Anda di halaman 1dari 14

1

PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF


Oleh: IIN HOTIMAH

I. JUDUL PENELITIAN
Meningkatkan Daya Ingat Anak Melalui Gaya Belajar Visual Di RA. Nurul Amin
Daramista Lenteng Sumenep Tahun Pelajaran 2018-2019

II. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani,
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, baik
pendidikan secara formal di sekolah maupun nonformal.1
Pendidikan anak usia dini (PAUD) dilaksanakan dengan tujuan yakni memberi
stimulasi dan rangsangan bagi perkembangan potensi anak agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kritis, inovatif, mandiri, percaya diri dan menjadi warga yang
demokratis serta bertanggung jawab.2
Pembelajaran untuk anak usia dini harus disesuaikan dengan tingkat
perkembangan anak, baik usia maupun kebutuhan individual anak. Perkembangan
anak mempunyai pola tertentu sesuai dengan garis waktu. Perkembangan setiap anak
berbeda-beda antara anak yang satu dengan lainnya. Ada yang cepat menerima
pembelajaran dan ada yang lambat menerima pembelajaran. Oleh karena itu
pembelajaran anak usia dini harus disesuaikan baik lingkup maupun tingkat
kesulitan dan dikelompokan dengan usia anak. Berbagai aspek perkembangan yang
dapat di kembangkan dalam pendidikan anak usia dini yaitu perkembangan kognitif,
sosial- emosional, bahasa, fisik-motorik, seni dan NAM (Nilai Agama dan Moral).
Aspek perkembangan kognitif merupakan aspek utama yang dapat mempengaruhi
perkembangan aspek lainnya. Menurut Fadillah perkembangan kognitif merupakan

1
Kementerian Pendidikan Nasional. 2015. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 137 Tahun 2013. Jakarta
2
Ibid
2

perkembangan yang terkait dengan kemampuan berfikir seseorang. Bisa juga


diartikan sebagai perkembangan intelektual.3
Kemampuan kognitif diperlukan oleh anak untuk mengembangkan pengetahuan
tentang apa yang anak dengar, lihat, raba, rasa ataupun yang ia cium oleh panca indra
yang anak miliki. Untuk itu perlu diciptakan media pembelajaran yang inovatif,
kreatif, menarik, dan murah. Proses kognitif mencakup kegiatan mental adalah
menemukan, memilah, mengelompokan, dan mengingat.4
Setiap mengingat anak membutuhkan daya ingat yang kuat. Hal itu bisa diperoleh
melalui pengalaman serta informasi yang didapat anak dari masa yang lampau.
Ingatan merupakan kata lain dari memori, di samping ada yang menggunakan istilah
ingatan ada pula yang menggunakan istilah memori. Menurut Kartono dalam
Khodijah, yang disebut dengan memori atau ingatan adalah kemampuan mencamkan,
menyimpan, dan mereproduksi kembali hal-hal yang pernah diketahui. Seperti
memperoleh informasi dari guru bermacam-macam makanan dan minuman,
kemudian anak mampu menyimpan informasi tersebut dalam benaknya dan ketika
guru bertanya anak mampu menyebutkan kembali bermacam-macam makanan dan
minuman.5
Pada hakikatnya daya ingat sangat berhubungan langsung dengan anak
melalui pengalaman, apa yang telah dihilat dan apa yang terjadi di sekeliling anak.
Melatih daya ingat anak hendaknya dilakukan sejak usia dini melalui kegiatan
pembiasaan yang menyenangkan agar anak memiliki daya ingat yang kuat. Daya
ingat anak usia dini yang dimaksud dalam hal ini bukanlah suatu proses yang rumit
yang harus dikuasai anak untuk memahami konsep tentang suatu hal melainkan
pada bagaimana mereka dapat mengetahui dan menyebutkan kembali benda-
benda yang pernah dilihat dan dipelajari anak.
Memori (daya ingat) sebagai unsur yang sangat penting dari fungsi kognitif
manusia mempunyai peran yang strategis dalam proses kemandirian seseorang.
Kemampuan mengingat sangat yang penting bagi manusia, bukan hanya karena
ingatan membantu mencatat pengalaman-pengalaman hidup, tetapi juga karena
kemampuan mengingat ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir manusia.
Mengingat bearti menyerap atau melekatkan pengetahuan dengan jalan pengencaman

