Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Dosen pengampu :
Dr. Husnul Madihah, M.I.Kom., M.Pd.

Oleh :
Kelompok 6
Annastasia I’anatul Yuda NIM 2102020060
Annisa Nur Syifa NIM 2102020037
Abdurahman NIM 2102020076
Ghanis Anjarwati NIM 2102020020

PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya
lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pembelajaran Anak Berkebutuhan
Khusus”. Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Psikologi Pendidikan. Penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Husnul Madihah,
M.I.Kom., M.Pd.. selaku dosen  mata  kuliah Psikologi Pendidikan yang telah memberikan
arahan serta bimbingan, dan juga kepada semua pihak yang telah membantu baik langsung
maupun tidak langsung dalam penulisan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih
jauh dari sempurna. Hal ini semata-mata karena keterbatasan kemampuan Penulis sendiri.
Oleh karena itu, sangatlah Penulis harapkan saran dan kritik yang positif dan membangun
dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan
datang.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………………….. i

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………… iii

BAB I    PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………. 4

1.1      Latar Belakang Masalah…………………………………………………………………. 4

1.2     Rumusan Masalah…………………………………………………………………………. 4

1.3      Tujuan Penelitian…………………………………………………………….…………… 4

BAB II  PEMBAHASAN……………………………………………………………...……………………. 5

2.1 Pengertian Metode Pembelajaran……………………….………………….………….. 5

2.2 Metode Pengajaran Anak Berkebutuhan Khusus………………..……………….. 5

2.3 Metode Pengajaran Anak Tunanetra………………………………….………………. 8

2.4 Metode Pengajaran Anak Tunarungu…………………………………….……………9

2.5 Metode Pengajaran Tunagrahita………………………………………………..………..9

2.6 Metode Pengajaran Tunadaksa………………………………………………….………..9

2.7 Metode Pengajaran Tunalaras…………………………………………….……………..10

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………………….. 11

A.     Kesimpulan…………………………………………………………………………………………….. 11

B.      Saran……………………………………………………………………………………………………… 11

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..………………………. 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pendidikan berkebutuhan khusus menganut prinsip-prinsi pedagogi yang sehat yang dapat
menguntungkan semua anak. Berbagai kondisi anak dengan segala perbedaannya adalah
normal dan oleh karenanya pembelajaran itu harus disesuaikan dengan kebutuhan anak,
bukannya anak yang disesuaikan dengan kecepatan dan hakekat proses belajar.
Pemebelajaran yang berpusat pada anak akan lebih efektif dan menguntungkan bagi
semua pihak, khususnya bagi anak secara keseluruhan.
Di dalam sekolah inklusif, anak yang berkebutuhan khusus seyogyanya menerima segala
dukungan tambahan yang mereka butuhkan untuk menjamin efektifnya pendidikan
mereka. Sekolah inklusif ini juga merupakan alat yang paling efektif untuk membangun
karakter anak bagi anak yang berkebutuhan khusus, juga akan menumbuhkan solidaritas
antara anak berkebutuhan khusus dengan teman-teman sebayanya. Mempunyai hak-hak
yang sama dan layak merupakan keinginan oleh setiap orang yang hidup didunia ini tak
lain halnya dengan para ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) yang ada disekitar kita,
terutama untuk mendapatkan hak-hak yang sama dan layak pada dunia pendidikan,
mendapatkan pendidikan yang berkualitas tidak hanya diperuntukan oleh para mereka
yang hidupnya normal melainkan hak tersebut juga berhak diberikan oleh semua
kalangan terutama pada ABK (Anak Berkebutuhan Khusus).

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran?
2. Metode apa yang digunakan dalam pengajaran anak berkebutuhan khusus?

