Anda di halaman 1dari 43

DESAIN TUJUAN PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI

Annisa Muharmina (0331203043), Yumita Anisa Putri (0331203028),


Zuhri Ahfadh (0331203016)
Program Magister Pendidikan Agama Islam Reguler, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan, Semester III
Mata Kuliah: Pengembangan Perencanaan Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu: Dr. Siti Halimah, M.Pd
email: zuhriahfadh4@gmail.com
A. Pendahuluan
Komponen paling mendasar dalam proses desain pembelajaran adalah menentukan
tujuan dan standar kompetensi yang hendak dicapai dalam pelaksanaan pembelajaran.
Penentuan ini penting untuk dilakukan mengingat pembelajaran yang tidak diawali
dengan identifikasi dan penentuan tujuan yang jelas akan menimbulkan kesalahan
sasaran.
Dalam hubungannya dengan pelaksanaan pembelajaran, rumusan tujuan
merupakan aspek fundamental dalam mengarahkan proses pembelajaran ynag baik.
Namun sejak dirancang Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan, bahkan kurikulum 2013, para guru, dosen dan pengembangan
pembelajaran tidak lagi terbiasa bahkan diduga tidak lagi mengenal istilah tujuan
instruksional umum (TIU) dan tujuan Instruksional khusus (TIK) dalam setiap
merancang pembelajaran. Mereka hanya mengenal istilah standar kompetensi dan
kompetensi dasar sebagaimana dirumuskan secara nasioanal melalui Peaturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan. Oleh karenanya perlu dijelaskan pengertian kompetensi,
kompetensi dasar, standar kompetensi , tujuan instruksional umum, tujuan instruksional
khusus, hubungan antara kompetensi dan tujuan pembelajaran.
B. Pembahasan
1. Definisi Pembelajaran Berbasis Kompetensi

a. Arti Pembelajaran

Istilah pembelajaran erat kaitannya dengan kata belajar. Berdasarkan Kamus


Besar Bahasa Indonesia (KBBI), belajar mengandung arti berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu. Sedangkan pembelajaran itu sendiri mengandung arti proses,
cara, perbuatan menjadikan orang atau mahluk hidup belajar.
Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
disebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sementara menurut PP Nomor 32
Tahun 2013, pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi antara peserta didik,
antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.
Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, tugas utama seorang guru adalah
mengajar, sedangkan tugas utama seorang siswa adalah belajar. Selanjutnya
keterkaitan antara mengajar dan belajar itulah yang disebut dengan pembelajaran. 1
Sejalan dengan pendapat tersebut, Rudi Susilana, menjelaskan bahwa pembelajaran
(instruction) merupakan akumulasi dari konsep mengajar (teaching) dan konsep
belajar (learning).2
b. Arti Kompetensi

Kompetensi (competence) menurut Hall dan Jones adalah pernyataan yang


menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan
perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur. 3
Sementara itu, berdasarkan PP Nomor 32 Tahun 2013, kompetensi diartikan sebagai
seperangkat sikap, pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki, dihayati dan
dikuasai oleh peserta didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran.
Menurut McAshan, kompetensi adalah suatu pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan atau kapabilitas yang dimiliki oleh seseorang yang telah menjadi bagian
dari dirinya sehingga mewarnai perilaku kognitif, afektif dan psikomotor. Sehingga
berdasarkan pendapat tersebut, maka jelas bahwa suatu kompetensi harus didukung
oleh pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hal tersebut berarti bahwa tanpa
pengetahuan dan sikap tidak akan muncul suatu kompetensi tertentu dalam diri
peserta didik.
Apabila ditinjau lebih lanjut, terdapat beberapa aspek yang terkandung di
dalam kompetensi. Bloom, dkk menganalisis kompetensi menjadi tiga aspek, dimana
pada masing-masing aspek mempunyai suatu tingkatan yang berbeda, yaitu (1)
kompetensi kognitif, (2) kompetensi afektif, dan (3) kompetensi psikomotor4.

1
Wina, Sanjaya, 2011, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta:
Kencana, hlm. 206.
2
Rudi, Susilana, 2006, Kurikulum dan Pembelajaran, Bandung: Jurusan Kurtekpen
FIP UPI, hlm. 95.
3
Muslich, 2011, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Jakarta: Bumi Aksara,
hlm. 15.
4
Ibid, hlm. 16.
Sementara itu, Hall dan Jones membedakan kompetensi menjadi lima jenis, yaitu:
1) Kompetensi kognitif, yang meliputi pengetahuan, pemahaman dan perhatian.
2) Kompetensi afektif, yang meliputi nilai, sikap, minat dan apresiasi.
3) Kompetensi penampilan, yang meliputi demonstrasi keterampilan fisik atau
psikomotor .
4) Kompetensi produk, yang meliputi keterampilan melakukan perubahan.
5) Kompetensi eksploratif atau ekspresi, yang menyangkut pemberian
pengalaman yang mempunyai nilai kegunaan dalam prospek kehidupan.
c. Pembelajaran Berbasis Kompetensi

Pembelajaran berbasis kompetensi dapat diartikan sebagai pembelajaran yang


dilakukan dengan orientasi pencapaian kompetensi peserta didik. Sehingga muara akhir
dari hasil pembelajaran yang telah dilakukan adalah meningkatnya kompetensi peserta
didik yang dapat diukur dalam pola pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Menurut McAshan, pembelajaran berbasis kompetensi dapat diartikan sebagai:


“Program pembelajaran dimana hasil pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan
dicapai oleh peserta didik, sistem penyimpanan dan indikator pencapaian hasil belajar
dirumuskan secara tertulis sejak perencanaan dimulai”.5
Dalam pembelajaran berbasis kompetensi, perlu ditentukan standar minimum
kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik. Sesuai pendapat tersebut, komponen
materi pembelajaran berbasis kompetensi meliputi: (1) kompetensi yang akan dicapai, (2)
strategi penyampaian untuk mencapai kompetensi, (3) sistem evaluasi atau penilaian yang
digunakan untuk menentukan keberhasilan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
Kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik perlu dirumuskan dengan jelas
dan spesifik. Menurut McAshan, perumusan yang dimaksud hendaknya didasarkan atas
prinsip “relevansi dan konsistensi antara kompetensi dengan materi yang dipelajari, waktu
yang tersedia, dan kegiatan serta lingkungan belajar yang digunakan”. Selanjutnya
menurut Kaufman dan Bratton, terdapat beberapa langkah yang dilakukan untuk
mendapatkan perumusan kompetensi yang jelas dan spesifik, antara lain dengan
melaksanakan analisis kebutuhan, analisis tugas, analisis kompetensi, penilaian oleh
profesi dan pendapat pakar mata pelajaran, pendekatan teoritik, dan telaah buku teks yang
relevan dengan materi yang dipelajari.
Konsep pembelajaran berbasis kompetensi menyaratkan dirumuskannya secara
jelas kompetensi yang harus dimiliki atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran. Dengan tolak ukur pencapaian kompetensi, maka dalam kegiatan
pembelajaran peserta didik akan terhindar dari mempelajari materi yang tidak perlu

5
Widiarni, D.R, 2008, “Perencanaan Pembelajaran Berbasis Kompetensi”, Makalah
pada Mata Kuliah Perencanaan Pengajaran UID, Jakarta, hlm. 9.
dipelajari oleh peserta didik yang tidak menunjang terhadap tercapainya penguasaan
kompetensi.
Pencapaian setiap kompetensi tersebut sangat terkait erat dengan sistem
pembelajaran yang dilakukan. Dengan demikian menurut Dyah R. Widiarni, komponen
minimal pembelajaran berbasis kompetensi adalah:6

1) Pemilihan dan perumusan kompetensi yang tepat.

2) Spesifikasi dan indikator penilaian untuk menentukan pencapaian kompetensi.

3) Pengembangan sistem penyimpanan yang fungsional dan relevan dengan


kompetensi dan sistem penilaian.
Selain itu, menurut Wina Sanjaya terdapat sejumlah prinsip yang harus
diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran. Sehingga hal tersebut sesuai
dengan tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran berbasis kompetensi. Adapun prinsip-
prinsip pembelajaran tersebut, diantaranya:7
1) Berpusat kepada siswa.
2) Belajar dengan melakukan.
3) Mengembangkan kemampuan sosial.
4) Mengembangkan keingintahuan, imajinasi dan fitrah.
5) Pengembangan keterampilan pemecahan masalah.
6) Mengembangkan kreativitas siswa.
7) Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi.
8) Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik.
9) Belajar sepanjang hayat.

Sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran di atas, Wina Sanjaya menambahkan


bahwa terdapat faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran agar
berlangsung secara efektif, yaitu sebagai berikut:8
1) Proses pembelajaran harus memberikan peluang kepada siswa agar mereka secara

6
Ibid, hlm. 10.
7
Wina, Sanjaya, 2011, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Kencana,
hlm. 30.
8
Ibid, hlm. 32.
langsung dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan demikian guru
harus bertindak sebagai pengelola proses belajar, bukan bertindak sebagai sumber
belajar.
2) Guru perlu memberikan kesempatan pada siswa untuk merefleksikan apa yang
telah dilakukannya. Dengan demikian pembelajaran bukan hanya mendorong siswa
untuk melakukan tindakan saja, akan tetapi menghayati berbagai tindakan yang
telah dilakukannya. Hal ini sangat penting baik untuk pembentukan sikap, maupun
untuk mencermati berbagai kelemahan dan kekurangan atas segala tindakannya.
3) Proses pembelajaran harus mempertimbangkan perbedaan individual. Hal ini
didasarkan pada suatu asumsi bahwa tidak ada manusia sama baik dalam minat,
bakat maupun kemampuannya. Pembelajaran harus memberikan kesempatan agar
siswa dapat berkembang sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Dengan
demikian siswa yang lambat tidak merasa tergusur oleh siswa yang cepat;
sebaliknya siswa yang cepat tidak merasa terhambat oleh yang lambat belajar.
4) Proses pembelajaran harus dapat memupuk kemandirian disamping kerja sama.
Artinya guru dituntut mampu menyediakan pengalaman belajar yang
memungkinkan siswa dapat mandiri dan bekerja sama dengan orang lain.
5) Proses pembelajaran harus terjadi dalam iklim yang kondusif baik iklim sosial
maupun iklim psikologis. Siswa akan belajar dengan baik manakala terbebas dari
berbagai tekanan, baik tekanan sosial maupun tekanan psikologis. Melalui iklim belajar
yang demikian diharapkan siswa akan berkembang secara optimal sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya.
6) Proses pembelajaran yang dikelola guru harus dapat mengembangkan kreativitas,
rasa ingin tahu. Hal ini hanya mungkin terjadi manakala guru tidak menempatkan
posisi siswa sebagai objek belajar, akan tetapi sebagai subjek belajar. Untuk itulah
guru harus mendorong agar siswa aktif untuk belajar melalui proses mencari dan
mengobservasi.

