NIM : 20003054
KELAS :B
2. Zat besi
Selain asam lemak omega-3 dan 6, nutrisi lain yang dibutuhkan untuk
mendukung perkembangan otak dan kecerdasan anak adalah zat besi. Dalam
masa tumbuh kembangnya, anak memerlukan nutrisi ini untuk meningkatkan
kecerdasannya. Sel darah merah membutuhkan asupan zat besi anak untuk
mengangkut oksigen ke setiap sel dalam tubuh, termasuk otak. Zat besi inilah
yang akan digunakan untuk meningkatkan kemampuan dan fungsi otak anak.
Maka itu, penuhi kebutuhan nutrisi anak yang satu ini dengan memberikannya
makanan yang kaya zat besi, seperti sereal, nasi, biji-bijian,sumber protein
hewani (daging merah), dan kacang-kacangan. Sayuran berdaun hijau juga bisa
Anda berikan kepada anak karena termasuk sumber zat besi, menurut Kids
Health. Nutrisi yang baik untuk otak anak ini juga memiliki manfaat kesehatan
lain, misalnya penting untuk meningkatkan energi dan sistem imun anak.
3. Kolin
Nutrisi lain yang juga baik untuk membantu meningkatkan fungsi otak anak
adalah kolin. Kolin adalah senyawa kimia larut air yang fungsinya mirip dengan
vitamin. Kolin ini masih satu keluarga dengan folat dan vitamin B kompleks.
Oleh karena masih berhubungan erat dengan folat dan vitamin B, kolin dikenal
sebagai mikronutrien yang penting untuk menjalankan berbagai fungsi tubuh.
Tak terkecuali, nutrisi ini juga baik untuk fungsi kognitif dan kekuatan otak
anak. Kolin dapat membantu memproduksi DNA sekaligus meningkatkan sinyal
saraf di otak anak. Jika aliran sinyal otak anak berkembang secara optimal,
perkembangan otak anak pun juga akan lebih maksimal dalam berpikir. Selain
itu, kolin juga dapat mengaktifkan asetilkolin yaitu senyawa kimia yang dapat
membantu komunikasi antarsaraf dan otot. Hal ini dapat membuat anak lebih
mampu untuk berkonsentrasi dan meningkatkan daya ingatnya. Tidak hanya
sebagai nutrisi otak anak, kolin juga bermanfaat untuk membentuk suatu zat
yang dapat memindahkan kolesterol pada liver di dalam tubuh. Jika kekurangan
nutrisi ini, mungkin saja terjadi penumpukan kolesterol di dalam liver. Sumber
kolin yang paling baik terdapat di telur. Namun, jika ada alergi pada anak
terhadap telur, kita bisa memberikan makanan sumber kolin lainnya seperti hati
ayam, daging, salmon, dan susu.
4. 4. Vitamin B12
kekurangan vitamin B12 Vitamin B adalah jenis vitamin yang dibutuhkan oleh
tubuh, terutama bagi anak-anak yang sedang tumbuh dan berkembang. Dari
delapan jenis vitamin yang termasuk kategori vitamin B, semuanya sama-sama
termasuk ke dalam nutrisi yang bermanfaat untuk tumbuh kembang anak. Salah
satunya adalah vitamin B12 atau kobalamin yang termasuk ke dalam nutrisi
paling berperan untuk perkembangan otak agar anak cerdas. Sebuah penelitian
yang diterbitkan pada Food and Nutrition Bulletin mengungkapkan bahwa anak
yang kekurangan vitamin B12 lebih rentan mengalami peradangan dan
menghambat kecepatan impuls saraf di otak. Vitamin B12 juga dapat membantu
produksi materi genetik tubuh yaitu DNA dan RNA yang berperan penting untuk
perkembangan otak anak. Semakin optimal perkembangan DNA dan RNA
dalam otak anak, semakin baik pula kemampuan otak anak di masa
pertumbuhannya.
