PROPOSAL
JUDUL :
IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK DI SEKOLAH
SDN 08 PG KEBON JERUK
Oleh :
Maulana Arif Al Zazairi 1907015034
Mutiara Triwulan Dhari 1907015173
ABSTRACT
Menganalisis implementasi peniliaian autentik Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Sekolah Dasar. Survei dilakukan di SDN 08 PG KEBON JERUK. Metode penelitian
menggunakan pendekatan studi kasus kualitatif. Narasumber penelitian adalah satu guru.
Instrument pengumpulan data menggunakan Wawancara, observasi dan dokumentasi dijadikan
sebagai sarana penelitian. Teknik analisis data secara induktif kualitatif. Teknik trianggulasi
digunakan untuk menjaga keabsahan data. Hasil penelitian penilaian autentik: Pertama,
perencanan penilaian autentik dilakukan guru dengan membuat program penilaian autentik
secara terpadu meliputi program tahunan, program semester, dan rencana pelaksanaan
pembelajaran. Kedua, penilaian autentik dilakukan bervariasi meliputi, tes, penilaian teman
sejawat, penilaian diri, penilaian proyek, dan portofolio; Ketiga, hambatan implementasi
penilaian autentik adalah membutuhkan kecermatan dalam memilih variasi teknik penilaian;
Keempat, upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan dengan melakukan pembinaan
terhadap guru dari sekolah, kementrian Agama serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan; Kelima,
keberhasilan penilaian autentik terlihat pada terintegrasinya kompetensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan siswa sehingga terbentuk kompetensi karakter peserta didik yang produktif, kreatif,
memiliki sikap, terampil, dan berpengetahuan.
Kata Kunci : Penilaian Autentik, Tertulis, Proyek, Portofolio, Kinerja
Latar Belakang
Penilaian dalam Kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013
tentang Standar Penilaian. Salah satu penekanan dalam Kurikulum 2013 adalah penilaian autentik.
Sebenarnya dalam Kurikulum sebelumnya yakni KTSP sudah memberi ruang terhadap penilaian
autentik, tetapi dalam implementasi dilapangan belum berjalan secara optimal. Melalui kurikulum
2013 ini, penilaian autentik menjadi penekanan yang serius dimana guru dalam melakukan penilaian
hasil belajar peserta didik benar-benar memperhatikan penialian autentik. Dalam pembelajaran
otentik, peserta didik disajikan dengan masalah atau proyek yang realistis yang memiliki tujuan
realistis dan diberi kesempatan untuk melakukannya, menyelidiki dan berbicara tentang masalah-
masalah dan proyek-proyek ini dengan cara yang berlaku untuk mereka dan kehidupan mereka.
Berdasarkan hasil observasi di salah satu sekolah di Kota Palopo yang telah menerapkan
Kurikulum 2013 yakni SD Negeri 4 Malimongan Kota Palopo, diketahui bahwa pelaksanaan
Kurikulum 2013 di sekolah tersebut sudah berjalan selama 2 tahun. Permasalahan yang sering
dialami guru dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah pada bagian penilaian. Dalam prosesnya,
masih banyak guru yang kesulitan dalam menilai hasil belajar peserta didik. Hal ini terkait dengan
kesiapan guru sebelum memulai penilaian, perencanaan perangkat-perangkat penilaian yang menurut
mereka terlalu banyak, kemudian hal tersebut berpengaruh terhadap pelaksanaan penilaian hasil
belajar peserta didik. Guru harus mempersiapkan isntrumen, rubrik penilaian, dan pedoman
penskoran untuk masing-masing ranah penilaian (sikap, pengetahuan dan keterampilan). Harus
menilai setiap indikator yang terdapat dalam instrument penilaian, jumlah peserta didik dalam kelas
yang tergolong kategori besar, dan banyak lagi aktivitas lain yang berkaitan dengan penilaian.
Dari berbagai masalah yang menyangkut Kurikulum 2013, penilaian autentik menjadi masalah yang
cukup signifikan untuk diteliti. Guru tentu perlu mengetahui dengan pasti apakah pelaksanaan
penilaian autentik yang dilakukan sudah sesuai dengan harapan Kurikulum 2013. Oleh karena itu,
penulis melakukan penelitian untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan penilaian autentik di SD
Negeri 4 Malimongan Kota Palopo terhadap standar penilaian autentik Kurikulum 2013.