2. Tujuan Pembelajaran Berbasis Kompetensi

Pembelajaran berbasis kompetensi merupakan wujud pelaksanaan daripada Kurikulum


Berbasis Kompetnsi (KBK). Sehingga tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran berbasis
kompetensi sejalan dengan tujuan yang diharapkan dalam KBK. Namun secara umum, tujuan
daripada pelaksanaan proses pembelajaran berbasis kompetensi mengacu kepada tujuan
pendidikan nasional yang tercantum dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 yang
menyatakan bahwa:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Pembelajaran berbasis kompetensi menekankan pembelajaran ke arah penciptaan dan


peningkatan serangkaian kemampuan dan potensi siswa agar bisa mengantisipasi tantangan
aneka kehidupan. Hal ini berarti apabila selama ini pembelajaran lebih berorientasi pada
aspek pengetahuan dan target materi yang cenderung verbalistis dan kurang memiliki daya
terap, maka di dalam pembelajaran berbasis kompetensi pembelajaran lebih ditekankan pada
aspek pengetahuan dan target keterampilan. Melalui pembelajaran berbasis kompetensi ini,
diharapkan mutu lulusan lebih bermakna dan memiliki kompetensi-kompetensi tertentu sesuai
yang kebutuhan lingkungan.

KBK mengharapkan adanya hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri
peserta didik melalui serangkaian pengalaman belajar yang bermakna. Hal tersebut
mengandung pengertian bahwa dalam KBK siswa tidak sekedar dituntut untuk memahami
sejumlah konsep, akan tetapi bagaimana pemahaman konsep tersebut berdampak terhadap
perilaku dan pola pikir sehari-hari. Selain itu, KBK juga memberikan peluang pada siswa
sesuai dengan keberagaman yang dimiliki masing-masing. Hal tersebut menandakan bahwa
KBK menghargai bahwa setiap siswa memiliki kemampuan, minat dan bakat yang berbeda-
beda. KBK memberikan peluang kepada setiap siswa untuk belajar sesuai dengan
keberagaman dan kecepatan masing-masing. Oleh karena itu, pembelajaran harus didesain
agar dapat melayani setiap keberagaman tersebut.
Berdasarkan penjelasan tersebut, Wina Sanjaya menjelaskan bahwa terdapat tiga
karakteristik utama dalam KBK sebagai sebuah kurikulum, yaitu:9
a. KBK memuat sejumlah kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa. Artinya

9
Ibid, hlm. 11.
melalui KBK diharapkan siswa memiliki kemampuan standar minimal yang harus
dimiliki.
b. Implementasi pembelajaran dalam KBK menekankan kepada proses pengalaman
dengan memperhatikan keberagaman setiap individu. Pembelajaran tidak sekedar
diarahkan untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana materi itu
dapat menunjang dan mempengaruhi kemampuan berfikir dan kemampuan
bertindak sehari-hari.
c. Evaluasi dalam KBK menekankan pada evaluasi hasil dan proses belajar. Kedua
sisi evaluasi itu sama pentingnya sehingga pencapaian standar kompetensi
dilakukan secara utuh yang tidak hanya mengukur aspek pengetahuan saja, akan
tetapi sikap dan pengetahuan.

Tujuan kurikulum berbasis kompetensi adalah mengembangkan potensi peserta didik


untuk menghadapi perannya di masa yang akan datang dengan mengembangkan sejumlah
kecakapan hidup (life skill). Kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki seseorang
untuk mau dan berani menghadapi permasalahan hidup dan kehidupan secara wajar tanpa
merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari dan menemukan solusi
sehingga mampu mengatasi permasalahan tersebut. Secara khusus kecakapan hidup menurut
Wina Sanjaya (2011:12) bertujuan untuk:10
a. Mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk
memecahkan problem yang dihadapi;
b. Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran
yang fleksibel, sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luar (broad based
education);
c. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lingkungan sekolah dengan
memberikan peluang pemanfaatan sumber daya yang ada di masyarakat, sesuai
dengan manajemen berbasis sekolah (school based management).
3. Urgensi Perumusan Tujuan Pembelajaran
1. Taksonomi Pembelajaran
Taksonomi pembelajaran adalah klasifikasi tujuan pembelajaran, berdasarkan domain
pengetahuan sikap, dan keterampilan yang diindentifikasi dalam tiga domain kognitif,

10
Ibid, hlm. 12.
afektif dan psikomotorik. Domain kognisi, mengacu kepada aktifikas mental, dimana suatu
pendekatan pembelajaran terfokus pada proses penyampaian informasi dan penanaman
konsep-konsep baru, untuk memahami hubungan antara konsep, informasi dipecah dan
dibangun kembali dengan koneksi logis. sebagai hasilnya, retensi dan daya ingat tentang
materi menjadi meningkat. Adanya domain afeksi terdiri atas berbagai berbagai kontruksi,
khusus bagi pendidik, digambarkan sebagai sikap, keyakinan, perasaan, apresiasi, dam
kesukaan. Domain psikomotorik, berhubungan dengan perkembangan dan keterampilan
fisik mulai dari kerja fisik sederhana sampai pada kemampuan kerja otot yang lebih rumit.
Pada tahap awal perkembangan psikomotor peserta didik mulai meniru apa yang dilakukan
gurunya dengan mengulangi kegiatan fisik yang bersifat demonstrative dan melakukan
trial and error, percobaan dan salah sampai tercapainya respons yang sesuai. Hal ini terus
berjalan samapi pada tahap peserta didik mampu melakukannya sendiri secara akurat.
Ketiga domain inilah yang dikaji secara mendalam dalam taksonomi tujuan pembelajaran.11
Dalam konsep pendidikan nasional, taksonomi pembelajaan berkisar pada pertumbuhan
hasil budi pekerti (karakter, atau kekuatan batin), pikiran (kognisi atau inteletualitas), dan
jasmani atau tubuh yang terintegrasi dalam suatu bagan yang tak terpisahkan satu sama
lain. Dengan budi pekerti manusia berdiri sebagai insan yang merdeka yang dapat
memerintah atau menguasai diri sendiri yang membentuk manusia yang beradab.
Menurut Muhammad yaumi bahwa pendidikan nasional yang diselenggarakan saat ini
masih didominasi oleh berbagai dogma, dalil atau ajaran yang diperoleh dari barat, padahal
secara kultural pendidikan yang diselenggarakan harus tergali dari nilai luhur bangsa
Indonesia sendiri, seperti berbagai konsep pemikiran kihajar dewantara seharusnya dapat
dikaji kembali agar dapata diimplementasikan. Adapun ranah kognisi, afeksi, dan
psikomotorik yang merupakan produk pendidikan barat khususnya amerika serikat dalam
taksonomipembelajaran tidak lebih sempurna dari taksonomi kihajar dewantara yang
terdiri atas olah piker, olah rasa, olah hati dan olah raga. Namun realitasnya guru dan
perancang pembelajaran lebih cenderung merujuk pada taksonomi bloom yang kar
spiritualitasnya belum terintegrasikan 12