3
M. Fadillah dan M K. Lilif, Pendidikan karakter Anak Usia Dini. (Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013),
hal. 62
4
Ibid
5
Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hal. 119
3

secara aktif. Kemampuan daya ingat pada anak usia dini meliputi: Encoding: proses
dimana informasi dipersiapkan, storage: penyimpanan ingatan untuk digunakan di
masa depan dan retrieval: proses di mana informasi diakses atau dipanggil kembali
dari penyimpanan ingatan. Sedangkan sifat-sifat dari ingatan yang baik adalah setia,
cepat, bisa menyimpan lama, luas, dan siap.6
Berdasarkan pengamatan awal di RA Nurul Amin Desa Daramista Kecamatan
Lenteng Kabupaten Sumenep. Ada 15 orang anak daya ingatnya harus ditingkatkan
dalam menyebutkan nama- nama benda. Dan ada 3 orang anak daya ingatnya yang
sudah mulai berkembang. Hal ini terlihat saat guru mengajak anak untuk
menyebutkan macam-macam hewan berkaki empat, guru memperlihatkan media
visual yang ada pada buku dan majalah. Dan kemudian guru menunjuk beberapa anak
beberapa anak maju ke depan kelas untuk menyebutkan macam-macam hewan
berkaki empat yang telah dijelaskan sebelumnya oleh guru dan disampaikan guru
menggunakan media visual yang ada pada buku dan majalah tersebut. Namun pada
kenyataannya anak mengalami tidak ingat atau lupa. Anak baru dapat mengingat
apabila guru memberi petunjuk jawaban dengan cara memperagakan hal yang
berkaitan dengan suara hewan. Misalnya kambing, maka guru memperagakan
suara kambing mengembek, baru anak dapat mengingat nama hewan tersebut. Selain
itu ada anak yang bisa menyebutkan, tetapi menyebutkan semua binatang yang ia
ketahui, bukan hanya binatang yang berkaki empat saja. Dari penjelasan dan
penyampaian guru menggunakan media gambar yang ada pada buku dan majalah,
menyebabkan kurang tertariknya anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
sehingga daya ingat anak kurang terangsang dan hasil yang dicapai kurang optimal.
Peningkatan daya ingat ini dapat diterapkan melalui media yang menarik. Salah satu
cara untuk membantu mengingat perkataan dan bacaan yaitu dengan Gaya Belajar
Visual seperti cerita bergambar menggunakan media laptop dan mainan seperti yang
diterapkan di RA. Nurul Amin Daramista Lenteng Sumenep membuat peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian di lembaga ini.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis mengadakan penelitian
dengan judul “MENINGKATKAN DAYA INGAT ANAK MELALUI GAYA
BELAJAR VISUAL DI RA. NURUL AMIN DARAMISTA LENTENG SUMENEP
TAHUN PELAJARAN 2018-2019”

6
Diane Papalia dkk. Human Development (Psikologi Perkembangan) (Jakarta: Prenadanedia Group,
2008)
4

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana peningkatan daya ingat anak usia dini sebelum menggunakan Gaya
Belajar Visual di RA Nurul Amin Daramista?
2. Bagaimana peningkatan daya ingat anak usia dini setelah Gaya Belajar Visual
di RA Nurul Amin Daramista?
3. Apakah Gaya Belajar Visual dapat meningkatkan daya ingat anak di RA
Nurul Amin Daramista?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan daya ingat anak usia dini sebelum
menggunakan Gaya Belajar Visual di RA Nurul Amin Daramista;
2. Untuk bagaimana peningkatan daya ingat anak usia dini setelah Gaya Belajar
Visual di RA Nurul Amin Daramista;
3. Untuk mengetahui apakah Gaya Belajar Visual dapat meningkatkan daya
ingat anak di RA Nurul Amin Daramista.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan pengetahuan
tentang pentingnya Gaya Belajar Visual untuk peningkatkan daya ingat anak
usia dini.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan sarana dalam meningkatkan pengetahuan
metodologi penelitian dan sarana menerapkan langsung teori yang didapat
di bangku kuliah dalam kegiatan pembelajaran nyata.
b. Bagi Guru
Penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam memberikan kemudahan bagi
guru dalam melaksanakan pembelajaran tentang kemampuan daya ingat
pada anak RA.
5

