Prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh individu setelah mengalami suatu
proses belajar dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar juga diartikan sebagai kemampuan
maksimal yang dicapai seseorang dalam suatu usaha yang menghasilkan pengetahuan atau nilai-
nilai kecakapan. Di sekolah hasil belajar dinyatakan dalam angka- angka (nilai) dalam semua
mata pelajaran yang diberikan.Guru, orang tua dan murid sangat berharap mendapatkan nilai
maksmial dalam setiap pelajaran.Bagaimanapun juga bentuk angka (nilai) ini merupakan
lambang untuk prestasi (hasil belajar siswa). Namun akhir-akhir ini hasil belajar siswa yang
diharapkan oleh semua pihak mengalami penurunan. Penurunan ini terutama bisa dilihat dari
hasil ulangan harian, Mid semester, serta Ulangan Umum di sekolah. Prestasi belajar yang
menurun disebabkan beberapa hal yang terjadi pada siswa baik dari faktor ekternal maupun
internal. Dari faktor ekternal sendiri disebabkan karena lingkungan keluarga, sekolah, guru dan
lingkungan sekitar siswa, dan faktor internal disebabkan diri siswa itu sendiri, yaitu: IQ siswa
yang rendah, motovasi belajar siswa yang tidak ada, siswa yang cenderung acuh, faktor biologis,
semangat yang menurun, cara belajar siswa yang monoton, daya ingat yang rendah. Dalam
penelitian ini salah satu permasalahan yang diambil adalah daya ingat siswa yang rendah, daya
ingat sendiri merupakan kemampuan seseorang untuk menerima, menyimpan dan menproduksi
lagi apa yang telah seseorang simpan dalam ingatan siswa. Daya ingat manusia merupakan salah
satu unsur penting, dimana tinggi rendahnya daya ingat ini juga mempengaruhi kesuksesan
manusia secara langsung terutama dalam pendidikan dan dalam dunia kerja. Pada dasarnya, daya
ingat ini berbeda-beda pada setiap orang berdasarkan banyak faktor seperti faktor genetika dan
bawaan, kebiasaan sehari-hari, atau faktor usia. Daya ingat manusia pada umumnya berkembang
pada masa pertumbuhan dan akan memuncak pada masa dewasa, kemudian menurun sesuai
dengan usia. Jadi, jika seseorang yang berada pada masa productive, daya ingat sesorang dapat di
optimalkankan, dan masa tersebut ada pada usia pubertas.
Perubahan kognitif remaja mempunyai implikasi penting bagi pengajaran dan kurikulum.
Remaja awal mulai merasakan ketidakcocokan lagi dengan pikirannya yang konkret operasional,
sehingga kadang-kadang mengalami frustasi dalam belajar, mereka berjuang dalam tugas-
tugasnya, tetapi dilihat sederhana oleh orang dewasa (Sri Esti Wuryani D, 2000: 108).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMK Negeri 1 Larantuka , guru mata pelajaran
kurang memaksimalkan media pembelajaran yang ada. Selain itu guru tidak memiliki variasi
yang dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Permasalahan daya ingat yang
rendah sangat nampak ketika siswa diminta untuk mengulang materi yang diberikan pada
seminggu sebelumnya banyak yang masih meraba-raba dan bertanya, sedangkan untuk
mengulang kembali materi yang telah diberikan guru memiliki keterbatasan waktu. Dapat dilihat
juga hasil belajar siswa (nilai) berada dibawah rata -rata KKM adalah 75.
Dari uraian permasalahan yang terjadi dilapangan, salah satu cara untuk membantu siswa dalam
mengingat adalah dengan mencatat, mencatat apa yang telah mereka terima dalam proses
pembelajaran. Dalam mencatat sendiri seorang anak juga memiliki permasalahan pertama anak
mencatat dengan tulisan monoton, yaitu menulis apa yang mereka dapatkan dalam bentuk
paragraf penuh atau mencatat dengan tulisan yang modifikasi dan inovasi. Dalam penelitian ini
ditekankan untuk mencatat dengan modifikasi dan inovasi yang lebih menarik untuk dibuat dan
dibaca kembali yaitu dengan metode mind mapping. Mind mapping adalah cara yang efektif
dalam membuat catatan karena menggunakan garis, lambang, kata-kata serta gambar berdasarkan
aturan yang sederhana serta sejalan dengan cara kerja otak. Mind mapping dapat merubah
informasi yang panjang dan membosankan menjadi diagram yang warna warni, mudah diingat,
beraturan serta sejalan serta sejalan dengan cara kerja otak. Cara ini merupakan cara mudah untuk
memasukan informasi kedalam otak dan untuk mengambil informasi yang telah tersimpan otak.