Urgensi Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini, manfaat untuk sekolah, guru, dan sebagainya.
TINJAUAN PUSTAKA
Penilaian Autentik
Penilaian autentik adalah kegiatan menilai siswa yang menekankan pada apa yang
seharusnya dinilai baik proses maupun hasil dengan menggunakan instrumen yang sesuai dengan
tuntutan kompetensi yang ada pada standar kompetensi atau kompetensi inti.
Penilaian adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk
mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar siswa dalam rangka membuat
keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu. Penilaian bukan hanya
sebatas nilai saja, namun melalui penilaian guru dapat merayakan pencapaian dan mendukung
siswa dalam menghadapi tantangan belajar.
Ada tiga tipe penilaian siswa yang berbeda dan memiliki sasaran masing-masing, yaitu
yang pertama, Penilaian atas pembelajaran (atau penilaian sumatif), merangkum pencapaian
siswa pada akhir tahun ajaran. Penilaian ini memonitor seberapa baik siswa telah belajar apa
yang diajarkan guru dan dilaporkan sebagai sebuah angka atau huruf, kedua Penilaian bagi
pembelajaran (atau penilaian formatif), memberikan tanggapan deskriptif utuk meningkatkan
pembelajaran dan proses pembelajaran. Penilaian ini menolong siswa mengklarifikasi makna dan
mengatasi hambatan pembelajaran. Penilaian ini dapat menciptakan kepercayaan diri siswa
mengenai kemampuan mereka untuk belajar dan menantang siswa meneruskan serta
meningkatkan pembelajaran mereka. Ketiga, Penilaian sebagai pembelajaran, siswa belajar dari
menilai kemajuan mereka sendiri. Siswa mempraktekkan penilaian diri sendiri terhadap
pembelajaran mereka, pengetahuan, keterampilan, kreativitas dan sifat mereka. Siswa juga
belajar menentukan tujuan yang bermakna dan realistis.
1. Penilaian Kinerja
Asesmen autentik sebisa mungkin melibatkan parsisipasi peserta didik, khususnya dalam proses
dan aspek-aspek yangg akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan meminta para peserta
didik menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan
kriteria penyelesaiannya. Dengan menggunakan informasi ini, guru dapat memberikan umpan
balik terhadap kinerja peserta didik baik dalam bentuk laporan naratif mauun laporan kelas. Ada
beberapa cara berbeda untuk merekam hasil penilaian berbasis kinerja:
1. Daftar cek (checklist). Digunakan untuk mengetahui muncul atau tidaknya unsur-unsur
tertentu dari indikator atau subindikator yang harus muncul dalam sebuah peristiwa atau
tindakan.
2. Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records). Digunakan dengan cara guru
menulis laporan narasi tentang apa yang dilakukan oleh masing-masing peserta didik
selama melakukan tindakan. Dari laporan tersebut, guru dapat menentukan seberapa baik
peserta didik memenuhi standar yang ditetapkan.
3. Skala penilaian (rating scale). Biasanya digunakan dengan menggunakan skala numerik
berikut predikatnya. Misalnya: 5 = baik sekali, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, 1 =
kurang sekali.
4. Memori atau ingatan (memory approach). Digunakan oleh guru dengan cara mengamati
peserta didik ketika melakukan sesuatu, dengan tanpa membuat catatan. Guru
menggunakan informasi dari memorinya untuk menentukan apakah peserta didik sudah
berhasil atau belum. Cara seperti tetap ada manfaatnya, namun tidak cukup dianjurkan.
2. Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus
diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud
berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek
bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain.
Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh kesempatan untuk
mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Karena itu, pada setiap penilaian
proyek, setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru.
1. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data,
mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis
laporan.
2. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
3. Orijinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan
oleh peserta didik.
Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, danproduk proyek. Dalam kaitan ini
serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi penyusunan rancangan dan instrumen
penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat
menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat
dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis.
3. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan
dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil
kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi
peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode
tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang
dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang releban dengan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu.Fokus
penilaian portofolio adalahkumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada
satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski dapat juga
oleh peserta didik sendiri.
Memalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar
peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat karangan, puisi,
surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian,
sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan
perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini.
1. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
2. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat.
3. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru
menyusun portofolio pembelajaran.
4. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai,
disertai catatan tanggal pengumpulannya.
5. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
6. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio
yang dihasilkan.
7. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.
4. Penilaian Tertulis
Meski konsepsi asesmen autentik muncul dari ketidakpuasan terhadap tes tertulis yang lazim
dilaksanakan pada era sebelumnya, penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim
dilakukan. Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban
dan mensuplai jawaban. Memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-
tidak, menjodohkan, dan sebab-akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi,
jawaban singkat atau pendek, dan uraian.
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami,
mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya
atasmateri yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat
komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan
peserta didik.
Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan jawabannya sendiri
yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap terbuka memperoleh nilai yang sama.
Misalnya, peserta didik tertentu melihat fenomena kemiskinan dari sisi pandang kebiasaan malas
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah studi lapangan dengan
pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati. Penelitian ini berfokus pada pemahaman guru terhadap penilaian autentik,
perencanaan, pelaksanaan, serta faktor pendukung dan hambatan pelaksanaan penilaian autentik.
Sumber data pada penelitian ini berasal dari 3 sumber yaitu data primer meliputi kepala sekolah
dan guru kelas. Sedangkan data sekunder meliputi foto dan rekaman suara. Dan data tersier
(Pendukung) meliputi Kurikulum 2013 yang ada di SD Negeri 2 Setu Kulon.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan melakukan wawancara terhadap guru kelas
dan kepala sekolah, dengan melakukan observasi di lingkungan SD Negeri 2 Setu Kulon dan
dokumentasi. Teknik analisis data yang di gunakan pada penelitian ini adalah wawacara,
observasi dan dokumentasi.
Diagram Alur Penelitian (instrumen penelitian)
DAFTAR PUSTAKA
Amrulloh, M. T. (2019). Implementasi Penilaian Outentik dalam Pembelajaran Tematik Kelas II
B di MIN 8 Blitar. Skirpsi , 20.
Anshori, S. (n.d.). Penerapan Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar.
Konsep Dasar Kurikulum 2013 , p. 3.
Baridan, M. A. (n.d.). Implentasi Pembelajaran Tematik Terpadu SDN SeKecamatan Sungai
Raya Kabupaten Kuburaya.
Made Endra Danu Merta, M. S. (2015). Analisis Penilaian Autentik menurut Pembelajaran
Kurikulum 2013 pada Kelas IV SD No 4 Banyu Asri. PGSD Universitas Pendidikan
Ghanesha .
Munawaroh, S. (2018). Implementasi Penilain Autentik dalam Proses Pembelajaran pada
Kurikulum 2013 Kelas V di MI Nurul Hikmah. Skripsi .
Natalia, D. (2019). Pelaksanaan Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Tematik di Kelas 4 SDN
124. Skripsi .
Nurlaili, F. (2019). Penilain Autentik pada Pembelajaran Tematik Integratif di kelas 2A MI
Ma'arif Fatihan Wetan Babadan. Skripsi
Samsul Adianto, M. I. (2020). Penilaian Autentik dalam Kurikulum Pembelajaran Tematik di
Sekolah Dasar. Jurnal Inovasi Teknologi Pembelajaran .
Suhendra, A. (2021). Implementasi Penilaian Autentik dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Dirasatul Ibtidaiyah , 1.
Yubali Ani, M. (n.d.). Penilaian Autentik dalam Kurikulum 2013. Seminar Nasional
Implementasi Kurikulum 2013 .
Yulianti, D. (2020). Pelaksanaan Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Tematik di MI
Muhammadiyah Ghonilan Kartasura. Skripsi .
Wildan, W. (2017). Pelaksanaan penilaian autentik aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan
di sekolah atau madrasah. Jurnal Tatsqif, 15(2), 131-153.