c. Bagi Orang Tua


Penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan kepada orang tua
tentang peningkatan daya ingat anak melalui Gaya Belajar Visual yang
dapat diterapkan untuk menstimulasi perkembangan anak saat anak berada
di rumah.
d. Bagi Sekolah
Diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan sekolah dan dapat
meningkatkan profesional dan kinerja sekolah kearah yang lebih baik.

E. Ruang Lingkup Penelitian


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas,
media yang dapat digunakan untuk mengingat dalam menyebutkan benda-benda
adalah gaya belajar visual. Adapun anak yang akan diteliti adalah siswa dan siswi
dimana usianya 5 sampai 6 tahun. Fokus penelitian yang akan dilakukan ini lebih
kepada media-media visual yang baik digunakan untuk anak usia dini di RA. Nurul
Amin terutama untuk peningkatan dayat ingat siswa dan siswi di lembaga ini.
Peneliti tertarik meneliti penggunaan gaya belajar visual karena dari pengamatan
awal yang yang peneliti lakukan terlihat banyak perkembangan dalam meningkatkan
daya ingat siswa dan siswi dilembaga ini. Peneliti mempunyai kesimpulan awal
bahwa penggunaan gaya belajar visual akan memberikan dampak yang besar namun
mengingat daya tangkap siswa yang berbeda-beda, tentunya hasil akhirnya pun akan
berbeda antara satu siswa dengan siswa yang lainnya.

F. Batasan Istilah Dalam Judul


Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan pemaknaan terhadap arti atau
maksud dari istilah yang terdapat dalam judul di atas, perlu kiranya peneliti
menjelaskan dan membatasi beberapa istilah yang terdapat dalam proposal skiripsi ini
sebagaimana berikut:
1. Daya Ingat
Daya ingat (memori) berasal dari bahasa inggris, memory. Menurut Walgito
ingatan merupakan alih bahasa dari memory. Karena itu di samping ada yang
menggunakan daya ingat (ingatan) ada pula yang menggunakan isitah memory.7

7
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2017), hal. 162
6

Pada umumnya para ahli memandang ingatan sebagai hubungan antara


pengalaman dengan masa lampau. Dengan adanya kemampuan mengingat
manusia dapat menerima, menyimpan dan menimbulkan kembali pengalaman-
pengalaman yang dialaminya. Apa yang pernah dialami manusia tidak
seluruhnya hilang, tetapi disimpan dalam jiwanya, dan apabila diperlukan hal-
hal yang disimpan itu dapat ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran.
Menurut Sidiarto memori (daya ingat) sebagai unsur yang sangat penting dari
fungsi kognitif manusia mempunyai peran yang strategis dalam proses
kemandirian seseorang.8 Menurut Bobbie Dill kemampuan mengingat sangat
yang penting bagi manusia, bukan hanya karena ingatan membantu mencatat
pengalaman-pengalaman hidup, tetapi juga karena kemampuan mengingat ini
dapat meningkatkan kemampuan berpikir manusia.9 Menurut Wasty Soemanto
mengingat berarti menyerap atau melekatkan pengetahuan dengan jalan
pengencaman secara aktif.10 Menurut Diane Papalia, dkk kemampuan daya ingat
pada anak usia dini meliputi: Encoding: proses dimana informasi dipersiapkan,
storage: penyimpanan ingatan untuk digunakan di masa depan dan retrieval:
proses di mana informasi diakses atau dipanggil kembali dari penyimpanan
ingatan. Sedangkan sifat-sifat dari ingatan yang baik adalah setia, cepat, bisa
menyimpan lama, luas, dan siap.11
2. Anak Usia Dini (AUD)
Dalam pasal 28 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20/2003 ayat
1, disebutkan bahwa anak yang termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk
dalam rentang usia 0-6 tahun. Anak usia dini adalah anak yang berkisar antara
usia 0-6 tahun yang memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa
sehingga muncul berbagai keunikan pada dirinya.12 Usia dini merupakan Golden
Age yaitu masa perkembangan yang menentukan perkembangan masa
selanjutnya. Berbagai studi yang dilakukan para ahli menyimpulkan bahwa
pendidikan anak usia dini dapat memperbaiki prestasi dan meningkatkan