Riset terakhir tentang bagaimana otak menyimpan dan mengingat informasi telah menghasilkan
teknik mencatat yang baru, yang mana memungkinkan kita untuk menjadi lebih teratur,
mengembangkan pemahaman, menyimpan informasi lebih lama dan memperoleh pandangan
baru. Salah satu cara mencatat tersebut adalah dengan mind mapping atau pemetaan pemikiran
(Mimin Wiratna Aprilia, 2009: 4). Metode mind mapping diharapkan dapat membantu guru
melakukan pembelajaran yang relatif mudah dipahami oleh siswa, sehingga pembelajaran dapat
berlangsung dalam situasi yang menyenangkan dan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.
Mind mapping adalah salah satu dari strategi pembelajaran yang mengupayakan seorang peserta
didik mampu menggali ide-ide kreatif dan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Sehingga penulis yakin pembelajaran akan lebih hidup, variatif, dan membiasakan siswa
memecahkan permasalahan dengan cara memaksimalkan daya pikir dan kreatifitas. Dengan
demikian tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan dapat tercapai.
Berikut adalah masalah-masalah yang terdapat di kelas XI BPAT antara lain:
1) Siswa masih kesulitan memahami dan menghafalkan materi yang diberikan oleh guru
meskipun siswa sudah mencatat materi tersebut/ mendengar materi tersebut
2) Keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran kurang.
3) Banyak siswa yang malu dan takut bertanya, walaupun guru sering meminta untuk bertanya
tentang materi yang belum jelas
4) Siswa tidak mau menjawab pertanyaan dari guru, jika tidak ditunjuk.
5) Keaktivan siswa dalam mengemukakan ide tidak terlihat.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka direncanakan penelitian tindakan pada pembelajaran
teknik pembesaran ikan Kompetensi Dasar Desain Wadah Pembesaran dengan menerapkan
metode mind mapping sebagai solusi pemecahan masalah.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana peningkatan daya ingat peserta didik kelas XI APAT di SMK Negeri 1
Larantuka pada KD Desain Wadah Pembesaran mata pelajaran Pembesaran Ikan
sesudah penggunaan media mind mapping ?
2. Apakah terjadi peningkatan daya ingat peserta didik melalui metode mind mapping?
3. Apakah terjadi peningkatan aktivitas peserta didik selama pembelajaran melalui metode
maind mapping?
2. Data observasi aktivitas siswa yang diambil dalam penelitian ini adalah hasil pengamatan
observer terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran di dalam kelas pada setiap
siklus. Pedoman penilaian lembar observasi/pengamatan aktivitas belajar siswa pada setiap
siklus adalah sebagai berikut:
Penelitian ini sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI pada Kompetensi Dasar
Desain Wadah Pembesaran Ikan mata pelajaran Teknik Pembesaran Ikan dengan metode mind
mapping di SMKN I Larantuka Program Keahlian Agribisnis Perikanan Air Tawar Kelas XI dengan
jumlah siswa 29 orang. Penelitian tindakan kelas ini meliputi tiga siklus. Setiap siklus terdiri atas
tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Data hasil penelitian ini diperoleh dari observasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh
guru bidang studi sebagai pengajar/ peneliti.
