PENDAHULUAN
bangsa. Pendidikan yang berkualitas mampu mengubah pola pikir siswa yang
bisa menjadi output yang baik sehingga memiliki keterampilan dan dapat
nasional.
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
terhadap kurikulum.
1
Saat ini Indonesia menggunakan Kurikulum 2013. Lahirnya kurikulum
abad ke-20 menuju abad ke-21, juga kurikulum 2013 merupakan kurikulum
seseorang untuk dapat bersaing dan bertahan hidup di abad 21. Tetapi juga,
pada abad 21 membutuhkan kemampuan untuk: (1) fleksibel dan adaptif; (2)
berinisiatif dan mandiri; (3) memiliki keterampilan sosial dan budaya; (4)
Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara
peradaban dunia.
2
Untuk mengetahui gambaran terkait ketiga kemampuan yang
Sebenarnya penilaian autentik ini sudah diberi ruang pertama kali pada
mana guru dalam melakukan penilaian hasil belajar peserta didik benar-benar
peserta didik yang menekankan pada proses dan hasil di mana siswa dinilai
kesiapannya, proses, dan hasil belajar secara utuh dengan berbagai instrumen
3
Sebelum meninjau pengertian penilaian autentik, pertama yang perlu
sesuatu. Griffin dan Nix (Barung, 2013: 23), menyatakan bahwa penilaian
seberapa jauh tujuan telah tercapai. Menilai juga dapat berarti suatu proses
secara sistematis.
pada skor yang diperoleh terhadap skor ideal bukan dibandingkan dengan
tematik terpadu, khususnya pada tingkat satuan pendidikan sekolah dasar dan
4
Berdasarkan proses pendidikan selama ini, evaluasi yang dilakukan
raport berdasarkan nilai ujian akhir siswa dan juga memberikan nilai hanya
mengevaluasi merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru
atau kecakapannya.
bagi guru, orang tua siswa, dan siswa itu sendiri. Pertama, bagi guru hasil
bagi orang tua laporan dari guru terkait dengan kreativitas siswa di sekolah
oleh anaknya dalam proses pembelajaran di sekolah, dan Ketiga bagi siswa
sebelumnya. Oleh karena ada tiga sasaran dari penilaian yang diberikan oleh
5
Berdasarkan hasil wawancara dan sering dengan beberapa guru di SDK
tetapi, persoalan yang dihadapi oleh guru di SDK Gapong, mereka belum
keterampilan siswa di luar jam pembelajaran itu berlangsung, bahkan ada yang
menilai kinerja siswanya pada saat pengisian raport dan memberikan penilaian
penting bagi guru, sekolah, siswa, dan orang tua maka peneliti tertarik untuk
6
B. Fokus dan subfokus Penelitian
2. Model instrumen dari setiap jenis penilaian autentik yang diterapkan di SDK
3. Kendala yang dihadapi oleh guru di SDK Gapong dalam membuat instrumen
penilaian autentik.
C. Rumusan Masalah
3. Kendala apa saja yang dihadapi oleh guru di SDK Gapong dalam membuat
7
D. Tujuan Penelitian
kendala apa saja yang dihadapi guru dalam membuat instrumen penilaian
autentik.
1. Manfaat Teoretis
instrumen penilaian autentik, dan kendala apa saja yang dihadapi guru dalam
2. Manfaat praktis
a. Bagi peneliti
8
2) Hasil penelitian ini menjadi ilmu yang bermanfaat sebagai dasar pegangan
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kurikulum 2013
perubahan secara berturut-turut yaitu pada tahun 1947, tahun 1952, tahun
1964, tahun 1968, tahun 1975, tahun 1984, tahun 1994, dan tahun 2004, tahun
2006, dan tahun 2013 yang sekarang diterapkan di seluruh jenjang pendidikan
di Indonesia. Pada saat ini telah dilaksanakan uji publik kurikulum 2013
10
2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi
sistem pendidikan yang dienyamkan selama ini hanya fokus pada aspek
11
pengetahuan, dan keterampilan. Melalui pendekatan itu, diharapkan siswa
baik. Siswa akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nanti
melahirkan sistem evaluasi yang autentik. Jadi bisa disimpulkan bahwa, untuk
Dalam hal ini, guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian
yang tepat ketika peserta didik belum dapat membentuk kompetensi dasar,
12
belajar peserta didik, serta memilih dan menggunakan strategi atau pendekatan
bagi seorang guru sebagai tenaga profesional, yang hanya dapat dikuasai
sangat penting untuk dunia pendidikan karena merupakan kunci utama untuk
asli bahasa Indonesia. Istilah ini baru muncul dalam dunia pendidikan di
Indonesia pada tahun 1968, yaitu sejak lahirnya kurikulum 1968 yang
menggantikan kurikulum 1950. Kala itu, istilah kurikulum ini dalam dunia
dari bahasa Yunani, yaitu curriculum. Pada zaman Yunani dulu, istilah ini
pada awalnya digunakan untuk dunia olah raga, yaitu berupa jarak yang harus
ditempuh oleh seorang pelari, mulai dari garis start sampai dengan finish.
makna yang tidak berbeda jauh. Menurut Engkosowara (Kurniasih dan Sani,
jarak yang harus ditempuh oleh pelari; (2) K= ∑ MP, artinya kurikulum
adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik; (3)
13
K= ∑ MP + KK, artinya kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran dan
dapat dilihat dalam pasal 1 butir 19 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
pengetahuan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
tentang kegiatan apa yang harus dilakukan agar mencapai suatu tujuan yang
pendidikan, jika jantung itu berfungsi baik maka keseluruhan badan pun akan
14
c. Dasar Pengembangan Kurikulum 2013
1) Landasan Yuridis
15
diamanatkan oleh Rencana Pendidikan Jangka Menengah Nasional (RJPMN).
