Anda di halaman 1dari 30

UPAYA MENINGKATKAN DAYA INGAT PESERTA DIDIK KELAS XI APAT

SMK NEGERI 1 LARANTUKA KABUPATEN FLORES TIMUR


PADA MATA PELAJARAN TEKNIK PEMBESARAN IKAN
MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING

APRIANA S. PENY GERANS S.Pi


NIP.19820420 201001 2 035

SMK NEGERI 1 LARANTUKA


2018/2019
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh individu setelah mengalami suatu
proses belajar dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar juga diartikan sebagai kemampuan
maksimal yang dicapai seseorang dalam suatu usaha yang menghasilkan pengetahuan atau nilai-
nilai kecakapan. Di sekolah hasil belajar dinyatakan dalam angka- angka (nilai) dalam semua
mata pelajaran yang diberikan.Guru, orang tua dan murid sangat berharap mendapatkan nilai
maksmial dalam setiap pelajaran.Bagaimanapun juga bentuk angka (nilai) ini merupakan
lambang untuk prestasi (hasil belajar siswa). Namun akhir-akhir ini hasil belajar siswa yang
diharapkan oleh semua pihak mengalami penurunan. Penurunan ini terutama bisa dilihat dari
hasil ulangan harian, Mid semester, serta Ulangan Umum di sekolah. Prestasi belajar yang
menurun disebabkan beberapa hal yang terjadi pada siswa baik dari faktor ekternal maupun
internal. Dari faktor ekternal sendiri disebabkan karena lingkungan keluarga, sekolah, guru dan
lingkungan sekitar siswa, dan faktor internal disebabkan diri siswa itu sendiri, yaitu: IQ siswa
yang rendah, motovasi belajar siswa yang tidak ada, siswa yang cenderung acuh, faktor biologis,
semangat yang menurun, cara belajar siswa yang monoton, daya ingat yang rendah. Dalam
penelitian ini salah satu permasalahan yang diambil adalah daya ingat siswa yang rendah, daya
ingat sendiri merupakan kemampuan seseorang untuk menerima, menyimpan dan menproduksi
lagi apa yang telah seseorang simpan dalam ingatan siswa. Daya ingat manusia merupakan salah
satu unsur penting, dimana tinggi rendahnya daya ingat ini juga mempengaruhi kesuksesan
manusia secara langsung terutama dalam pendidikan dan dalam dunia kerja. Pada dasarnya, daya
ingat ini berbeda-beda pada setiap orang berdasarkan banyak faktor seperti faktor genetika dan
bawaan, kebiasaan sehari-hari, atau faktor usia. Daya ingat manusia pada umumnya berkembang
pada masa pertumbuhan dan akan memuncak pada masa dewasa, kemudian menurun sesuai
dengan usia. Jadi, jika seseorang yang berada pada masa productive, daya ingat sesorang dapat di
optimalkankan, dan masa tersebut ada pada usia pubertas.
Perubahan kognitif remaja mempunyai implikasi penting bagi pengajaran dan kurikulum.
Remaja awal mulai merasakan ketidakcocokan lagi dengan pikirannya yang konkret operasional,
sehingga kadang-kadang mengalami frustasi dalam belajar, mereka berjuang dalam tugas-
tugasnya, tetapi dilihat sederhana oleh orang dewasa (Sri Esti Wuryani D, 2000: 108).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMK Negeri 1 Larantuka , guru mata pelajaran
kurang memaksimalkan media pembelajaran yang ada. Selain itu guru tidak memiliki variasi
yang dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Permasalahan daya ingat yang
rendah sangat nampak ketika siswa diminta untuk mengulang materi yang diberikan pada
seminggu sebelumnya banyak yang masih meraba-raba dan bertanya, sedangkan untuk
mengulang kembali materi yang telah diberikan guru memiliki keterbatasan waktu. Dapat dilihat
juga hasil belajar siswa (nilai) berada dibawah rata -rata KKM adalah 75.
Dari uraian permasalahan yang terjadi dilapangan, salah satu cara untuk membantu siswa dalam
mengingat adalah dengan mencatat, mencatat apa yang telah mereka terima dalam proses
pembelajaran. Dalam mencatat sendiri seorang anak juga memiliki permasalahan pertama anak
mencatat dengan tulisan monoton, yaitu menulis apa yang mereka dapatkan dalam bentuk
paragraf penuh atau mencatat dengan tulisan yang modifikasi dan inovasi. Dalam penelitian ini
ditekankan untuk mencatat dengan modifikasi dan inovasi yang lebih menarik untuk dibuat dan
dibaca kembali yaitu dengan metode mind mapping. Mind mapping adalah cara yang efektif
dalam membuat catatan karena menggunakan garis, lambang, kata-kata serta gambar berdasarkan
aturan yang sederhana serta sejalan dengan cara kerja otak. Mind mapping dapat merubah
informasi yang panjang dan membosankan menjadi diagram yang warna warni, mudah diingat,
beraturan serta sejalan serta sejalan dengan cara kerja otak. Cara ini merupakan cara mudah untuk
memasukan informasi kedalam otak dan untuk mengambil informasi yang telah tersimpan otak.
Riset terakhir tentang bagaimana otak menyimpan dan mengingat informasi telah menghasilkan
teknik mencatat yang baru, yang mana memungkinkan kita untuk menjadi lebih teratur,
mengembangkan pemahaman, menyimpan informasi lebih lama dan memperoleh pandangan
baru. Salah satu cara mencatat tersebut adalah dengan mind mapping atau pemetaan pemikiran
(Mimin Wiratna Aprilia, 2009: 4). Metode mind mapping diharapkan dapat membantu guru
melakukan pembelajaran yang relatif mudah dipahami oleh siswa, sehingga pembelajaran dapat
berlangsung dalam situasi yang menyenangkan dan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.
Mind mapping adalah salah satu dari strategi pembelajaran yang mengupayakan seorang peserta
didik mampu menggali ide-ide kreatif dan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Sehingga penulis yakin pembelajaran akan lebih hidup, variatif, dan membiasakan siswa
memecahkan permasalahan dengan cara memaksimalkan daya pikir dan kreatifitas. Dengan
demikian tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan dapat tercapai.
Berikut adalah masalah-masalah yang terdapat di kelas XI BPAT antara lain:
1) Siswa masih kesulitan memahami dan menghafalkan materi yang diberikan oleh guru
meskipun siswa sudah mencatat materi tersebut/ mendengar materi tersebut
2) Keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran kurang.
3) Banyak siswa yang malu dan takut bertanya, walaupun guru sering meminta untuk bertanya
tentang materi yang belum jelas
4) Siswa tidak mau menjawab pertanyaan dari guru, jika tidak ditunjuk.
5) Keaktivan siswa dalam mengemukakan ide tidak terlihat.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka direncanakan penelitian tindakan pada pembelajaran
teknik pembesaran ikan Kompetensi Dasar Desain Wadah Pembesaran dengan menerapkan
metode mind mapping sebagai solusi pemecahan masalah.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana peningkatan daya ingat peserta didik kelas XI APAT di SMK Negeri 1
Larantuka pada KD Desain Wadah Pembesaran mata pelajaran Pembesaran Ikan
sesudah penggunaan media mind mapping ?
2. Apakah terjadi peningkatan daya ingat peserta didik melalui metode mind mapping?
3. Apakah terjadi peningkatan aktivitas peserta didik selama pembelajaran melalui metode
maind mapping?