4.1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa diperlukan perencanaan yang matang agar
siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran, yaitu dengan metode mind mapping. Dalam
metode mind mapping guru menyuruh siswa untuk memperhatikan materi yang diberikan oleh
guru secara garis besar dan kemudian peserta didik dibagi bahan ajar yang telah disiapkan
guru dan membuat peta konsep materi (mind mapp) sesuai dengan peta pemikirannya sendiri,
dengan rencana tindakan sebagai berikut:
Penerapan model mind mapping disusun dan diwujudkan dalam bentuk RPP (di
lampiran). RPP disusun oleh guru mata diklat teknik pembesaran kelas XI BPAT
(peneliti) . RPP yang dibuat memuat: mata pelajaran, kompetensi dasar indikator hasil
belajar, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, langkah-langkah pembelajaran dalam
penerapan mind mapping serta rubrik penilaian yang digunakan untuk menentukan
indikator keberhasilan pembelajaran. RPP dikembangkan berdasarkan silabus yang
telah dikembangkan oleh peneliti
Peneliti membuat soal pre test dan post test.
Membagi siswa yang berjumlah 29 siswa menjadi 10 kelompok yang masing-masing
kelompok beranggotakan 3 orang dalam presentasi hasil mind map tentang materi yang
telah ditentukan.
Perencanaan pada siklus I meliputi : Waktu pelaksanaan; Materi pelajaran; Metode
Pembelajaran; Langkah-langkah kegiatan; dan Penilaian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada lampiran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu , tanggal 25 Agustus 2018 mulai pukul
11.15 WIB sampai dengan 13.00 WIB. Jumlah siswa yang hadir 29 orang siswa, dari 29
orang siswa. Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai pemberi tindakan atau pengajar
adalah guru mata teknik pembesaran (peneliti).
Langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah guru melakukan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan
kegiatan penutup. pelajaran yang disampaikan pada siklus 1 adalah desain wadah budidaya
kolam.
Kegiatan awal :
ini pembelajaran di awali guru dengan membaca salam pembuka dan doa dipimpin peserta
didik , kemudian diikuti dengan presensi kehadiran siswa. Setelah itu guru mengkondisikan
siswa agar siap untuk belajar dan kemudian dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran. Setelah itu diadakan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Pada
kegiatan awal ini waktu dibatasi selama 30 menit.
Kegiatan inti, guru menyampaikan garis besar materi yang ingin dipelajrai hari ini dan
tentang pembuatan mind map tentang desain wadah pembesaran berupa kolam. Kemudian
guru membagi peserta didik dalam kelompok dan menyampaikan tugas yang harus
diselesaikan pada pertemuan ini yaitu masing-masing kelompok membuat mind map dengan
tema materi yang telah di siapkan guru, dan masing-masing kelompok untuk dipresentasikan
di depan papan tulis. Waktu mengerjakan mind map dibatasi selama 30 menit. Semua siswa
berkumpul sesuai dengan kelompok masing-masing untuk menyesuaikan konsep yang akan
mereka tulis, konsep yang ditulis untuk semua kelompok sama akan tetapi bentuk mind map
masing-masing kelompok berbeda. Jam 09.30 WIB dimulai semua siswa mulai membuat mind
map hingga sampai jam 10.15 WIB. Ketika waktu kelompok siswa membuat mind map siswa
terlihat sangat konsentarasi mengerjakan mind map ada sebagian peserta didik yang terlihat
kebingungan dengan bentuk dan warna yang harus mereka gunakan dalam membuat mind map
tersebut.dan ada yang terlihat kurang serius dalam mengerjakannya.
Kegiatan selanjutnya adalah presentasi hasil mind map. Dalam kegiatan ini yang
mempresentasikan hasil mind map adalah kelompok berdasarkan hasil undian (hanya 3
kelompok) . Selanjutnya setelah presentasi, kelompok lain diminta untuk menanggapi,
tanggapan yang dilakukan oleh kelompok presentasi secara bergantian. Waktu presentasi dan
tanya jawab dibatasi maksimal 15 menit. Pada sesi presentasi pertama guru mempersilahkan
kepada kelompok yang siap mendapat nomor undian 1 selanjutnya diikuti no undian 2 dan 3.
Pada akhir sesi presentasi guru memberi kesempatan kepada anggota kelompok lain untuk
menanyakan hal yang belum jelas atau menambahkan informasi yang kurang dalam konsep
maid map kelompok presentasi, setelah itu guru memberikan pertanyaan kepada kelompok
yang maju untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa terhadap materi dengan
menggunakan mind map dan memberi beberapa perbaikan/ penguatan pada mind map yang
mereka buat.
