“Kesehatan Anak (PEDIATRI) dan Kaitanya dengan PLB”
NAMA : Azzahra Firdausi Salma
NIM : 20003054
KELAS :B
DOSEN PENGAMPU : Ns. Setia Budi, M.Kep
A. Asal-usul Pediatri dalam Perkembangannya
Pediatri adalah spesialisasi medis yang menangani perkembangan dan perawatan anak-anak, serta mendiagnosis dan mengobati penyakit pada masa kanak-kanak. Dokter yang mengambil spesialisasi ilmu pediatri disebut juga dokter anak. Pediatri adalah cabang kedokteran yang berhubungan dengan kesehatan dan perawatan medis anak-anak sejak lahir hingga usia 18 tahun. Kata ‘pediatri’ berasal dari bahasa Yunani, yaitu pais yang artinya anak, dan iatros yang artinya dokter atau penyembuh. Pediatri adalah spesialis medis yang baru berkembang pada pertengahan abad ke-19. Abraham Jacobi (1830) dikenal sebagai bapak pediatri.
B. Ruang Lingkup Pediatri
1. Pediatri Klinik (Clinical Pediatrics)
Pediatri klinik merupakan cabang ilmu kedokteran yang mempelajari
pengobatan berbagai macam penyakit anak. Pediatri klinik mempelajari penyakit anak dilihat dari segi pathologi (tingkat keparahan penyakit), simpthomatologi (gejala-gejala sakit), epidemiologi (penyebaran penyakit) dan pengobatannya.
2. Pediatric pencegahan (preventive pediatric)
Tujuan dari adanya pediatric pencegahan adalah untuk mencegah penyakit- penyakit yang terjadi pada anak yang antara lain dengan cara melakukan imunisasi, sanitas dan kebersihan sehingga anak akan terbebas dari penyakit- penyakit yang umumnya menyerang pada anak seperti polio, tetanus, dipteri dan lain-lain. 3. Pediatric Sosial (Social Pediatric) Pediatri sosial adalah merupakan sebagian dari ilmu kedokteran umum yang memperhatikan anak-anak sehat dari terjadinya konsepsi sampai masa remaja dengan memperhatikan pula keadaan sosial, ekonomi, hygiene keluarga dan masyarakat. Berikut ini adalah beberapa kondisi atau penyakit yang dapat ditangani oleh dokter anak konsultan tumbuh kembang pediatri sosial: - Gangguan belajar, misalnya disleksia dan masalah pada kemampuan akademik seperti menulis, membaca, serta berhitung - Gangguan konsentrasi dan perilaku, seperti hiperaktif dan autisme - Gangguan psikologis, misalnya gangguan kecemasan dan depresi - Gangguan dalam aktivitas sehari-hari, misalnya gangguan makan, gangguan tidur, dan sulit menerapkan toilet training - Gangguan perkembangan akibat kelainan otak, misalnya cerebral palsy dan spina bifida - Gangguan fungsi indra, misalnya gangguan penglihatan dan pendengaran - Hambatan atau keterlambatan dalam kemampuan berbicara dan berbahasa serta keterampilan motorik - Masalah tumbuh kembang akibat kondisi kesehatan atau penyakit kronis seperti kelainan genetik, epilepsi, diabetes, asma, dan kanker - Gangguan saraf yang dapat mengganggu aktivitas anak, misalnya sindrom Tourette REFERENSI Purnomo, I. C., & Arifin, J. (2017). Pengaruh Pemberian Difenhidramin Pada Pencegahan Agitasi Pasca Anestesi Pasien Pediatrik Dengan Sevofluran. Medica Hospitalia: Journal of Clinical Medicine, 4(3).