1.3. TUJUAN PENELITIAN


Berdasarkan rumusan masalah di atas ,maka tujuan penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui tingkat daya ingat peserta didik kelas XI APAT di SMK Negeri 1
Larantuka pada KD Desain Wadah Pembesaran mata pelajaran Pembesaran Ikan
sesudah penggunaan media mind mapping ?
2. Untuk mengetahui Apakah terjadi peningkatan daya ingat peserta didik melalui
metode mind mapping?
3. Untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan aktifitas peserta didik melalui metode
mind mapping?

3.1. MANFAAT PENELITIAN


Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Meningkatkan pengetahuan guru dalam menciptakan metode belajar mengajar yang mampu
meningkatkan daya ingat peserta didik
2. Meningkatkan prestasi belajar siswa ketika siswa memiliki daya ingat yang kuat terhadap
pembelajaran yang diterimanya.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Defenisi Daya Ingat


Walgito (2010:162) ingatan merupakan alih bahasa dari memory. Karena itu di samping ada
yang menggunakan daya ingat (ingatan) ada pula yang menggunakan isitah memory. Pada
umumnya para ahli memandang ingatan sebagai hubungan antara pengalaman dengan masa
lampau. Dengan adanya kemampuan mengingat manusia dapat menerima, menyimpan dan
menimbulkan kembali pengalaman-pengalaman yang dialaminya. Apa yang pernah dialami
manusia tidak seluruhnya hilang, tetapi disimpan dalam jiwanya, dan apabila diperlukan hal-
hal yang disimpan itu dapat ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran. Menurut Sidiarto
(2003:V) Memori (daya ingat) sebagai unsur yang sangat penting dari fungsi kognitif manusia
mempunyai peran yang strategis dalam proses kemandirian seseorang. Menurut Dill, Bobbie
dkk (2013:147) kemampuan mengingat sangat yang penting bagi manusia, bukan hanya
karena ingatan membantu mencatat pengalaman-pengalaman hidup, tetapi juga karena
kemampuan mengingat ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir manusia. Menurut
Soemanto (2006:28) mengingat bearti menyerap atau melekatkan pengetahuan dengan jalan
pengencaman secara aktif. Menurut Papalia, Diane dkk (2008:347) kemampuan daya ingat
pada anak usia dini meliputi: Encoding: proses dimana informasi dipersiapkan, storage:
penyimpanan ingatan untuk digunakan di masa depan dan retrieval: proses di mana informasi
diakses atau dipanggil kembali dari penyimpanan ingatan.Sedangkan sifat-sifat dari ingatan
yang baik adalah setia, cepat, bisa menyimpan lama, luas, dan siap.
Jenis Daya Ingat
Menurut Couto dan Alizamar (2016:157) ada 3 jenis daya ingat yaitu:
1. Daya ingat sensori: daya ingat sensori yakni berada di otak selama tidak lebih dari satu
detik. Didefenisikan sebagai “momentary lingering of sensory information after a stimulus
is removed.” Yang bermakna bahwa memori sensori adalah informasi sensoris yang masih
tersisa sesaat setelah stimulus diambil. Tidak semua informasi yang tercatat dalam daya
ingat sensori akan tersimpan lebih lanjut ke daya ingat jangka pendek dan jangka panjang.
2. Daya ingat jangka pendek: daya ingat jangka pendek disimpan lebih lama dibanding daya
ingat sensori.
Daya ingat jangka pendek ini berada diotak untuk periode waktu yang singkat. Daya ingat
ini berisi hal-hal yang disadari dalam benak pada saat ini. Otak dapat melakukan beberapa
proses untuk menyimpan apa yang ada di memori jangka pendek ke dalam memori jangka
panjang. Misalnya mengulang-ulang informasi didalam benak hingga akhirnya seseorang
mengingatnya.
3. Daya ingat jangka panjang: daya ingat jangka panjang adalah informasi-informasi
yang disimpan dalam ingatan seseorang untuk diperlukan dimasa yang akan datang. Daya
ingat jangka panjang ini berada di otak untuk waktu yang lebih lama.
Tahapan Proses Daya Ingat
Menurut Baharuddin (2014:45) aktivitas atau pembuatan mengingat memungkinkan individu
tetap memiliki kesan-kesan yang pernah dialaminya. Oleh karena itu, aktivitas mengingat
harus memenuhi unsur-unsur berikut :
1. Mencamkan (Learning)
Menurut kamus KBBI mencamkan ialah memperhatikan atau mengamati dengan sungguh-
sungguh. Menurut Soemanto (2006:28) mencamkan yaitu menangkap atau menerima
kesan-kesan. Menurut Kinasih & Purna (2016:25) berpendapat bahwa pengencaman
terhadap sesuatu kesan akan lebih kuat, apabila:
a. Kesan-kesan yang dicamkan dibantu dengan penyuaraan
b. Pikiran subjek lebih konsentrasi kepada kesan-kesan itu
c. Teknik belajar yang dipakai oleh subjek adalah efektif
d. Subjek menggunakan titian ingatan
e. Struktur bahan dari kesan-kesan yang dicamkan adalah jelas
Sedangkan menurut Baharuddin (2014:45) individu harus mempertahankan beberapa factor
yang dapat menunjang keberhasilan individu dalam proses mencamkan, yaitu:
a. Harus ada perhatian yang cukup terhadap objek
b. Harus ada niat sungguh-sungguh dan tidak ada paksaan
c. Harus ada ulangan (repetation) yang teratur.
d. Bahan yang dipelajari hendaknya disusun secara sistematis sehingga mudah
dipahami
e. Belajar itu juga dipengaruhi oleh kondisi tubuh, pengaruh lingkungan dan
sebagainya
2. Menyimpan (Retaining)
Segala sesuatu yang telah dicamkan akan tersimpan dalam ingatan, tetapi tidak bearti
bahwa semua kesan-kesan itu akan tetap tinggal atau tersimpan dengan baik. Pada
umumnya kemampuan mengingat tersebut bergantung kepada hal-hal, seperti kondisi
tubuh, usia seseorang. Intelegensi seseorang, pembawaan, dan derajat serta minat
seseorang terhadap sesuatu.
3. Memproduksi (Recalling)
Menurut Suryabrata (2014:50) memproduksi adalah mengaktifkan kembali hal-hal yang
telah dicamkan. Menurut Baharuddin (2014:45) kemunculan tanggapan kealam kesadaran
itu menunggu adanya ransangan yang relavan atau dapat bersatu dengan tanggapan yang
bersangkutan. Menurut Soemanto (2006:30) dalam hal memproduksi ada dua macam
reproduksi yaitu:
a. Mengingat kembali (recall): dalam hal ini tidak ada objek yang dipakai untuk
merangsang reprosuksi, misalnya mengingat ciri-ciri benda yang sudah tidak ada
atau hilang
b. Mengenal kembali (recognition): dalam hal ini ada sesuatu objek yang dipakai sebagai
perangsang untuk mengadakan reproduksi, misalnya mengenal benda apakah sesuai
dengan ciri-ciri benda yang pernah diamati.

