RESUME PERTEMUAN 10
“Kurikulum 2013”
NIM : 20003054
KELAS :B
B. Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik berasal dari kata saint yang berarti ilmu. Maka
pendekatan saintifik adalah pendekatan keilmuan yang bersifat logis dan sistematis.
Dalam prosesnya diawali dari siswa menanya, karena ada objek yang dilihat dan
didengar maka siswa merespon sehingga muncul kegiatan bertanya, ketika guru
menyampaikan atau menjawab pertanyaan dari siswa maka nantinya akan dikaitkan
dengan materi yang diajarkan. Kemudian siswa diajak untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan dengan cara berkolaborasi dalam suatu kelompok misalnya
dengan diskusi antar siswa satu dengan lainnya. Dalam hal ini harus bersifat merata
dan tidak berpihak pada salah satu kelompok saja. Sehingga akan muncul
keterampilan-keterampilan yang diperoleh peserta didik seperti, menghargai
pendapat orang lain, dan juga kompetensi mempresentasikan.
Terdapat tiga prinsip utama dalam menggunakan pendekatan saintifik.
Pertama, belajar siswa aktif, dalam hal ini termasuk inquiry-based learning atau
belajar berbasis penelitian, cooperative learning atau belajar berkelompok, dan
belajar berpusat pada siswa, adanya assessment yaitu pengukuran kemajuan belajar
siswa dibandingkan dengan target pencapaian tujuan belajar. Kedua, keberagaman,
mengandung makna pendekatan saintifik mengembangkan pendekatan keragaman.
Pendekatan ini membawa konsekuensi siswa unik, kelompok siswa unik, termasuk
keunikan dari kompetensi, materi, instruktur, pendekatan dan metode mengajar,
serta konteks. Ketiga, metode ilmiah, yaitu teknik merumuskan pertanyaan dan
menjawabnya melalui kegiatan observasi dan melaksanakan percobaan.
Penerapan metode ilmiah mencakup aktivitas yang dapat diobservasi,
seperti mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan
mencipta. Pelaksanaan metode ilmiah tersusun dalam tujuh langkah berikut: (1)
merumuskan pertanyaan, (2) merumuskan latar belakang penelitian, (3)
merumuskan hipotesis, (4) menguji hipotesis melalui percobaan, (5) menganalisis
hasil penelitian dan merumuskan simpulan, serta (6) jika hipotesis terbukti benar,
maka dapat dilanjutkan dengan pelaporan; sebaliknya jika hipotesis terbukti tidak
benar atau benar sebagian, maka dilakukan pengujian kembali.
1. Penilaian Kinerja
Daftar cek (checklist): Dipakai untuk melihat adanya faktor tertentu dari
parameter yang ada dalam sebuah fenomena.
Catatan narasi dan anekdot: Dipakai guru untuk menjelaskan laporan narasi
dari apa yang dilaksanakan oleh siswa dalam melaksanakan aktivitas
pembelajaran.
Skala Penilaian: memakai skala penomoran dengan penjelasannya. Seperti 1=
rendah sekali, 2= rendah, 3= sedang, 4=bagus, 5= Istimewa.
Pendekatan hafalan: dipakai dengan memperhatikan siswa saat melaksanakan
atau mengerjakan tugas, guru memperhatikan secara teliti dan tidak
melakukan pencatatan.
Dalam memperhatikan kemampuan siswa bisa memakai tools seperti:
penilaian afektif, pertanyaan secara lisan, penilaian diri, investigasi sikap dan
pertanyaan yang bersifat privasi.
2. Penilaian Proyek
3. Penilaian Portofolio
Pada penilaian portofolio adalah pengukuran dari kumpulan seluruh karya yang
dihasilkan siswa baik itu dikerjakan secara individu maupun grup. Contoh karya
yang mencakup pada portofolio adalah karya seni, lukisan, web desain dsb.
4. Penilaian Tertulis
Ini sama seperti tes yang dilakukan pada pembelajaran zaman dahulu, yaitu
menentukan jawaban dari pilihan ganda, sebab-akibat, ya-tidak, benar-salah.
Penilaian tertulis ini merupakan kombinasi pilihan ganda dan esai, yang sebisa
mungkin siswa diberi dengan soal HOTS (high order thinking skill). Sehingga
bisa menerjemahkan disiplin ilmu afektif, kognitif dan psikomotorik.
REFERENSI