8
dr. Sidiarto Kusumoputro, Memori Anda Setelah Usia 50 (Jakarta: Universitas Indonesia, 2003), hal. v
9
Bobbie Dills, dkk,.40 Ways To Keep Your Brain Sharp. (Yogyakarta: Andi Offset, 2013), hal. 147
10
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 28
11
Diane Papalia, dkk, Human Development (Psikologi Perkembangan), (Jakarta: Prenadanedia Group,
2008), hal. 347
12
Muhammad Fadlillah, Desain Pembelajaran PAUD, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hal. 19
7

produktivitas kerja masa dewasanya.13 Dari pengertian-pengertian tersebut dapat


dipahami bahwa anak usia dini adalah anak usia 0-6 tahun yang memiliki masa
pertumbuhan dan perkembangan berbagai aspek dan memiliki keunikan dalam
karakteristiknya.
Dalam penelitian ini, Anak Usia Dini yang dimaksud adalah siswa dan siswi di
RA. Nurul Amin Desa Daramista Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep.
3. Gaya Belajar Visual
Gaya Belajar Visual (Visual Learners) adalah model belajar dengan
penampakan, gambar, atau visualisasi. Dalam konteks anak usia dini. Gaya
belajar visual sama dengan gaya bermain visual.14
Gaya Belajar Visual menitikberatkan pada ketajaman penglihatan. Artinya,
bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham Gaya
belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk
kemudian bisa mempercayainya. Ada beberapa karakteristik yang khas bagai
orang-orang yang menyukai gaya belajar visual ini. Pertama adalah kebutuhan
melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk mengetahuinya atau
memahaminya, kedua memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, ketiga
memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik, keempat memiliki
kesulitan dalam berdialog secara langsung, kelima terlalu reaktif terhadap suara,
keenam sulit mengikuti anjuran secara lisan, ketujuh seringkali salah
menginterpretasikan kata atau ucapan.15

G. Kajian Pustaka
Dalam kajian pustaka ini dibahas tentang penelitian terdahulu yang relevan
dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, diantaranya adalah: Penelitian yang
dilakukan oleh Naura Kamila (2015) dengan Judul “Penggunaan media gambar
untuk meningkatkan daya ingat anak usia dini di TK Pelita Hati desa Tirtomoyo
Kecamatan Pakis Kabupaten Malang”. Hasilnya Peningkatan kemampuan daya ingat
melalui permainan media gambar pada anak usia dini dapat dikategorikan
“berkembang sangat baik” sebesar 75%-80% dengan kegiatan antara lain: anak dapat

13
Syamsu Yusuf L.N dan Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Raja Grafindo, 2013),
hal. 47
14
Suyadi, M.Pd.I, Teori Pembelajaran Anak Usia Dini Dalam Kajian Neurosains, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2014), hal. 156
15
Ibid
8

mengingat objek dari potongan gambar, anak dapat mengurutkan gambar untuk
menjadi gambar yang sempurna.
Penelitian lainnya yang mirip dengan penelitian ini dilakukan oleh Reni Tri
Rahayu (2017) dengan judul skripsi “Meningkatkan Daya Ingat Anak Melalui
Penggunaan Mind Mapping Pada Anak Kelompok B TK LKMD Singoseran
Banguntapan”. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Reni Tri Rahayu bahwa terjadi
peningkatan pada daya ingat anak setelah menggunakan media mind mapping serta
menarik minat anak untuk belajar.
Dari kajian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa letak perbedaan dengan
penelitian yang akan diteliti oleh penulis adalah pada jenis penelitian yang digunakan
oleh peneliti Naura Kamila yaitu penelitian kuantitatif serta variable X yang
menjelaskan tentang pengaruh media media gambar yang mempengaruhi daya ingat
anak. Sedangkan yang dilakukan penelitian oleh penulis lebih kepada berbagai gaya
belajar visual anak dalam meningkatkan daya ingat anak.

