Anda di halaman 1dari 12

EL-DARISA: Jurnal Pendidikan Islam

Volume ... Nomor ... Tahun ...


http://ejournal.staihwduri.ac.id/index.php/eldarisa/index

Pemilihan Media Pembelajaran

Arya Ningsih dan Desi Saputri


STAI Hubbulwathan Duri
Email: desi saputri084@gmail.com
Desi Saputri
STAI Hubbulwathan Duri
Email:yuniyuliana20003963@gmail.com

Abstrak:
Dari delapan standar pendidikan, ada dua standar yang merupakan tugas
pokok bagi guru, yakni standar proses pembelajaran dan standar penilaian. Salah
satu pembeda kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya adalah proses
penilaian. Kurikulum 2013 mengisyaratkan ada tiga ranah yang harus dinilai oleh
guru pada peserta didiknya, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Untuk
menilai ketiga ranah tersebut, kurikulum 2013 merekomendasikan lima
karakteristik penilaian, yaitu: Belajar Tuntas, Autentik, Berkesinambungan,
Berdasarkan acuan kriteria, Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi. Untuk
menilai domain Sikap digunakan teknik: Observasi (langsung atau tidak langsung),
Penilaian Diri, Penilaian teman sejawat, Jurnal. Untuk menilai domain Pengetahuan
digunakan teknik: Tes Tulis, Tes Lisan, Penugasan. Sedang untuk menilai domain
keterampilan digunakan teknik: Tes Praktik, Projek, Portofolio. Dalam makalah ini
akan dibahas lebih rinci karakteristik penilaian, teknik penilaian, dan contoh-contoh
rubrik penilaian terkait kurikulum 2013.
Kata Kunci: Penilaian, Autentik, pengetahuan, sikap, keterampilan

1
Sistem Penilaian Dalam Kurikulum 13

PENDAHULUAN
Pada tahun pelajaran 2014/2015 telah mulai diberlakukan Kurikulum
2013 di seluruh Indonesia yang merupakan pembaharuan dan penyempurnaan
Kurikulum 2006. Karakteristik dasar Kurikulum 2013 adalah terletak pada
pendekatan yang digunakan dalam pengembangan kurikulum tersebut.
Kurikulum 2013 menekankan pendekatan saintifik pada jenjang pendidikan
dasar hingga menengah. Implementasi memiliki tujuan untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia dan meningkatkan daya saing bangsa seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Penerapan
Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang
produktif, kreatif inovatif dan afektif, melalui penguatan kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Untuk mencapai tujuan tersebut, kurikulum
menekankan pada proses pembelajaran saintifik yang menganut paradigma
konstruktivisme. Dengan demikian maka siswa diharapkan dapat memahami
konsep sehingga hasil proses pembelajaran dapat masuk dalam longterm
memory dan siswa dapat memahami esensi belajar. (Hari setiadi, 2016)
Salah satu hal yang mengalami perubahan dan perkembangan dari
kurikulum sebelumnya menjadi kurikulum 2013 adalah pada sistem penilaian.
Perbedaan mendasar yang terjadi pada sistem penilaian kurikulum 2013 dan
kurikulum sebelumnya adalah pada KTSP 2006 standar penilaian lebih
dominan pada aspek pengetahuan dan penilaian menganut prinsip penilaian
berkelanjutan dan komprehensif guna mendukung upaya memandirikan siswa
untuk belajar, bekerja sama dan menilai diri sendiri, karena itu penilaian
dilaksanakan dalam kerangka penilaian berbasis kelas (PBK). Sedangkan pada
kurikulum 2013 sistem penilaian yang digunakan adalah penilaian autentik.
Penilaian autentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas
hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan dan pengetahuan
secara terpadu. (Zulian Vina Kurnia Kastina, 2017)
Implementasi Kurikulum 2013, untuk semua tingkat satuan pendidikan
berimplikasi pada proses penilaian pencapaian kompetensi peserta didik.
Penilaian pencapaian kompetensi oleh pendidik dilakukan untuk memantau
proses, kemajuan, perkembangan pencapaian kompetensi peserta didik sesuai
dengan potensi yang dimiliki dan kemampuan yang diharapkan secara
berkesinambungan. Penilaian juga dapat memberikan umpan balik kepada
pendidik agar dapat menyempurnakan perencanaan dan proses pembelajaran
(Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian Pendidikan).
Data yang diperoleh pendidik selama pembelajaran berlangsung dijaring
dan dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan
kompetensi atau indikator yang akan dinilai. Melalui proses tersebut, diperoleh
potret/profil kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah kompetensi
inti dan kompetensi dasar yang dirumuskan dalam kurikulum masing-masing
satuan pendidikan.
Penilaian oleh pendidik merupakan suatu proses yang dilakukan melalui
langkahlangkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan
informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian kompetensi

