Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR


Mengkritik jurnal (Critical Journal Review) merupakan kegiatan mengulas suatu jurnal agar
dapat mengetahui dan memahami apa yang disajikan dalam suatu jurnal. Kritik jurnal sangat
penting karena dapat melatih kemampuan kita dalam menganalisis dan mengevaluasi
pembahasan yang disajikan peneliti, sehingga menjadi masukan berharga bagi proses kreatif
kepenulisan lainnya. Dan semoga CJR ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi
penulis khususnya.

B. Tujuan

Critical Journal ini dibuat sebagai salah satu referensi ilmu yang bermanfaat untuk
menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahui kelebihan dan kekurangan
suatu jurnal, menjadi bahan pertimbangan, dan juga menyelesaikan salah satu tugas individu
mata kuliah Penilaian Pembelajaran dan Sastra Indonesia.

C. Manfaat

Manfaat yang di dapat dari Critical Journal ini adalah sebagai berikut:

1. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dan sebuah jurnal atau
hasil tulis ilmiah lainnya secara ringkas
2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan jurnal yang dikritik
3. Mengetahui latar belakang dan alasan jurnal tersebut dibuat
4. Memberi masukan kepada penulis jurnal berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan,
isi, dan substansi jurnal.

D. Identitas Jurnal

Jurnal Pertama

Judul Artikel : Pelaksanaan Penilaian Pada Kurikulum 2013

1
Penulis : Hari Setiadi

Nama Jurnal : Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Volume / Nomor : 20/2

ISSN : ISSN 1410-4725 (Print) ISSN 2338-6061 (Online)

Halaman : 166-178

Penerbit : Sekolah Pascasarjana UHAMKA Jakarta

Tahun Terbit : 2016

Jurnal Kedua

Judul Artikel : Model Spreadsheet Excel Aplication sebagai Pengolahan Hasil

Belajar Peserta Didik Dalam Penilaian Kurikulum 2013

Penulis : Khusnuddin

Nama Jurnal : Jurnal Kependidikan

Volume / Nomor : 6/1

ISSN :-

Halaman : 33-52

Penerbit : Kementerian Agama Kabupaten Brebes

Tahun Terbit : 2018

2
BAB II

RINGKASAN ISI JURNAL

A. Ringkasan Isi Jurnal Utama

Penilaian memiliki peran besar dalam menentukan kesuksesan pendidikan. Penilaian


yang baik memberikan dampak pada proses pembelajaran (Popham, 2009, p. 13) dan
menjadi rujukan untuk kebijakan selanjutnya (Mardapi, 2008, p. 5). Ketepatan pemilihan
metode penilaian akan sangat berpengaruh terhadap objektivitas dan validitas hasil penilaian
yang ujungnya adalah adalah informasi objektif dan valid atas kualitas pendidikan.
Sebaliknya kesalahan dalam memilih dan menerapkan metode penilaian juga berimbas pada
informasi yang tidak valid mengenai hasil belajar dan pendidikan. Penilaian hasil belajar oleh
satuan pendidikan bertujuan menilai pencapaian Standar Kompetensi Lulusan untuk semua
mata pelajaran dengan mempertimbangkan hasil penilaian peserta didik oleh pendidik.
Penilaian hasil belajar pada Kurikulum 2013 ini dilakukan oleh pendidik dan satuan pendidik
melalui tahapan mengkaji silabus sebagai acuan perencanaan penilaian, pembuatan kisi-kisi
instrumen dan penetapan kriteria penilaian, pelaksanaan penilaian dalam proses
pembelajaran, menganalisis hasil penilaian dan memberi tindak lanjut atas penilaian yang
dilakukan oleh pendidik, menyusun laporan hasil penilaian dalam bentuk deskripsi
pencapaian kompetensi dan deskripsi sikap.

