Oleh:
Kelompok 4
Dosen Pengampu:
Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat rahmat
serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Pembelajaran Bahasa Kedua. Tugas ini
kami buat dengan maksud dan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikolinguistik.
1. Bapak Drs. Syamsul Arif, M.Pd, Ketua jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
2. Ibu Trisnawati Hutagalung, M.Pd, Sekertaris jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
3. Ibu Fitriani Lubis, M.Pd, Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
4. Ibu Frinawaty Lestarina Barus, S.Pd., M.Pd., Dosen Pengampu Mata Kuliah
Psikolinguistik.
5. teman-teman yang memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung.
6. orangtua tercinta.
Kami selaku penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyajian makalah ini masih
minim dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan
masukan dari para pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah kami di
masa yang akan datang.
Kelompok V
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................... 1
D. Manfaat.................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 3
A. Hakikat Pemerolehan Bahasa …….......................................................... 3
B. Wilayah Dan Generalisasi Dalam Pengajaran Bahasa Kedua …….......... 5
C. Hipotesis dan Klaim….…….…................................................................ 5
D. Hipotesis Masukan Krashen ……………………………......................... 7
BAB IV PENUTUP.............................................................................................. 9
A. Simpulan.................................................................................................... 9
B. Saran…….................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan bagian sentral dalam kehidupan. Manusia menggunakan bahasa tidak
hanya sebatas survival layaknya binatang. Manusia menggunakan bahasa untuk berbagai segi
dalam kehidupan. Oleh karena itu, manusia dibekali LAD (Language Acquisition Devicion)
sehingga mampu mengembangkan diri dalam berbahasa. Penggunaan bahasa ini tidak
terlepas dari proses pemerolehan bahasa yang dialami manusia dari masa kanak-kanak
hingga dewasa. Bahasa yang digunakan anak dari masa kanak-kanaknya dan menjadi alat
yang paling banyak digunakan dalam interaksi sosialnya adalah bahasa pertamanya. Jika ada
istilah pertama tentu ada istilah bahasa kedua. Bahasa pertama (B1) merupakan bahasa yang
paling dikuasai dan paling sering digunakan oleh seseorang, sedangkan bahasa kedua
merupakan bahasa yang diperoleh melalui pembelajaran dan cenderung dipelajari dengan
sengaja. Bahasa kedua bukan berarti sebatas bahasa kedua, tetapi bahasa lain yang dipelajari
oleh seseorang entah itu satu bahasa, dua, maupun lebih dari itu. Untuk pemerolehan dan
pembelajaran bahasa kedua, kita tentunya harus mengetahui lebih dalam mengenai
pengenalan dan berbagai hipotesis mengenai permasalahan tersebut. Oleh karena itu, dalam
makalah ini akan dibahas mengenai hipotesis dan penjabaran mengenai pemerolehan dan
pembelajaran bahasa kedua (B2).
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan diselesaikan pada bagian pembahasan, yaitu sebagai
berikut:
1. Apa itu pemerolehan bahasa kedua?
2. Apa saja variabel yang memengaruhi pemerolehan dan pembelajaran Bahasa kedua?
3. Di mana dan seperti apa wilayah serta generalisasi mengenai pembelajaran bahasa
kedua?
4. Bagaimana teori dan hipotesis pembelajaran bahasa kedua?
C. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan adapaun tujuan dari penulisan
makalah ini, yaitu:
1. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikolinguistik.
2. Untuk memberikan informasi mengenai pemerolehan bahasa kedua.
3. Untuk mengetahui apa saja variabel yang memengaruhi pemerolehan dan
pembelajaran Bahasa kedua.
4. Untuk mengetahui teori dan hipotesis bahasa kedua.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini Makalah ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan mengenai bagaimana pemerolehan bahasa kedua dan memberikan informasi
mengenai teori-teori yang mendukung untuk pembelajarannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Pemerolehan Bahasa Kedua
Sebelum membahas lebih jauh mengenai apa itu pemerolehan bahasa kedua, ada baiknya
kita memahami lebih dulu apa itu bahasa kedua. Bahasa kedua sendiri didefinisikan dalam
pengertian-pengertian yang luas. Bahasa kedua secara sederhana dianggap sebagai bahasa
yang diperoleh atau dipelajari setelah anak menguasai bahasa pertama. Pengertian lain yang
lebih jauh mengungkapkan bahwa bahasa kedua merupakan bahasa resmi atau dominan
secara sosial yang biasanya dibutuhkan untuk pendidikan, pekerjaan, dan tujuan lainnya.
adapun bahasa asing diartikan sebagai salah satu bahasa yang tidak banyak digunakan oleh
pembelajarnya dalam konteks sosial yang mungkin dapat digunakan untuk perjalanan masa
depan atau komunikasi lintas budaya, namun tidak terlalu diperlukan dan aplikasi praktik
langsung. Ketika bahasa pertama dianggap sebagai bahasa yang diperoleh tanpa upaya sadar,
bahasa kedua ini memiliki karakteristik tersendiri dalam proses dan kondisi pemerolehannya.
Terlebih, bahasa kedua tidak hanya terbatas pada bahasa yang dipelajari oleh anak,
melainkan mencakup pemeroleh yang lebih heterogen dalam berbagai segi. Jadi dapat
diartikan bahwa bahasa kedua adalah bahasa yang diperoleh setelah bahasa pertama dikuasai
dan dipelajari untuk tujuan yang variatif. Berangkat pada hakikat pemerolehan bahasa kedua,
ada baiknya kita memahami lebih dulu apa itu pemerolehan. Menurut Krashen, pemerolehan
adalah sebuah proses bawah sadar dan intuitif dalam pengembangan sistem sebuah bahasa,
tidak beda dengan proses seorang anak untuk “belajar begitu saja sebuah bahasa.