2 El-Darisa: Jurnal Pendidikan Islam ... (...) ...


Desi Saputri dan Yuni Yuliana

peserta didik, pengolahan, dan pemanfaatan informasi tentang pencapaian


kompetensi peserta didik. Penilaian tersebut dilakukan melalui berbagai
teknik/cara, seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap,
penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian projek, penilaian produk,
penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portofolio), dan
penilaian diri.
Keberhasilan implementasi kurikulum 2013, khususnya pada proses
penilaian sangat tergantung pada guru, namun kenyataan di lapangan
menunjukkan bahwa guru masih kesulitan dalam menyusun perencanaan
penilaian, pelaksanaan penilaian, pengolahan hasil penilaian serta pemanfaatan
hasil penilaian. Hal ini disebabkan terjadinya miskonsepsi guru terhadap
pengertian, istilah, dan prosedur penilain yang tertuang dalam Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang penilaian. Salah satu penyebab
terjadinya miskonsepsi ini adalah banyaknya informasi yang diperoleh guru
dari sumber yang tidak jelas. (Alimuddin, 2014)

METODE PENELITIAN
Bagian ini berisi ringkasan metode penelitian, meliputi jenis dan metode
penelitian, subjek penelitian (populasi dan sampel), teknik pengumpulan data,
alat pengumpulan data serta teknik analisis data (kualitatif). Untuk penelitian
kuantitatif hindari penulisan rumus-rumus statistik secara berlebihan. Untuk
penelitian kajian teori uraikan secara ringkas alur jalannya penelitian (Kwon,
2002). Metode penelitian yang digunakan harus ditulis sesuai dengan cara
ilmiah, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Sebaiknya disebutkan waktu dan
tempat penelitian secara jelas.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengertian Penilaian

Penilaian adalah proses untuk mengambil keputusan dengan


menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil
belajar, baik yang menggunakan tes maupun nontes. Sementara itu,
pengertian penilaian belajar dan pembelajaran adalah suatu proses
pembuatan keputusan nilai keberhasilan belajar dan pembelajaran secara
kualitatif. Tujuannya adalah memberi nilai tentang kualitas sesuatu.
Manajemen penilaian merupakan suatu usaha yang terdiri dari
tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengendalian untuk mengukur hasil belajar baik menggunakajn tes
maupun non tes.
Kemampuan guru untuk melakukan penilaian belajar siswa melekat
pada kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Kompetensi
pedagogik meliputi kemampuan guru melakukan kegiatan penilaian