Kuntarto, E., & Gustina, R. (2019). Pelaksanaan Penilaian Portofolio di Sekolah Dasar. Jurnal
Gentala Pendidikan Dasar, 4(2), 190-200.
Wandansari, T. P., & Wahyuni, S. (2014). Keefektifan Penilaian Portofolio dalam Pemahaman
Konsep Peserta Didik SMA. Chemistry in Education, 3(1).
Idris, M. M., & Asyafah, A. (2020). Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam. Jurnal Kajian Peradaban Islam, 3(1), 1-9.
AFRINAWATI, A. (2013). PENGARUH TEKNIK PENILAIAN PORTOFOLIO DAN SIKAP
SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA.
Jurnal Evaluasi Pendidikan, 4(1), 12-24
Muslihasari, A., & Cholifah, T. N. (2019). IMPLEMENTASI PENILAIAN PORTOFOLIO
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MERANCANG PEMBELAJARAN
INOVATIF MAHASISWA PGSD UNIRA MALANG. Taman Cendekia: Jurnal
Pendidikan Ke-SD-an, 3(1), 314-322.
Poerwanti, J. I. S., & Winarni, R. (2021). PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN
MERANCANG INSTRUMEN ASSESSMENT FOR LEARNING BERBASIS
PORTOFOLIO PADA GURU-GURU SEKOLAH. WIDYA LAKSANA, 10(1), 44-51.
ELSI, S. (2021). IMPLEMENTASI PENILAIAN PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN
TEMATIK KELAS IV DI SD INSAN MANDIRI BANDAR LAMPUNG (Doctoral dissertation,
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG).
Wijayanti, E. (2010). Penerapan assessment portofolio dalam pembelajaran geografi kelas XI
IPS-IV SMA Negeri 3 Jombang (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Malang).
Jatiningtyas, P. D. (2019). PENGEMBANGAN PENILAIAN PORTOFOLIO UNTUK
MENILAI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS IV SD NEGERI 2
BANJAR BALI KECAMATAN BULELENG TAHUN PELAJARAN 2018/2019.
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU, 6(2), 68-79.
Muttaqin, M. Z., & Kusaeri, K. (2017). Pengembangan Instrumen Penilaian Tes Tertulis Bentuk
Uraian Untuk Pembelajaran Pai Berbasis Masalah Materi Fiqh. Jurnal Tatsqif, 15(1), 1-
23.
Waizah, N., & Herwani, H. (2021). Penilaian Pengetahuan Tertulis Dalam Kurikulum 2013.
Tafkir: Interdisciplinary Journal of Islamic Education, 2(2), 207-228.
Purnamasari, D. A., Hilal, I., & Mustofa, A. (2015). Pengembangan Instrumen Penilaian Tertulis
untuk Pembelajaran Teks Eksposisi di SMA. Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan
Pembelajarannya), 3(4).
Link Zoom
Nama Dosen
Nama Dosen
Nama Dosen
Nama Dosen
Nama Dosen
Nama Dosen
Nama Dosen
Nama Dosen
Seminar minimal dihadiri oleh Ketua Prodi/Sekertaris dengan participant dosen minimal 3 Dosen
PERTANYAAN WAWANCARA
1. HARUS LIHAT BUKU PEGANGAN GURU (PAI) SELAMA 1 THN ITU DAN
TANYA 1 PERSATU PER MASING2 BAB (TANYAKAN PENILAIAN YG
DILAKUKAN), BENTUK FISIKNYA?
2. PANDEMI, PENILAI AUTENTIKNYAB TETAP DILAKSANAKAN ATAU
TIDAK? KALAU MELAKUKAN KE 4 PENILAIAN TSB, TANYA BENTUK
PEPLAKSANAANNYA SEPERTI APA SELAMA PANDEMI ? BENTUK FISIK
INSTRUMEN PENILAIANNYA SEPERTI APA ?
3. ADA KENDALA TIDAK DALAM MELAKUKAN PENILAIAN AUTENTINYA
SELAMA PANDEMI ?
4. TANYAKAN JUGA TENTANG KOGNITIF, AFEKTIF, PSIKOMOTIK.