2) Landasan Filosofis
masa akan datang bangsa, yang dikembangkan dari warisan nilai dan pretasi
kehidupan masa depan. Dimensi kehidupan bangsa, masa lalu- masa sekarang-
Pewarisan nilai dan pretasi bangsa di masa lampau memberikan dasar bagi
dan individu yang diperlukan bagi kehidupan masa kini, dan keberlanjutan
tidak kehilangan kepribadian dan kualitas untuk kehidupan masa kini yang
lebih baik, dan membangun kehidupan masa depan yang lebih baik lagi.
3) Landasan Empiris
16
Momentum pertumbuhan ekonomi ini harus terus ditingkatkan. Generasi
muda berjiwa wirausaha yang tangguh, kreatif, ulet, jujur, dan mandiri, sangat
depan. Generasi seperti ini seharusnya tidak muncul karena hasil seleksi alam,
namun karena hasil gemblengan pada tiap jenjang satuan pendidikan dengan
informasi yang kompleks, (2) teori, analisis dan pemecahan masalah, (3)
pada aspek kemampuan esensial yang diperlukan semua warga negara untuk
4) Landasan Teoretik
17
atau di atasnya. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai SKL. SKL
SMA/MA, SMK/MAK.
1) Aspek Filosofis
berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik dan
2) Aspek Yuridis
3) Aspek Konseptual
relevansi. Prinsip ini merupakan prinsip dasar yang paling dasar dalam sebuah
18
mempelajari iptek yang benar-benar terbaru yang sejalan dengan
penilaian proses dan hasil belajar. Pelaku penilai terhadap proses dan hasil
penilaian yang dilakukan dan direncanakan oleh guru pada saat pembelajaran
biasanya dilakukan oleh suatu institusi atau lembaga baik di dalam maupun di
dimaksudkan sebagai pengendali mutu proses dan hasil belajar peserta didik.
(Internal Assessment) untuk mengetahui proses dan hasil belajar peserta didik
terhadap penguasaan kompetensi yang diajarkan oleh guru. Hal ini bertujuan
didik. Penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleg guru selain
19
didik sesuai dengan potensi yang dimiliki, juga sekaligus sebagai umpan balik
penilaian akhir semester (PAS), dan penilaian akhir tahun (PAT). Pemenuhan
dicapai.
informatif.
adalah Griffin dan Nix (Majid, 2015: 35), mendefinisikan penilaian sebagai
seseorang atau sesuatu. Sementara itu, menurut Sukardi ( Wuryani &an Irham,
unjuk kerja, proses, orang, objek, dan yang lain) dari peserta didik setelah
20
mengikuti proses pembelajaran. Penilaian akan memberikan umpan balik,
kualitas lulusannya, dan juga melihat keberhasilan program. Oleh sebab itu,
sebagai suatu upaya formal untuk menetapkan status siswa terkait dengan
a) Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor
subjektivitas penilai.
21
c) Ekonomis, berarti penilaian efektif dan efisien dalam perencanaan,
pihak internal sekolah maupun pihak eksternal untuk aspek teknik, prosedur,
dan hasilnya.
2) Pendekatan Penilaian
belajar.
pada KI III dan KI IV, seseorang peserta didik dinyatakan belum tuntas
menunjukan indikator nilai < 75 dari hasil tes formatif. Dan sudah tuntas jika
22
c. Pengertian Penilaian Autentik
dan hasil pembelajaran. Dari segi peran, penilaian tidak boleh menakutkan
kinerja belajarnya lewat penggunaan penilaian diri dan sejawat (Arifian, 2019:
156).
23
kehidupan profesional. Senada dengan Gulikers, Peraturan Menteri
dilakukan tidak semata-mata untuk menilai hasil belajar siswa, melainkan juga
berbagai faktor yang lain, antara lain kegiatan pengajaran yang dilakukan.
dan penggunaan informasi, tentang proses dan hasil belajar siswa dengan
siswa dalam konteks yang mendekati dunia rill atau kehidupan nyata. Dalam
24
penilaian ini siswa ditantang untuk menerapkan informasi dan keterampilan
data yang akurat terkait dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap siswa,
masa depan. Ia menegaskan bahwa selama ini guru masih menggunakan cara
lama dalam menilai kinerja siswanya yang cenderung menuntut siswa untuk
mencapai angka tertentu. Padahal sikap, minat, dan kepribadian siswa sudah
baru melalui kurikulum 2013. Penilaian dalam kurikulum 2013 ini adalah
25
pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik,
ujian tingkat kompetensi, uji an mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan
ujian sekolah.
nyata, valid, atau reliabel. Penilaian autentik adalah penilaian yang dilakukan
dan sikap.
membangun kerja sama dan menanamkan tingkat berpikir yang lebih tinggi.
26
karena gambaran kemampuan siswa dilakukan selama proses pembelajaran itu
seperti tes formal, inventori, checklist, asesmen diri, portofolio, proyek dan
peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses
Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Dalam kurikulum 2013 kegiatan
lainya telah bergeser ke era model penilaian baru yang lebih representatif dan
oleh siswa, atau biasa disebut penilaian autentik. Dalam permendikbud RINo.
27
66 tahun 2013 disebutkan bahwa penilaian autentik merupakan penilaian yang
(2014: 42- 43), menegaskan penilaian input adalah penilaian yang dilakukan
kemampuan awal peserta didik terhadap materi atau kompetensi yang akan
diajarkan.
kompetensi peserta didik pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Hasil
mengajar di kelas.