El-Darisa: Jurnal Pendidikan Islam ... (...) ... 3


Sistem Penilaian Dalam Kurikulum 13

proses dan belajar siswa serta memanfaatkan hasil penilaian dan


evaluasi belajar siswa untuk kepentingan pembelajaran siswa.Ada empat
prinsip guru profesional yang berkaitan dengan kegiatan penilaian
belajar siswa.yaitu berkesinambungan, menyeluruh, obyektif dan
kooperatif. (Nurhadi, 2018)
Pertama, guru sebagai implementers. Pada peran ini, guru hanya
bertugas untuk melaksanakan kurikulum yang sudah ada. Sebagai
implementers guru hanya menerima berbagai kebijakan pengembang
kurikulum. Guru tidak memiliki ruang untuk menentukan isi kurikulum
maupun menentukan target kurikulum. Peran guru hanya terbatas pada
menjalankan kurikulum yang telah disusun. Semua isi kurikulum baik
tujuan, materi, strategi, media, sumber belajar, serta evaluasi, waktu, dan
semua komponennya telah ditentukan oleh pengembang kurikulum.
Guru hanya berperan sebagai tenaga teknis saja yang berusaha
menjalankan apa yang tertuang dalam dokumen kurikulum.
Kedua, guru sebagai adapters. Pada peran ini, guru selain sebagai
tenaga teknis dari kurikulum yang telah disusun, juga melakukan fungsi
lain yaitu penyelaras kurikulum dengan karakteristik kebutuhan siswa
dan kebutuhan daerah. Guru sebagai adapters memiliki kewenangan
lebih untuk menyesuaikan kurikulum yang sudah ada dengan
karakteristik sekolah, peserta didik, materi, maupun kebutuhan lokal.
Pengembang kurikulum telah menentukan standar minimal yang harus
dicapai, kemudian pengembangan selanjutnya serta implementasinya
diserahkan kepada guru masingmasing.
Ketiga, peran guru sebagai developers. Guru sebagai developers
memiliki kewenangan yang lebih luas dalam menyusun kurikulum.
Guru sebagai developers bukan hanya memiliki peran dalam
menentukan tujuan dan isi pelajaran yang akan disampaikan, akan
tetapi juga dapat menentukan strategi yang akan dikembangkan serta
bagaimana mengukur keberhasilannya melalui pemilihan alat evaluasi
untuk pencapaian hasil belajarnya.
Keempat, peran guru sebagai researchers atau peneliti. Peran ini
dilaksanakan sebagai bagian dari tugas profesional guru yang memiliki
tanggung jawab dalam meningkatkan kinerjanya sebagai guru. Dalam
melaksanakan perannya sebagai peneliti, guru memliki tanggung jawab
untuk menguji berbagai komponen kurikulum, misalnya menguji bahan-
bahan kurikulum, menguji efektifitas program, menguji strategi dan
model pembelajaran, dan semua hal yang berkaitan dengan
pembelajaran. Guru juga melakukan pengumpulan data keberhasilan
siswa. Peran guru sebagai peneliti nampak pada kebijakan guru yang
harus melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). (Faridha Alawiyah,
2015)