2.2. Metode Mind Map


Mind mapping atau peta pikiran diciptakan pertama kali oleh Buzan dari Inggris, seorang pakar
pengembangan otak, kreativitas dan revolusi pendidikan. Menurut Buzan dalam Adriantoni
(2016:256) mind mapping adalah : Cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan
“memetakan pikiran-pikiran anak”. Menurutnya juga mind mapping atau peta pikiran adalah
ekspresi dari radiant thinking yang merupakan fungsi alami dari cara kerja pikiran manusia.
Peta pikiran ini merupakan ekspresi potensi keluasan yang tidak terbatas dari otak manusia yang
diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan dan melatih siswa dalam berpikir.
Menurut Legowo dalam Adriantoni dan Nurdin (2016:257) mind mapping yaitu “cara termudah
untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak.
Menurut Caroline Edward dalam Adriantoni dan Nurdin (2016:156) mind mapping adalah cara
paling efektif dan efesien untuk memasukan, menyimpan, dan mengeluarkan data dari atau ke
otak.
Menurut Edward dalam Adriantoni dan Nurdin (2016:257) mind mapping adalah cara paling
efektif dan efesien untuk memasukkan untuk menyimpan suatu informasi yang diterima oleh
seseorang dan mengingat kembali informasi yang diterima tersebut. Menurut Silberman dalam
Adriantoni dan Nurdin (2016:257) mind mapping adalah cara kreatif bagi peserta didik secara
individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran atau merencanakan penelitian baru.
Menurut Adriantoni dan
Nurdin (2016:257) mind mapping juga merupakan teknik mencatat yang dapat memetakan
pikiran yang kreatif dan efektif serta memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak baik
belahan otak kanan atau belahan otak kiri yang terdapat didalam diri seseorang.
BAB. III. METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dimaksudkan untuk memberi
informasi bagaimana tindakan yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya
untuk mata pembesaran Ikan kompetensi Desain Wadah Budidaya melalui metode mind
mapping. Penelitian ini difokuskan pada tindakan-tindakan sebagai upaya peningkatan hasil
belajar peserta didik jurusan APAT SMKN 1 Larantuka.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini bertempat di ruang Kelas XI APAT SMK Negeri 1 Larantuka Kabupaten Flores
Timur - NTT Pada bulan September 2018

3.3. Subjek Penelitian


Yang menjadi subjek penelitian adalah 29 anak didik kelas XI Jurusan APAT pada SMK
Negeri 1 Larantuka Kabupaten Flores Timur - NTT

3.4. Analisis data


Teknik analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Terhadap data hasil tes hasil belajar siswa, dilakukan analisis dengan menentukan rata-rata
nilai tes, peningkatan (gain) dari pretes dan postes pada siklus I, II dan III, serta jumlah
(persentase) siswa yang tuntas belajar pada siklus I, II dan III. Kemudian membandingkan
hasil yang diperoleh pada siklus I, II dan III.

Pos Rate−Base Rate


Persentase Peningkatan Hasil Belajar = x 100%
Base Rate

2. Data observasi aktivitas siswa yang diambil dalam penelitian ini adalah hasil pengamatan
observer terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran di dalam kelas pada setiap
siklus. Pedoman penilaian lembar observasi/pengamatan aktivitas belajar siswa pada setiap
siklus adalah sebagai berikut:

Jumla h siswa yang beraktifitas


Persentase Aktivitas Siswa = x 100%
Jumla h seluru h siswa x jenis aktivitas

3.5. Langkah-Langkah Penelitian


Penelitian terdiri atas 3 siklus yaitu siklus I, siklus II dan siklus III. Dimana setiap siklus terditi
atas 4 langkah perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI pada Kompetensi Dasar
Desain Wadah Pembesaran Ikan mata pelajaran Teknik Pembesaran Ikan dengan metode mind
mapping di SMKN I Larantuka Program Keahlian Agribisnis Perikanan Air Tawar Kelas XI dengan
jumlah siswa 29 orang. Penelitian tindakan kelas ini meliputi tiga siklus. Setiap siklus terdiri atas
tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Data hasil penelitian ini diperoleh dari observasi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh
guru bidang studi sebagai pengajar/ peneliti.