28
Kunandar (2014: 35), menegaskan bahwa standar penilaian
informatif.
bahwa standar penilaian pendidikan ini dibuat sebagai acuan dasar penilaian
adalah salah satu kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan penilaian hasil
siswa oleh guru merupakan suatu kegiatan yang sangat menuntut pengetahuan
dan keterampilan guru. Hal ini disebabkan karena penilaian terhadap kinerja
siswa tidak hanya melihat dari satu sudut pandang tetapi untuk semua aktivitas
penilaian autentik, siswa diminta untuk menerapkan konsep atau teori dalam
29
dimiliki siswa. Oleh karena itu, guru harus memperhatikan keseimbangan
jenjangnya. Contohnya untuk PAUD, TK dan SD, lebih banyak porsinya pada
soft skill (misalnya kemampuan yang perlu dilatih dan diukur, antara lain:
untuk dilakukan.
dapat menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang
a. Mengukur semua aspek pembelajaran, yakni kinerja dan hasil atau produk.
30
aspek kinerja (performance) dan produk atau hasil yang dikerjakan oleh
peserta didik. Dalam melakukan penilaian kinerja dan produk pastikan bahwa
pembelajaran.
d. Tes hanya salah satu alat pengumpulan data penilaian. Artinya, dalam
setiap hari, mereka harus dapat menceritakan pengalaman atau aktivitas yang
31
f. Penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian, bukan
bahwa adapun yang menjadi prinsip dari penilaian autentik, seperti: (a)
alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi; (b) reliabilitas, artinya hasil
kurun waktu tertentu; (f) objektif, penilaian harus dilakukan secara objektif.
Oleh karena itu penilaian harus adil, terencana, dan menerapkan criteria yang
jelas dalam pemberian skor; (g) transparan, berarti prosedur penilaian, criteria
penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak;
dan (h) mendidik, artinya proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar
32
untuk memotivasi, memperbaiki proses pembelajaran bagi guru,
meningkatkan kualitas belajar, dan membina peserta didik agar tumbuh dan
jenis dan instrumen penilaian autentik menurut Majid (2015: 62) adalah
sebagai berikut:
a) Penilaian proyek
pemberian tugas oleh guru kepada siswa secara berkelompok dalam jangka
waktu tertentu. Kegiatan ini sebagai implementasi dan pendalaman materi dari
pengetahuan siswa yang dalam pembelajaran, dan juga merupakan cara untuk
masing-masing siswa.
b) Penilaian kinerja
Ada beberapa cara berbeda untuk merekam hasil penilaian berbasis kinerja:
(1) Daftar cek (cheklist) digunakan untuk mengetahui muncul atau tidaknya
33
(2) Catatan anekdot/ narasi (anecdotal/narrative records). Digunakan dengan cara
guru menulis laporan narasi tentang apa yang dilakukan oleh masing-masing
(3) Skala penilaian (rating scale). Biasanya digunakan dengan skala numerik.
Berikut predikatnya:
(4) Memori atau ingatan. Digunakan oleh guru dengan cara mengamati peserta
c) Penilaian portofoli
d) Jurnal
topik pokok yang telah dipelajari, perasaan siswa dalam belajar mata pelajaran
masalah atau topik pelajaran, dan catatan atau komentar siswa tentang
kinerja siswa.
34
e) Penilaian tertulis
sebagai salah satu cara atau alat untuk mengukur pencapaian peserta didik
terdiri dari memilih atau menyuplai jawaban dan uraian. Tes tertulis berbentuk
dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Ada dua bentuk soal tes
tertulis. Pertama soal dengan memilih jawaban (pilihan ganda, dua pilihan
(benar- salah, ya- tidak) dan menjodohkan). Dan yang kedua soal dengan
menyuplai jawaban (isian atau melengkapi, jawaban singkat, dan soal uraian).
(2) Konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas.
(3) Bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata atau kalimat yang
merupakan salah satu penilaian autentik. Hasil pekerjaan rumah harus diberi
respon dan catatan oleh guru, sehingga peserta didik mengetahui kekurangan
35
g) Kuis. Kuis adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan memberikan
h) Karya peserta didik. Seluruh karya peserta didik baik individual maupun
didik di kelas ketika melaporkan proyek atau tugas yang diberikan oleh guru
mensimulasikan suatu alat atau aktivitas tertentu yang berkaitan dengan materi
k) Laporan. Laporan suatu kegiatan atau aktivitas peserta didik yang berkaitan
l) Karya tulis. Karya tulis peserta didik baik kelompok maupun individu yang
berkaitan dengan materi pembelajaran suatu bidang studi, seperti karya tulis
dibentuk oleh sekolah atau guru maupun oleh peserta didik secara mandiri
36
n) Wawancara. Wawancara yang dilakukan oleh guru terhadap peserta didik
206).
observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat” oleh peserta didik dan
melalui observasi, penilaian diri, penilaian antara peserta didik adalah daftar
cek atau skala penilaian yang disertai rubrik, sedangkan dalam jurnal berisikan
yang diamati. Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta
penilaian diri. Penilaian antara peserta didik merupakan teknik penilaian yang
37
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antara peserta
didik. Jurnal merupakan catatan guru di dalam dan di luar kelas yang berisi
dan penugasan. Bentuk instrument yang digunakan berupa: (1) Instrumen tulis
rumah dan atau proyek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai
Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian yang
dilengkapi rubrik.
(1) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan
tertentu.
38
(3) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai
prestasi, dan atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
didik dapat digunakan berbagai jenis penilaian di atas. Artinya, tidak hanya
dari hasil ulangan dan latihan ketika guru mau menilai kemampuan siswanya
tetapi menilai apa yang diketahui peserta didik, dan apa yang dapat dilakukan
oleh peserta didik atau dengan perkataan lain memberikan penilaian lebih
dan keterampilan), dan aspek kondisi peserta didik (input, proses, dan output).