B. Penilaian Pada Kurikulum 2013

4 El-Darisa: Jurnal Pendidikan Islam ... (...) ...


Desi Saputri dan Yuni Yuliana

Sistem penilaian dalam kurikulum 2013 ini melibatkan semua


komponen (stakeholders) termasuk komponen-komponen sistem
pendidikan itu sendiri dalam proses pelakasanaannya. Lembaga
pelaksana yang terlibat dalam sistem penilaian kurikulum 2013 ini sama
hal nya dengan lembaga pelaksana yang dilibatkan dalam implementasi
kurikulum 2013 karena sistem penilaian disini merupakan bagian yang
sangat penting dari kurikulum 2013. Lembaga pelaksana kurikulum 2013
secara nasional adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia. Sementara ditingkat provinsi dan kabupaten/kota
lembaga pelaksana kurikulum 2013 adalah Dinas Pendidikan dan pada
tingkat mikro, lembaga pelaksana kurikulum 2013 adalah sekolah.
Dalam hal inilah ketiga pelaksana dalam kurikulum 2013 tersebut juga
turut andil atau terlibat dalam implementasi sistem penilaian kurikulum
2013 itu sendiri.
Sedangkan jika dilihat dari pelaksana sistem penilaian dalam
kurikulum 2013 di sekolah, dalam hal ini pelaksana sistem penilaian
dalam kurikulum 2013 di sekolah adalah guru, dikarenakan guru
memiliki kewajiban untuk melakukan penilaian sejauhmana
perkembangan dan prestasi peserta didik terhadap pembelajaran selama
ini yang telah peserta didik terima. (Zulian Vina Kurnia k, 2017)
Dalam implementasi Kurikulum 2013, guru sangat dianjurkan untuk
mengutamakan penilaian unjuk kerja. Siswa diamati dan dinilai dalam
bergaul, bersosialisasi di masyarakat dan dalam menerapkan
pembelajaran dalam kehidupan nyata. Bila waktunya terbatas, penilaian
unjuk kerja dapat dilaksanakan saat pembelajaran berlangsung, baik
klasikal atupun individual.
Fokus penilaian dalam kurikulum 2013 adalah keberhasilan belajar
siswa dalam mencapai standar kompetensi yang ditentukan, meliputi
sikap, keterampilan dan pengetahuan. Pencapaian kompetensi siswa
benar-benar terukur dan empiris, oleh karena itu harus ada rumusan
yang jelas tentang kriteria kompeten tersebut. Berikut adalah kriteria
kompeten yang harus dicapai oleh siswa, antara lain:
 Siswa mampu memahami konsep yang mendasari standar
kompetensi yang harus dikuasai.
 Siswa mampu melakukan pekerjaan sesuai dengan standar
kompetensi yang harus dicapai dengan prosedur yang benar
dan hasil yang baik.
 Siswa mampu mengaplikasikan kemampuannya dalam
kehidupan seharihari. Siswa dapat dikatakan kompeten
setelah dilakukan penilaian dengan instrumen yang benar-
benar kompeten secara nyata dan relative permanen/tetap,
sehingga informasi yang diberikan benar-benar akurat.
Pencapaian kompetensi siswa adalah sesuatu yang terukur,
operasional dan siswa mengalami secara pribadi di dalam proses
pembelajaran tersebut. Namun pada kenyataan di lapangan, penilaian
hasil belajar yang dilakukan oleh guru hanya dari segi pengetahuan saja.

El-Darisa: Jurnal Pendidikan Islam ... (...) ... 5


Sistem Penilaian Dalam Kurikulum 13

Guru mengukur keberhasilan belajar siswa dengan tes tertulis, untuk


mengukur sejauh mana siswa memahami materi yang sudah diajarkan
oleh guru. penilaian hanya terfokuskan pada kompetensi pengetahuan
siswa, sedangkan sikap dan keterampilan siswa selama proses
pembelajaran berlansung tidak dinilai. Sehingga terlihat, pencapaian
kompetensi pengetahuan dari siswa adalah paling utama. Jika kita
melihat kepada kurikulum 2013, penilaian yang digunakan adalah
penilaian autentik. Penilaian yang dilakukan mencakup kompetensi
sikap, keterampilan dan pengetahuan selama proses pembelajaran
berlangsung. Guru harus merancang instrumen penilaian sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai dari mata pelajaran dan dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. (Nurhadi, 2018)

C. Teknik Penilaian Pada Kurikulum 13

Ada Tiga aspek penilaian yaitu:


1. Penilaian pencapaian kompetensi pengetahuan
Penilaian pencapaian kompetensi peserta didik mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk
menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap
standar yang telah ditetapkan.
Adapun penilaian pengetahuan dapat diartikan sebagai
penilaian potensi intelektual yang mencakup pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognisi. Jenjang
kognitif peserta didik yang dinilai adalah: mengingat,
memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi
dan mencipta. Seorang pendidik perlu melakukan penilaian
untuk mengetahui pencapaian kompetensi pengetahuan
peserta didik. Penilaian terhadap pengetahuan peserta didik
dapat dilakukan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
Kegiatan penilaian terhadap pengetahuan tersebut dapat juga
digunakan sebagai pemetaan kesulitan belajar peserta didik
dan perbaikan proses pembelajaran. Pedoman penilaian
kompetensi pengetahuan ini dikembangkan sebagai rujukan
teknis bagi pendidik untuk melakukan penilaian sebagaimana
dikehendaki dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013.

