Dosen Pengampu:
Faisal Romdonih
Disusun Oleh :
Siska Nuronia
(191010503964)
Makalah ini Saya buat dalam rangka memperdalam pengetahuan dan pemahaman
mengenai Ekonomi Makkro. Makalah ini juga dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Ekonomi Makro.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, Saya mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca dan demi keberlangsungan makalah Saya kedepannya.Semoga
makalah ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi pembaca dalam peningkatan
ilmu pengetahuan mengenai EKONOMI MAKRO.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian filsafat, ilmu dan agama?
2. Apakah terdapat persamaan dan perbedaan antara filsafat, ilmu dan
agama?
3. Bagaimana integrasi filsafat dalam pengembangan ilmu pengetahuan?
TUJUAN MASALAH
Penulis menyusun makalah yang bertemakan integrasi antara Neraca
pembayran dan kegiatan ekonomi terbuka , ilmu ekonomi ini adalah agar penulis
dapat lebih mengetahui bagaimana sebenarnya pengertian dari keduanya secara
menyeluruh, juga agar penulis dapat mengetahui bagaimana hubungan dan
perbedaan di antara keduanya, dan bagaimana karakteristik ilmu ekonomi tersebut
dapat mempengaruhi perkembangan ilmu, serta agar dapat membagi ilmu
pengetahuan dengan rekan-rekan yang lainnya.
MANFAAT
Hasil dari penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat
pada Semua pihak, untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang ilmu
ekonomi serta diharapkan sebagai acuan dalam pembelajaran mata kuliah
ekonomi makro.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Neraca pembayaran
Neraca pembayaran adalah suatu catatan aliran keuangan yang menunjukkan nilai
transaksi perdagangan, dan aliran dana yang dilakukan antara suatu Negara dengan
Negara lain dalam suatu tahun tertentu. Suatu neraca pembayaran dapat di bedakan
kepada dua bagian yang utama, yaitu neraca berjalan dan neraca modal.
Karakteristik dasar filsafat oleh Jan Hendrik Rapar diungkapkan setidaknya ada
lima hal, yaitu berpikir radikal, mencari asas, memburu kebenaran, mencari
kejelasan dan berpikir rasional.
Tapi, itu sulit untuk dicapai dalam praktiknya. Perbedaan sumber data dan metode
pencatatan seringkali menghasilkan angka final yang tidak sama persis. Karena
itu, dalam persamaan, ekonom menambahkan diskrepansi statistik (statistical
discrepancy).
Neraca perdagangan (trade balance) adalah selisih antara nilai ekspor dengan
nilai impor. Itu sering kita sebut sebagai ekspor bersih.
Sementara itu, transaksi jasa terdiri dari berbagai jasa, mulai dari jasa manufaktur;
jasa pemeliharaan dan perbaikan; jasa transportasi; jasa perjalanan; hingga jasa
keuangan.
Secara keseluruhan, jika nilai ekspor melebihi nilai impor, sebuah perekonomian
menjalankan surplus perdagangan (neraca perdagangan positif). Sebaliknya
adalah defisit perdagangan (neraca perdagangan negatif) di mana ekspor lebih
rendah daripada impor.
Istilah lain untuk akun pendapatan investasi bersih adalah pendapatan primer.
Transaksi modal
Transaksi modal mencatat semua transaksi yang terkait dengan penjualan dan
pembelian aset. Ini lawan dari akun transaksi berjalan. Maksud saya, jika transaksi
berjalan positif, transaksi modal harus negatif. Sebaliknya, jika transaksi berjalan
positif, transaksi modal harus negatif. Sehingga, penjumlahan keduanya akan
sama dengan nol.
KESAMAAN FILSAFAT
Praja (200:13-15) menyebutkan persamaan filsafat dan ilmu pengetahuan kedua-
duanya menggunakan metode pemikiran reflektif dalam usaha untuk menghadapi
fakta-fakta dunia dan kehidpuan. Keduanya menunjukan sikap kritik dengan
pikiran terbuka dan kemauan yang tidak memihak untuk mengetahui hakikat
kebeneran. Filsafat dan agama juga memiliki kesamaan sebagaimana diungkapkan
al-Qindi bahwa bertemunya filsafat dan agama dalam kebenaran. Dengan
demikian, maka persamaan dari ketiganya berada pada tujuan mengungkapkan
kebenaran.
Tabel 1. Kesamaan Agama, Filsafat dan Ilmu
METODOLOGI DASAR METODE TUJUAN
PENGETAHUAN
Ilmu Logika Riset Kebenaran
Filsafat Logika Berpikir Kebenaran
Radikal/Integral
Agama Wahyu Kebenaran
Sumber: Anshari (dalam Saefullah, 2007:129)
Memperhatikan perbedaan dan persamaan di atas, maka filsafat dan ilmu bukan
merupakan pendekatan yang objektif. Walaupun bertujuan mengungkapkan
kebenaran, namun keduanya menunjukan keberpihakan sehingga ada realitas lain
yang terabaikan. Filsafat lebih berpihak pada akal, sedangkan ilmu berpihak pada
metode yang berupa instrumen pengukuran, alat analisis dan pembuktian indrawi.