11
Ibid., hlm. 88
12
Ibid., hlm. 90
Berikut ini merupakan taksonomi bloom telah dirumuskan lebih jelas sehingga
indikator pencapaiannya mudah diukur dan dievaluasi:
1. Domain Kognisi
Domain kognitif adalah suatu ranah kemampuan berfikir tentang fakta-fakta
spesifik, pola procedural, dan konsep-konsep dalam mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan intelekual. Bloom merumuskan taksonomi pembelajaran khususnya dalam
domaian kognisi mulai dari keterampilan berpikir tingkat rendah sampai mulai dari
keterampilan berfikir tingkat tingkat rendah pada sampai pada keterampilan berfikir
tingkat pengetahuan, pemahaman, aplikasi, dan analisis yang digolongkan dalam
keterampilan berfikir tingkat tinggi rendah sampai sampai pada tingkat tinggi.13
Domain Kognisi Bloom
BLOOM TAKSONOMI
Pengetahuan Peserta didik yang bekerja pada tingkat ini hanya berkisar
pada mengingat atau menghafal informasi dari konkreat ke
informasi yang bastrak
Pemahaman Pada tingkat ini, peserta didik mampu mengerti dan
membuat rangkaian dari sesuatu yang
dikomunikasikan.artinya peserta didika mampu
menerjemahkan, mengnterpretasikan dan meramalkan
kemungkinan dalam berkomunikasi
Aplikasi Peserta didik dapat menerjemahkan konsep yang sesuai
dengan abstraksi dari suatu masalah atau situasi sekalipun
tidak diminta untuk emalkukannya
Analisis Peserta didik dapat memilah dan membagi materi kedlam
beberapa bagian yang baru untuk menciptakan seluruh
bagian.
Sintesis Peserta didik memberikan keputusan terhadap nilai dari
suatu materi pembelajaran, argumen, atau pandangannya
berkenaan dengan sesuatu yang diketahui, dipahami,

13
Ibid., hlm. 90
dilakukan, dianalisis dan dihasilkan

Lordin Anderson melakukan revisi khususnya dalam domain kognisi dengan


mengubah penamaan yang semisal kategori kata benda menjadi kata kerja. Domain
kognisi yang semuala dideskripsikan dnegan kata benda seperti pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi direvisi dengan menggunakan
kata kerja seperti mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi,
menciptakan. Domain kognisi dalam yang direvisi Anderson, tidak lagi mencantumkan
sintesis terpisah tetapi tergabung dalam kata kerja mengevaluasi, kemudian
menambahkan kata kerja menciptakan sebagai tingkat tertinggi dalam system berfikir
yang harus terintegrasi dalam tujuan pembelajaran.menurut aderson, taksonomi yang
baru direfleksikan bentuk system berfikir yang aktif dan akurat dibandingkan dengan
taksonomi sebelumnya 14
2. Domain afeksi
Domain afeksi meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan hal-hal
yang bersifat emosional, seperti perasaan, nilai, apresiasi, antusiasme, motivasi, dan
sikap, kategori afeksi mencakup kemampuan umum seperti penerimaan, tanggapan,
penilaian, organisasi, sampai pada tingkat kemampuan kompleks seperti penilaian
kompleks atau pembentukan gaya hidup.15
Kata Kerja Operasional Dimensi Afeksi
Penerimaan Kata Kerja Operasional
Contoh: mendengarkan orang lain dengan Menanyakan, memilih, mendeskripsikan,
hormat, mengingat nama orang yang baru mengikuti, memberikan, memegang,
dikenal mengidentifikasi, meletakkan, memberi
nama, menunjuk, mendudukkan,
menegakkan, menggunakan

Pemberian Tanggapan Kata Kerja Operasional


Contoh: berpartisipasi dlam diskusi, Menjawab, menolong, menyesuaikan,

14
Ibid., hlm. 92
15
Ibid., hlm. 93
memberikan presentasi, pertanyaan cita-cita mengonfirmasi, mendiskusikan, menyapa,
baru, onsep, model, dan lain-lain, mengetahui membuat label, melakukan praktik,
aturan keselamatan dan mempraktikannya menyajikan, membaca, mendeklamasikan
Melaporkan, memilih, mengatakan, menulis.