2. Penilaian pencapaian kompetensi sikap


Sikap bermula dari perasaan yang terkait dengan
kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek.
Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan
hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk,
sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan.
Kompetensi sikap yang dimaksud dalam panduan ini adalah

6 El-Darisa: Jurnal Pendidikan Islam ... (...) ...


Desi Saputri dan Yuni Yuliana

ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki


oleh seseorang dan diwujudkan dalam perilaku.
Penilaian kompetensi sikap dalam pembelajaran
merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk
mengukur sikap peserta didik sebagai hasil dari suatu
program pembelajaran. Penilaian sikap juga merupakan
aplikasi suatu standar atau sistem pengambilan keputusan
terhadap sikap. Kegunaan utama penilaian sikap sebagai
bagian dari pembelajaran adalah refleksi (cerminan)
pemahaman dan kemajuan sikap peserta didik secara
individual.
Pada akhir semester, guru mata pelajaran dan wali kelas
berkewajiban melaporkan hasil penilaian sikap, baik sikap
spiritual dan sikap sosial secara integratif. Laporan penilaian
sikap dalam bentuk nilai kualitatif dan deskripsi dari sikap
peserta didik untuk mata pelajaran yang bersangkutan dan
antarmata pelajaran. Nilai kualitatif menggambarkan posisi
relatif peserta didik terhadap kriteria yang ditentukan. Kriteria
penilaian kualitatif dikategorikan menjadi 4 kategori, yaitu:
Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), Kurang (K).

3. Penilaian pencapaian kompetensi keterampilan


Penilaian pencapaian kompetensi keterampilan merupakan
penilaian yang dilakukan terhadap peserta didik untuk
menilai sejauh mana pencapaian SKL, KI, dan KD khusus
dalam dimensi keterampilan. Cakupan penilaian dimensi
keterampilan meliputi keterampilan dalam ranah konkret
mencakup aktivitas menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat. Sedangkan dalam ranah abstrak,
keterampilan ini mencakup aktivitas menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang.
Pada setiap akhir tahun pelajaran, sesuai dengan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2013
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum kompetensi
inti keterampilan (KI-4), yang menjadi tagihan di masing-
masing kelas adalah sesuai dengan satuan pendidikan.
Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal,
serta ciri dari suatu mata pelajaran. Ranah keterampilan
diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba,
menalar, menyaji, dan mencipta. (Alimuddin,2014)

D. Prinsip-prinsip Penilaian

Penilaian yang dilakukan pada setiap pembelajaran harus


menganut, prinsip – prinsip sebagai berikut:

El-Darisa: Jurnal Pendidikan Islam ... (...) ... 7


Sistem Penilaian Dalam Kurikulum 13

1. Shahih
Penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur.
2. Objektif
Penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,
tidak dipengaruhi oleh subjektivitas penilai.
3. Adil
Penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta
didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar
belakang agama, suku, adat istiadat, status sosial ekonomi
dan gender.
4. Terpadu
Penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen
yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
Penilaian dapatb dijadikan sebuah dasar dalam proses
pembelajaran. Jika hasil penilaian yang digunakan
menunjukkkan peserta didik banyak yang gagal,
sedangkan instrumen penilaian yang digunakan sudah
sesuai dengan persyaratan secara kualitatif, artinya proses
pembelajaran yang dilakukan kurang baik. Untuk itu guru
perlu memperbaiki dan merancang ulang pelaksanaan
pembelajaran.
5. Terbuka
Prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang
berkepentingan.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan
Penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik
penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan
kemampuan peserta didik.
7. Sistematis
Penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah – langkah baku.
8. Beracuan kriteria
Penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi
yang ditetapkan.
9. Akuntabel
Penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
teknik, prosedur, maupun hasilnya.