Namun demikian, filsafat dapat disikapi sebagai metode olah pikir yang dapat
meningkatkan ketajaman analisis dan kemerdekaan berpikir dalam menyingkap
kebeneran. Dengan perkataan lain, filsafat adalah kunci pembuka gedung ilmu.
Ilmu merupakan metode pengukuran dan pembuktian tanda-tanda kekuasaan
tuhan yang bertaburan dalam alam, sehingga ke duanya (filsafat dan ilmu) dapat
mendukung kebenaran agama, bukan menguji apalagi menentangnya.
3) Dialog. Salah satu bentuk dialog adalh membandingkan kedua bidang ini
yang dapat menunjukkan kemiripan dan perbedaan. Misalnya model
konseptual dan analogi dapat digunakan untuk menggambarkan hak-hal
yang tidak dapat diamati secara langsung mmisalnya Tuhan atau subatom.
Dialog juga terjadi ketika sains menyentuh persoalan yang berada diluar
wilayah kajiannya (seperti mengapa alam semesta ini serba teratur dan
dapat dipahami?).
Anatara ilmu dan agama sebenarnya terdapat perbedaan yang sangat mendasar
yang perlu dipertimbangkan sebelum berbicara tentang korelasi antara ilmu dan
agama. Yang pertama adalah mind-set dasar keduanya yang berbeda. Kepercayaan
dan kepasrahan pada kehendak otoritas lain, terutama otoritas Tuhan. Jadi dalam
dunia keilmuan ketidakpercayaan (sebelum terbukti) adalah keutamaan.
Sedangkan dalam keagamaan, kepercayaanlah yang utama. Kedua, ilmu bersikap
terbuka terhadap hal-hal baru asalkan bersifat masuk akal dan memiliki bukti.
Agama sedikit berbalik dari keilmuan, meski umumnya manusiadiharuskan
menggunakan akal dalam memahami wahyu yang adea, tapi dalam kenyataannya
agama cenderung bersikap defensif terhadap pemahaman baru. Ketiga, bahasa-
bahasa agama lebih cenderung berupa bahasa mitos, penuh metafora ataupun
retorika., sementara bahasa keilmuan adalah bahasa faktual, lugas, dan literal.
Setelah mengetahui perbedaan mendasar antara ilmu dan agama, kini dapat
diketahui “kemungkinan” titik temu diantara keduanya. Pertama, kesadaran kritis
an sikap realistis yang dibentuk oleh ilmu sangatlah berguna untuk mengupas sisi
ilusoris agama, bukanuntuk menghancurkannya, melainkan untuk menemukan hal
yang lebih esensial dari agama. Kedua, kemampuan logis dan kehati-hatian kita
dalam mengambil keputusan yang dipupuk di dunia ilmiah,menjadikan kita
mampu menilai secara kritis bentuk tafsir baru yang kini mulai hiruk pikuk dan
membingungkan. Ketiga,lewattemuan-temuan baru dari ilmu, dapat merangsang
agama untuk selalu tanggap memikirkan ulang keyakinannya sacara baru, agar
terhindar dari stagnasi dan pengaratan. Keempat, temuan terbaru IPTEK dapat
memberi peluang agama untuk makin mewujudkan idelisme-idealismenya secara
konkret, yang menyangkut kemanusiaan secara umum.
Sekarang yang akan menjadi pokok pembahasan dalam penggabungan antar ilmu
dan agama adalah Integrasi diantara keduanya. Apabila kita membicarakan
tentang integrasi antara ilmu dan agama maka kata yang sangat berkaitan erat
adalah “Islamisasi” atau pengislaman, dimana objek pengislamannya adalah
manusia. Sedangkan apabila pengislaman pada ilmu pengetahuan menurut
Faruqy, menghendaki adanya hubungan timbal balik antara realitas dan aspek
kewahyuan, dalam hal ini setiap umat islam dalam memahami nilai-nilai
kewahyuan harus memanfaatkan ilmu pengetahuan, bila tidak memanfaatkannya
maka umat islam akan tertinggal dari umat-umat beragama lainnya.karena
realitasnya, ilmu pengetahuanlah yang membuat peradaban umat manusia
berkembang. Agama pun ikut berperan serta dalam membantu ilmu pengetahuan
(sains) agar tetap bersikap manusiawi, dan selalu menyadari persoalan-persoalan
konkret yang mesti dihadapi. Agama bisa selalu mengingatkan bahwa ilmu
bukanlah satu-satunya jalan menuju kebenaran dan makna terdalam dari
kehidupan.