Kegiatan penutup, pada kegiatan penutup siswa mengerjakan soal postest selama 20 menit,
dan kemudian guru menutup pelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam kepada para
siswa.
Tabel 1. Pembagian Kelompok Diskusi Siklus I
Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV Kelompok V
1. Agnes Labina 1. Maria Prada 1. Maria Weking 1. Antonia Sago 1. Marian Diaz
2. Melmin 2. Theresia Piran 2. Gabriel Badin 2. Bernadete 2. Maria Makin
3. Ismail Alfazari 3. Magdalena Derosari 3. Andreas
Tukan 3. Febryanto Wulon
Fernandes
Kelompok VI Kelompok VII Kelompok VIII Kelompok IX Kelompok X
1. Paulinus Angi 1. Laurensia 1. Maria. Mangu 1. Benedikta 1. Fransiskus
2. Fransiskus Hayon 2. Odelia Maran Laidopo Lebuan
Hadjon 2. Siti Dawan 3. Rofinus Hera 2. Theresia Wutun 2. Yoseph
3. Maria lian 3. Yustinus 3. Mathias Dasanto Matutina
Rebon 3. Philipus
sakiman
c. Observasi
Pengumpulan data dilakukan oleh guru mata pelajaran yang bertindak sebagai peneliti. Pada
awal pembelajaran, observasi dilakukan terhadap peserta didik dalam kegiatan pendahuluan
dan diteruskan dengan pretest, kegiatan inti dan kegiatan penutup dilakukan postest. Pada
siklus I ini dilakukan analisis peningkatan daya ingat peserta didik terhadap materi yang
diberikan guru dengan melihat presentase peningkatan hasil belajar peserta didik seperti
tertera di bawah ini
Tabel 3. Nilai Tes Hasil Belajar Siklus I
Keterangan/Nilai SIKLUS I
Tes Awal Tes Akhir Peningkatan
Jumlah peserta tes 29 29
Rata-rata 38, 36 67,67 29,31
Σ nilai ≥ 75 2 16 14
Dalam proses pembelajaran peserta didik juga masih banyak yang ramai pada saat
pembelajaran berlangsung, sehingga pembelajaran kurang kondusif. Hal itu mengakibatkan
masih banyak peserta didik belum bisa memahami materi untuk dibuat menjadi mind map.
Aktivitas belajar peserta didik pada siklus I masih rendah untuk itu perlu dilakukan
perencanaan siklus II untuk meningkatkan aktivitas peserta didik dengan penerapan metode
mind mapping.
d. Refleksi
Pada kegiatan siklus pertama, menunjukkan bahwa tidak ada permasalahan dalam perumusan
perencanaan tindakan (RPP). Jadwal jam pertemuan telah sesuai dengan kebutuhan
pelaksanaan pembelajaran sedangkan pada tahap pelaksanaan tindakan menunjukkan bahwa
pemberian tugas membuat mind map ternyata membutuhkan waktu yang cukup lama karena
siswa masih belum terbiasa membuat mind map dan siswa masih menyesuikan diri dalam
membuat mind map dan
Terlihat belum berani mempresentasikan mind mapnya, siswa masih terlihat malu-malu dan
kurang percaya diri. Seain hal tersebut terlihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan
mind map dapat memberikan pengalaman baru bagi para guru dan siswa dan penerapan
model mind map terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada kd desain
kolam mata pelajaran teknik pembesaran ikan
4.2. Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi kegiatan guru dan aktivitas belajar siswa pada silkus I peningkatan
aktivitas belajar dan hasil belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan, maka akan
dilanjutkan ke siklus II sebagai bahan perbaikan dan peningkatan dari siklus I. Pada siklus II
diberikan dengan materi desain Keramba Jaring Apung (KJA) dan bak.