Penilaian dalam Kurikulum 2013 dipandang memiliki kerumitan yang lebih bandingkan
dengan sistem penilaian pada kurikulum sebelumnya. Walaupun pemerintah telah
mempersiapkan guru melalui berbagai pelatihan, namun masih banyak keluhan yang muncul
di lapangan berkaitan dengan penilaian. Allen & Friedman (2010) menyatakan bahwa yang
paling kompleks dalam pembelajaran adalah integrasi pebel-ajaran berbagai domain yaitu
kognitif, peri-laku, dan perasaan. Menurut Retnawati 92015, pp. 398–400) salah satu aspek
yang menjadi hambatan implementasi kurikulum 2013 adalah sistem penilaian yang rumit
dan perlu waktu yang lama untuk menyusun laporannya. Teknik penialain capaian
pengetahuan dan keterampilan relatif tidak menjadi kendala. Hal yang benar-benar baru
adalah penilaian sikap, dimana penilaian tersebutlah yang mayoritas dikeluhkan oleh guru
karena dianggap menyulitkan. Retnawati (2015, p. 400) menyatakan bahwa salah satu

3
hambatan terbesar dalam penilaian adalah penilaian sikap. Wawasan guru dalam memilih
metode yang tepat dan mengembangkan instrumen penilaian tersebut masih kurang.

Mengingat pentingnya keterlaksanaan penilaian yang baik dalam mendukung


keterlaksanaan kurikulum maka perlu ada kajian mengenai bagaimana implementasi
penilaian pada Kurikulum 2013 di lapangan. Secara spesifik tujuan penelitian ini adalah
untuk: (1) mendapatkan fakta dan gambaran di lapangan implementasi penilaian pada
Kurikulum 2013; (2) mengidentifikasi kendala (hambatan) dan faktor keberhasilan
pelaksanaan penilaian pada Kurikulum 2013; (3) memberikan rekomendasi kepada
Pemerintah dalam mengambil kebijakan pelaksanaan penilaian pada Kurikulum 2013 di
satuan pendidikan. Untuk mendukung kerangka berpikir dan memperluas wawasan guna
mempertajam pembahasan diperlukan berbagai kajian literatur yang relevan. Terdapat
beberapa subbahasan dalam kajian literatur yang relevan khususnya mengenai penilaian pada
Kurikulum 2013. Domain penilaian dalam Kurikulum 2013 meliputi domain spiritual, sikap
sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Secara lebih umum dapat dikategorikan menjadi tiga
domain yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (sikap sosial dan spiritual), dan psikomotor
(keterampilan). Doman kognitif mencakup hasil yang berhubungan dengan aspek
pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir (Bloom, 1956, p. 12). Sikap menurut
(Fernandes, 1984, p. 57) merupakan kecenderungan seseorang terhadap objek yang berupa
orang, konsep, ide, dan kelompok. Dengan demikian maka domain afektif meliputi perasaan,
dan minat seseorang.

B. Ringkasan Isi Jurnal Pembanding

Salah satu elemen perubahan Kurikulum 2013 adalah pada standar penilaian. Kegiatan
penilaian merupakan hal penting dilakukan mengingat bahwa kegiatan penilaian merupakan
salah satu proses bagi terlaksananya kegiatan untuk memperoleh informasi tentang
pencapaian kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh seorang guru. Hal tersebut
ditegaskan pula Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 23 tahun 2016 bab 1
pasal 1 ayat 2 yang menyebutkan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian yang
berkualitas akan mencerminkan pendidikan dan lulusannya yang berkualitas. Untuk itu,

4
lembaga pendidikan harus mempraktikkan penilaian secara komprehensif dalam rangka
menggambarkan pencapaian kompetensi peserta didik.

