Oleh :
Kelompok 6
Annastasia I’anatul Yuda NIM 2102020060
Annisa Nur Syifa NIM 2102020037
Abdurahman NIM 2102020076
Ghanis Anjarwati NIM 2102020020
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya
lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pembelajaran Anak Berkebutuhan
Khusus”. Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Psikologi Pendidikan. Penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Husnul Madihah,
M.I.Kom., M.Pd.. selaku dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah memberikan
arahan serta bimbingan, dan juga kepada semua pihak yang telah membantu baik langsung
maupun tidak langsung dalam penulisan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih
jauh dari sempurna. Hal ini semata-mata karena keterbatasan kemampuan Penulis sendiri.
Oleh karena itu, sangatlah Penulis harapkan saran dan kritik yang positif dan membangun
dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan
datang.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………… ii
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………….. 11
B. Saran……………………………………………………………………………………………………… 11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..………………………. 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pendidikan berkebutuhan khusus menganut prinsip-prinsi pedagogi yang sehat yang dapat
menguntungkan semua anak. Berbagai kondisi anak dengan segala perbedaannya adalah
normal dan oleh karenanya pembelajaran itu harus disesuaikan dengan kebutuhan anak,
bukannya anak yang disesuaikan dengan kecepatan dan hakekat proses belajar.
Pemebelajaran yang berpusat pada anak akan lebih efektif dan menguntungkan bagi
semua pihak, khususnya bagi anak secara keseluruhan.
Di dalam sekolah inklusif, anak yang berkebutuhan khusus seyogyanya menerima segala
dukungan tambahan yang mereka butuhkan untuk menjamin efektifnya pendidikan
mereka. Sekolah inklusif ini juga merupakan alat yang paling efektif untuk membangun
karakter anak bagi anak yang berkebutuhan khusus, juga akan menumbuhkan solidaritas
antara anak berkebutuhan khusus dengan teman-teman sebayanya. Mempunyai hak-hak
yang sama dan layak merupakan keinginan oleh setiap orang yang hidup didunia ini tak
lain halnya dengan para ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) yang ada disekitar kita,
terutama untuk mendapatkan hak-hak yang sama dan layak pada dunia pendidikan,
mendapatkan pendidikan yang berkualitas tidak hanya diperuntukan oleh para mereka
yang hidupnya normal melainkan hak tersebut juga berhak diberikan oleh semua
kalangan terutama pada ABK (Anak Berkebutuhan Khusus).
PEMBAHASAN
Menurut Sudjana (1989: 30) yang termasuk dalam komponen pembelajaran adalah tujuan,
bahan, metode dan alat serta penilaian metode mengajar yang digunakan guru hampir tidak
ada yang sisa-sia, karena metode tersebut mendatangkan hasil dalam waktu dekat atau dalam
waktu yang relatif lama. Hasil yang dirasakan dalam waktu dekat dikatakan sebagai dampak
langsung (Instructional effect) sedangkan hasil yang dirasakan dalam waktu yang relatif lama
disebut dampak pengiring (nurturant effect) biasanya bekenaan dengan sikap dan nilai.
Menurut Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru
dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.
Menurut M.Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan, metode pembelajaran adalah cara-cara
menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran
pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.
Dalam mengajar sesuatu pada anak berkebutuhan khusus, adalah penting untuk memilih
strategi pengajaran tertentu yang dianggap paling efektif untuk anak tertentu. Pemilihan ini
akan tergantung pada gaya belajar dan materi yang diajarkan. Berikut berbagai metode
pengajaran yang umum digunakan dalam pengajaran anak berkebutuhan khusus, yaitu:
1. Communication
Siswa dalam belajar tidak akan lepas dari komunikasi baik siswa antar siswa, siswa
dengan fasilitas belajar, ataupun dengan guru. Kemampuan komunikasi setiap
individu akan mempengaruhi proses dan hasil belajar yang bersangkutan dan
membentuk kepribadiannya. Proses ini dapat mencakup keterampilan verbal dan non-
verbal, serta berbagai jenis simbol (katr, faco, gambar).
2. Task Analisis
3. Direct Instruction
4. Prompts
Prompt adalah setiap bantuan yang diberikan pada anak untuk menghasilkan respon
yang benar. Prompts memberikan anak informasi tambahan atau bantuan untuk
menjalankan instruksi. Adapun jenis prompts adalah sebagai berikut:
1) Verbal Prompts
2) Modelling
Adalah memberi tahu anak apa yang harus dilakukannya atau bagaimana
melakukannya dengan mendemonstrasikan tugas. Cara ini dapat dilakukan
bila anak tidak memahami instruksi verbal tetapi mampu meniru perilaku
tanpa bantuan fisik secara langsung.
3) Gestural Prompts
Adalah bantuan dalam bentuk isyarat dapat mencakup tangan, lengan, muka,
atau gerakan tubuh lainnya yang dapat mengkomunikasikan informasi visual
special spesifik.
4) Physical Prompts
5) Peer Tuturial
6) Cooperative Learning
Merupakan salah satu cara yang paling efektif dan menyenangkan untuk
mengarahkan beberapa siswa dengan berbagai derajat kemampuan untuk
bekerja sama dalam menyelesaikan salah satu tugas. Cooperative learning
mengembangkan lingkungan yang positif dan mendukung, yang mendorong
penghargaan pada diri sendiri, menghargai pendapat orang lain dan menerima
perbedaan individu.