Perbaikan-perbaikan yang dilakukan oleh guru (peneliti) yang direncanakan dalam siklus II
agar siswa lebih aktif dan siswa dibiasakan dengan model mind mapping sehingga diharapkan
dapat lebih mudah memahami dan menguasai materi,
a. Perencanaan Tindakan
Pada siklus kedua ini guru peserta didik diminta untuk menyimak materi yang diberikan oleh
guru secara garis besar dan kemudian peerta didik dibagi bahan ajar yang telah disiapkan guru
dan membuat peta konsep materi (mind mapp) sesuai dengan peta pemikirannya sendiri,
dengan rencana tindakan sebagai berikut:
Penerapan model mind mapping disusun dan diwujudkan dalam bentuk RPP (di
lampiran). RPP disusun oleh guru mata diklat teknik pembesaran kelas XI BPAT
(peneliti) . RPP yang dibuat memuat: mata pelajaran, kompetensi dasar indikator hasil
belajar, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, langkah-langkah pembelajaran dalam
penerapan mind mapping serta rubrik penilaian yang digunakan untuk menentukan
indikator keberhasilan pembelajaran. RPP dikembangkan berdasarkan silabus yang
telah dikembangkan oleh peneliti
Peneliti membuat soal pre test dan post test.
Membagi siswa yang berjumlah 29 siswa menjadi 109 kelompok yang masing-masing
kelompok beranggotakan 3 orang dalam presentasi hasil mind map tentang materi yang
telah ditentukan.
81,92−45,77
= x 100 %
45,77
= 78,98 %
Dari tabel 1 di atas, terlihat bahwa nilai rata-rata tes akhir siswa pada siklus II adalah 81,92
atau meningkat 79,01 % sedangkan untuk jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 7.0 (jumlah
siswa yang memenuhi KKM ) pada siklus II saat tes akhir tercatat 21 siswa atau 72 %.
Untuk lebih jelas data nilai pretest dan postest siklus II selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran.
Aktivitas belajar siswa selama pembelajaran yang diamati adalah aktivitas positif. Pada siklus
II observer menyimpulkan aktivitas positif siswa menunjukan adanya peningkatan
dibandingkan siklus I
Tabel 5. Aktifitas Belajar Peserta Didik Siklus 1I
No Aktivitas Peserta Jumlah Peserta Didik Prosentase Keaktifan
Didik
1 Aktif dalam berdiskusi 25
2 Mencatat 15
3 Bertanya 10 53 %
4 Menjawab pertanyaan 5
Jumlah 55
Jumla h siswa yang beraktifitas
Persentase Aktivitas Siswa = x 100%
Jumla h seluru h siswa x jenis aktivitas
55
= x 100 %
26 x 4
= 53 %
Dalam proses pembelajaran siswa lebih banyak yang terlihat serius sehingga suasana
pembelajaran menjadi kondusif.
d. Refleksi
Pada kegiatan siklus kedua ini menunjukkan bahwa tidak ada permasalahan dalam perumusan
perencanaan tindakan (RPP). Jadwal jam pertemuan telah sesuai dengan kebutuhan
pelaksanaan pembelajaran sedangkan pada tahap pelaksanaan tindakan menunjukkan bahwa
peserta didik mulai terbiasa dengan metode mind map ini sehingga mereka sudah terlihat
mampu menyesuikan diri dalam membuat mind map dan terlihat berani dan semakin percaya
diri dalam mempresentasikan mind mappnya. Pada siklus ke 2 ini terjadi peningkatan aktifitas
dan hasil belajar siswa di mana berarti teknik pembelajaran ini mampu memperpanjang daya
ingat siswa terhadap materi desain Keramba Jaring Apung yang diberikan guru.
c. Observasi
Observasi dilakukan terhadap peserta didik dan pengumpulan data dilakukan oleh guru mata
pelajaran yang bertindak sebagai peneliti.
Untuk penilaian hasil belajar melalui kegiatan pre test - post test terlihat terdapat peningkatan
dalam nilai capaian peserta didik
Tabel 9. Nilai Tes Hasil Belajar Siklus III
Keterangan/Nilai Siklus III
Tes Awal Tes Akhir Peningkatan
Jumlah peserta tes 27 27
Rata-rata 50,25 87,41 33,46
Σ nilai ≥ 75 2 23 21
4 Menjawab pertanyaan 9
Jumlah 65
Dalam proses pembelajaran peserta didik lebih banyak yang terlihat serius sehingga suasana
pembelajaran menjadi kondusif.
d. Refleksi
Pada kegiatan sklus ketiga ini menunjukkan bahwa tidak ada permasalahan dalam perumusan
perencanaan tindakan (RPP). Jadwal jam pertemuan telah sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan
pembelajaran sedangkan pada tahap pelaksanaan tindakan menunjukkan bahwa peserta didik sudah
terbiasa dengan metode mind map ini sehingga mereka terlihat mampu menyesuikan diri dan mudah
dalam membuat mind map dan Terlihat peserta didik dengan percaya diri dan semangat tinggi
mempresentasikan mind mapnya.