Komprehensif yang dimaksud adalah penilaian tidak hanya terbatas pada penilaian
kognitif saja, tetapi juga afektif dan psikomotorik selama proses pendidikan dan secara
berkesinambungan. Hal ini karena penilaian berfungsi melacak kemajuan dan mengecek
keterampilan serta kemampuan peserta didik. Oleh sebab itu, seorang guru harus mempunyai
pemahaman yang benar tentang prosedur dan cara bagaimana melakukan penilaian
berkualitas (Fajar, 2004: 90), Walaupun kegiatan pengolahan penilaian hasil belajar telah
disertai pula dengan panduan serta upaya revisi yang arah dan tujuannya mempermudah
proses pelaksanaan pengelolaan laporan penilaian hasil belajar, faktor kerumitan yang masih
menandai implementasi pengolahan hasil belajar peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah serta
faktor adaptasi guru dalam menyesuaikan diri dengan perubahan baru masih menjadi kendala
dilapangan, sementara tuntutan untuk melaksanakan pengelolaan sesuai denga regulasi dan
tuntutan masyarakat untuk dapat menerima layanan terhadap putra-putrinya yang sedang
mengikuti proses pembelajaran dalam mendapatkan informasi tentang perkembangan hasil
penilaian peserta didik sesuai dengan waktu yang ditetapkan semakin tinggi. Harus ada
upaya yang lebih inovatif dalam pemenuhan tuntutan tersebut agar para guru mampu
meleksanakan pengelolaan secara baik serta dapat memberikan layanan yang baik agar
laporan hasil belajar yang dibuat dapat disajikan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

Adapun upaya inovatif yang dimaksud adalah pemanfaatan teknologi, informasi dan
komunikasi. Kemampuan memanfaatkan teknologi, informasi dan komunikasi sendiri telah
menjadi tuntutan bagi setiap guru, sebagaimana tercantum dalam Permendiknas. No. 16
tahun 2007 tentang standar kualifikasi dan kompetensi guru. Teknologi tersebut telah tersedia
dalam berbagai bentuk aplikasi komputer salah satunya adalah aplikasi spreadsheet excel.
Menurut Rusman program microsoft excel adalah salah satu program yang dapat digunakan
untuk mengolah data dan angka dalam pengelolaan proses dan hasil belajar (Rusman, 2012:
423) Aplikasi tersebut dipercaya memiliki kemampuan mengolah data secara otomatis yang
meliputi penghitungan dasar, penggunaan fungsi dan formula, pembuatan grafik, serta
manajemen data. Karakteristik aplikasi dengan kemampuan melakukan penghitungan serta
pengelolaan data tersebut sangat mendukung untuk diimplementasikan dalam kegiatan

5
pelaporan hasil belajar peserta didik berbasis kurikulum 2013. Dalam aktifitasnya untuk
mempermudah kinerja guru melakukan penghitungan dan pengelolaan data serta
mengkonvesikannya dalam data baik angka maupun deskriptif, aplikasi spreadsheet excel
tersebut dikemas sebagai model pengolah data laporan hasil belajar peserta didik untuk dapat
membantu kinerja guru. Namun demikian, tulisan ini bermaksud memberikan paparan
tentang aplikasi spreadsheet excel yang dikembangkan oleh penulis sendiri berupa Aplikasi
rapor Kurikulum 2013 “Excellent”.

Beberapa keunggulan yang ditemukan dalam model aplikasi “Excellent” dibandingkan


dengan pengembangan aplikasi sejenis adalah penyajiannya yang sangat instan, Kompetensi
Dasar telah tersaji dan selalu diupdate sesuai dengan perkembangan revisi buku ajar yang
terjadi hampir setiap tahun; Untuk kepentingan input nilai dalam aplikasi telah disediakan
instrumen penilaian harian manual yang disusun secara terpadu dengan pengembangan
aplikasi; Nilai deskripsi rapor tersaji dengan memperhitungkan lebar sel excel sehingga
kalimat deskripsi tidak terpotong karena keterbatasan luas sel, hal ini meungkinkan pemakai
tidak perlu melakukan edit format rapor sebelum mencetak rapor. Sedangkan manfaat yang
diperoleh dari penggunaan aplikasi ini disamping memudahkan, mempercepat proses
penilaian juga dapat memacu penggunaan teknologi informasi dan komunikasi oleh guru,
sehingga tuntutan agar memiliki kemampuan teknologi informasi dan komunikasi akan
terpenuhi.