5. Folat
Folat adalah bentuk alami dari vitamin B9 yang tidak dapat diproduksi oleh
tubuh. Oleh karena itu, nutrisi yang baik untuk perkembangan otak agar anak
cerdas ini hanya bisa didapatkan dari makanan. Folat diperlukan untuk
membentuk DNA dan menguatkan sistem saraf pada otak anak selama masa
pertumbuhannya. Melansir dari Mott Children’s Hospital, asam folat juga
membantu mencegah anak mengalami anemia. kebutuhan nutrisi untuk
meningkatkan kecerdasan anak juga dapat dengan makanan sumber folat lainnya
seperti hati sapi, daging ayam, tempe, dan biji-bijian. Otak anak perlu didukung
oleh nutrisi yang tepat untuk memastikan perkembangannya, terutama di usia
sekolah. Pastikan asupan anak Anda sehari-hari kaya akan kalsium, zat besi,
asam folat, vitamin B1, B6, dan B12, dan yang terpenting adalah tinggi omega
3 dan 6. Alhasil, fungsi otak anak Anda akan semakin optimal dan meningkatkan
kecerdasannya.
Stimulasi tersebut dapat berupa kehangatan dan cinta tulus yang diberikan orang
tua. Selain itu, orang tua dapat memberikan pengalaman langsung dengan
menggunakan panca inderanya (penglihatan, pendengaran, perasa, peraba, dan
penciuman). Interaksi anak dan orang tua melalui sentuhan, pelukan, senyuman,
nyanyian, dan mendengarkan dengan penuh perhatian juga merupakan bentuk
stimulasi secara dini. Ketika anak yang belum dapat berbicara mengoceh, ocehan
itu perlu mendapatkan tanggapan sebagai bentuk stimulasi kemampuan bicara anak.
Sejak dini orang tua semestinya mengajak bercakap-cakap dengan suara lembut dan
memberikan rasa aman kepada anak.
Ketika dilahirkan, otak anak sudah mempunyai sel syaraf yang bermilyaran
jumlahnya, namun jumlah itu banyak yang hilang seteah dilahirkan. Ketika otak
mendapatkan suatu stimulus yang baru, maka otak akan mempelajari sesuatu yang
baru. Stimulus tersebut akan menyebabkan sel syaraf membentuk sebuah koneksi
baru untuk menyimpan informasi. Sel-sel yang terpakai untuk menyimpan
informasi akan mengembang, sedangkan yang jarang atau tidak terpakai akan
musnah. Di sinilah pentingnya suatu stimulasi yang rutin diberikan. Stimulasi yang
terus-menerus diberikan secara rutin akan memperkuat hubungan antarsyaraf yang
telah terbentuk sehingga secara otomatis fungsi otak akan menjadi semakin baik.
Stimulasi yang diberikan sejak dini juga akan mempengaruhi perkemban gan otak
anak. Stimulasi dini yang dimulai sejak usia kehamilan 6 bulan sampai anak usia 2-
3 tahun akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam ukuran serta fungsi
kimiawi otak. Berikut ini beberapa tips dari Dr. Soedjatmiko, SpA (K), MSi tentang
stimulasi dini pada balita:
a. Dalam memberikan stimulasi dini metode yang dapat dipakai meliputi dengar,
lihat, dan tiru/coba
b. Bagian yang distimulasi adalah otak kanan-kiri, sensorik, motorik, kognitif,
komunikasi- bahasa, sosio-emosional, kemandirian, dan kreativitas
c. Cara melakukan stimulasi adalah dengan memberikan rangsangan berupa suara,
musik, gerakan, perabaan, bicara, menyanyi, membaca, mencocokkan,
membandingkan, mengelompokkan, memecahkan masalah, mencoret,
menggambar, merangkai, dll.
d. Waktu melakukan stimulasi adalah setiap kali orang tua berinteraksi dengan
anak (menyusui, menidurkan, memandikan, ganti baju, bermain, nonton TV,
dsb).
REFERENSI
Panzilion, P., Padila, P. and Andri, J., 2021. Pengetahuan Stimulasi Perkembangan
Anak Usia Dini oleh Guru. Journal of Telenursing (JOTING), 3(1), pp.85-
94.