4.1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa diperlukan perencanaan yang matang agar
siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran, yaitu dengan metode mind mapping. Dalam
metode mind mapping guru menyuruh siswa untuk memperhatikan materi yang diberikan oleh
guru secara garis besar dan kemudian peserta didik dibagi bahan ajar yang telah disiapkan
guru dan membuat peta konsep materi (mind mapp) sesuai dengan peta pemikirannya sendiri,
dengan rencana tindakan sebagai berikut:
 Penerapan model mind mapping disusun dan diwujudkan dalam bentuk RPP (di
lampiran). RPP disusun oleh guru mata diklat teknik pembesaran kelas XI BPAT
(peneliti) . RPP yang dibuat memuat: mata pelajaran, kompetensi dasar indikator hasil
belajar, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, langkah-langkah pembelajaran dalam
penerapan mind mapping serta rubrik penilaian yang digunakan untuk menentukan
indikator keberhasilan pembelajaran. RPP dikembangkan berdasarkan silabus yang
telah dikembangkan oleh peneliti
 Peneliti membuat soal pre test dan post test.
 Membagi siswa yang berjumlah 29 siswa menjadi 10 kelompok yang masing-masing
kelompok beranggotakan 3 orang dalam presentasi hasil mind map tentang materi yang
telah ditentukan.
Perencanaan pada siklus I meliputi : Waktu pelaksanaan; Materi pelajaran; Metode
Pembelajaran; Langkah-langkah kegiatan; dan Penilaian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada lampiran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu , tanggal 25 Agustus 2018 mulai pukul
11.15 WIB sampai dengan 13.00 WIB. Jumlah siswa yang hadir 29 orang siswa, dari 29
orang siswa. Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai pemberi tindakan atau pengajar
adalah guru mata teknik pembesaran (peneliti).
Langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah guru melakukan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan
kegiatan penutup. pelajaran yang disampaikan pada siklus 1 adalah desain wadah budidaya
kolam.
Kegiatan awal :
ini pembelajaran di awali guru dengan membaca salam pembuka dan doa dipimpin peserta
didik , kemudian diikuti dengan presensi kehadiran siswa. Setelah itu guru mengkondisikan
siswa agar siap untuk belajar dan kemudian dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran. Setelah itu diadakan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Pada
kegiatan awal ini waktu dibatasi selama 30 menit.
Kegiatan inti, guru menyampaikan garis besar materi yang ingin dipelajrai hari ini dan
tentang pembuatan mind map tentang desain wadah pembesaran berupa kolam. Kemudian
guru membagi peserta didik dalam kelompok dan menyampaikan tugas yang harus
diselesaikan pada pertemuan ini yaitu masing-masing kelompok membuat mind map dengan
tema materi yang telah di siapkan guru, dan masing-masing kelompok untuk dipresentasikan
di depan papan tulis. Waktu mengerjakan mind map dibatasi selama 30 menit. Semua siswa
berkumpul sesuai dengan kelompok masing-masing untuk menyesuaikan konsep yang akan
mereka tulis, konsep yang ditulis untuk semua kelompok sama akan tetapi bentuk mind map
masing-masing kelompok berbeda. Jam 09.30 WIB dimulai semua siswa mulai membuat mind
map hingga sampai jam 10.15 WIB. Ketika waktu kelompok siswa membuat mind map siswa
terlihat sangat konsentarasi mengerjakan mind map ada sebagian peserta didik yang terlihat
kebingungan dengan bentuk dan warna yang harus mereka gunakan dalam membuat mind map
tersebut.dan ada yang terlihat kurang serius dalam mengerjakannya.
Kegiatan selanjutnya adalah presentasi hasil mind map. Dalam kegiatan ini yang
mempresentasikan hasil mind map adalah kelompok berdasarkan hasil undian (hanya 3
kelompok) . Selanjutnya setelah presentasi, kelompok lain diminta untuk menanggapi,
tanggapan yang dilakukan oleh kelompok presentasi secara bergantian. Waktu presentasi dan
tanya jawab dibatasi maksimal 15 menit. Pada sesi presentasi pertama guru mempersilahkan
kepada kelompok yang siap mendapat nomor undian 1 selanjutnya diikuti no undian 2 dan 3.
Pada akhir sesi presentasi guru memberi kesempatan kepada anggota kelompok lain untuk
menanyakan hal yang belum jelas atau menambahkan informasi yang kurang dalam konsep
maid map kelompok presentasi, setelah itu guru memberikan pertanyaan kepada kelompok
yang maju untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa terhadap materi dengan
menggunakan mind map dan memberi beberapa perbaikan/ penguatan pada mind map yang
mereka buat.
Kegiatan penutup, pada kegiatan penutup siswa mengerjakan soal postest selama 20 menit,
dan kemudian guru menutup pelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam kepada para
siswa.
Tabel 1. Pembagian Kelompok Diskusi Siklus I
Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV Kelompok V
1. Agnes Labina 1. Maria Prada 1. Maria Weking 1. Antonia Sago 1. Marian Diaz
2. Melmin 2. Theresia Piran 2. Gabriel Badin 2. Bernadete 2. Maria Makin
3. Ismail Alfazari 3. Magdalena Derosari 3. Andreas
Tukan 3. Febryanto Wulon
Fernandes
Kelompok VI Kelompok VII Kelompok VIII Kelompok IX Kelompok X
1. Paulinus Angi 1. Laurensia 1. Maria. Mangu 1. Benedikta 1. Fransiskus
2. Fransiskus Hayon 2. Odelia Maran Laidopo Lebuan
Hadjon 2. Siti Dawan 3. Rofinus Hera 2. Theresia Wutun 2. Yoseph
3. Maria lian 3. Yustinus 3. Mathias Dasanto Matutina
Rebon 3. Philipus
sakiman

c. Observasi
Pengumpulan data dilakukan oleh guru mata pelajaran yang bertindak sebagai peneliti. Pada
awal pembelajaran, observasi dilakukan terhadap peserta didik dalam kegiatan pendahuluan
dan diteruskan dengan pretest, kegiatan inti dan kegiatan penutup dilakukan postest. Pada
siklus I ini dilakukan analisis peningkatan daya ingat peserta didik terhadap materi yang
diberikan guru dengan melihat presentase peningkatan hasil belajar peserta didik seperti
tertera di bawah ini
Tabel 3. Nilai Tes Hasil Belajar Siklus I
Keterangan/Nilai SIKLUS I
Tes Awal Tes Akhir Peningkatan
Jumlah peserta tes 29 29
Rata-rata 38, 36 67,67 29,31
Σ nilai ≥ 75 2 16 14

Pos Rate−Base Rate


Persentase Peningkatan Hasil Belajar = x 100%
Base Rate
67,67−38,36
= x 100 %
38,36
= 76,41 %
Dari tabel 1 di atas, terlihat bahwa nilai rata-rata tes akhir siswa pada siklus I adalah 67,67
atau meningkat 15,51 % sedangkan untuk jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 7.0 (jumlah
siswa yang memenuhi KKM ) pada siklus I saat tes akhir tercatat 14 siswa atau 48 %. Untuk
data nilai pretest dan postest siklus I selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1.
Aktivitas belajar siswa selama pembelajaran yang diamati adalah aktivitas positif. Pada siklus
I observer menyimpulkan aktivitas positif siswa masih rendah.
Observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I

Tabel 2. Aktifitas Belajar Peserta Didik Siklus 1


No Aktivitas Peserta Didik Jumlah Peserta Didik Prosentase Keaktivan
1 Aktif dalam berdiskusi 15
2 Mencatat 12
3 Bertanya 5
4 Menjawab pertanyaan 2
Jumlah 34

Jumla h siswa yang beraktifitas


Persentase Aktivitas Siswa = x100%
Jumla h seluru h siswa x jenis aktivitas
34
= x 100 %
29 x 4
= 29 %

Dalam proses pembelajaran peserta didik juga masih banyak yang ramai pada saat
pembelajaran berlangsung, sehingga pembelajaran kurang kondusif. Hal itu mengakibatkan
masih banyak peserta didik belum bisa memahami materi untuk dibuat menjadi mind map.
Aktivitas belajar peserta didik pada siklus I masih rendah untuk itu perlu dilakukan
perencanaan siklus II untuk meningkatkan aktivitas peserta didik dengan penerapan metode
mind mapping.
d. Refleksi
Pada kegiatan siklus pertama, menunjukkan bahwa tidak ada permasalahan dalam perumusan
perencanaan tindakan (RPP). Jadwal jam pertemuan telah sesuai dengan kebutuhan
pelaksanaan pembelajaran sedangkan pada tahap pelaksanaan tindakan menunjukkan bahwa
pemberian tugas membuat mind map ternyata membutuhkan waktu yang cukup lama karena
siswa masih belum terbiasa membuat mind map dan siswa masih menyesuikan diri dalam
membuat mind map dan
Terlihat belum berani mempresentasikan mind mapnya, siswa masih terlihat malu-malu dan
kurang percaya diri. Seain hal tersebut terlihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan
mind map dapat memberikan pengalaman baru bagi para guru dan siswa dan penerapan
model mind map terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada kd desain
kolam mata pelajaran teknik pembesaran ikan
4.2. Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi kegiatan guru dan aktivitas belajar siswa pada silkus I peningkatan
aktivitas belajar dan hasil belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan, maka akan
dilanjutkan ke siklus II sebagai bahan perbaikan dan peningkatan dari siklus I. Pada siklus II
diberikan dengan materi desain Keramba Jaring Apung (KJA) dan bak.
Perbaikan-perbaikan yang dilakukan oleh guru (peneliti) yang direncanakan dalam siklus II
agar siswa lebih aktif dan siswa dibiasakan dengan model mind mapping sehingga diharapkan
dapat lebih mudah memahami dan menguasai materi,
a. Perencanaan Tindakan
Pada siklus kedua ini guru peserta didik diminta untuk menyimak materi yang diberikan oleh
guru secara garis besar dan kemudian peerta didik dibagi bahan ajar yang telah disiapkan guru
dan membuat peta konsep materi (mind mapp) sesuai dengan peta pemikirannya sendiri,
dengan rencana tindakan sebagai berikut:
 Penerapan model mind mapping disusun dan diwujudkan dalam bentuk RPP (di
lampiran). RPP disusun oleh guru mata diklat teknik pembesaran kelas XI BPAT
(peneliti) . RPP yang dibuat memuat: mata pelajaran, kompetensi dasar indikator hasil
belajar, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, langkah-langkah pembelajaran dalam
penerapan mind mapping serta rubrik penilaian yang digunakan untuk menentukan
indikator keberhasilan pembelajaran. RPP dikembangkan berdasarkan silabus yang
telah dikembangkan oleh peneliti
 Peneliti membuat soal pre test dan post test.
 Membagi siswa yang berjumlah 29 siswa menjadi 109 kelompok yang masing-masing
kelompok beranggotakan 3 orang dalam presentasi hasil mind map tentang materi yang
telah ditentukan.

