Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PEMBELAJARAN ANAK BERKESULITAN BELAJAR

“STRATEGI LAYANAN ANAK GANGGUAN KOGNITIF”

Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah

Pembelajaran Anak Berkesulitan Belajar

Dosen Pengampuh :

Dr.Irdamurni M.Pd

Disusun Oleh :

HESA PERMATA SARI (20003016)

IVANA ZELIKA AZIZIAH POHAN (20003116)

FARAH FADHILAH (20003064)

RAHMATUN NISA (20003029)

PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dan menambah wawasan
kita semua.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Irdamurni M.Pd selaku dosen pembimbing mata
kuliah Pembelajaran Anak Berkesulitan Belajar yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kelompok tekuni.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena kami hanyalah
manusia biasa yang memiliki wawasan terbatas dan tak luput dari kesalahan. Oleh karena itu,
kami berharap kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih.

Padang, 20 September 2022


DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR……………………………………………………..……………………..ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..…………iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG……………………………….……………………………………1
B. RUMUSAN MASALAH ………………………………..………………………………..1
C. TUJUAN……………………………………………….………………………………….1

BAB II PEMBAHASAN

A. STRATEGI LAYANAN ANAK GANGGUAN KOGNITIF …………………..……….2


B. PROGRAM INTERVENSI ANAK GANGGUAN KOGNITIF... ………………………3

BAB III PENUTUPAN

A. KESIMPULAN……………………………………………………………………………5
B. SARAN……………………………………………………………………………………5

DAFTAR PUSTAKA……………………………….…………………………………………….6
BAB I

PEMBUKAAN

A. LATAR BELAKANG

kognisi adalah fungsi mental yang meliputi persepsi, pikiran, simbol, penalaran, dan pemecahan
masalah. Perwujudan fungsi konitif dapat dilihat dari kemampuan anak dalam menggunakan
bahasa dan matematika (Wienman, 1981 : 142).

Anak berkesulitan belajar sering tidak mengikuti pola perkembangan kognitif seperti yang telah
dikemukakan, padahal kurikulum sekolah biasanya didasarkan atas pola perkembangan kognitif
tersebut. Akibatnya, anak berkesulitan belajar tidak mampu menyelesaikan tugas-tugas kognitif
yang dituntut oleh sekolah.berbagai penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan anak
menyelesaikan tugas-tugas kognitif terkait dengan gaya kognitif mereka.

setiap orang memiliki gaya kognitif (cognitive style) yang berbeda-beda dalam menghadapi
tugas-tugas pemecahan masalah. Berbagai gaya kognitif tersebut merupakan suatu sifat
kepribadian yang relative menetap, sehingga dengan demikian dapat digunakan untuk
menjelaskan perilaku seseorang dalam menghadapi berbagai situasi

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun yang menjadi pokok permasalahan yang dibahas kali ini adalah :

a) Apa saja strategi layanan anak gangguan kognitif?


b) Bagaimana pendekatan pembelajaran?

C. TUJUAN

Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai pemenuhan tugas mata kuliah pembelajaran
KWN bagi anak berkebutuhan khusus dan juga sebagai sumber ilmu pengetahuan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Strategi layanan anak gangguan kognitif

Salah satu elemen penting dari kognisi adalah ingatan atau memory, dan memori tersebut
memiliki peran yang besar dalam pencapaian prestasi belajar akademik.