6
BAB III

ANALISIS

A. Pembahasan Isi Jurnal

Judul jurnal sudah sesuai menggambarkan secara isi yang hendak diungkapkan dalam
jurnal secara keseluruhan dan judul jurnal juga cukup jelas menyangkut poin-poin penting
yang diutarakan. Dan pada jurnal pertama menggunakan bahasa indonesia pada abstrak
sehingga pembaca lebih mudah mengetahui gambaran isi jurnal, sedangkan pada jurnal dua
menggunakan bahasa indonesia pada abstrak namun singkat membuat pembaca lebih sulit
untuk mengetahui gambaran isi jurnal tersebut. Pada jurnal pertama membahas tentang ada
beberapa tahapan-tahapan penilaian, diantaranya adalah tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, dan tahap pelaporan. Yang dimana Untuk membuat suatu penilaian yang
berkualitas baik, artinya yang valid dan reliabel harus dimulai dari tahap perencanaan. Dari
hasil temuan yang didapatkan ternyata pada tahap perencanaan masih banyak guru yang
belum melaksanakan proses peren-canaan sesuai dengan kaidah-kaidah yang seharusnya
dilakukan. Sedangkan pada tahap pelaksanaan Pengukuran sikap atau afektif dapat dilakukan
dengan beberapa cara. Cara-cara tersebut antara lain: observasi perilaku, penilaian diri,
penilaian antar teman, membuat jurnal dan penggunaan skala sikap. Walaupun pengukuran
sikap dapat dilakukan dengan berbagai cara, tapi tidak berarti semua teknik itu harus
dilaksanakan oleh guru-guru di sekolah.

Untuk tahap pelaporan Rapor merupakan produk akhir dari suatu penilaian. Rapor
memuat kompilasi kemampuan seorang siswa. Format rapor kurikulum 2013 pun memiliki
perbedaan dengan kurikulum sebelumnya. Sepuluh informan sepakat bahwa rapor Kurikulum
2013 rumit. Rapor dipenuhi dengan deskripsi hasil belajar siswa. Sedangkan jurnal kedua
membahas tentang terdapat 3 pengolahan hasil belajar dalam penilaian kurikulum 2013.
Diantaranya adalah pengolahan penilaian sikap, Penilaian aspek sikap diperoleh dengan
menggunakan instrumen: (1) observasi; (2) Penilaian diri sendiri; (3) Penilaian antarteman;
dan (4) Jurnal. Tetapi dalam pengolahan nilai yang akan diisikan pada buku rapor, penilaian
diri sendiri dan penilaian antarteman hanya digunakan sebagai bahan konfirmasi. Sedangkan
jurnal selanjutnya direkapitulasi guna menggambarkan penilaian sikap baik spiritual maupun

7
sosial. Berikutnya pengolahan penilaian pengetahuan. dalam kurikulum 2013 predikat dapat
digunakan sebagai penentu ketuntasan belajar siswa, siswa dengan perolehan predikat D,
dinyatakan belum tuntas, serta memiliki ketergantungan terhadap Kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yang telah ditentukan. KKM yang berbeda akan mengakibatkan interval
predikat dan penentuan predikat yang berbeda. Misalnya, muatan pelajaran dengan KKM 75
maka predikat C (Cukup) dimulai dari nilai 75, sedangkan KKM 60 maka predikat C
(Cukup) dimulai dari nilai 60. Hal ini berimplikasi antara lain pada format dan pengisian
rapor.

Yang ketiga yaitu pengolahan penilaian keterampilan. Penilaian keterampilan dilakukan


dengan teknik penilaian kinerja, penilaian proyek, dan portofolio. Pengelolaan penilaian
ketarampilan diolah secara kuantitatif dengan menggunakan bilangan bulat pada skala 0
sampai dengan 100 serta dibuatkan deskripsi capaian kemampuan peserta didik. Deskripsi
tersebut berupa kalimat positif terkait capaian kemampuan peserta didik dalam setiap muatan
pelajaran yang mengacu pada setiap KD pada muatan pelajaran. Penilaian keterampilan dapat
disajikan dalam bentuk nilai rata-rata dan/atau nilai optimum, sedangkan nilai akhir penilaian
keterampilan dihitung dari rerata nilai seluruh KD. Nilai optimum diberlakukan apabila
penilaian dilakukan terhadap KD pada materi dan teknik penilaian yang sama dan penilaian
dilakukan lebih dari satu kali. Dalam hal penentuan predikat, ketuntasan serta interval dalam
predikat nilai pengelolaan keterampilan sama dengan penilaian pengetahuan.

B. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal

Kelebihan Jurnal Utama

1. Identitas jurnal lengkap


2. Abstrak jelas, sehingga dengan membaca abstraknya saja pembaca dapat mengetahui
hasil dari penelitian tersebut.
3. Penjelasan yang disampaikan terfokus pada inti dari judul jurnal, sehingga tidak
membingungkan pembaca dalam memahami isi jurnal.
4. Penulisan jurnal ini sesuai dengan kaidah pembuatan penulisan jurnal.
5. Kata yang digunakan dalam jurnal ini bersifat baku dan sesuai dengan kamus EYD
bahasa Indonesia.

8
6. Dalam pembahasan jurnal disertai grafik sehingga membuat pembaca lebih mudah
mengerti isi dari pembahasan isi jurnal.
7. Setiap bahasa asing penulisannya dimiringkan.
8. Menyertakan daftar pustaka.

Kekurangan Jurnal Utama

1. Penulisan paragraf tidak teratur


2. Penomoran tidak sistematis

Kelebihan Jurnal Pembanding

1. Penulisan jurnal teratur dan sesuai dengan kaidah pembuatan penulisan jurnal
2. Kata yang digunakan dalam jurnal ini bersifat baku
3. Menyertakan gambar dan tabel membuat pembaca lebih memahami isi jurnal
4. Setiap judul besar diberi cetak tebal agar pembaca lebih mudah dalam memahami isi
jurnal
5. Menyertakan daftar pustaka.

Kekurangan Jurnal Pembanding

1. Identitas jurnal tidak lengkap


2. Penulisan bahasa asing tidak cetak miring

9
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kedua jurnal ini membahas tentang pelaksanaan penilaian pada kurikulum 2013. Dimana
dalam melaksanakan kegiatan penilaian pembelajaran ada beberapa tahapan yang harus dilakukan,
diantaranya adalah tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap pelaporan. Yang dimana
Untuk membuat suatu penilaian yang berkualitas baik, artinya yang valid dan reliabel harus
dimulai dari tahap perencanaan. Yang kedua adalah tahap pelaksanaan. Pengukuran sikap atau
afektif dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara-cara tersebut antara lain: observasi
perilaku, penilaian diri, penilaian antar teman, membuat jurnal dan penggunaan skala sikap.
Walaupun pengukuran sikap dapat dilakukan dengan berbagai cara, tapi tidak berarti semua
teknik itu harus dilaksanakan oleh guru-guru di sekolah.dan yang terakhir adalah Rapor
merupakan produk akhir dari suatu penilaian. Rapor memuat kompilasi kemampuan seorang
siswa. Format rapor kurikulum 2013 pun memiliki perbedaan dengan kurikulum sebelumnya.
Sepuluh informan sepakat bahwa rapor Kurikulum 2013 rumit. Rapor dipenuhi dengan
deskripsi hasil belajar siswa. Dan untuk lebih mempermudah guru dalam membuat hasil
penilaian pemanfaatan teknologi, informasi dan komunikasi. Kemampuan memanfaatkan
teknologi, informasi dan komunikasi sendiri telah menjadi tuntutan bagi setiap guru,
sebagaimana tercantum dalam Permendiknas. No. 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi
dan kompetensi guru. Teknologi tersebut telah tersedia dalam berbagai bentuk aplikasi
komputer salah satunya adalah aplikasi spreadsheet excel.

B. Rekomendasi

Dalam Critical Jurnal Review ini menjelaskan pembahasan hasil pengamatan yang bagus
dan hendaklah jurnal ini dikembangkan dan dilengkapi dengan hasil penelitian yang bagus.
dan jurnal ini dapat menjadi sumber referensi dalam pengembangan suatu penelitian.

10
DAFTAR PUSTAKA

Khusnuddin. Model Spreadsheet Excel Aplication sebagai Pengolahan Hasil Belajar Peserta
Didik dalam penilaian Kurikulum 2013 . Vol 6. No 1. Hal. 33-52

Setiadi, Hari. 2016. Pelaksanaan Penilaian pada Kurikulum 2013. Vol 20. No 2. Hal. 166-178

11

Anda mungkin juga menyukai