Perencanaan pada siklus I meliputi : Waktu pelaksanaan; Materi pelajaran; Metode


Pembelajaran; Langkah-langkah kegiatan; dan Penilaian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada lampiran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu , tanggal 1 September 2018 mulai pukul
11.15 WIB sampai dengan 13.00 WIB. Jumlah siswa yang hadir 26 orang siswa, dari 29
orang siswa. Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai pemberi tindakan atau pengajar
adalah guru mata pelajaran teknik pembesaran (peneliti). Langkah yang dilakukan pada tahap
ini adalah guru melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. pelajaran
yang disampaikan pada siklus 2 adalah desain wadah Keramba Jaring apung (KJA)
Kegiatan awal :
ini pembelajaran di awali guru dengan membaca salam pembuka dan doa dipimpin peserta
didik , kemudian diikuti dengan presensi kehadiran siswa. Setelah itu guru mengkondisikan
siswa agar siap untuk belajar dan kemudian dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran. Setelah itu diadakan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Pada
kegiatan awal ini waktu dibatasi selama 30 menit.
Kegiatan inti, guru menyampaikan garis besar materi yang ingin dipelajari tentang pembuatan
mind map materi desain wadah pembesaran berupa Keramba Jaring Apung (KJA) dan Bak .
Kemudian guru membagi peserta didik dalam kelompok (sebanyak 9 kelompok) kemudian
guru menyampaikan tugas yang harus diselesaikan pada pertemuan ini yaitu masing-masing
kelompok membuat mind map dengan tema materi yang telah di siapkan guru dan kemudian
dipresentasikan di depan kelas. Waktu mengerjakan mind map dibatasi selama 30 menit.
Semua siswa berkumpul sesuai dengan kelompok masing-masing untuk menyesuaikan konsep
yang akan mereka tulis, konsep yang ditulis untuk semua kelompok sama akan tetapi bentuk
mind map masing-masing kelompok berbeda. Jam 09.30 WIB dimulai semua siswa mulai
membuat mind map hingga sampai jam 10.15 WIB. Ketika waktu kelompok siswa membuat
mind map siswa terlihat sangat konsentarasi mengerjakan mind map terlihat peserta didik lebih
menguasai pembuatan mind map walaupun masih terlihat ada peserta didik yang masih
tampak belum serius mengerjakannya. Kegiatan selanjutnya adalah presentasi hasil mind map.
Dalam kegiatan ini yang mempresentasikan hasil mind map adalah kelompok berdasarkan
hasil undian (hanya 3 kelompok) . Selanjutnya setelah presentasi, kelompok lain diminta untuk
menanggapi, tanggapan yang dilakukan oleh kelompok presentasi secara bergantian. Waktu
presentasi dan tanya jawab dibatasi maksimal 15 menit. Pada sesi presentasi pertama guru
mempersilahkan kepada kelompok yang siap mendapat nomor undian 1 selanjutnya diikuti no
undian 2 dan 3. Pada akhir sesi presentasi guru memberi kesempatan kepada anggota
kelompok lain untuk menanyakan hal yang belum jelas atau menambahkan informasi yang
kurang dalam konsep maind map kelompok presentasi, setelah itu guru memberikan
pertanyaan kepada kelompok yang maju untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa
terhadap materi dengan menggunakan mind map dan memberi beberapa perbaikan/ penguatan
pada mind map yang mereka buat.
Kegiatan penutup, pada kegiatan penutup siswa bersama peserta didik membuat kesimpulan
materi dan dilanjutkan dengan pengerjaan soal postest selama 20 menit oleh peserta didik, dan
kemudian guru menutup pelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam kepada para siswa.
Tabel 4. Pembagian Kelompok Diskusi Siklus II
Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV Kelompok V
1. Agnes Labina 1. Maria Prada 1. Maria Weking 1. Antonia Sago 1. Fransiskus pb
2. Melmin 2. Theresia Piran 2. Gabriel Badin 2. Bernadete lebuan
3. Ismail Alfazari 3. Magdalena Derosari 2. Yoseph
Tukan 3. Febryanto matutina
Fernandes 3. Pilipus
sakiman
Kelompok VI Kelompok VII Kelompok VIII Kelompok IX
1. Paulinus Angi 1. Laurensia 1. Maria. Mangu 1. Benedikta
2. Fransiskus Hayon 2. Andreas Laidopo
Hadjon 2. Siti Dawan Wulon 2. Theresia Wutun
3. Maria lian 3. Yustinus 3. Rofinus Hera 3. Mathias Dasanto
Rebon
c. Observasi
Pengumpulan data dilakukan oleh guru mata pelajaran yang bertindak sebagai peneliti. Pada
awal pembelajaran, observasi dilakukan terhadap siswa dalam kegiatan pendahuluan dan
diteruskan dengan pretest, kegiatan inti dan kegiatan penutup dilakukan postest.
Untuk penilaian hasil belajar melalui kegiatan pre test-post test terlihat terdapat peningkatan
dalam nilai capaian peserta didik
Tabel 6. Nilai Tes Hasil Belajar Siklus II
Keterangan/Nilai Siklus II
Tes Awal Tes Akhir Peningkatan
Jumlah peserta tes 26 26
Rata-rata 45,77 81,92 32,42
Σ nilai ≥ 75 0 21 21