Strategi Pengembangan Memori. Banyak anak yang berkesulitan belajar yang mengalami
kesulitan dalam memori sehingga sering muncul ungkapan dari para guru “masuk ke telinga
kanan keluar ke telinga kiri”. Ada dua macam memori, yaitu memori jangka pendek dan memori
jangka panjang. Memori jangka panjang akan terjadi jika ada pengulangan atau penerapan dalam
kehidupan sehari-hari. Memori jangka pendek dapat diukur dengan menyuruh anak mengamati
objek-objek visual dan auditif dalam waktu singkat, misalnya 20 detik, dan selanjutnya anak
diminta untuk mengingat kembali objek-objek yang baru saja dilihat atau di deengarnya itu.
Hasil penelitian yang dikemukakan oleh Hallahan, Kauffman, dan Lloyd (1985:86)
menyimpulkan bahwa :

Anak berkesulitan belajar memperhatikan kesulitan yang lebih besar dalam tugas-tugas memori
bila dibandingkan dengan anak yang tidak berkesulitan belajar, Problema memori anak
berkesulitan belajar dapat dikaitkan dengan kegagalan dalam menggunakan strategi tertentu yang
biasa digunakan oleh anak yang tidak berkesulitan belajar, Strategi yang digunakan oleh anak
yang tidak berkesulitan belajar dapat diajarkan kepada anak yang berkesulitan belajar.

Strategi Pengembangan Keterampilan Metakognitif

Menurut Martin A. Simon (1986:41) keterampilan metakognitif merupakan pengetahuan tentang


proses kognitif sendiri dan kemampuan menggunakan proses tersebut. Anak berkesulitan belajar
umumnya memiliki masalah dalam memecahkan berbagai problema memori. Jika mereka
dihadapkan pada problema untuk mengingat nomor telepon temannya sedangkan disekitar anak
tersebut tidak ada alat tulis untuk mencatat nomor tersebut, mereka pada umumnya tidak
menggunakan kemampuannya untuk menghafal secara verbal, tetapi tetap berusaha mencari alat
tulis. Oleh karena itu kepada anak yang demikian perlu diajarkan secara langsung berbagai
strategi untuk memecahkan masalah memori sehingga keterampilan metamemorinya menjadi
berkembang.

Bertolak dari lemahnya keterampilan metacomprehension anak berkesulitan belajar maka


Hallahan, Kauffman, dan Llyod (1985:90) mengemukakan suatu strategi sebagai berikut :

2
A. Menjelaskan tujuan membaca
Sebelum anak berkesulitan membaca suatu bahan bbacaan, lebih dahulu mereka harus
memiliki gambaran umum tentang tujuan membaca. Anak harus diajak membedakan
apakah materi yang dibaca hanya untuk memahami intisari bacaan atau untuk menguasai
materi secara rinci sebagai bekal menempuh tes. Anak harus diajak lebih dahulu
memahami perlunya mempertimbangkan taraf kesulitan suatu bacaan dan waktu serta
usaha untuk menghadapi bacaan tersebut,
B. Memusatkan perhatian pada bagian-bagian penting bacaan
Anak berkesulitan belajar sering mengalami kesulitan dalam menangkap ide utama dari
suatu paragraf. Oleh karena itu, mereka harus dibiming untuk mengemukakan ide utama
tiap paragraf
C. Membaca ulang dan membaca cepat lebih dahulu
Jika berhadapan dengan bacaan yang sukar, orang yang pandai membaca akan
menggunakan dua strategi dasar, yaitu berhenti dan membaca ulang bagian yang sukar
atau membaca cepat lebih dahulu untuk memperoleh informasi yang dapat membantu
memahami bacaan tersebut. Strategi semacam ini tidak digunakan oleh anak yang
kesulitan belajar dan oleh karena itu perlu diajarkan secara langsung.

B. Program intervensi anak gangguan kognitif


Menurut martin A. Simon (1986: 41) keterampilan metakognitif merupakan pengetahuan tentang
proses kognitif sendiri dan kemampuan menggunakan proses tersebut. Anak berkesulitan belajar
umumnya memiliki masalah dalam memecahkan berbagai problema memori. Jika mereka
dihadapkan pada problema untuk mengingat nomor telepon temannya sedangkan disekitar anak
tersebut tidak ada alat tulis untuk mencatat nomor tersebut, mereka umumnya tidaak
menggunakan kemampuanynya untuk menghafal secara verbal, tetapi tetap berusaha mencari
alat tulis. Oleh karena itu kepada anak yang demikian peru diajarkan secara langsung berbagai
strategi untuk memecahkan masalah memori sehingga keterampilan metamemorinya menjadi
berkembang.