Pada siklus ketiga ini terjadi peningkatan aktifitas dan hasil belajar peserta didik dimana berarti
teknik pembelajaran ini mampu memperpanjang daya ingat siswa terhadap materi desain tambak dan
bak yang diberikan guru.
Pembahasan
Pembelajaran yang dilaksanakan dengan metode mind mapping di SMKN 1 Larantuka selama
diadakan tindakan memperlihatkan terjadinya peningkatan baik daya ingat dalam hal ini hasil belajar
dan aktifitas peserta didik.
Hasil belajar meningkat seiring dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa dalam proses
pembelajaran. Hasil belajar siswa dapat direkam dengan diadakannya tes hasil belajar berupa tes awal
dan tesakhir akhir.
Tes akhir dilakukan pada akhir pembelajaran untuk dapat mengetahui seberapa besar siswa
dapat menangkap dan memahami materi. Data hasil belajar peserta didik pada siklus 1, siklus 2 dan
siklus 3 mengalami peningkatan, sehingga dengan metode mind mapping peserta didik dapat lebih
memahami materi dalam proses pembelajaran.
Variabel pengamatan Siklus I Siklus II Siklus III
Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir
Jumlah peserta didik 29 29 26 26 27 27
Nila rata-rata postest 38,36 67,67 45,77 81,92 48.33 87,41
Persentase peningkatan hasil
belajar 76,41 79,98 80,86
Dari data di atas terlihat bahwa pada setiap siklus terjadi penigkatan pemahaman dan daya ingat
peserta didik terhadap materi dimana berdasarkan data pada setiap siklus ketika peserta didik
diberikan tes awal tentang materi rat-rata nilai yang diperoleh belum mencapai KKM , setelah peserta
didik memperoleh materi dengan metode maind mapp terlihat bahwa rata-rata nilai meningkat
melebihi KKM, ini berarti bahwa metode maind map yang melibatkan peserta didik pada proses
pembelajaran memberikan efek (daya serap materi) yang baik pada peserta didik. Berdasarkan hasil di
atas terlihat bahwa dari setiap siklus terjadi peningkatan hasi belajar yang malampaui kkm yang
ditargetkan yaitu 75. Untuk lebih jelasnya peningkatan hasil belajar peserta didik dapat dilihat pada
grafik berikut.
100
80
Prosentase Peningkatan Hasil
60
40
20
Belajar (%)
0
Siklus I Siklus II Siklus III
Siklus Pengamatan
Dari grafik di atas terlihat setiap pembelajaran terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik di atas
nilai kkm (75). Dengan presentase hasil belajat 76,41 % hingga 80,86 %.
Hasil belajar siswa dapat direkam dengan diadakannya tes hasil belajar berupa tes awal (pretest) dan
tes akhirtes akhir (postest).
Tes awal dilakukan pada awal pembelajaran sebelum materi dimulai untuk melihat berapa besar
peserta didik sudah memiliki informasi awal tentang materi yang akan diterima dan Tes akhir
dilakukan pada akhir pembelajaran untuk dapat mengetahui seberapa besar siswa dapat menangkap
dan memahami materi yang telah diterima. Hasil belajar siswa dari data pretest dan postest pada
siklus 1, sklus 2 dan siklus 3 mengalami peningkatan seperti terlihat pada tabel berikut :
100
90
80
70
60
Pretest
Postest
50 Column1
40
30
20
10
0
Siklus II Siklus II Siklus III
Dari grafik di atas terlihat bahwa pengetahuan awal peserta didik pada siklus 1, 2 dan 3 berada di
bawah nilai KKM. Setelah diterapkan pembelajaran dengan metode mind mapping terlihat terjadi
peningkatan hasil belajar pada postest siklus 1, 2 dan 3.