Pos Rate−Base Rate


Persentase Peningkatan Hasil Belajar = x 100%
Base Rate

81,92−45,77
= x 100 %
45,77
= 78,98 %

Dari tabel 1 di atas, terlihat bahwa nilai rata-rata tes akhir siswa pada siklus II adalah 81,92
atau meningkat 79,01 % sedangkan untuk jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 7.0 (jumlah
siswa yang memenuhi KKM ) pada siklus II saat tes akhir tercatat 21 siswa atau 72 %.
Untuk lebih jelas data nilai pretest dan postest siklus II selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran.
Aktivitas belajar siswa selama pembelajaran yang diamati adalah aktivitas positif. Pada siklus
II observer menyimpulkan aktivitas positif siswa menunjukan adanya peningkatan
dibandingkan siklus I
Tabel 5. Aktifitas Belajar Peserta Didik Siklus 1I
No Aktivitas Peserta Jumlah Peserta Didik Prosentase Keaktifan
Didik
1 Aktif dalam berdiskusi 25
2 Mencatat 15
3 Bertanya 10 53 %

4 Menjawab pertanyaan 5
Jumlah 55
Jumla h siswa yang beraktifitas
Persentase Aktivitas Siswa = x 100%
Jumla h seluru h siswa x jenis aktivitas
55
= x 100 %
26 x 4
= 53 %
Dalam proses pembelajaran siswa lebih banyak yang terlihat serius sehingga suasana
pembelajaran menjadi kondusif.

d. Refleksi
Pada kegiatan siklus kedua ini menunjukkan bahwa tidak ada permasalahan dalam perumusan
perencanaan tindakan (RPP). Jadwal jam pertemuan telah sesuai dengan kebutuhan
pelaksanaan pembelajaran sedangkan pada tahap pelaksanaan tindakan menunjukkan bahwa
peserta didik mulai terbiasa dengan metode mind map ini sehingga mereka sudah terlihat
mampu menyesuikan diri dalam membuat mind map dan terlihat berani dan semakin percaya
diri dalam mempresentasikan mind mappnya. Pada siklus ke 2 ini terjadi peningkatan aktifitas
dan hasil belajar siswa di mana berarti teknik pembelajaran ini mampu memperpanjang daya
ingat siswa terhadap materi desain Keramba Jaring Apung yang diberikan guru.

4.3. Siklus III


Berdasarkan hasil refleksi kegiatan guru dan aktivitas belajar siswa pada silkus II maka akan
dilanjutkan ke siklus III sebagai bahan perbaikan dan peningkatan dari siklus II. Pada siklus
III diberikan dengan materi Desain Tambak . Perbaikan - perbaikan yang dilakukan oleh guru
(peneliti) yang direncanakan dalam siklus III bertujuan agar siswa lebih aktif lagi dalam
kegiatan pembelajaran dan siswa dibiasakan dengan model mind map sehingga diharapkan
dapat lebih mudah memahami dan menguasai materi (peningkatan daya ingat).
a. Perencanaan Tindakan
Pada siklus ketiga ini peserta didik diminta untuk memperhatikan materi yang diberikan oleh
guru secara garis besar dan kemudian peserta didik dibagi bahan ajar yang telah disiapkan
guru dan membuat peta konsep materi (mind map) sesuai dengan peta pemikirannya sendiri,
dengan rencana tindakan sebagai berikut:
 Penerapan model mind mapping disusun dan diwujudkan dalam bentuk RPP (di
lampiran). RPP disusun oleh guru mata diklat (peneliti) Teknik Pembesaran kelas XI
APAT. RPP yang dibuat memuat: mata pelajaran, kompetensi dasar indikator hasil
belajar, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, langkah-langkah pembelajaran dalam
penerapan mind map serta rubrik penilaian yang digunakan untuk menentukan
indikator keberhasilan pembelajaran. RPP dikembangkan berdasarkan silabus yang
telah dikembangkan oleh peneliti
 Peneliti membuat soal pre test dan post test.
 Membagi siswa yang berjumlah 29 siswa menjadi 10 kelompok yang masing-masing
kelompok beranggotakan 3 orang dalam presentasi hasil mind map tentang materi yang
telah ditentukan.
Perencanaan pada siklus I meliputi : Waktu pelaksanaan; Materi pelajaran; Metode
Pembelajaran; Langkah-langkah kegiatan; dan Penilaian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada lampiran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan kelas siklus III dilaksanakan pada hari Sabtu , tanggal 15 September 2018 mulai
pukul 11.15 WIB sampai dengan 13.00 WIB. Jumlah siswa yang hadir 27 orang siswa dari
29 orang siswa. Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai pemberi tindakan atau pengajar
adalah guru mata pelajaran Teknik Pembesaran (peneliti). Langkah yang dilakukan pada tahap
ini adalah guru melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. pelajaran
yang disampaikan pada siklus III adalah Desain Wadah Pembesaran Ikan Berupa Tambak
Kegiatan awal :
Pembelajaran di awali salam pembuka dan doa dipimpin peserta didik , kemudian diikuti
dengan presensi kehadiran peserta didik. Setelah itu guru mengkondisikan peserta didik agar
siap untuk belajar dan kemudian dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran.
Setelah itu diadakan pretest untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik. Pada kegiatan
awal ini waktu dibatasi selama 30 menit.
Kegiatan inti, guru menyampaikan garis besar materi yang ingin dipelajari tentang Desain
Wadah Pembesaran Berupa Tambak . Kemudian guru membagi peserta didik dalam kelompok
dan menyampaikan tugas yang harus diselesaikan pada pertemuan ini yaitu masing-masing
kelompok membuat mind map dengan tema materi yang telah di siapkan guru
mempresentasikan di depan kelas. Waktu mengerjakan mind map dibatasi selama 30 menit.
Semua siswa berkumpul sesuai dengan kelompok masing-masing untuk menyesuaikan konsep
yang akan mereka tulis, konsep yang ditulis untuk semua kelompok sama akan tetapi bentuk
mind map masing-masing kelompok berbeda. Jam 09.30 WIB dimulai semua siswa mulai
membuat mind map hingga sampai jam 10.15 WIB. Ketika waktu kelompok siswa membuat
mind map siswa terlihat sangat konsentarasi dan terlihat peserta didik lebih menguasai
pembuatan mind map tentang materi yang diberikan guru hal ini karena peserta didik sudah
terbiasa untuk membuat mind map.
Kegiatan selanjutnya adalah presentasi hasil mind map. Dalam kegiatan ini yang
mempresentasikan hasil mind map adalah kelompok berdasarkan hasil undian (hanya 3
kelompok) . Selanjutnya setelah presentasi, kelompok lain diminta untuk menanggapi. Waktu
presentasi dan tanya jawab dibatasi maksimal 15 menit. Pada sesi presentasi pertama guru
mempersilahkan kepada kelompok yang siap mendapat nomor undian 1 selanjutnya diikuti no
undian 2 dan 3.
Pada akhir sesi presentasi guru memberi kesempatan kepada anggota kelompok lain untuk
menanyakan hal yang belum jelas atau menambahkan informasi yang kurang dalam konsep
maind map kelompok presentasi, setelah itu guru memberikan pertanyaan kepada kelompok
yang maju untuk mengetahui seberapa besar pemahaman peserta didik terhadap materi dengan
menggunakan mind map dan memberi beberapa perbaikan/ penguatan pada mind map yang
mereka buat.
Kegiatan penutup, pada kegiatan penutup peserta didik bersama guru membuat kesimpulan
kemudian peserta didik mengerjakan soal postest selama 20 menit, dan kemudian guru
menutup pelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam kepada peserta didik.
Tabel 7. Pembagian Kelompok Diskusi Siklus III
Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV Kelompok V
1. Agnes Labina 1. Maria Prada 1. Maria Weking 1. Antonia Sago 1. Marian Diaz
2. Melmin 2. Theresia Piran 2. Gabriel Badin 2. Bernadete Derosari 2. Maria Makin
3. Ismail Alfazari 3. Magdalena 3. Febryanto
Tukan Fernandes
Kelompok VI Kelompok VII Kelompok VIII Kelompok IX Kelompok X
1. Paulinus Angi 1. Laurensia 1. Maria. Mangu 1. Benedikta Laidopo 1. Fransiskus
2. Fransiskus Hayon 2. Odelia Maran 2. Theresia Wutun Lebuan
Hadjon 2. Siti Dawan 3. Rofinus Hera 3. Mathias Dasanto 2. Yoseph
3. Maria lian 3. Yustinus Matutina
Rebon