Prinsip – prinsip penilaian diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip


penilaian mampu menggambarkan kemampuan peserta didik dengan
penilaian yang subjektif, sistematis, menyeluruh dan beracuan kriteria.
(Noor Hafidhoh dan Muhammad Rizal Rifa’i, 2021)

8 El-Darisa: Jurnal Pendidikan Islam ... (...) ...


Desi Saputri dan Yuni Yuliana

Prinsip – prinsip penilaian yang lain yang dikemukakan oleh para


ahli yang dapat dijadikan dasar, yaitu sebagai berikut:
1. Objektif
Penilaian yang berbasis pada standart dan tidak terpengaruh
subjektivitas penilai.
2. Terpadu
Penilaian yang dilakukan oleh pendidik secara terncana, menyatu
pada kegiatan pembelajaran yang berkesinambungan
3. Ekonomis
Penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pelaporan.
4. Transparan
Prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan nilai diketahui oleh semua pihak.
5. Akuntabel
Penilaian dapat dipertanggungjawabkan, mulai dari teknik,
prosedur maupun hasil.
6. Edukatif
Mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru. Pendekatan
penilaian yang menggunakan penilaian Acuan Kriteria (PAK).
PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang
didasarkan pada Kriteria Ketuntasan Minimal.
Prinsip penilaian diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip
penilaian pada Kurikulum 2013 terdiri dari shahih, obkektif,
terpadu, adil, transparan, terbuka, sistematis, ekonomis,
akuntabel dan edukatif. (Kunandar, 2015)

E. Macam – macam Karakteristik Penilaian

Proses pembelajaran dalam kurikulum 2013 menitik beratkan pada


perubahan pola pikir. Perubahan itu berpengaruh pada sistem penilaian
sehingga lahirlah lima karakteristik penilaian kurikulum 2013 yang
wajib dikuasai oleh tenaga pendidik dalam melaksanakan penilaian
terhadap anak didiknya. Kelima karakteristik penilaian tersebut adalah:
1. Belajar Tuntas
Ketuntasan belajar merupakan pencapaian minimal dari
kompetensi setiap muatan pelajaran yang harus dikuasai peserta
didik dalam kurun waktu belajar tertentu. Ketuntasan aspek sikap
(KI-1 dan KI-2) ditunjukkan dengan perilaku baik peserta didik.
Jika perilaku peserta didik belum menunjukkan kriteria baik
maka dilakukan pemberian umpan balik dan pembinaan sikap
secara langsung dan terus menerus sehingga peserta didik
menunjukkan perilaku baik. Ketuntasan belajar aspek
pengetahuan (KI-3) dan keterampilan (KI-4) ditentukan oleh
satuan pendidikan. Peserta didik yang belum mencapai
ketuntasan belajar diberi kesempatan untuk perbaikan (remedial

El-Darisa: Jurnal Pendidikan Islam ... (...) ... 9


Sistem Penilaian Dalam Kurikulum 13

teacheng), dan peserta didik tidak diperkenankan melanjutkan


pembelajaran kompetensi selanjutnyasebelum kompetensi
tersebut tuntas. Kriteria ketuntasan dijadikan acuan oleh pendidik
utnuk mengetahui kompetensi yang sudah atau belum dikuasai
peserta didik. Melalui cara tersebut pendidik mengetahui sedini
mungkin kesulitan peserta didik sehingga pencapaian kompetensi
yang kurang optimal dapat segera diperbaiki. (Noor Hafidhoh
dan Muhammad Rizal Rifa’i, 2021)
2. Otentik
Penilaian dilakukan untuk mengukur kompetensi secara
holistik. Aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan dinilai
secara bersamaan sesuai dengan kondisi nyata. Penilaian
dilaksanakan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta
didik yang dikaitkan dengan situasi nyata bukan dunia sekolah.
Oleh karena itu dalam melakukan penilaian digunakan berbagai
bentuk dan teknik penilaian. Penilaian otentik tidak hanya
mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih
menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta
didik. (Lilan Aprina Siregar, 2018)
3. Berkesinambungan
Penilaian berkesinambungan dimaksudkan sebagai
penilaian yang dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan
selama pembelajaran berlangsung. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan
hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan
perbaikan hasil terus menerusd dengan menggunakan berbagai
bentuk penilaian.
4. Menggunakan bentuk dan teknik penilaian yang bervariasi
Penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan
menggunkan berbagai teknik penilaian yang sesuai dengan
karakteristis kompetensi yang akan diukur atau dinilai. Berbagai
metode atau teknik penilaian dapat digunkan seperti tes tertulis,
tes lisan, penugasan, penilaian kinerja (praktek dan produk),
penilaian proyek, portofolio, dan pengamatan atau observasi.
5. Berdasarkan acuan kriteria
Penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan
menggunakan acuan kriteria. Kemampuan peserta didik tidak
dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan
terhadap ketuntasan yang ditetapkan. Kriteria ketuntasan
ditetapkan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan
dengan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran
dan kondisi satuan pendidikan. (Noor Hafidhoh dan Muhammad
Rizal Rifa’i, 2021)