Penilaian Kata Kerja Operasional


Contoh: Menunjukkan kepercayaan dlam Menyelesaikan, mendemonstrasikan,
proses demokrasi, sensitive terhadap individu membedakan, menjelaskan, mengikuti,
dan perbedaan budaya, menunjukkan membentuk, memulai, mengundang,
kemampuan untuk memecahkan masalah, bergabung, membenarkan, mengusulkan,
mengusulkan rencana oerbaikan social dan menyimak, melaporkan, memilih, membagi,
mengikuti dengan komitmen, serta mengelola mengkaji
hal-hal yang memiliki kekuatan.
Pengorganisasian Kata Kerja Operasional
Contoh: menyadari kebutuhan untuk Melekat, mengubah, menyusn,
menyeimbangkan antara kebebasan dan menggabungkan, membandingkan,
prilaku yang bertanggung jawab atas perilaky mempertahankan, membela, menjelskan,
seseorang, menjelaskna peran perencanaann merumuskan, menggeberalisasim
sistematisdalam memecahkan masalah, mengidentifikasi, menggabungkan,
menerima standar stika professional, memodifikasi, memerintah, mengorganisasi,
membuat rencana hiup selaras dengan mempersiapkan, menghubungkan, mensitesis
kemmpuan, minat, dan keyakinan,
memprioritaskan waktu secara efektif untuk
memnuhi kebutuhan organisasi, keluarga,
dan diri.
Internalisasi Kata Kerja Operasional
Contoh: Menampilkan kemandirian ketika Menindaki, memberi perlakuan,
bekerja secara independen, bekerja sama memperbedakan, mempertunjukkn,
dalam kegaitan objektif dalam pemecahan memngaruhi, mendengarkan, memodifikasi,
masalah, menampilkan komitmenprofesional mengusulkan, memnuhi syarat,
untuk praktik etis, merevisi penilaian dan mempertanyakan merevisi, melayani,
perubahan perilaku dalam hubungannya memecahkan persoalan, memverivikasi.
dengan adanya kejadian baru, dan menilai
orang apa adanya, bukan bagaimana terlihat

3. Domain Psikomotorik
Domain termasuk mengingat kembali fakta-fakta tertentu, pola procedural, dan
konsep untuk membantu pengembangan kemampuan intelektual dan keterampilan.`ada
enam kategori utama mulai dari perilaku sederhana sampai perilaku yang paling
kompleks. Pertama, Persepsi, kemampuan untuk menggunakan syarat-syarat sensoris
untuk memandu aktivitas motoric. Domain psikomotorik meliputi keterampilan fisik
dan motoric yang diperoleh lebih banyak ketika memperoleh keterampilan dalam
permainan atau dalam mempelajari pendidikan jasmani. Kedua, Kesiapan, untuk
bertindak mencakup kesiapan mental, fisik, dan emosional. Ketiga, Keterampilan yang
kompleks mencakup peniruan system coba salah, dan kinerja yang baik dapat dicapai
dengan berlatih. Keempat, Mekanisme atau respon, respon yang dipelajari menjadi
kebiasaan lama-kelamaan menjadi suatu keterampilan. Kelima, Respon yang kompleks
yang melibatkan pola gerakan dengan kinerja cepat, akurat dan terkoordinatif. Keenam,
Adaptasi yang dikembangkan dengan baik dan memodifikasi pola baru sesuai dengan
situasi atau masalah tertentu.16
Kata Kerja Operasional Dimensi Psikomotorik
Persepsi Kata Kerja Operasional
Contoh: mendeteksi syarat nonkomunikasi Memilih, mendeskripsikan, mendeteksi,
verbal, memperkiakan dimana bola akan jatuh membedaknan, mengidentifikasi, mengisolasi,
setelah dilemparkn dan kemudian dipidah ke menghubungka, menyeleksi
lokasi yang benar untuk menangkap bola
tersebut, atau mengatur panas kompor untuk
memperbaiki temperature suhu dengan
mencium bau makanan.

16
Ibid., hlm. 86
Kesiapan Kata Kerja Operasional
Contoh: mengetahui dan bertindak menurut Memulai, menampilkan, menjelaskan,
urutan langkah-langkah dlam proses berpindah, bergerk, meneruskan, bereaksi,
manufaktur, mengetahui kemampuan dan menunjukkan, menyatakan, memegang.
keterbatasan seseorang, menunjukkan
keinginan untuk mempelajari proses baru
Respons Terbimbing Kata Kerja Operasional
Contoh : Membuat persamaan rumus-rumus Menyalin, menelusuri, mengikuti, memberi
matematika seperti yng ditunjukkn, mengikuti reaksi, pemproduksi kembali, merespons.
petunjuk-petunjuk untuk membangun suatu
suatu modl. Merespons isyarat tangan
instruktur ketika belajar mengoperasi mesin
pengangkat barang.
Mekanisme Kata Kerja Operasional
Contoh: menggunakan komputerpribadi, Merakit, menyesuaikan, mengkontruksi,
memperbaiki keran bocor, atau mengendarai membongkar, memamerkan, mengikatkan,
mobil memperbaiki, menggiling, memanaskan,
memanipulasi, mengukur, membetulkan
mencmpur, mengelolam ,membuat skeketsa
Respons Kompleks Kata Kerja Operasional
Contoh: memarkir mobil pada tempat parker Merkit, menyesuaikan, mengkontruksi,
parallel, mengoperasikan computer dengan membongkar, memamerkan, mengikatkan,
cepat dan kaurat, atau menunjukkan memperbaiki, menggiling, memanaskan,
kompetensi saat bermain piano memanipulas, mengukur, membetulkan,
mencampur, mengelola, membuat sketsa
Catatan: kata keraja operasional pada tingkat
respons kompleks sama dengn meknisme,
namun perlu ditambahkan kata keterangan cara
seperti lebih cepat, lebih baik, lebih akurat, dan
lain-lain
Adaptasi Kata Kerja Operasional
Contoh: Merespons secara efektif pengalaman Menyesuaikan, mengubah, bertukar, menata
tak terduga, memodifikasi perintah untuk kembali, mereorganisasi, merevisi, bervariasi
memenuhi kebuthan peserta didik, atau
melakukan tugas dengan mesin yang awlnya
bukan dimaksudkan untuk dilakukan
Organisasi Kata Kerja Operasional
Contoh: membangun teori baru, Menyusun, membangun, menggabungkan,
mengembangkan program pelatihan baru dan mengarang, mengembangkan, menciptakan,
komprehensif, atau menciptakan rutinitas mendesain, menginisiasi, membuat.
senam baru