39
(Kunandar, 2013: 82) menjelaskan beberapa karakteristik instrumen di atas
sebagai berikut.
1) Valid, artinya suatu instrumen dikatakan valid apabila mengukur apa yang
seharusnya diukur secara tepat. Misalnya alat ukur mata pelajaran IPA maka
hanya dipakai untuk mata pelajaran IPA bukan untuk mata pelajaran yang
lain.
yang disampaikan.
7) Spesifik, artinya suatu instrumen disusun dan digunakan khusus untuk objek
yang dievaluasi.
harus memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajar siswa secara
40
berkesinambungan. Karena penilaian memiliki makna yang sangat penting
bagi seseorang yang sudah berhasil membuat suatu karya atau jasa tertentu.
keseluruhan rangkaian kegiatan siswa, karena penilaian itu amat penting, baik
adalah:
a) Bagi siswa, untuk mengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti
pelajaran; kompetensi apa saja yang sudah tercapai selama siswa mengikuti
apakah materi pelajaran yang diajarkan sudah sesuai bagi siswa, sehingga
c) Bagi sekolah, untuk mengetahui penilaian yang diadakan oleh guru sudah
acuan bagi sekolah untuk menyusun program pendidikan untuk masa yang
d) Bagi orang tua/ wali siswa, untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dan
41
Oleh karena itu, penilaian harus dilakukan dengan terencana dan baik
pelaksanaan penilaian, analisis hasil penilaian dan program tindak lanjut hasil
penilaian. Ketika hal ini dilakukan maka guru dapat meningkatkan mutu hasil
mengajar.
Guru adalah tenaga pendidik yang memiliki peran sangat penting bagi
masa depan bangsa. Oleh karena tugasnya sangat penting, guru harus
mengumpulkan informasi atau data mengenai proses dan hasil belajar peserta
untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi sikap dari peserta didik yang
Dalam kurikulum 2013, sikap dibagi menjadi dua, yakni sikap spiritual dan
sikap sosial. Bahkan kompetensi sikap masuk kedalam kompetensi inti 1 (KI
1) untuk sikap spiritual dan kompetensi 2 (KI 2) untuk sikap sosial. Dalam
42
kurikulum 2013 kompetensi sikap, sikap spiritual (KI 1) maupun untuk sikap
(PBM).
Berikut adalah uraian dari kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial
Table 1. kompetensi inti 1 (KI 1) untuk sikap spiritual dan kompetensi 2 (KI 2)
untuk sikap sosial kelas I, II, dan III
Kompetensi inti kelas I Kompetensi inti kelas II Kompetensi inti kelas III
1. Menerima dan menjalankan 1. Menerima dan 1.Menerima dan
ajaran agama yang menjalankan ajaran menjalankan ajaran
dianutnya agama yang dianutnya agama yang
dianutnya
2. Memiliki perilaku jujur, 2. Menunjukan perilaku 2.menunjukan perilaku
disiplin, tanggung jawab, jujur, disiplin, tanggung jujur, disiplin,
santun peduli, dan percaya jawab, santun peduli, tanggung jawab,
diri dalam berinteraksi dan percaya diri dalam santun peduli, dan
dengan keluarga, teman berinteraksi dengan percaya diri dalam
dan guru keluarga, teman dan berinteraksi dengan
guru. keluarga, teman,
guru, dan
tetangganya.
Table 2. kompetensi inti 1 (KI 1) untuk sikap spiritual dan kompetensi 2 (KI 2)
untuk sikap sosial kelas IV, V, dan VI
Kompetensi inti kelas III Kompetensi inti kelas IV Kompetensi inti kelas VI
1. Menerima dan 1. Menerima dan 1. Menerima dan
menjalankan ajaran menjalankan ajaran menjalankan ajaran
agama yang dianutnya agama yang dianutnya agama yang
dianutnya
2. Menunjukan perilaku 2. Menunjukan perilaku 2.Menunjukan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jujur, disiplin, tanggung jujur, disiplin,
jawab, santun peduli, dan jawab, santun peduli, tanggung jawab,
percaya diri dalam dan percaya diri dalam santun peduli, dan
berinteraksi dengan berinteraksi dengan percaya diri dalam
keluarga, teman, guru, dan keluarga, teman, guru, berinteraksi dengan
tetangganya dan tetangganya serta keluarga, teman,
cinta tanah air. guru, dan
tetangganya serta
cinta tanah air
43
b) Ruang Lingkup Kompetensi Sikap
Dalam ranah sikap itu terdapat lima jenjang proses berpikir, yakni
berikut ini.
(1) Observasi
observasi berupa daftar cek (digunakan untuk mengamati ada tidaknya suatu
sikap atau perilaku). Sedangkan, skala penilaian menentukan posisi sikap atau
perilaku peserta didik dalam suatu rentangan sikap. Berikut adalah contoh
instrumennya.
Nama siswa :
Kelas:
44
toleransi dalam sikap sikap toleransi Sikap
kehidupan toleransi dalam kehidupan Toleransi
beragama dalam beragama Dalam
kehidupan Kehidupan
beragama beragama
skor perolehan
× 4=skor akhir
skor tertinggi
Contoh: Skor perolehan 14, skor maksimal 4, dan pernyataan ada 5. Maka,
14
Diperoleh skor akhir adalah × 4=2,00
20
45
Instrumen penilaian kompetensi sikap sosial
Instrumen Observasi Lembaran Pengamatan nilai karakter kedisiplinan siswa
Keterangan:
Jawaban YA diberi skor 1, dan TIDAK diberi skor 0 dengan perhitungan sebagai
berikut:
skor perolehan
× 4=skor akhir
skor tertinggi
Contoh: Jawaban YA di atas sebanyak 6, maka diperoleh skor 6, dan skor tertinggi 8,
6
maka skor akhir adalah: × 4=3,00
8
Lembaran Hasil Pengamatan observasi terhadap nilai karakter
Tgl/Bln/thn : 16, Desember 2019
Dirli
2.