Intervensi dilakukan untuk menetapkan cara-cara apakah yang patut digunakan


untukmerencanakan perbaikan masalah yang ditemukan dalam proses diagnosa yang sebelumnya
telahdilakukan identifikasi. Dengan deteksi sedini mungkin, akan dapat mengetahui lebih awal
dalampemberian stimulasi yang sesuai dengan masalah yang dialami seorang anak. Stimulasi
merupakansalahsatu bentuk program intervensi yang diberikan kepada anak, khususnya anak
dengangangguan perseptual motor yang dibantu oleh ahli seperti dokter.

3
1. Metakognisi

Salah satu cara intervensi metakognisi. Awalnya kita ketahui mengenai metakognisi yang
berhubungan kemampuan seseorang untuk mengontrol ranah atau aspek kognitif. Dalam hal ini,
metakognisi mengendalikan enam tingkatan aspek kognitif yang didefinisikan oleh Benjamin
Bloom dalam taksonomi Bloom, yaitu: tahap ingatan, pemahaman, terapan, analisis, dan sintetis.
Metakognisi adalah pengetahuan tentang unconsciousness process dari peran awareness, sampai
terbentuknya self-regulation yang berhubungan dengan working memory dan executive attention.

Adapun intervensi (terapi metakognitif) adalah latihan untuk melibatkan kemampuan belajar,
menyimpan, dan memanggil informasi dan melibatkan kemampuan belajar, keterampilan
organisasi dan manajemen waktu, ketrampilan test tasking, keterampilan pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan (Solanto et al., 2010).

Dalam praktik penerapan metode metakognisi, anak akan diberikan pengetahuan tentang
bagaimana mengendalikan proses kognitif dan aplikasinya dalam situasi belajar nyata (Smith &
Strick, 1999). Intervensi metakognitif dapat diberikan kepada anak dengan pemberian makna
bahwa kapasitas kognitif anak sama seperti orang dewasa.

Proses Metakognitif

Ada tiga proses bagaimana pengetahuan dapat termasuk di dalam komponen metakognitif,
sebagai berikut:

1. Declarative, yaitu pengulangan pengetahuan dengan penjelasan proses kognitif melalui


neuroscience, psikologi, dan intervensi, termasuk kemampuan dalam persepsi, membaca,
menulis, berbicara, pemahaman, penyelesaian masalah dan memori (metakognitif).

2. Procedural, yaitu pengetahuan dalam tahapan proses, tentang apa apa yang terjadi pada proses
kognitif dari neuroscience (metastrategi).

3. Conditional, yaitu engetahuan dalam menggunakan strategi untuk membantu kognitif proses
(epistemologi).

Intervensi Melalui Penggunaan Media dan Sumber Belajar. Hasil diagnosis guru menjadi data
utama yang digunakan dalam memilih media yang tepat sebagai alat bantu intervensi gangguan
kesulitan belajar peserta didik. Data gaya belajar menjadi pertimbangan jenis media yang sesuai
dengan peserta didik. Beberapa penelitian tentang penggunaan media pembelajaran untuk
mengatasi kesulitan belajar telah dilakukan.