Selain tiga taksonomi yang dijabarkan bloom juga terdapat taksonomi hasil belajar gadge
dikenal dengan istilah five categories of capibilities (lima kategori kemampuan) yaitu
Kemampuan intektual, Kemampuan kognisi, Informasi verbal, Sikap dan Kemampuan
motoric.17
Menurut Rusydi Ananda bahwa Urgensi perumusan tujuan pembelajaran, yaitu:18
1. Untuk menilai hasil pembelajaran.
Pengajaran dianggap berhasil jika siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan. Ketercapaian tujuan oleh siswa menjadi indikator keberhasilan sistem
pembelajaran.
2. Untuk membimbing siswa belajar.
Tujuan-tujuan yang dirumuskan secara tepat berdayaguna sebagai acuan, arahan, pedoman
bagi siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Dalam hubungan ini, guru dapat merancang
tindakan-tindakan tertentu untuk mengarahkan kegiatan siswa dalam upaya mencapai
tujuan-tujuan tersebut.
3. Untuk merancang sistem pembelajaran.

17
Ibid., hal. 86
18
Rusydi Ananda, dkk. 2019. Perencanaan Pembelajaran, Medan: LPPPI, hlm. 71-72.
Tujuan pembelajaran itu menjadi dasar dan kriteria dalam upaya guru memilih materi
pelajaran, menentukan kegiatan pembelajaran, memilih alat dan sumber serta merancang
prosedur penilaian terhadap hasil belajar siswa.
4. Untuk melakukan komunikasi dengan guru lainnya dalam meningkatkan
proses pembelajaran.
Berdasarkan tujuan pembelajaran tersebut terjadi komunikasi antara guru-
guru mengenai upayaupaya yang perlu dilakukan bersama dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran tersebut.
5. Untuk melakukan kontrol terhadap pelaksanaan dan keberhasilan
program pembelajaran.
Dengan tujuan pembelajaran maka guru dapat mengontrol pembelajaran
yang telah terlaksana, dan hingga mana siswa telah mencapai hal-hal
yang diharapkan. Berdasarkan hasil kontrol ini dapat dilakukan upaya
pemecahan kesulitan dan mengatasi masalah-masalah yang timbul
sepanjang proses pembelajaran berlangsung.
4. Standar Kompetensi Lulusan dalam Kurikulum 2013
Secara umum standar dipahami sebagai aturan atau prinsip yang digunakan sebagai dasar
untuk penilaian. Dalam hubungannya dengan kompetensi istilah standar dipahami sebagai
apa yang seharusnya peserta didik ketahui dan dapat lakukan berdasarkan tingkat
pengetahuan dan keterampilan. Standar kompetensia adalah ukuran kemmapuan minimal
mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yanh gharus dicapai diketahui dan mahir
dilakukan oleh peserta didk pada setip tingkatan dari suatu materi yang diajarkan.
Perkembangan rumusan standar kompetensi lulusan khususnya untuk sekolah pada
perkembangan terakhir tertera pada permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang standar
kompetensi lulusan. Hal ini dalam rangka melaksanakan ketentuan pasal 27 ayat (1)
peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan peraturan pemerintah nomor 13
tahun 2015 tentang perubahan kedua atas peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005
tentang standar nasional pendidikan.19

19
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah
Standar kompetentesi lulusan pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai acuan
utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan
standar pembiyaan.Dalam penjelasan pasal 35 Undang-undang Nomor 20 tahun 2003
disebutkan bahwa standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang harus
ddipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah.20
Standar kompetensi lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Standar kompetensi lulusan terdiri
atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah
menyelesaikan massa belajarnya disatuan pendidikann pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
Setiap lulusan satuan pendidikan dasar (SD/ MI/ SDLB/ Paket A/ SMP/ MTs/ SMLB/
Paket B) dan menengah (SMA/ SMK/ MA/ Paket C) harus mengacu memiliki kompetensi
pada tiga dimensi yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan Permendikbud
Nomor 22 Tahun 2016 tersebut. 21
Berikut ini dipaparkan rumusan standar kompetensi lulusan sesuai jenjang satuan
pendidikan:
Kompetensi Sikap Pada Standar Kompetensi Lulusan
1. Kompetensi Sikap
NO JENJANG RUMUSAN
1 SD/MI/ SDLB/ PAKET A Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap :
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME
2. Berkarakter, jujur, dan peduli
3. Bertanggung jawab
4. Pembesar sejati sepanjang hayat
5. Sehat jasmani dan rohani sesuai dengan

20
Rudi Ahmad dan Aguskani, DesainPerencanaan Pembelajaran, Deepublish: Yogyakarta, cetakan
pertama. 2019. hlm. 42
21
Ibid., hlm. 42
perkembangan anak dilingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat, dan lingkungan alam
sekitar bangsa dan Negara.
2 SMP/MTS/ SMALB/ PAKET B Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap :
1. Beriman dan bertakwakepada Tuhan YME
2. Berkarakter, jujur, dan peduli
3. Bertanggung jawabPembesar sejati sepanjang
hayat
4. Sehat jasmani dan rohani sesuai dengan
perkembangan anak dilingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat, dan lingkungan alam
sekitar bangsa dan Negara, dan kawasan
regional.