Eki
3.
Tian
4.
Keterangan:
BT : Belum Terlihat
MT : Mulai Terlihat
46
MB : Mulai Membudidaya
SM : Sudah Membudaya
Sekolah : …………………………..
Anggota Keluarga
(a) Bila menjawab ya pada pernyataan positif maka skornya 1 dan menjawab
47
(b) Bila menjawab ya pada pernyataan negatif maka skornya 0 dan menjawab
tidak skornya 1.
tafsir.
skor perolehan
yaitu: × 100=skor akhir
skor maksimal
9
×100=¿ 75 Konversi skala 4:
12
17
× 4=3,00
100
Keterangan penilaian :
1. Nilai 91- 100 berarti amat baik atau SM (sudah membudidaya/ A(amat baik))
48
antarteman juga bisa dilakukan pada saat berdiskusi kelompok atau kerja
kelompok.
Kelas :
Waktu pengamatan :
Kterangan :
1. Prilaku atau sikap pada instrumen di atas, untuk yang berbunyi positif (YA)
diberi skor 2, dan TIDAK diberi skor 1. Sebaliknya jika sikapnya berbunyi
(c) Dari contoh di atas berarti nilai sikap yang didapat oleh Eki adalah
49
7
nilai sikap= ×4=3,5. Jadi, nilai sikap yang diperoleh Eki adalah 3, 50
8
8
nilai sikap= ×4=4,00. Jadi, nilai sikap yang diperoleh Alber adalah 4,00
8
(sangat bagus)
(4) Jurnal
didik yang berkaitan dengan sikap dan prilaku (Majid, 2015: 176). Beberapa
Hari/pertanggal:
dilakukan dengan menggunakan tes tulis, tes lisan, dan instrumen penugasan.
a) Tes Tertulis
50
Bentuk soal tes tertulis terdiri dari bentuk objektif dan nonobjektif. Tes
objektif meliputi: (a). Tes pilihan ganda, beberapa kaidah yang umum
digunakan dalam menulis soal pilihan ganda meliputi (1) Materi soal, yaitu
diperhatikan, dan pilihan jawaban harus homogeny dan logis ditinjau dari segi
materi., (2). Konstruksi sosial, yaitu pokok soal harus dirumuskan dengan
secara jelas dan tegas, rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus
negatif dalam pokok soal, pokok soal jangan mengandung pernyataan yang
bersifat negatif ganda, panjang kalimat untuk semua pilihan jawaban harus
relatif sama, setiap soal harus memiliki satu jawaban yang tepat atau benar,
salah dan semua pilihan jawaban di atas benar, pilihan jawaban yang
berbentuk angka harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka
tersebut dan pilihan jawaban berbentuk angka yang menunjukkan waktu harus
disusun secara kronologis, gambar, grafik, tabel, dan diagram yang terdapat
pada soal harus jelas dan berfungsi, butir materi soal jangan bergantung pada
opini personal. (3). Bahasa, yaitu setiap soal harus menggunakan bahasa yang
hanya berlaku setempat jika soal akan digunakan secara nasional atau di
51
daerah lain, dan pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frasa yang bukan
merupakan satu kesatuan pengertian. (4) Tes bentuk dua pilihan jawaban.
Beberapa kaidah yang perlu diperhatikan dalam menulis soal bentuk dua
pilihan jawaban, yaitu rumusan butir soal harus jelas dan pasti benar atau pasti
salah, jumlah butir soal yang jawabannya benar dan salah hendaknya dibuat
seimbang, rumusan setiap butir soal sebaiknya dibuat relatif sama panjang,
susunan pernyataan yang benar dan penyataan salah seharusnya diatur secara
random (acak), dan hindari pengambilan kalimat langsung dari buku teks. (5)
Sementara itu, kelompok kedua ditulis pada lajur sebelah kanan, biasanya
(a) tulislah seluruh pernyataan dalam lajur kiri dan pernyataan jawaban dalam
lajur kanan atau sebaliknya; (b) tulislah pernyataan jawaban lebih banyak
daripada pernyataan soal; (c) susunlah jawaban yang berbentuk angka secara
berurutan dari besar kekecil atau sebaliknya; dan (d) tulislah petunjuk cara
mengerjakan tes secara jelas sebelum menuliskan soal tes. (6) Soal isian
singkat. Kaidah penulisan soal dengan bentuk isian singkat, meliputi (a) soal
harus sesuai dengan indicator; (b) pokok soal harus menggunakan kaidah
bahasa Indonesia yang baik dan benar; (c) jawaban yang dituntut oleh soal
harus singkat dan pasti; (d) soal tidak merupakan kalimat yang dikutip
langsung dari buku; (e) pokok soal tidak memberi petunjuk ke kunci jawaban;
52
dan (f) bagian kalimat harus dilengkapi sebaiknya hanya satu bagian atau dua
bagian, agar tidak membingungkan peserta tes. (7) Soal uraian. Beberapa
kaidah yang perlu diperhatikan dalam penulisan soal uraian, meliputi (a)
b) Tes Lisan
Tes lisan pada umumnya diajukan pada saat proses belajar mengajar.
Guru dapat mengajukan tes lisan atau pertanyaan dengan tingkat kesukaran
yang beragam, mulai dari tingkat ingatan samapai kreasi. Beberapa hal yang
kalimat yang dapat dipahami siswa. Pemilihan kata dan penyusunanya harus
serta pertanyaan mudah dan sulit; (d) lakukan pindah giliran dan upayakan
pertanyaan dilakukan secara acak pada seluruh siswa; dan (f) berikan waktu
53
Bentuk instrument pengetahuan menurut Prastowo (2015: 388-389)
A. Soal uraian
Jawab pertanyaan dibawah ini dengan uraian yang benar dan jelas!