H. Kajian Teoritik
Ada beberapa teori yang berhubungan dengan daya ingat anak diantaranya
adalah teori ilmu jiwa daya dengan tokoh Herbart yang mengatakan bahwa jiwa
manusia mempunyai beberapa daya (beberapa kekuatan yang tersedia), berarti
belajar berusaha melatih semua daya yang ada termasuk melatih daya ingat pada
anak.16
Sedangkan teori tentang gaya belajar anak berdasarkan teori yang dikemukakan
oleh Rita Dunn yang mengatakan bahwa banyak variabel yang mempengaruhi cara
belajar seseorang, Variabel-variabel tersebut mencakup faktor-faktor fisik, emosional,
sosiologis dan lingkungan, jika anak tidak mengetahui gaya belajarnya dan hanya
sekedar ikut-ikutan anak-anak yang lain, ia akan menemui banyak kesulitan.17

I. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kualitatif lapangan yang lebih
menekankan analisanya terhadap proses penyimpulan deduktif dan induktif serta
pada analisis dinamika hubungan antara fenomena yang diamati, dengan

16
Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Kalimedia, 2015), hal. 150
17
Suyadi, Teori Pembelajaran…, hal. 160
9

menggunakan logika ilmiah. Dengan tujuan untuk memberikan gambaran akan


pentingnya interaksi semua pihak lembaga pendidikan dalam proses pembelajaran.
2. Kehadiran Peneliti / Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, instrument pengumpulan data yang paling utama
adalah diri peneliti sendiri (human instrument). Sebab tidak ada pilihan lain
daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian. Peneliti adalah key
18
instrument. Oleh karena itu, kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif ini
cukup rumit. Sebab, peneliti berperan sebagai perencana, pelaksana pengumpul
data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil
penelitiannya.
3. Lokasi Penelitian
Peneliti melakukan penelitian di RA. Nurul Amin yang teletak di desa
Daramista Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep dikarenakan hasil observasi
pra penelitian yang telah dilakukan peneliti, ditemukan bahwa prestasi yang
dicapai oleh anak didi di RA. Nurul Amin sangat baik. Kepercayaan masyarakat
sangat besar sehingga jumlah siswa dan siswi di lembaga ini semakin meningkat
setiap tahunnya.
Dengan alasan itulah, peneliti memutuskan untuk mengadakan penelitian di
lembaga ini.
4. Sumber Data / Sumber Informasi Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti membagi tiga jenis sumber data, yaitu:
a. Data Primer
Fokus dalam penelitian ini adalah perencanaan dan kebijakan yang
dirancang oleh seluruh pihak sekolah, sehingga sumber utama dalam
penelitian ini adalah data yang diperoleh dari kepala sekolah, guru kelas dan
sebagian siswa di RA. Nurul Amin Daramista Lenteng Sumenep.
b. Data Sekunder
Sebagai data tambahan terhadap data primer, maka dibutuhkan data
sekunder yang merupakan pendukung data atas data primer. Seperti
dokumentasi kegiatan, rancangan konsep pelaksanaan program-program yang
berjalan, dan dokumen-dokumen yang ada di lembaga ini.