Dalam pengembangan bahasa kedua Krashen berpendapat bahwa bahasa kedua ini
diperoleh dengan dua cara, yaitu:
1. Pemerolehan (acquisition), merupakan proses subconcious bawah sadar yang
mengarah pada pengembangan kompetensi dan tidak bergantung pada kaidah
gramatika.
2. Pembelajaran (learning) mengacu pada consious kesadaran belajar dan pengetahuan
kaidah gramatika.
Pemerolehan bahasa kedua (SLA) juga mengacu pada pembelajaran sebuah bahasa
sasaran (Target Language) baik oleh individu maupun kelompok untuk tujuan bahasa dan
tujuan pembelajaran tertentu. Ruang lingkup SLA mencakup pembelajaran informal B2 yang
terjadi secara naturalistik, pembelajaran formal B2 di ruang kelas, maupun campuran dari
pengaturan dan keadaan tersebut. Sebelumnya telah disebutkan bahwa pemerolehan bahasa
kedua berbeda dengan pemerolehan bahasa pertama, B2 melibatkan proses dan kondisi yang
tentunya berbeda. Oleh karena itu, pemerolehan ini melibatkan variabel-variabel yang seperti
digambarkan oleh Yorio, di antaranya:
1. Usia
Usia mencakup 3 bagian. Yaitu, kanak-kanak, remaja, dan dewasa. Pada kanak-kanak
pembelajaran dipengaruhi oleh faktor biologis, faktor kognitif, dan faktor sosial yang
mencakup pengaruh Orang Tua, sekolah, maupun tekanan kawan sebaya. Pada
remaja, dipengaruhi oleh faktor biologis yang memang sedang mengalami masa
kritis serta faktor sosial yang juga dipengaruhi oleh orang tua, sekolah dan kawan
sebaya. Adapun pada tahap dewasa faktor yang mempengaruhi adalah faktor biologis
yang mencakup masa kritis, tekanan kawan sebaya, kontek belajar/mengajar, dan
bahasa keduanya itu sendiri.
2. Kognisi
Kognisi ini mencakup kecerdasan umum dan bakat bahasa seseorang.
3. Bahasa Asli
Bahasa asli ini mempengaruhi transfer pada bahasa kedua bak dari segi fonologis,
gramatikal, maupun semantik.
4. Masukan
Masukan dalam hal ini berkaitan dengan pembelajarnya sendiri. Yaitu pembelajar
bebas dan pembelajar terbimbing. Pembelajar bebas bergantung pada konteks
pengajaran yang mencakup tempat belajar (lingkungan bahasa asing, bahasa kedua,
dwibahasa), jenis kontak bahasa, lingkungan bahasa keluarga dan lingkungan bahasa
kawan sebaya. Pembelajar terbimbing bergantung pada konteks pembelajaran yang
mencakup tipe bimbingan (formal, informal serta intensif/tidak intensif). Lamanya
bimbingan, materi bimbingan, dan sumber bimbingan.
5. Wilayah Afektif
Wilayah afektif ini berkenaan dengan faktor sosial budaya, faktor egosentris, dan
faktor motivasi.
6. Latar belakang pendidikan
Beberapa contoh faktor yang berkenaan dengan ini adalah buta huruf, melek huruf
serta keprofesionalitasannya.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
4
S. Kreshen. 1984. Immersion: Why it Work and what it has taught us. Languege and society, h. 61
Pemerolehan bahasa kedua beriringan dengan pembelajaran bahasa kedua. Keefektifan
pembelajaran bahasa kedua dipengaruhi oleh beberapa variabel seperti faktor usia, juga termasuk
sosial dan kultural. Terdapat banyak hipotesis mengenai bagaimana seharusnya pembelajaran
bahasa kedua, dimulai dari generalisasi LightBown mengenai keharusan dan kenyataan SLA
dalam pandangannya, perumpaan/analogi Larsen teori chaos dengan pembelajaran SLA, serta
beberapa pandangan pembelajaran dari sudut kesadaran, pusat perhatian, hingga pada
konstruktivisme sosial. Semua sudut pandang tersebut dikembalikan lagi pada hakikat
ketergantungan gaya dan rancangan pembelajaran untuk pemerolehan bahasa kedua.
Saran
Dalam penyusunan makalah ini, penulis hanya bisa menyarankan dalam menggunakan
bahasa kedua hendaknya menggunakan bahasa yang betul-betul benar sehingga tidak terjadi
kesalahpahaman antara pembicara dengan pendengar (tidak nyambung) meskipun dalam
penggunaan bahasa bersifat arbitrary (suka-suka). Dan walaupun kita bisa memperoleh bahasa
lebih dari satu bahasa tetapi kita harus bisa menghindarkan pemerolehan bahasa yang
mengakibatkan akulturasi bahasa yang bersifat negatif.
DAFTAR PUSTAKA
Ryeo, Park. 2019. Pemerolehan Bahasa Kedua (Bahasa Indonesia) Pada Anak Usia 2 Tahun.
Vol.1. No.1
Setiyadi, Alif. Dkk. 2013. Pemerolehan Bahasa Kedua Menurut Stephen Krashen. Vol.8. No.2