1. Jelaskan 3 faktor yang menyebabkan islam cepat berkembang di Indonesia! (skor: 30)
2. Sebutkan 5 dari 9 Walisongo sebagai tokoh yang menyebarkan agama Islam di Jawa! (skor: 25)
3. Sebutkan 4 kerajaan Islam peninggalan zaman Islam yang berada di pulau jawa! (skor: 20)
54
3) Instrumen Penilaian Keterampilan
Menurut Sani (2014: 229) aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut:
a) Tes praktik
b) Penilaian proyek
Proyek belajar adalah tugas belajar yang harus diselesaikan oleh siswa dalam
waktu tertentu. Tugas tersebut dapat berupa suatu penelitian, poster, dan karya
seni. Penilaian proyek dilakukan terkait dengan proses dan produk yang
dihasilkan.
c) Penilaian portofolio
55
Menghadap lawan bicara
Penelitian ini memiliki penelitian terdahulu oleh Budiarti (2015) dan Jaariyah
(2018).
siswanya.
penilaian yang telah ada didalam RPP. Yang kedua, pelaksanaan penilaian
menggunakan teknik tes tulis, dan penugasan yang telah disiapkan pada
56
sesuai dengan KKM yang telah disepakati. Setelah guru mendapatkan hasil
Hal yang menjadi ciri khas atau kebaruan dari penelitian sebelumnya
di atas dengan penelitian yang akan diteliti oleh penulis adalah Pelaksanaan
instrumen dari setiap jenis penilaian autentik yang diterapkan di SDK Gapong
Kecamatan Cibal Kabupaten Manggarai, dan kendala yang dihadapi oleh guru
C. Kerangka Berpikir
jauh tujuan telah tercapai. Dari setiap proses kegiatan pendidikan yang
dilakukan oleh guru, selalu berujung pada evaluasi atau penilaian. Penilaian
selama ini, selalu berfokus pada satu titik yaitu perhatian penuh kepada aspek
warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta
57
Kurikulum 2013 mensyaratkan penggunaan penilaian autentik
kendala dalam dunia pendidikan sekarang, lebih khusus yang dialami oleh
guru di SDK Gapong yakni mereka belum memahami bagaimana cara menilai
penilaian dan program tindak lanjut hasil penilaian. Hal ini dilakukan, agar
penilaian autentik dan juga dapat meningkatkan mutu hasil belajar siswa
58
dalam pencapaian kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan secara
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Kabupaten Manggarai, dan kendala yang dihadapi oleh guru di SDK Gapong
59
yang menjadi sumber datanya adalah kepala sekolah, dan guru di SDK
Gapong.
a. Observasi
melalui hasil kerja panca indra mata serta dibantu dengan panca indra lainnya.
proses pembelajaran yang berlangsung di kelas dari awal sampai akhir terkait
b. Wawancara
60
dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan pewawancara
adalah kepala sekolah, dan guru – guru di SDK Gapong. Untuk mendapatkan
data tersub di atas, instrument yang digunakan oleh peneliti berupa lembaran
c. Dokumentasi
lapoaran, dan sebagainya. Sifat utama dokumentasi ini tidak terlepas pada
ruang dan waktu sehingga memberi ruang kepada peneliti untuk mengetahui
diperoleh melalui wawancara akan lebih akurat dan valid jika dilengkapi
untuk yang akan mendukung data sesuai dengan masalah yang dikaji oleh
peneliti.
E. Prosedur Penelitian
61
Prosedur penelitian ini menggunakan dua cara yaitu studi kepustakaan
ini merupakan langkah awal yang dilakukan oleh penulis, untuk mengkaji
lebih dalam tentang beberapa referensi dasar yang relevan dengan masalah
penelitian ini dengan tujuan agar penulis memperoleh data relevan tentang
data, penyajian data, dan penarikkan kesimpulan. Sugiyono (2015: 338- 345),
1. Reduksi Data
saja dijadikan bahan penulisan untuk kemudian disajikan dengan memilih data
yang pokok atau inti. Reduksi data yang dilakukan juga dengan jalan membuat
koding setiap hasil wawancara dengan responden untuk mengetahui data mana
62
Data yang direduksi dalam tulisan ini adalah data lapangan mulai dari
2. Penyajian Data
Tahap akhir dari analisis data ini adalah penarikan kesimpulan atau
berubah bila ditemukanya bukti-bukti yang kuat yang akan mendukung pada
dikemukakan pada tahap awal di dukung oleh bukti-bukti yang valid dan
mengumpulkan dan mengecek kembali informasi dari sumber data yang ada,
63
sehingga pada akhirnya ditemukan kenyataan-kenyataan yang sesungguhnya
untuk menguji kreadibilitas yang dilakukan dengan cara mengecek data yang
telah diperoleh melalui beberapa sumber yang beragam yang masih terkait
penelitian baik itu dari bagian kurikulum, kepala sekolah, dan juga guru-guru.
64
DAFTAR PUSTAKA
Anisa, Arifiana, Alita ., &an Jaenudin Amat. 2015. “Evaluasi Penerapan Penilaian
Otentik Pada SMK Keahlian Keuangan di Daerah Istimewa Yogyakarta”.
