakni jika motivasi itu mendorong seseorang
untuk memiliki kemauan untukmempelajari bahasa kedua itu karena
tujuan yang bermanfaat atau karena dorongan ingin memperoleh suatu
pekerjaan atau mobilitas sosial pada lapisan atas masyarakat tersebut.
Motivasi siswa sendiri akan menentukan hasil pemerolehan dari
bahasa kedua. Salah satu penyebabnya ialah dalam mempelajari bahasa
kedua dilakukan tidak sekuat mempelajari bahasa pertama. Motivasi
tersebut hanya sekedar ingin mendapatkan nilai baik pada waktu ujian.1
Dengan adanya motivasi yang kuat, maka pembelajar akan berusaha
memperoleh bahasa kedua secara sungguh-sungguh. Motivasi mengacu
pada keseluruhan proses yang dilakukan dalam upaya mengusai bahasa
kedua dengan tujuan tertentu. Misalnya, seseorang berusaha menguasai
bahasa kedua dengan tujuan untuk mendapat kepuasan diri, untuk
mendapatkan pujian, penghargaan dan pengakuan dari orang lain, untuk
meningkatkan perekonomian, agar mampu bersaing dalam dunia politik,

1
Nelly Mujahidah. 2016. Psikolinguistik Sebuah Pendekatan Dalam PembelajaranBahasa Arab. Pontianak: STAIN
PONTIANAK PRESS. Hal. 44

10
mampu beradaptasi dalam lingkungan kerja yang baru, mampu bersaing
sesuai dengan tuntutan zaman.2

2. Faktor Usia
Proses pemerolehan bahasa seorang anak secara efektif terjadi
pada usia di bawah lima tahun (balita). Proses ini terjadi secara bertahap
dan terus berlanjut mengikuti perkembangan usia serta pengalaman anak.
Potensi pemerolehan bahasa pada anak balita digolongkan tinggi, sehingga
potensi itu perlu dioptimalkan, mengingat penguasaan bahasa sangat
berpengaruh kepada proses penguasaan yang lain ketika anak memasuki
usia sekolah. Jadi, dapat dikatakan bahwa usia balita adalah usia emas
dalam pemerolehan bahasa, sehingga pada masa ini harus benar-benar
dioptimalkan agar pemerolehan bahasa anak dapat maksimal. Ada juga
yang mengatakan bahwa anak-anak lebih cepat dan lebih gampang dalam
memperoleh bahasa dibandingkan dengan orang dewasa karena anak-anak
secara biologis diprogramkan untuk belajar bahasa, sedangkan orang
dewasa tidak. Semakin muda seorang anak, maka semakin terampil ia
memperoleh bahasa kedua. Telah menjadi anggapan umum dalam
pembelajaran bahasa kedua bahwa anak-anak lebih baik dan lebih berhasil
dalam pembelajaran bahasa kedua dibandingkan dengan orang dewasa.
Anak-anak tampaknya lebih mudah dalam memperoleh bahasa baru,
sedangkan orang dewasa tampaknya mendapat kesulitan dalam
memperoleh tingkat kemahiran bahasa kedua. Pada dasarnya faktor usia
yang tidak dapat dipisahkan dari faktor lain adalah faktor yang
berpengaruh dalam pembelajaran bahasa kedua pada aspek fonologi,
morfologi, dan sintaksis; tetapi tidak berpengaruh dalam pemerolehan
urutannya.
3. Faktor Penyajian Formal
2
Norliani, Wulida Makhtuna, dan Jumainah. 2023. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMEROLEHAN
BAHASA KEDUA. Kalimantan: UNIVERSITAS PGRI KALIMANTAN. Hal. 118

11
Pembelajaran atau penyajian pembelajaran bahasa secara formal
tentu memliki pengaruh terhadap kecepatan dan keberhasilan dalam
memperoleh bahasa kedua karena berbagai faktor dan variabel telah
dipersiapkan dan diadakan dengan sengaja. Demikian juga keadaan
lingkungan pembelajaran bahasa kedua secara formal, di dalam kelas,
sangat berbeda dengan lingkungan pembelajaran bahasa kedua secara
naturalistik atau alami, diketahui bahwa karakteristik lingkungan
pembelajaran bahasa di kelas atas lima segi sebagai berikut :
a) Lingkungan pembelajaran bahasa di kelas sangat diwarnai oleh faktor
psikologi sosial kelas yang meliputi penyesuaian-penyesuaian, disiplin
dan prosedur yang digunakan.
b) Di lingkungan kelas dilakukan praseleksi terhadap data linguistik yang
dilakukan guru berdasarkan kurikulum yang digunakan.
c) Di lingkungan kelas disajikan kaidah-kaidah gramatikal secara
eksplisit untuk meningkatkan kualitas berbahasa siswa yang tidak
dijumpai di likngkungan alamiah.
d) Di lingkungan kelas sering disajikan data dan situasi bahasa yang
artifisial (buatan), tidak seperti dalam lingkungan kebahasaan alamiah.
e) Di lingkungan kelas disediakan alat-alat pengajaran seperti buku teks,
buku penunjang, papan tulis, tugas-tugas yang harus diselesaikan dan
sebagainya.