Pada siklus pertama penerapan metode mind mapping terlihat terjadi peningkatan hasil belajar peserta
didik hanya saja belum memenuhi nilai kkm sedangkan pada siklus kedua dan ketiga di mana peserta
didik sudah terbiasa dengan metode mind mapping terjadi peningkatan nilai postest dari pretest
melebihi nilai KKM. terlihat dengan metode mind mapping para peserta didik dapat lebih memahami
materi dalam proses pembelajaran. Peningkatan hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh
pembelajaran dengan metode mind mapping karena hal itu memudahkan siswa dalam mencatat suatu
materi pelajaran dan lebih mudah untuk mengingat dan memahaminya. Hal ini sejalan dengan
pendapat Caroline Edward dalam Adriantoni dan Nurdin (2016:156) yang menyatakan mind mapping
adalah cara paling efektif dan efesien untuk memasukan, menyimpan, dan mengeluarkan data dari
atau ke otak
Untuk peningkatan aktivitas peserta didik guru sudah cukup memberikan dorongan dan motivasi
kepada siswa dalam peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa agar aktif dalam pembelajaran:
aktivitas mencatat, aktivitas bertanya, aktivitas menjawab pertanyaan dan siswa aktif dalam
menghadapi pelajaran yang disampaikan oleh guru serta lebih memahami materi yang diberikan dan
mengaplikasikan ke dalam mind mapping.
Aktivitas belajar siswa dalam mata diklat pembesaran ikan dapat dilihat saat peserta didik
mengerjakan soal-soal yang diberikan guru, menjawab pertanyaan guru, maju ke depan kelas untuk
menjelaskan pada siswa lain, memberikan tanggapan tentang jawaban siswa lain, dan mengemukakan
ide atau tanggapan pada guru.
Peningkatan aktivitas belajar peserta didik dilakukan dengan pembenahan gaya mengajar guru yaitu:
sebelum penelitian tindakan guru mengajar dengan menggunakan model pembelajaran yang
konvensional yaitu guru yang aktif dalam pembelajaran kemudian diganti dengan pembelajaran yang
melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping.
Aktivitas belajar siswa dari siklus I sampai siklus III mengalami peningkatan
No Aktivitas Siswa Siklus I Sikus II Siklus III
Jumlah Prosentase Jumlah prosentase Jumlah Prosentase
Siswa Aktivitas Siswa Aktivitas Siswa Aktifitas
Siswa Siswa Siswa
1 Aktif dalam 15 25 26
berdiskusi
2 Mencatat 12 15 15
29 % 53 % 60 %
3 Bertanya 5 5 9
4 Menjawab 2 10 15
pertanyaan
Berdasarkan peningkatan banyaknya aktivitas peserta didik tersebut menunjukkan bahwa
pembelajaran teori pembesaran ikan dengan metode mind mapping dapat membuat peserta didik
semakin aktif dan peserta didik terlibat langsung dalam pembelajaran sehingga lebih mudah
mengingat dan memahami materi yang diberikan oleh guru.
70
60
Persentase Aktiivitas Siswa
50
40
30
20
10
(%)
0
Siklus I Siklus II Siklus III
Siklus Pengamatan
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping dapat meningkatkan
daya ingat peserta didik yang terlihat dari peningkatan hasil belajar peserta didik kelas XI
APAT SMK Negeri 1 Larantuka dimana silkus I sebesar 76,41 %, siklus II sebesar 79,98
% dan siklus III sebesar 80.86%.
2. Pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping dapat meningkatkan
aktivitas positif peserta didik hal ini dapat dilihat dari peningkatan aktivitas peserta didik
saat pembelajaran yaitu 29 % pada siklus I, 53 % pada siklus II dan 60 % pada siklus III.
5.2. Saran
1. Peran guru sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam proses
pembelajaran. Guru hendaknya mampu mengembangkan metode pembelajaran yang
dapat membantu peserta didik mengembangkan kompetensi dan kemampuannya serta
memacu keikutsertaan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran.
2. Perlu diadakan penelitian lanjutan tetang penerapan matode mind mapping ini pada mata
pelajaran lain.
Lampiran 2. Hasil Pretest dan Postest