c. Observasi
Observasi dilakukan terhadap peserta didik dan pengumpulan data dilakukan oleh guru mata
pelajaran yang bertindak sebagai peneliti.
Untuk penilaian hasil belajar melalui kegiatan pre test - post test terlihat terdapat peningkatan
dalam nilai capaian peserta didik
Tabel 9. Nilai Tes Hasil Belajar Siklus III
Keterangan/Nilai Siklus III
Tes Awal Tes Akhir Peningkatan
Jumlah peserta tes 27 27
Rata-rata 50,25 87,41 33,46
Σ nilai ≥ 75 2 23 21

Pos Rate−Base Rate


Persentase Peningkatan Hasil Belajar = x 100%
Base Rate
87,41−50,25
= x 100 %
50,25
= 80,86 %
Dari tabel 1 di atas, terlihat bahwa nilai rata-rata tes akhir siswa pada siklus II adalah 90.77
atau meningkat 80,85 % sedangkan untuk jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 75 (jumlah
siswa yang memenuhi KKM ) pada siklus III saat tes akhir tercatat 21 siswa atau 72 %. Untuk
data nilai pretest dan postest siklus III selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1
Aktivitas belajar peserta didik selama pembelajaran yang diamati adalah aktivitas positif. Pada
siklus III observer menyimpulkan aktivitas positif peserta didik menunjukan adanya
peningkatan dibandingkan siklus I dan II
Tabel 8. Aktifitas Belajar Peserta Didik Siklus III
No Aktivitas Peserta Didik Jumlah Peserta Didik Prosentase Keaktifan
1 Aktif dalam berdiskusi 26
2 Mencatat 15
3 Bertanya 15 60 %

4 Menjawab pertanyaan 9
Jumlah 65

Jumla h siswa yang beraktifitas


Persentase Aktivitas Siswa = x100%
Jumla h seluru h siswa x jenis aktivitas
65
= x 100 %
27 x 4
= 60 %

Dalam proses pembelajaran peserta didik lebih banyak yang terlihat serius sehingga suasana
pembelajaran menjadi kondusif.
d. Refleksi
Pada kegiatan sklus ketiga ini menunjukkan bahwa tidak ada permasalahan dalam perumusan
perencanaan tindakan (RPP). Jadwal jam pertemuan telah sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan
pembelajaran sedangkan pada tahap pelaksanaan tindakan menunjukkan bahwa peserta didik sudah
terbiasa dengan metode mind map ini sehingga mereka terlihat mampu menyesuikan diri dan mudah
dalam membuat mind map dan Terlihat peserta didik dengan percaya diri dan semangat tinggi
mempresentasikan mind mapnya.
Pada siklus ketiga ini terjadi peningkatan aktifitas dan hasil belajar peserta didik dimana berarti
teknik pembelajaran ini mampu memperpanjang daya ingat siswa terhadap materi desain tambak dan
bak yang diberikan guru.

Pembahasan
Pembelajaran yang dilaksanakan dengan metode mind mapping di SMKN 1 Larantuka selama
diadakan tindakan memperlihatkan terjadinya peningkatan baik daya ingat dalam hal ini hasil belajar
dan aktifitas peserta didik.
Hasil belajar meningkat seiring dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa dalam proses
pembelajaran. Hasil belajar siswa dapat direkam dengan diadakannya tes hasil belajar berupa tes awal
dan tesakhir akhir.
Tes akhir dilakukan pada akhir pembelajaran untuk dapat mengetahui seberapa besar siswa
dapat menangkap dan memahami materi. Data hasil belajar peserta didik pada siklus 1, siklus 2 dan
siklus 3 mengalami peningkatan, sehingga dengan metode mind mapping peserta didik dapat lebih
memahami materi dalam proses pembelajaran.
Variabel pengamatan Siklus I Siklus II Siklus III
Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir
Jumlah peserta didik 29 29 26 26 27 27
Nila rata-rata postest 38,36 67,67 45,77 81,92 48.33 87,41
Persentase peningkatan hasil
belajar 76,41 79,98 80,86

Dari data di atas terlihat bahwa pada setiap siklus terjadi penigkatan pemahaman dan daya ingat
peserta didik terhadap materi dimana berdasarkan data pada setiap siklus ketika peserta didik
diberikan tes awal tentang materi rat-rata nilai yang diperoleh belum mencapai KKM , setelah peserta
didik memperoleh materi dengan metode maind mapp terlihat bahwa rata-rata nilai meningkat
melebihi KKM, ini berarti bahwa metode maind map yang melibatkan peserta didik pada proses
pembelajaran memberikan efek (daya serap materi) yang baik pada peserta didik. Berdasarkan hasil di
atas terlihat bahwa dari setiap siklus terjadi peningkatan hasi belajar yang malampaui kkm yang
ditargetkan yaitu 75. Untuk lebih jelasnya peningkatan hasil belajar peserta didik dapat dilihat pada
grafik berikut.

100

80
Prosentase Peningkatan Hasil

60

40

20
Belajar (%)

0
Siklus I Siklus II Siklus III

Siklus Pengamatan

Dari grafik di atas terlihat setiap pembelajaran terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik di atas
nilai kkm (75). Dengan presentase hasil belajat 76,41 % hingga 80,86 %.
Hasil belajar siswa dapat direkam dengan diadakannya tes hasil belajar berupa tes awal (pretest) dan
tes akhirtes akhir (postest).
Tes awal dilakukan pada awal pembelajaran sebelum materi dimulai untuk melihat berapa besar
peserta didik sudah memiliki informasi awal tentang materi yang akan diterima dan Tes akhir
dilakukan pada akhir pembelajaran untuk dapat mengetahui seberapa besar siswa dapat menangkap
dan memahami materi yang telah diterima. Hasil belajar siswa dari data pretest dan postest pada
siklus 1, sklus 2 dan siklus 3 mengalami peningkatan seperti terlihat pada tabel berikut :

Variabel Pengamatan Siklus Pengamatan


Siklus I Siklus II Siklus III
Rata-rata pretest 38,36 45,77 48,33
Rata-rata postest 67,67 81,92 87,41