18
Ibid
10

c. Data Tersier
Yaitu sumber data yang tidak terkait langsung dalam penelitian, namun
digunakan dalam penelitian, seperti kamus dan buku tentang metode penelitian.
5. Prosedur / Teknik Pengumpulan Data
Untuk melakukan pengkajian yang mendalam tentang pelaksanaan
pembelajaran, diperlukan data atau sumber data, metode pengumpulan data serta
alat yang digunakan dalam pengumpulan data. Adapaun teknik yang digunakan
untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah pengamatan (observation),
wawancara (interview) dan dokumentasi (documentation).
a. Pengamatan (observation)
Observasi adalah proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis
mengenai gejala-gejala yang diteliti.19 Teknik pengamatan digunakan dalam
penelitian ini dilengkapi dengan pendoman pengamatan untuk mengungkapkan
pelaksanaan pembelajaran. Teknik observasi yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah observasi partisipasi (participant observation) yang
melibatkan kepala sekolah, guru kelas dan sebagian siswa.
Metode observasi ini digunakan untuk mendapatkan data tentang keaktifan
anak didik, metode mengajar guru dan peran kepala sekolah untuk menunjang
kelancaran proses belajar mengajar.
b. Wawancara (interview)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, dan percakapan ini
dilakukan oleh dua pihak, pewawancara dan orang yang diwawancarai untuk
memperoleh data.20 Jenis wawancara yang akan dilakukan oleh peneliti adalah
wawancara berstruktur yang melibatkan kepala sekolah, guru kelas dan
sebagian siswa.
c. Dokumentasi (documentation)
Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan menyediaan dokumen-
dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan sumber-
sumber informasi khusus dari karangan/tulisan, wasiat, buku, undang-
undang.21 Banyak dari bahan ini yang berguna bagi penelitian yang dijalankan
dengan catatan bisa dianalisis dengan cermat dan tajam. Fungsinya sebagai

19
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2015), hal.
136
20
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 182
21
Ibid, hal. 216
11

pendukung dan pelengkap bagi data primer yang diperoleh melalui observasi
dan wawancara.
6. Metode Analisis Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber. Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah baru kemudian dilakukan
analisis model interaktif dengan tahapan sebagai berikut:
a. Reduksi data, yaitu kegiatan menyeleksi, menetukan fokus, menyederhanakan,
dan mentransformasikan data yang muncul pada catatan lapangan. Reduksi
data yang dilakukan berupa penulisan ringkasan, penajaman, pengkodean,
pemfokusan, pembuangan, dan penyusunan data sehingga kesimpulan dapat
ditarik, dibuktikan dan dipertanggungjawabkan.
b. Display data, yaitu kategoresasi dengan menyusun sekumpulan data berdasar
pola pikir, pendapat, dan kriteria tertentu untuk menarik kesimpulan. Display
data membantu untuk memahami peristiwa dan apa yang harus dilakukan
untuk analisa lebih jauh dan lebih dalam, berdasarkan pemahaman terhadap
peristiwa tersebut. Display yang lebih baik merupakan usaha pokok untuk
men-shahihkan analisis kualitatif.
c. Penyimpulan atau pembuktian, yaitu menafsirkan berdasarkan kategori yang
ada dan menggabungkan dengan melihat hubungan semua data yang ada,
sehingga dapat diketahui tentang proses pembelajaran di RA Nurul Amin
dengan utuh, holistik, dan komprehensif
Analisis data yang meliputi; reduksi, display, dan penyimpulan data dalam
penelitian ini dilakukan secara bersamaan dan terus menerus selama proses
pengumpulan data. Setiap data yang telah diperoleh dianalisis sesuai dengan
tahapan-tahapan analisa data, guna memperoleh kesimpulan sementara. Kemudian
kesimpulan sementara itu diuji kembali nilai validitasnya selama penelitian
berlangsung dengan melihat aspek rasionalitas, keakuratan, serta keobjektifannya.
Hal ini dilakukan sampai diperoleh kesimpulan final sebagai jawaban atas
beberapa pertanyaan penelitian yang telah disusun.
7. Pengecekan Keabsahan Data
Pengujian keabsahan data dilakukan dengan cara ketekunan atau keajegan
pengamatan, triangulasi data, dan auditing atau penelusuran data. Berkaitan
dengan hal tersebut, maka langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian
keabsahan data seperti tersebut di bawah ini:
12

a. Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur


dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang
dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
b. Triangulasi data, yaitu memeriksa keabsahan data melalui sumber, metode
penyidik, dan teori.