Jurnal Evaluasi Pendidikan. 3(1), 2
Haryati, Mimin. 2013. “Model & Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan
Pendidikan”. Jakarta: Referensi Ciputat Mega Mall
65
Hidayat, Sholeh. 2013. “Pengembangan Kurikulum Baru”. Bandung: PT: Remaja
Rosdakarya
Majid, Abdul. 2015. “Penilaian Autentik Proses Dan Hasil Belajar”. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
66
Wuryani, Wuri dan Muhamad, Irham. 2014. Penilaian dalam Perspektif
Kurikulum 2013. Insania. 19 (3), 184
67
Kelas/Semester :
No Variabel Subvariabel Aspek Yang Diamati Terlaksana
Ya Tidak
terlaksana
A. Persyaratan 1. Alokasi Waktu Alokasi waktu jam tatap
Jam Tatap
Pelaksanaan muka
Muka
Proses Pembelajaran pembelajaran untuk SD/MI
Pembelajaran adalah
35 menit
2. Buku Teks Buku teks pelajaran yang
Pelajaran digunakan jumlahnya
disesuaikan dengan
kebutuhan
peserta didik
3. Pengelolaan 1. Guru menyesuaikan
Kelas pengaturan tempat duduk
peserta didik sesuai denan
tujuan dan karakteristik
proses pembelajaran
2. Volume dan intonasi
suara guru dalam proses
pembelajaran harus dapat
didengar dengan baik oleh
peserta didik
3. Guru wajib menggunakan
kata-kata santun, lugas
dan mudah dimengerti
oleh peserta didik
4. Guru menyesuaikan
materi pelajaran dengan
kecepatan dan
68
No Variabel Subvariabel Aspek Yang Diamati Terlaksana
Ya Tidak
terlaksana
kemampuan belajar
peserta didik
5. Guru menciptakan
ketertiban, kedisiplinan,
kenyamanan, dan
keselamatan dalam
menyelenggarakan proses
pembelajaran
6. Guru memberikan
penguatan dan umpan
balik terhadap respons
dan hasil belajar peserta
didik selama proses
pembelajaran berlangsung
7. Guru mendorong dan
menghargai peserta didik
untuk bertanya dan
mengemukakan pendapat
8. Guru memulai dan
mengakhiri proses
pembelajaran sesuai
dengan waktu yang
dijadwalkan
B. Pelaksanaan 1. Tahap 1. Pengintegrasian tema
Proses Persiapan
Pembelajara 2. Menggunakan fase
saintifik
69
No Variabel Subvariabel Aspek Yang Diamati Terlaksana
Ya Tidak
terlaksana
3. Menggunakan media
pembelajaran
2. Melaksanakan kegiatan
penilaian autentik aspek
afektif di kelas pada saat
proses pembelajaran
3. Melaksanakan penilaian
autentik aspek kognitif di
kelas pada saat proses
pembelajaran
4. Pelaksanaan penilaian
aspek psikomotor di
kelas
5. Guru menggunakan
rubrik penilaian autentik
pada saat menilai
kompetensi sikap siswa
selama proses
pembelajaran berlangsung
6. Guru menggunakan
rubrik penilaian pada saat
menilai kompetensi
pengetahuan siswa selama
70
No Variabel Subvariabel Aspek Yang Diamati Terlaksana
Ya Tidak
terlaksana
proses pembelajaran
berlangsung
7. Guru menggunakan
rubrik penilaian pada saat
menilai kompetensi
pengetahuan siswa selama
proses pembelajaran
berlangsung
8. Guru menggunakan
model penilaian diri,
penilaian teman
sewat,jurnal, dan
peodman observasi untuk
menilai kompetensi sikap
siswa
TahapImplementasi 1. Apresepsi
3. pendahuluan a. Memotivasi
b. Menyiapakan/
memberikan masalah
Penutup 1. Memberikan tugas
2. Mengevaluasi/melakukan
3. penilaian hasil belajar
4. Doa penutup
71
INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN NARASUMBER
DI SDK GAPONG KECAMATAN CIBAL
KABUPATEN MANGGARAI
72
Variabel Subvariabel / Pertanyaan
Indikator
Jika tidak, mengapa…
5. Apakah penilaian hasil belajar siswa yang diterapkan oleh Bapak/Ibu
sudah berbasis proses dan produk?
Jika ya, jelaskan…
Jika tidak, jelaskan…
6. Apakah RPP yang dibuat buat oleh Bapak/Ibu sudah mengikuti
panduan RPP Tematik integratif?
Jika ya, berikan alasan…
Jika tidak, berikan alasan…
B. Implementa
1. Bagaimana kesiapan Bapak/Ibu dengan berlakunya kurikulum 2013?
si
2. Apakah sekolah ini sudah mendapatkan kesempatan untuk ikut
seminar, pembekalan atau pelatihan terkait bagaimana cara
menerapkan kurikulum 2013?
3. Jika sudah, point-poin apa saja yang sudah Bapak/Ibu ketahu tentang
penerapan pembelajaran Kurikulum 2013?
Jelaskan…
4. Jika belum, bagaimana cara Bapak/ Ibu untuk dapat menerapkan
Kurikulum 2013?
5. Apakah proses pembelajaran yang Bapak/Ibu lakukan di kelas sudah
menerapakan sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013?
6. Jika sudah apakah dalam proses penerapannya pembelajaran dalam
kelas, Bapak/ Ibu sudah menerapkannya sesuai dengan tuntutan
kurikulum 2013?
7. Model penilaian seperti apakan yang Bapak/Ibu gunakan dalam
proses pembelajaran di kelas?
8. Apakah ada kendala dalam menerapkan Kurikulum 2013 tersebut
dalam proses pembelajaran?
9. Apakah mata pelajaran yang dibuat oleh Bapak/Ibu dalam proses
pembelajaran sudah mengatur keterhubungan antara mata pelajaran
73
Variabel Subvariabel / Pertanyaan
Indikator
satu dan yang lainnya yang memiliki kompetensi dasar yang diikat
oleh kompetensi inti?