1.3 Tujuan masalah

1. Mengetahui pengertian metode pembelajaran.


2. Mengetahui metode pengajaran anak berkebutuhan khusus.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metode Pembelajaran

Menurut Sudjana (1989: 30) yang termasuk dalam komponen pembelajaran adalah tujuan,
bahan, metode dan alat serta penilaian metode mengajar yang digunakan guru hampir tidak
ada yang sisa-sia, karena metode tersebut mendatangkan hasil dalam waktu dekat atau dalam
waktu yang relatif lama. Hasil yang dirasakan dalam waktu dekat dikatakan sebagai dampak
langsung (Instructional effect) sedangkan hasil yang dirasakan dalam waktu yang relatif lama
disebut dampak pengiring (nurturant effect) biasanya bekenaan dengan sikap dan nilai.

Menurut Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru
dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.

Menurut M.Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan, metode pembelajaran adalah cara-cara
menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran
pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.

2.2 Metode Pengajaran Anak Berkebutuhan Khusus

Dalam mengajar sesuatu pada anak berkebutuhan khusus, adalah penting untuk memilih
strategi pengajaran tertentu yang dianggap paling efektif untuk anak tertentu. Pemilihan ini
akan tergantung pada gaya belajar dan materi yang diajarkan. Berikut berbagai metode
pengajaran yang umum digunakan dalam pengajaran anak berkebutuhan khusus, yaitu:

1. Communication

Siswa dalam belajar tidak akan lepas dari komunikasi baik siswa antar siswa, siswa
dengan fasilitas belajar, ataupun dengan guru. Kemampuan komunikasi setiap
individu akan mempengaruhi proses dan hasil belajar yang bersangkutan dan
membentuk kepribadiannya. Proses ini dapat mencakup keterampilan verbal dan non-
verbal, serta berbagai jenis simbol (katr, faco, gambar).
2. Task Analisis

Analisis tugas adalah prosedur dimana tugas-tugas dipecah kedalam rangkaian


komponen-komponen langkah atau bagian kecil satu tujuan akhir atau sasaran.
Analisis tugas dimaksudkan untuk mendeskripsikan tugas-tugas yang harus dilakukan
ke dalam indikator-indikator kompetensi. Analisis tugas untuk menentukan daftar
kompetensi. Berdasarkan analisis tugas-tugas yang harus dilakukan oleh guru di
sekolah sebagai tenaga professional, yang pada giliranya ditentukan kompetensi-
kompetensi apa yang diperlukan, sehingga dapat pula diketahui apakah seorang siswa
telah melakukan tugasnya sesuai dengan kompetensi yang dituntut kepadanya.
Kompetensi dasar berfungsi untuk mengarahkan guru dan fasilitator mengenai target
yang harus dicapai dalam pembelajaran.

3. Direct Instruction

Intruksi langsung adalah metode pengajaran yang menggunakan pendekatan


selangkah-selangkah yang terstruktur dengan cermat, dalam instruksi atau
perintah.Metode ini memberikan pengalaman belajar yang positif dengan demikian
dapat meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi untuk berprestasi. Pelajaran
disampaikan dalam bentuk yang mudah dipelajari sehingga anak mencapai
keberhasilan pada setiap tahap pembelajaran. Sintaknya adalah orientasi, Prsentasi,
latihan terstruktur, latihan terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi.

4. Prompts

Prompt adalah setiap bantuan yang diberikan pada anak untuk menghasilkan respon
yang benar. Prompts memberikan anak informasi tambahan atau bantuan untuk
menjalankan instruksi. Adapun jenis prompts adalah sebagai berikut:

1) Verbal Prompts

Adalah bentuk informasi verbal yang memberikan tambahan pada instruksi


tugas. Instruksi memberi tahu anak apa yang harus dilakukannya. Verbal
Prompts memberikan tambahan informasi mengenai bagaimana mengatasi
tugasnya. Misalnya bila anak belajar menggunakan komputer, instruksi
mungkin nyalakan komputer, verbal prompts adalah masukan disket ke drive
satu dan tekan tombol merah.

2) Modelling

Adalah memberi tahu anak apa yang harus dilakukannya atau bagaimana
melakukannya dengan mendemonstrasikan tugas. Cara ini dapat dilakukan
bila anak tidak memahami instruksi verbal tetapi mampu meniru perilaku
tanpa bantuan fisik secara langsung.