J. Tahapan-Tahapan Penelitian
Tahap-tahapan penelitian yang akan di tempuh peneliti sebagai berikut:
1. Tahap Lapangan meliputi:
a. Perencanaan penelitian,
b. Memilih lapangan penelitian,
c. Menjajaki lapangan dan menilai keadaan lapangan,
d. Menyiapkan perlengkapan penelitian.
2. Tahap Pekerjaan Lapangan meliputi:
a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri,
b. Memasuki lapangan,
c. Mengumpulkan data
3. Tahap Laporan terdiri dari:
a. Penyusunan konsep analisis data,
b. Menemukan tema,
c. Menganalisis data

K. Sistematika Pembahasan
Berdasarkan pada fokus penelitian yang akan diungkap dalam penelitian ini, yaitu
mengenai peningkatan daya ingat anak melalui gaya belajar visual. Maka, sistematika
bahasan skripsi yang akan peneliti tulis adalah sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan. Berisi tentang:
1. Latar Belakang Masalah
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan dan Kegunaaan Penelitian
4. Alasan Memilih Judul
5. Ruang Lingkup Penelitian
6. Batasan Istilah Dalam Judul
7. Kajian Pustaka
13

8. Metode Penelitian
9. Sistematikan pembahasan.
Bab II: Kerangka Teoritik. Berisi tentang:
1. Tinjauan teoritis tentang daya ingat anak usia dini
a. Pengertian daya ingat
b. Faktor yang mempengaruhi daya ingat anak
2. Tinjauan Teoritis Tentang Gaya Belajar Visual
a. Pengertian Anak Usia Dini (AUD)
b. Pengertian Gaya Belajar Visual
c. Macam-Macam Gaya Belajar Visual
3. Tinjauan Teoritis Hubungan Gaya Belajar Anak Dalam Meningkatkan Daya
Ingat Anak Usia Dini
Bab III akan memaparkan paparan data dan temuan hasil penelitian yang diperoleh
dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi di lapangan. Pada bab ini
akan dibahas tentang bagaimana gaya belajar visual yang telah dilakukan
oleh guru di RA Nurul Amin serta bagaimana hasil daya ingat anak. Bab ini
peneliti akan memaparkan profil RA Nurul Amin, kepengurusan dan jumlah
tenaga edukatif dan jumlah siswa sebagai gambaran umum.
BAB IV merupakan analisis data dan pembahasan secara keseluruhan dari hasil
temuan di RA Nurul Amin mengenai gaya belajar visual dalam
meningkatkan daya ingat anak pada anak usia dini di RA Nurul Amin.
Bab V: Penutup. Berisi kesimpulan dan saran.
Demikian sistematika pembahasan yang akan ditulis dalam penelitian ini, di mana
sistematika tersebut selanjutnya akan menjadi pedoman peneliti untuk menyusun
kerangka skripsi secara utuh.
14

DAFTAR PUSTAKA

Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2017)


Bobbie Dills, dkk,.40 Ways To Keep Your Brain Sharp. (Yogyakarta: Andi Offset, 2013)
Burhanurddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, (Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2014)
Diane Papalia dkk. Human Development (Psikologi Perkembangan) (Jakarta:
Prenadanedia Group, 2008)
Diane Papalia, dkk, Human Development (Psikologi Perkembangan), (Jakarta:
Prenadanedia Group, 2008)
dr. Sidiarto Kusumoputro, Memori Anda Setelah Usia 50 (Jakarta: Universitas Indonesia,
2003)
F A. Yanuarita, Rahasia Otak dan Kecerdasan Anak (JawaTengah: Teranova Books, 2014)
Kementerian Pendidikan Nasional. 2015. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2013. Jakarta
Kinasih dan Purna, Psikologi Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta Barat: PT Indeks, 2016)
M. Fadillah dan M K. Lilif, Pendidikan karakter Anak Usia Dini. (Jogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2013)
Muhammad Fadlillah, Desain Pembelajaran PAUD, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014)
Syamsu Yusuf L.N dan Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Raja
Grafindo, 2013)
Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2016)
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014)
Suyadi, M.Pd.I, Teori Pembelajaran Anak Usia Dini Dalam Kajian Neurosains, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2014)
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006)
Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Kalimedia, 2015)
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2015)

Nasbahry Couto & Alizamar.. Psikologi Persepsi & Desain Informasi. (Yogyakarta: Media
Akademik, 2016)

Anda mungkin juga menyukai