Tidak hanya itu, penyajian model konseptual proses belajar bahasa


yang asing yang berlandaskan pendidikan formal juga mempengaruhi
proses pemerolehan bahasa kedua. Lima unsur yang secara kompleks
berfungsi dalam keberhasilan belajar bahasa asing, yakni bakat pelajar,
kecerdasan umum pelajar, ketekunan si pelajar, kualitas pengajaran dan
kesempatan belajar.3
3
Ruty J. Kapoh. 2010. "BEBERAPA FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PEROLEHAN BAHASA" dalam
INTERLINGUA Vol 4. hal. 90

12
4. Faktor Bahasa Pertama
Beberapa ahli pembelajaran bahasa kedua pada umumnya percaya
bahwa bahasa pertama (bahasa ibu atau bahasa yang lebih dahulu
diperoleh) mempunyai pengaruh besar terhadap proses penguasaan bahasa
kedua pembelajar. Struktur bahasa pertama yang telah terpola dalam
pikiran pembelajar dalam banyak kasus mempengaruhi pemerolehan
bahasa kedua. Disampaikan juga oleh Krashen yang menyatakan bahwa
hipotesis urutan alamiah memandang bahwa apabila terdapat persamaan
urutan atau struktur gramatikal antara belajar bahasa pertama dengan
belajar bahasa kedua yang dipelajari, maka dengan mudah bahasa kedua
akan diperoleh anak. Bahasa pertama juga telah lama dianggap menjadi
penghambat dalam proses pembelajaran bahasa kedua. Hal ini karena
biasa terjadi seorang pembelajar secara sadar atau tidak melakukan
transfer unsur-unsur bahasa pertamanya ketika menggunakan bahasa
kedua. Akibatnya, terjadilah yang disebut interferensi, alih kode, campur
kode, atau juga kekeliruan.
5. Faktor Lingkungan
Kualitas lingkungan bahasa sangat penting bagi seorang
pembelajar untuk dapat berhasil dalam mempelajari bahasa baru (bahasa
kedua). Yang dimaksud dengan lingkungan bahasa adalah segala hal yang
didengar dan dilihat oleh pembelajar yang berkaitan dengan bahasa kedua
yang tengah dipelajari. Dalam penguasaan suatu bahasa, baik melelui
proses pemerolehan maupun pembelajaran, lingkungan bahasa tidak dapat
diabaikan, keterlibatan lingkungan bahasa sangat dibutuhkan. Keterlibatan
lingkungan bahasa dalam proses pemerolehan bahasa kedua terdiri dari
dua aspek. Kedua aspek tersebut adalah urutan pemerolehan bahasa kedua
itu sendiri dan keberhasilan dalam menguasai bahasa kedua. Kualitas
lingkungan bahasa ini merupakan sesuatu yang penting bagi pembelajar
untuk memperoleh keberhasilan dalam mempelajari bahasa kedua.

13
Lingkungan bahasa ini dapat dibedakan atas lingkungan formal seperti di
kelas dalam proses belajar-mengajar, dan bersifat artifisial; dan
lingkungan informal atau natural/alamiah.

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting bagi manusia. Bahasa
yang dimiliki manusia sangat dinamis sehingga dapat berkembang terus-
menerus. Bahasa digunakan manusia untuk bersosialisasi, dan mengungkapkan
pikirannya. Oleh karena itu, bahasa merupakan kebutuhan yang paling mendasar
bagi manusia.
Bahasa adalah alat komunikasi esensial bagi manusia yang dinamis dan terus
berkembang, digunakan untuk bersosialisasi dan menyampaikan pikiran.
Kemampuan berbahasa anak dimulai dengan penguasaan bahasa pertama,
biasanya bahasa ibu, melalui proses panjang dari tidak mengenal bahasa hingga
fasih berbicara. Proses ini sangat dipengaruhi oleh faktor biologis, kognitif, dan
sosial. Pemerolehan bahasa kedua, seperti yang dilakukan oleh Yurika,
melibatkan berbagai strategi kognitif, metakognitif, sosial, dan afektif. Model
pembelajaran, yang mencakup strategi dan prosedur berdasarkan teori dan
penelitian, menjadi landasan bagi guru dan siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran tertentu.

14
DAFTAR PUSTAKA

Andiopenta Purba, 2015, Peranan Lingkungan Bahasa Dalam Pemerolehan Bahasa


Kedua, FKIP universitas Jambi,Vol 3 No 1.

Bitu, Yuliana Sesi. 2020. "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemerolehan Bahasa


Kedua" dalam Jurnal Edukasi Sumba (JES). Sumba: STKIP Weetebula

Frida Philiyanti, Karakteristik Pembelajaran Pemerolehan Bahasa Kedua,


Universitas Negeri Jakarta.

Hanna Sundari,2015, Model-model pembelajaran bahasa kedua/asing, universitas


Indraprasta PGRI Jakarta, Vol 1, No 2.

Kapoh, Ruty J. 2010. "BEBERAPA FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM


PEROLEHAN BAHASA" dalam INTERLINGUA Vol 4

Muhammad peri syaprizal, 2019, Proses Pemerolehan Bahasa Pada Anak, SMK N 1
Kuantan Hilir Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau, Vol 1 No 2.

Mujahidah, Nelly. 2016. Psikolinguistik Sebuah Pendekatan Dalam Pembelajaran


Bahasa Arab. Pontianak: STAIN PONTIANAK PRESS

Norliani, Wulida Makhtuna, dan Jumainah. 2023. FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA. Kalimantan:
UNIVERSITAS PGRI KALIMANTAN

Purba, Andiopenta. 2013. "PERANAN LINGKUNGAN BAHASA DALAM


PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA" dalam Pena Vol. 3 No. 1. Jambi:
Universitas Jambi

Rachmawati, Miatin, Ari Khairurrijal Fahmi dan Doni Wahidul Akbar. 2021.
PENGANTAR PSIKOLINGUISTIK. Jogjakarta: PENERBIT KBM INDONESIA

15

Anda mungkin juga menyukai