Pada ada anak tuna netra dapat digunakan beberapa metode yang digunakan ialah:
1. Metode ceramah, metode ini dapat diterapkan kepada siswa tunanetra karena dalam
pelaksanaan metode ini guru menyampaikan materi pelajaran dengan penjelasan lisan
dan siswa mendengar penyampaian materi dari guru.
2. Metode Tanya Jawab, metode ini dapat diterapkan kepada siswa tunanetra karena
metode ini merupakan tambahan dari metode ceramah yang menggunakan indera
pendengaran.
3. Metode diskusi, metode ini dapat diterapkan kepada siswa tunanetra karena mereka
dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan diskusi itu karena dalam metode diskusi
kemampuan daya pikir siswa untuk memecahkan suatu persoalan lebih diutamakan.
Dan metode ini bisa diikuti tanpa menggunakan indera penglihatan.
4. Metode sorogan, metode ini dapat diterapkan kepada siswa tunanetra karena adanya
bimbingan langsung dari guru kepada anak didik dan seorang guru dapat mengetahui
langsung sejauh mana kemampuan anak didiknya dalam memahami suatu materi
pelajaran.
5. Metode bandongan, metode ini dapat diterapkan kepada siswa tunanetra Inti karena
guru memberikan penjelasan materi kepada anak didik tidak secara perorangan.
Metode ini merupakan kebalikan dari metode sorogan. Tunanetra dapat mengikuti
metode ini, karena metode ini dapat diikuti dengan tanpa menggunakan indera
penglihatan.
6. Metode drill, metode ini dapat diterapkan kepada siswa tunanetra jika materi yang
disampaikan dan media yang digunakan mampu mendukung mereka untuk
memahami materi pelajaran.
2.4 Metode Pengajaran Anak Tunarungu
Metode pengajaran yang paing tepat untuk digunakan dalam pengajaran anak tuna rungu
adalah TCL (teacher centered learning). Tuna rungu merupakan anak-anak yang memiliki
kekurangan mental apabila kita biarkan dan menyuruhnya belajar secara mandiri maka yang
terjadi adalah anak tersebut akan bermain-main dengan temannya. Dengan pembelajaran
yang berpusat pada guru maka murid yang memiliki kekurangan tadi dapat di bimbing oleh
guru dalam melaksanankan pembelajaran di kelas. Selanjutnya guru tinggal focus pada
perilaku murid, mengarahkan para murid. Yang dimaksud dengan mengarahkan adalah
memberi pujian kepada anak yang melakukan suatu kebaikan dan melarang murid ketika dia
melakukan sesuatu yang buruk.
Untuk anak tuna grahita metode pengajaran yang dapat digunakan adalah metode ceramah
oleh guru seperti pada tingkat Sekolah Dasar lainnya. Dalam hal ini guru menerangkan materi
yang diajarkan. Setelah itu guru dapat melakukan tanya jawab dengan murid sehingga murid
lebih mampu untuk mengerti apa yang diajarkan. Guru juga bisa menggunakan alat peraga
untuk beberapa pelajaran agar anak lebih tertarik untuk belajar dan mampu untuk mengingat
lebih baik materi pembelajarannya. Setiap minggunya juga dapat dibuat pelaporan kinerja
sehingga guru dapat mengetahui perkembangan anak secara baik juga memberikan reward
bagi anak yang berkembang dengan baik dan disiplin dalam kelas. Anak tuna grahita
mempunyai karakteristik sebagai berikut (Halahan dan Kauffman, 1994) :
Karakterisitik anak tuna daksa adalah anggota gerak tubuh tidak lengkap, bentuk anggota
tubuh dan tulang belakang tidak normal, kemampuan gerak sendi terbatas, ada hambatan
dalam melaksanakan aktifitas kehidupan sehari hari. Untuk anak tuna daksa metode
pengajaran yang dapat digunakan adalah metode ceramah, diskusi berkelompok, praktek.
Tunalaras ialah gangguan atau hambatan atau kelainan tingkah laku sehingga kurang dapat
menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Metode Pengajaran menggunakan Teacher Centered Learning (TCL) dikarenakan butuh
control dari pengajar agar tidak terjadi kecelakaan akibat keterbatasan atau kekurangan
pengendalian emosi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metode pembelajaran pada ABK merupakan cara yang di gunakan guru untuk
menyampaikan materi yang telah rancang untuk siswa yang mempunyai Kebutuhan
Khusus atau penyandang disabilitas. Sangat penting dalam memilih strategi dan metode
pengajaran dalam mengajar pada anak berkebutuhan khusus.Untuk itu seorang guru harus
dapat melilih strategi dan metode pengajaran yang paling efektif untuk anak
berkebutuhan khusus.Dari pembahasan yang telah dipaparkan, bahwasannya metode
pembelajaran yang digunakan dalam pengajaran anak berkebutuhan khusus metode
communication, task analysis, direct intruction, dan Prompts. Dalam penyampaiannya
seorang guru harus menyampaikan secara satu per satu kepada setiap siswa karena dalam
kelas tersebut terdapat beberapa siswa penyandang disabilitas yang berbeda.
3.2 Saran
Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan, penulis dapat memberikan saran sebagai
berikut:
Agar dapat menerapkan metode pengajaran bagi anak berkebutuhan khusus, maka yang
perlu diperhatikan adalah apa yang anak butuhkan.Metode pengajaran yang disampaikan
akan lebih baik jika dalam penerapannya memperhatikan gaya belajar dan materi yang
akan diajarkan.
DAFTAR PUSTAKA