4
2. Strategi Belajar Peserta didik Visual

Dorong peserta didik visual membuat banyak simbol dan gambar dalam catatan mereka Karena
para peserta didik visual belajar terbaik saat mereka mulai dengan gambaran keseluruhan,
melakukan tinjauan umum mengenai bahan pelajaran. Membaca bahan secara sekilas, misalnya
memberikan gambaran umum mengenai bahan bacaan sebelum mereka terjun ke dalam
perinciannya. Adapun strategi pembelajaran yang dapat digunakan sebagai berikut:

a. Gunakan kertas tulis dengan tulisan berwarna, lebih bagus lagi jika ditambah variasi
garis, lingkaran, grafik maupun gambar. Lalu, gantungkan kertas yang memuat
informasi penting di sekeliling ruangan pada saat guru menyajikannya.
b. Dorong peserta didik untuk menggambarkan informasi, dengan menggunakan peta,
diagram dan warna. Berikan waktu untuk membuatnya.
c. Berdiri tenang saat menyajikan segmen informasi; bergeraklah diantara segmen.
d. Bagikan salinan frase-frase kunci atau garis besar pelajaran, sisakan ruang kosong untuk
catatan.
e. Beri kode warna untuk bahan pelajaran dan perlengkapan, dorong peserta didik
menyusun pelajaran mereka dengan aneka warna.

3. Intervensi Melalui Pelibatan Tutor Sebaya

Proses pembelajaran tidak selamanya berjalan dengan baik sesuai harapan, sering kali peserta
didik mengalami kesulitan belajar yang berdampak pada hasil belajar yang tidak maksimal. Hal
ini disebabkan adanya berbagai masalah yang muncul dalam proses pembelajaran baik faktor
internal maupun eksternal peserta didik.

Faktor internal dapat berupa kondisi fisik, psikologis, maupun tingkat intelegensi dari peserta
didik. Sedangkan faktor eksternal berasal dari kondisi di luar diri peserta didik, salah satunya
yaitu metode pembelajaran yang tidak tepat. Pemilihan metode mengajar merupakan salah satu
alternatif mengatasi kesulitan belajar peserta didik. Salah satu metode pembelajaran yang dapat
diterapkan di kelas yaitu metode tutor sebaya (peer teaching). Model pembelajaran metode tutor
sebaya (peer teaching) ini menitikberatkan pada sharing knowledge, sharing ideas dan sharing
experience. Berikut akan dipaparkan penjelasan mengenai metode tutor sebaya (peer teaching).

Keberhasilan penyelenggaraan intervensi kesulitan belajar di sekolah bukan terletak pada


kesempurnaan pedoman dan panduan operasionalnya, tetapi bergantung pada banyak faktor yang
satu sama lain saling berkaitan, kebijakan pemerintah dan potensi peserta didik. Kolaborasi dan
sinergi kerja berbagai pihak dalam penyelenggaraan pendidikan sangat diperlukan untuk
mencapai tujuan pendidikan secara optimal, yaitu antara guru, pimpinan sekolah, wali kelas,
guru mata pelajaran, orang tua peserta didik dan pihak-pihak profesional lain

5
BAB III
PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

kognitif mencakup berbagai aspek struktur intelek yang dipergunakan untuk mengetahui sesuatu.
Dengan demikian, kognitif merupakan fungsi mental yang mencakup persepsi, pikiran,
simbolisasi, penalaran, dan pemecahan masalah. Perwujudan fungsi kognitif dapat dilihat dari
kemampuan anak dalam penggunaan bahasa dan penyelesaian soal-soal matematika. Gangguan
kogniti f hendakn ya ditangani sejak anak masi h berada pada usi a prasekol ah. .

B. SARAN
Penulis memahami adanya kekurangan dalam pembuatan makalah. Untuk itu, kritik saran
yang membangun diperlukan agar dapat dipergunakan dikemudian hari.

6
DAFTAR PUSTAKA

Arnaldi, melani (2016). Mengatasi anak kesulitan belajar dengan intervensi metakognisi. Bandung :
seputaran bandung raya.

Pautina, A. R. (2016). Efektivitas Konseling Kognitif Dalam Mengatasi Disleksia Pada Anak Kelompok B
TK Damhil DWP UNG Kota Gorontalo Tahun Ajaran 2014/2015. Irfani, 12(1), 146-158.

Suripto (2017) Layanan terhadap anak berkesulitan belajar kognitif. Semarang

Anda mungkin juga menyukai