3 SMA/MA/SMALB/ Paket C Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap :


1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME
2. Berkarakter, jujur, dan peduli
3. Bertanggung jawab
4. Pembesar sejati sepanjang hayat
5. Sehat jasmani dan rohani sesuai dengan
perkembangan anak dilingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat, dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, Negara, kawasan regional,
dan internasional
2. Kompetensi Pengetahuan
Kompetensi Pengetahuan Pada Standar Kompetensi Lulusan
NO JENJANG RUMUSAN
1 SD/MI/ SDLB/ PAKET A Memiliki pengetahuan factual, konseptual,
procedural, dan metakognitif pada dasar
berkenaan dengan :
1. Ilmu Pengetahuan
2. Teknologi
3. Seni
4. Budaya
Mampu mengaitkan pengetahuan diatas dalam
konteks diri sendiri, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar

2 SMP/MTS/ SMLPPB/ PAKET B Memiliki pengetahuan factual, konseptual,


procedural, dan metakognitif pada dasar
berkenaan dengan :
1. Ilmu Pengetahuan
2. Teknologi
3. Seni
4. Budaya
Mampu mengaitkan pengetahuan diatas dalam
konteks diri sendiri, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, Negara, dan kawasan regional

3 SMA/MA/SMALB/ Paket C Memiliki pengetahuan factual, konseptual,


procedural, dan metakognitif pada dasar
berkenaan dengan :
1. Ilmu Pengetahuan
2. Teknologi
3. Seni
4. Budaya
5. humairo
Mampu mengaitkan pengetahuan diatas dalam
konteks diri sendiri, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, Negara, serta kawasan regional dan
internasional

Dalam konteks madrasah sebagai saruan pendidikan dibawah Kementerian Agama , SKL
dirumuskan sesuai dengan karakteristik madrasah yaitu Madrasah Ibtidiyah (MI), Madrasah
Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA) Praturana yang diberlakukan yaitu
keputusan Menteri Aama (KMA) Nomor 165 tahun 2014 tentang kurikulum 2013 pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab. Pada Madrasah. Pada KMA tersebut
dinyatakan beberapa kompetensi lulusna untuk MI, MTs, dan MA. 22
Berikut ini dipaparkan rumusan standar kompetensi lulusan sesuai jenjang satuan
pendidikan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BERDASARKAN KMA NOMOR 165
TAHUN 2014
NO JENJANG SATUAN DIMENSI DAN RUMUSAN SKL
PENDIDIKAN
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
1 MI Memiliki perilaku yang Memiliki pengetahuan Memiliki kemampuan
mencerminkan sikap factual dan konseptual pikir dan tindak yang
orang beriman, berdasarkan rasa ingin produktif dan kreatif
berakhlak, mulia, tahunya tentang ilmu dalam ranah abstrak
berilmu, percaya diri, dan pengetahuan, teknolohi, dan konkret sesuai
bertanggung jawab seni, dan budaya dalam dengan yang
dalam berinteraksi secara wawasn kemanusiaan, ditugaskan kepadanya

22
Ibid., hlm. 50
efektif dengan kebangsaan, kenegaraan
lingkungan rumah, dan perdaban terkait
sekolah, dan tempat fenomena dan
bermain kejadiandilingkungan
rumah, sekolah, dan
tempat bermain
2 MTs Memiliki prilaku yang Memiliki pengetahuan Memiliki kemampuan
mencerminkan sikap factual dan konseptual piker dan tindak yang
orang beriman, bsan procedural dalam efektif dan kreatif
berakhlak, mulia, ilmu pengetahuan, dalam ranah bstrak
berilmu, percaya diri dan teknologi,seni dan dan konkreat sesuai
bertanggung jawab budaya dengan dengn yang dipelajari
dalam berinteraksi secara wawasan kemanusiaan, disekolah dan sumber
efektif dengan kebangsaan, lain sejenis
lingkungan social dan kenegaraan, dan
alam dalam jangkauan peradaban terkait
pergaulan dan fenomena dan kejadian
keberadaannya yang tampak mata.

3 MA Memiliki prilaku yang Memiliki pengetahuan Memiliki kemampuan


mencerminkan sikap factual dan konseptual pikir dan tindak yang
orang beriman, bsan procedural dalam efektif dan kreatif
berakhlak, mulia, ilmu pengetahuan , dalam ranah abstrak
berilmu, percaya diri dan teknologi,seni dan dan konkreat sebagai
bertanggung jawab budaya dengan pengembangan dari
dalam berinteraksi secara wawasan kemanusiaan, yang dipelajari di
efektif dengan kebangsaan, sekolah secara
lingkungan social dan kenegaraan, dan mandiri
alam serta dalam peradaban terkait
menempatkan diri penyebb serts dampak
sebagai cerminan bangsa fenomena dan kejadian
dalam pergaulan dunia