3) Gestural Prompts

Adalah bantuan dalam bentuk isyarat dapat mencakup tangan, lengan, muka,
atau gerakan tubuh lainnya yang dapat mengkomunikasikan informasi visual
special spesifik.

4) Physical Prompts

Adalah melibatkan kontak fisik, physical prompts digunakan hanya bila


prompts yang lain tidak memberikan informasi cukup pada anak untuk
mengerjakan tugas atau bila anak belum sampai mengembangkan kemampuan
fisik yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

5) Peer Tuturial

Adalah dimana seorang siswa yang mampu (pandai) dipasangkan dengan


temannya yang mengalami kesulitan/hambatan. Didalam pemasangan seperti
ini siswa yang mampu bertindak sebagai tutor (pengajar). Pemberian waktu
yang sesuai dalam belajar sangat baik bagi anak yang berkebutuhan khusus.
Anak berkebutuhan khusus lebih lambat perkembangan belajarnya dari teman
yang tidak mengalami kesulitan. Peer tutorial merupakan strategi yang
memberikan waktu akurat dengan keterlibatan siswa yang tinggi.

6) Cooperative Learning

Merupakan salah satu cara yang paling efektif dan menyenangkan untuk
mengarahkan beberapa siswa dengan berbagai derajat kemampuan untuk
bekerja sama dalam menyelesaikan salah satu tugas. Cooperative learning
mengembangkan lingkungan yang positif dan mendukung, yang mendorong
penghargaan pada diri sendiri, menghargai pendapat orang lain dan menerima
perbedaan individu.

2.3 Metode Pengajaran AnakTunanetra

Pada ada anak tuna netra dapat digunakan beberapa metode yang digunakan ialah:

1. Metode ceramah, metode ini dapat diterapkan kepada siswa tunanetra karena dalam
pelaksanaan metode ini guru menyampaikan materi pelajaran dengan penjelasan lisan
dan siswa mendengar penyampaian materi dari guru.
2. Metode Tanya Jawab, metode ini dapat diterapkan kepada siswa tunanetra karena
metode ini merupakan tambahan dari metode ceramah yang menggunakan indera
pendengaran.
3. Metode diskusi, metode ini dapat diterapkan kepada siswa tunanetra karena mereka
dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan diskusi itu karena dalam metode diskusi
kemampuan daya pikir siswa untuk memecahkan suatu persoalan lebih diutamakan.
Dan metode ini bisa diikuti tanpa menggunakan indera penglihatan.
4. Metode sorogan, metode ini dapat diterapkan kepada siswa tunanetra karena adanya
bimbingan langsung dari guru kepada anak didik dan seorang guru dapat mengetahui
langsung sejauh mana kemampuan anak didiknya dalam memahami suatu materi
pelajaran.
5. Metode bandongan, metode ini dapat diterapkan kepada siswa tunanetra Inti karena
guru memberikan penjelasan materi kepada anak didik tidak secara perorangan.
Metode ini merupakan kebalikan dari metode sorogan. Tunanetra dapat mengikuti
metode ini, karena metode ini dapat diikuti dengan tanpa menggunakan indera
penglihatan.
6. Metode drill, metode ini dapat diterapkan kepada siswa tunanetra jika materi yang
disampaikan dan media yang digunakan mampu mendukung mereka untuk
memahami materi pelajaran.
2.4 Metode Pengajaran Anak Tunarungu

Metode pengajaran yang paing tepat untuk digunakan dalam pengajaran anak tuna rungu
adalah TCL (teacher centered learning). Tuna rungu merupakan anak-anak yang memiliki
kekurangan mental apabila kita biarkan dan menyuruhnya belajar secara mandiri maka yang
terjadi adalah anak tersebut akan bermain-main dengan temannya. Dengan pembelajaran
yang berpusat pada guru maka murid yang memiliki kekurangan tadi dapat di bimbing oleh
guru dalam melaksanankan pembelajaran di kelas. Selanjutnya guru tinggal focus pada
perilaku murid, mengarahkan para murid. Yang dimaksud dengan mengarahkan adalah
memberi pujian kepada anak yang melakukan suatu kebaikan dan melarang murid ketika dia
melakukan sesuatu yang buruk.