Jika ya, berikan alasannya…
Jika tidak, apa alasannya…
10. Apakah mata pelajaran yang dipadukan oleh Bapak/Ibu, dalam satu
tema dan subtema sudah mendukung pencapaian keterpaduan
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan?
Jika ya, jelaskan…
Jika tidak, jelaskan…
11. Apakah semua mata pelajaran yang diajarkan oleh Bapak/Ibu sudah
menggunakan pendekatan saintifik?
Jika ya, seperti apa…
Jika tidak, apa alasan…
12. Apakah proses pembelajaran yang diajarkan oleh Bapak/Ibu di kelas
menggunakan pendekatan saintifik melalui proses:
a. Mengamati
b. Menanya
c. mencoba
d. menalar, dan
e. mengkomunikasikan?
Jika ya, berikan alasan..
Jika tidak, apa alasannya..
13. Apakah dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh Bapak/Ibu
sudah menuntut keaktifan, kreatif, dan inovatif, siswa dalam setiap
pemecahan masalah?
Jika ya, jelaskan…
Jika tidak, jelaskan…
14. Apakah Bapak/Ibu guru dalam proses pembelajaran, penilaian yang
dilakukan sudah mengukur semua aspek kompetensi siswa?
74
Variabel Subvariabel / Pertanyaan
Indikator
Jika ya, jelaskan…
Jika tidak, jelaskan
15. Penilaian apa yang digunakan oleh Bapak/Ibu dalam proses
pembelajaran, untuk menilai kompetensi siswa?
16. Sesuaai dengan tuntutan Kurikulum 2013 bahwa penilaian untuk
kompetensi siswa lebih menekankan pada penilaian Autentik.
Bagaimana pandangan Bapak/Ibu terkait dengan sistem penilaian
ini?
17. Apa yang Bapak/Ibu katahui tentang penilaian Autentik?
18. Apakah Bapak/Ibu dalam proses pembelajaran di kelas sudah
menerapkan sistem penilaian autentik?
19. Apakah dalam Proses pembelajaran Bapak/ Ibu, menyiapkan rubrik
penilaian untuk semua kompetensi siswa?
a. Jika ya, seperti apakah bentuk instrument penilaian autentik
yang Bapak/Ibu gunakan dalam menilai kompetensi siswa?.,
b. Jika tidak, mengapa tidak menyiapkan instrumen penilaian
autentik sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran?
20. Jenis penilaian apa yang digunakan oleh Bapak/Ibu dalam proses
pembelajaran, untuk menilai kompetensi sikap siswa?
Berikan alasannya…
21. Jenis penilaian apa yang digunakan oleh Bapak/Ibu dalam proses
pembelajaran, untuk menilai kompetensi keterampilan siswa?
Berikan alsannya…
22. Jenis penilaian apa yang digunakan oleh Bapak/Ibu dalam proses
pembelajaran, untuk menilai kompetensi pengetahuan siswa?
Berikan alsan,…
23. Bagaimana cara Bapak/Ibu untuk menilai kompetensi siswa dalam
proses pembelajaran secara integratif?
24. Bagaima cara Bapak/ Ibu untuk menilai KI 3 pada kompetensi
75
Variabel Subvariabel / Pertanyaan
Indikator
pengetahuan siswa dengan menggunakan penilaian autentik?
25. Seperti apakah tenik penilaian autentik yang Bapak/ Ibu gunakan
dalam menilai kompetensi pengetahuan siswa dalam pembelajaran?
26. Bagaima cara Bapak/ Ibu untuk menilai KI 4 pada kompetensi
keterampilan siswa?
27. Seperti apakah Model instrumen penilaian autentik yang Bapak/Ibu
gunakan dalam menilai kompetensi sikap siswa dalam proses
pembelajaran
28. Seperti apa model instrumen penilaian yang digunakan oleh
Bapak/Ibu dalam proses pembelajaran untuk menilai tiga kompetensi
siwa (sikap, keterampilan, dan pengetahuan)?
Seperti apa, dan jelaskan…
29. Apakah Bapak/ Ibu memiliki kendala atau hambatan dalam membuat
rubrik penilaian autentik untuk mengukur kompetensi keterampilan
siswa?
30. Seperti apakah manfaat penilaian kompetensi siswa dalam proses
pembelajaran bagi Bapak/ Ibu?
31. Nilai yang dibuat oleh Bapak/ Ibu dalam proses pembelajaran,
seterusnya nilai itu digunakan untuk apa, dan apakah ada laporan
dari guru kepada siswa terkait dengan nilai yang diperolehnya?
32. Apa manfaat atau kegunaan bagi Bapak/Ibu, kumpulan-kumpulan
nilai siswa selama proses pembelajaran berlangsung?
33. Bagaimana cara Bapak/Ibu mengisi nilai raport siswa, dalam bentuk
raport kurikulum 2013, dengan berpatok pada nilai-nilai yang
diperoleh siswa selama proses pembelajaran satu atau dua semester?
76
Variabel Subvariabel / Pertanyaan
Indikator
penilaian diberikan oleh pendidik?
4. Bagaimana kegiatan tindak lanjut yang dilakukan Bapak/Ibu, apabila
ada peserta didik yang nilainya belum mencapai KKM?
5. Dalam bentuk apa hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan
keterampilan peserta didik disampaikan?
6. Bagaimana cara Bapak/Ibu untuk merekap semua nilai kompetensi
siswa secara integratif?
77
INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN NARASUMBER
DI SDK GAPONG KECAMATAN CIBAL
KABUPATEN MANGGARAI
FokusWawancara :Penilaian
Responden :KepalaSekolah
WaktuWawancara :
78
Variabel Subvariabel Indikator Pertanyaan
79