100

90

80

70

60
Pretest
Postest
50 Column1
40

30

20

10

0
Siklus II Siklus II Siklus III

Dari grafik di atas terlihat bahwa pengetahuan awal peserta didik pada siklus 1, 2 dan 3 berada di
bawah nilai KKM. Setelah diterapkan pembelajaran dengan metode mind mapping terlihat terjadi
peningkatan hasil belajar pada postest siklus 1, 2 dan 3.
Pada siklus pertama penerapan metode mind mapping terlihat terjadi peningkatan hasil belajar peserta
didik hanya saja belum memenuhi nilai kkm sedangkan pada siklus kedua dan ketiga di mana peserta
didik sudah terbiasa dengan metode mind mapping terjadi peningkatan nilai postest dari pretest
melebihi nilai KKM. terlihat dengan metode mind mapping para peserta didik dapat lebih memahami
materi dalam proses pembelajaran. Peningkatan hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh
pembelajaran dengan metode mind mapping karena hal itu memudahkan siswa dalam mencatat suatu
materi pelajaran dan lebih mudah untuk mengingat dan memahaminya. Hal ini sejalan dengan
pendapat Caroline Edward dalam Adriantoni dan Nurdin (2016:156) yang menyatakan mind mapping
adalah cara paling efektif dan efesien untuk memasukan, menyimpan, dan mengeluarkan data dari
atau ke otak
Untuk peningkatan aktivitas peserta didik guru sudah cukup memberikan dorongan dan motivasi
kepada siswa dalam peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa agar aktif dalam pembelajaran:
aktivitas mencatat, aktivitas bertanya, aktivitas menjawab pertanyaan dan siswa aktif dalam
menghadapi pelajaran yang disampaikan oleh guru serta lebih memahami materi yang diberikan dan
mengaplikasikan ke dalam mind mapping.
Aktivitas belajar siswa dalam mata diklat pembesaran ikan dapat dilihat saat peserta didik
mengerjakan soal-soal yang diberikan guru, menjawab pertanyaan guru, maju ke depan kelas untuk
menjelaskan pada siswa lain, memberikan tanggapan tentang jawaban siswa lain, dan mengemukakan
ide atau tanggapan pada guru.
Peningkatan aktivitas belajar peserta didik dilakukan dengan pembenahan gaya mengajar guru yaitu:
sebelum penelitian tindakan guru mengajar dengan menggunakan model pembelajaran yang
konvensional yaitu guru yang aktif dalam pembelajaran kemudian diganti dengan pembelajaran yang
melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping.
Aktivitas belajar siswa dari siklus I sampai siklus III mengalami peningkatan
No Aktivitas Siswa Siklus I Sikus II Siklus III
Jumlah Prosentase Jumlah prosentase Jumlah Prosentase
Siswa Aktivitas Siswa Aktivitas Siswa Aktifitas
Siswa Siswa Siswa
1 Aktif dalam 15 25 26
berdiskusi
2 Mencatat 12 15 15
29 % 53 % 60 %
3 Bertanya 5 5 9
4 Menjawab 2 10 15
pertanyaan
Berdasarkan peningkatan banyaknya aktivitas peserta didik tersebut menunjukkan bahwa
pembelajaran teori pembesaran ikan dengan metode mind mapping dapat membuat peserta didik
semakin aktif dan peserta didik terlibat langsung dalam pembelajaran sehingga lebih mudah
mengingat dan memahami materi yang diberikan oleh guru.
70

60
Persentase Aktiivitas Siswa

50

40

30

20

10
(%)

0
Siklus I Siklus II Siklus III

Siklus Pengamatan

Grafik I. Persentase Aktivitas Siswa


BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping dapat meningkatkan
daya ingat peserta didik yang terlihat dari peningkatan hasil belajar peserta didik kelas XI
APAT SMK Negeri 1 Larantuka dimana silkus I sebesar 76,41 %, siklus II sebesar 79,98
% dan siklus III sebesar 80.86%.
2. Pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Mind Mapping dapat meningkatkan
aktivitas positif peserta didik hal ini dapat dilihat dari peningkatan aktivitas peserta didik
saat pembelajaran yaitu 29 % pada siklus I, 53 % pada siklus II dan 60 % pada siklus III.
5.2. Saran

1. Peran guru sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam proses
pembelajaran. Guru hendaknya mampu mengembangkan metode pembelajaran yang
dapat membantu peserta didik mengembangkan kompetensi dan kemampuannya serta
memacu keikutsertaan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran.
2. Perlu diadakan penelitian lanjutan tetang penerapan matode mind mapping ini pada mata
pelajaran lain.
Lampiran 2. Hasil Pretest dan Postest

No Nama Siklis I Siklus II Siklus III


Pretest Postest Pretest Postest Pretest Postest
1 Agnes Baskela Labina 50 100 40 90 60 100
2 Andreas Suban Wulon 37,5 50 50 100 0 0
3 Bernadethe Dian Derosari 37,5 62,5 30 80 40 80
4 Benadikta H. L. Dopo 75 87,5 30 90 50 80
5 Febriyanto L. Putra 12,5 75 70 100 40 100
Fernandes
6 Fransiskus P. B. Lebuan 62,5 87,5 60 70 50 100
7 Fransiskus M. N. Hajon 37,5 62,5 50 80 60 80
8 Gabriel Gawe Badin 50 87,5 30 90 50 90
9 Ismail Alfazri 25 75 50 70 20 60
10 Laurensia Rensa Hayon 37,5 87,5 70 80 40 80
11 Magdalena D. Hala Tukan 40 70 40 80
12 Maria Helena A. Diaz 25 62,5 0 0 40 90
13 Maria Margareta p. Makin 0 0 40 70
14 Maria F. Bota Weking 50 87,5 30 80 60 100
15 Maria Norlista Perada 37,5 75 50 100 40 90
16 Maria Yolanda Ina Mangu 25 50 50 40 40 70
17 Maria Kristina B. Lian 50 87,5 40 80 50 70
18 Mathias Demon Da Santo 37,5 50 50 60 60 80
19 Odilia Jesika L. Maran 37,5 50 0 0 40 100
20 Philipus Sakiman 62,5 87,5 50 90 0 0
21 Paulinus Weo Angi 62,5 87,5 60 80 75 90
22 Rofinus Bato Hera 50 62,5 40 100 50 90
23 Siti Wiranti Dawan 37,5 87,5 50 80 60 100
24 Theresia Aprilia Wutun 40 80 50 100
25 Melmin 62,5 100 50 100 60 100
26 Yoseph K. M. Matutina 25 87,5 50 90 60 100
27 Yustinus R. Rebon 75 100 50 100 60 100
28 Antonia E. Sagu 12,5 37,5 30 50 50 80
29 Theresia B. Piran 37,5 75 30 80 20 80
Rata – rata 38,36 67,67 45,77 81,92 48.33 87,41
Nilai ≥ 75 2 16 0 21 2 23
Lampiran 5. Foto Kegiatan Pembelajaran
Lampiran 6 : Hasil Mind Mapping Peserta Didik
FOTO KEGIATAN SEMINAR PTK

Anda mungkin juga menyukai