2.5 Metode Pengajaran Tunagrahita

Untuk anak tuna grahita metode pengajaran yang dapat digunakan adalah metode ceramah
oleh guru seperti pada tingkat Sekolah Dasar lainnya. Dalam hal ini guru menerangkan materi
yang diajarkan. Setelah itu guru dapat melakukan tanya jawab dengan murid sehingga murid
lebih mampu untuk mengerti apa yang diajarkan. Guru juga bisa menggunakan alat peraga
untuk beberapa pelajaran agar anak lebih tertarik untuk belajar dan mampu untuk mengingat
lebih baik materi pembelajarannya. Setiap minggunya juga dapat dibuat pelaporan kinerja
sehingga guru dapat mengetahui perkembangan anak secara baik juga memberikan reward
bagi anak yang berkembang dengan baik dan disiplin dalam kelas. Anak tuna grahita
mempunyai karakteristik sebagai berikut (Halahan dan Kauffman, 1994) :

1. Saat duduk di dalam kelas, masih harus didampingi guru.


2. Diajarkan membedakan stimulus suara dan visual.
3. Kemampuan berbahasa perlu dikembangkan.
4. Dibimbing bagaimana bina diri.
5. Dibimbing bagaimana berinteraksi dengan teman sebaya dalam situasi kelompok.

2.6 Metode Pengajaran Tunadaksa

Karakterisitik anak tuna daksa adalah anggota gerak tubuh tidak lengkap, bentuk anggota
tubuh dan tulang belakang tidak normal, kemampuan gerak sendi terbatas, ada hambatan
dalam melaksanakan aktifitas kehidupan sehari hari. Untuk anak tuna daksa metode
pengajaran yang dapat digunakan adalah metode ceramah, diskusi berkelompok, praktek.

2.7 Metode Pengajaran Tunalaras

Tunalaras ialah gangguan atau hambatan atau kelainan tingkah laku sehingga kurang dapat
menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Metode Pengajaran menggunakan Teacher Centered Learning (TCL) dikarenakan butuh
control dari pengajar agar tidak terjadi kecelakaan akibat keterbatasan atau kekurangan
pengendalian emosi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Metode pembelajaran pada ABK merupakan cara yang di gunakan guru untuk
menyampaikan materi yang telah rancang untuk siswa yang mempunyai Kebutuhan
Khusus atau penyandang disabilitas. Sangat penting dalam memilih strategi dan metode
pengajaran dalam mengajar pada anak berkebutuhan khusus.Untuk itu seorang guru harus
dapat melilih strategi dan metode pengajaran yang paling efektif untuk anak
berkebutuhan khusus.Dari pembahasan yang telah dipaparkan, bahwasannya metode
pembelajaran yang digunakan dalam pengajaran anak berkebutuhan khusus metode
communication, task analysis, direct intruction, dan Prompts. Dalam penyampaiannya
seorang guru harus menyampaikan secara satu per satu kepada setiap siswa karena dalam
kelas tersebut terdapat beberapa siswa penyandang disabilitas yang berbeda.

3.2 Saran

Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan, penulis dapat memberikan saran sebagai
berikut:

Agar dapat menerapkan metode pengajaran bagi anak berkebutuhan khusus, maka yang
perlu diperhatikan adalah apa yang anak butuhkan.Metode pengajaran yang disampaikan
akan lebih baik jika dalam penerapannya memperhatikan gaya belajar dan materi yang
akan diajarkan.
DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, Umar. 2013. Makalah Anak Berkebutuhan Khusus. Di unduh melalui


:http://ghozaliu.blogspot.com/2013/01/makalah-anak-berkebutuhan-khusus-abk.

nayyanrise. Metode Pengajaran ABK. 2012. Di unduh melalui :http://nayyanrises.


wordpress.com/materiku-2/paper/137-2/

Wulandari.Desi. 2012. Defini Metode Pembelajaran Menurut Para Ahli.. Di unduh


melalui :http://mtk2012unindra.blogspot.com/2012/10/definisi-metode-pembelajaran-
menurut.html

Anda mungkin juga menyukai