SIMPULAN

10 El-Darisa: Jurnal Pendidikan Islam ... (...) ...


Desi Saputri dan Yuni Yuliana

Penilaian adalah proses untuk mengambil keputusan dengan


menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar,
baik yang menggunakan tes maupun nontes. Sementara itu, pengertian
penilaian belajar dan pembelajaran adalah suatu proses pembuatan
keputusan nilai keberhasilan belajar dan pembelajaran secara kualitatif.
Tujuannya adalah memberi nilai tentang kualitas sesuatu. (Noor Hafidhoh
dan Muhammad Rizal Rifa’i, 2021)
Teknik penilain pada kurikulum 2013 meliputi penilaian sikap, penilaian
pengetahuan dan penilaian keterampilan. Ketiga aspek tersebut menjadi
acuan dalam penilaian secara imbang. Tidak menitik beratkan pada salah
satu aspek saja. Rublik penilaian menggambarkan penilaian yang digunakan
berdasarkan indicator yang digunakan di jabarkan secara rinci dalam rublik
penialain, sehingga memudahkan guru dalam menilai dari ketiga aspek
sikap, pengetahuan dan keterampilan. (Alimuddin,2014)
Sistem penilaian dalam kurikulum 2013 ini melibatkan semua komponen
(stakeholders) termasuk komponen-komponen sistem pendidikan itu sendiri
dalam proses pelakasanaannya. Lembaga pelaksana yang terlibat dalam
sistem penilaian kurikulum 2013 ini sama hal nya dengan lembaga pelaksana
yang dilibatkan dalam implementasi kurikulum 2013 karena sistem penilaian
disini merupakan bagian yang sangat penting dari kurikulum 2013. Lembaga
pelaksana kurikulum 2013 secara nasional adalah Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sementara ditingkat provinsi dan
kabupaten/kota lembaga pelaksana kurikulum 2013 adalah Dinas
Pendidikan dan pada tingkat mikro, lembaga pelaksana kurikulum 2013
adalah sekolah. Dalam hal inilah ketiga pelaksana dalam kurikulum 2013
tersebut juga turut andil atau terlibat dalam implementasi sistem penilaian
kurikulum 2013 itu sendiri.
prinsip penilaian mampu menggambarkan kemampuan peserta didik
dengan penilaian yang subjektif, sistematis, menyeluruh dan beracuan
kriteria. . Prinsip penilaian pada kurikulum 2013 terdiri dari shahih, objektif,
terpadu, adil, transpataran, terbuka, sistematis, ekonomis, akuntabel, dan
edukatif.
Karakteristik penilaian hasil belajar adalah konsisten kegiatan belajar
mengajar dengan kurikulum, keterlaksanaannya oleh guru,
keterlaksanaannya oleh peserta didik, keaktifan, interaksi pendidik dengan
peserta didik, kemampuan guru mengajar, belajar tuntas, otentik,
berkesinambungan, menggunakan teknik penilaian yang bervariasi, dan
berdasrkan acuan kriteria. (Noor Hafidhoh dan Muhammad Rizal Rifa’i,
2021)

El-Darisa: Jurnal Pendidikan Islam ... (...) ... 11


Sistem Penilaian Dalam Kurikulum 13

REFERENSI

12 El-Darisa: Jurnal Pendidikan Islam ... (...) ...

Anda mungkin juga menyukai