Pernyataan antara permendikbud nomor 20 tahun 2016 tentang SKL dan KMA nomor
165 tahun 2014 memiliki substansi yang sama, terutama pada pembaginan ranah SKL, yaitu
dimensi, sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Adapun perbedaannya diantaranya terletak
pada Kompetensi sikap pada KMA lebih bersifat umum, sementara pada Permendikbud
diberikan rincian spesifik yang harus dikembangkan, pada KMA tidak diberikan pemetaan
yang spesifik mengenai rumusan pengetahuan faktual konseptual, procedural, dan
metakognitif keempat hal ini hanya diuraikan pada rumusan pernyataan kompetensi.
5. Kompetensi Inti Dalam Kurikulum 2013

a. Defenisi KI

Didalam Permendibud No. 24 tahun 2016 Kompetensi inti pada kurikulum 2013
merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus
dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas. Kompetensi terdiri dari
kompetensi sikap spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Kompetensi inti dan
kompetensi dasar digunakan sebagai dasar untuk perubahan buku teks pelajaran pada
pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
KI merupakan terjemahan atau operasional SKL dalam bentuk kualitas yang harus
dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau
jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utamayang dikelompokkan
ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotorik)
yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
KI harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan
softskills.
KI dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenan dengan sikap
keagamaan (KI1), sikap sosial (KI2), pengetahuan (KI3), dan penerapan pengetahuan (KI
4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari KD dan harus dikembangkan dalam setiap
peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap
keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada
waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (KI 3) dan penerapan pengetahuan (KI4).
b. Fungsi KI

KI berfungsi sebagai unsur pengorganisasi KD. Sebagai unsur pengorganisasi, KI


merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal KD. Organisasi
vertikal KD adalah keterkaitan antara konten KD satu kelas atau jenjang

Pendidikan kelas/jenjang diatasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu
akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi
horizontal adalah keterkaitan antara konten KD satu mata pelajaran dengan konten KD dari
mata pelajaran yang berbeda dalam satu temuan mingguan dan kelas yang sama sehingga
terjadi proses saling memperkuat. Adapun rincian KI pada kelas pada setiap jenjang MTS
dan MA sebagai berikut :

TABEL 3 KOMPETENSI INTI MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)


Kompetensi Inti Kompetensi Inti Kompetensi Inti
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
1. Menghargai dan 1. Menghargai dan menghayati 1. Menghargai dan
menghayati ajaran ajaran agama yang dianutnya. menghayati ajaran agama
agama yang dianutnya. yang dianutnya.
2. Menghargai dan 2. Menghargai dan menghayati 2. Menghargai dan
menghayati perilaku perilaku jujur, disiplin, menghayati perilaku jujur,
jujur, disiplin, tanggung tanggung jawab, peduli disiplin, tanggung jawab,
jawab, peduli (toleransi, (toleransi, gotong royong), peduli (toleransi, gotong
gotong royong), santun, santun, percaya diri, dalam royong), santun, percaya
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif diri, dalam berinteraksi
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan secara efektif dengan
dengan lingkungan sosial alam dalam jangkauan lingkungan sosial dan alam
dan alam dalam pergaulan dan keberadaannya. dalam jangkauan pergaulan
jangkauan pergaulan dan dan keberadaannya.
keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan 3. Memahami dan menerapkan 3. Memahami dan
(faktual, konseptual, dan pengetahuan (faktual, menerapkan pengetahuan
prosedural) berdasarkan konseptual, dan prosedural) (faktual, konseptual, dan
rasa ingin tahunya berdasarkan rasa ingin prosedural) berdasarkan
tentang ilmu tahunya tentang ilmu rasa ingin tahunya tentang
pengetahuan, teknologi, pengetahuan, teknologi, seni, ilmu pengetahuan,
seni, budaya terkait budaya terkait fenomena dan teknologi, seni, budaya
fenomena dan kejadian kejadian tampak mata. terkait fenomena dan
tampak mata. kejadian tampak mata.

Kompetensi Inti Kompetensi Inti Kompetensi Inti


Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
4. Mencoba, mengolah, dan 4. Mengolah, menyaji, dan 4. Mengolah, menyaji, dan
menyaji dalam ranah menalar dalam ranah konkret menalar dalam ranah
konkret (menggunakan, (menggunakan, mengurai, konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, merangkai, memodifikasi, dan mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak memodifikasi, dan
membuat) dan ranah (menulis, membaca, membuat) dan ranah
abstrak (menulis, menghitung, menggambar, abstrak (menulis,
membaca, menghitung, dan mengarang) sesuai membaca, menghitung,
menggambar, dan dengan yang dipelajari di menggambar, dan
mengarang) sesuai sekolah dan sumber lain yang mengarang) sesuai dengan
dengan yang dipelajari di sama dalam sudut yang dipelajari di sekolah
sekolah dan sumber lain pandang/teori. dan sumber lain yang sama
yang sama dalam sudut dalam sudut pandang/teori.
pandang/teori.
TABEL 4 KOMPETENSI INTI MADRASAH ALIYAH ( MA )

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI

KELAS X KELAS XI KELAS XII


Menghayati dan Menghayati dan mengamalkan Menghayati dan mengamalkan
mengamalkan ajaran agama ajaran agama yang dianutnya ajaran agama yang dianutnya
yang dianutnya

Menghayati dan Menghayati dan mengamalkan Menghayati dan mengamalkan


mengamalkan perilaku jujur, perilaku jujur, disiplin, perilaku jujur, disiplin,
disiplin, tanggung jawab, Tanggung jawab, peduli Tanggung jawab, peduli
peduli (gotong royong, (gotong royong, kerjasama, (gotong royong, kerjasama,
kerjasama, toleran, damai), toleran, damai), santun, toleran, damai), santun,
santun, responsif dan pro- responsif dan pro-aktif dan responsif dan pro-aktif dan
aktif dan menunjukkan menunjukkan sikap sebagai menunjukkan sikap sebagai
sikap sebagai bagian dari bagian dari solusi atasberbagai bagian dari solusi atasberbagai
solusi atas Permasalahan dalam

berbagai permasalahan permasalahan dalam berinteraksi secara efektif


dalam berinteraksi secara berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
efektif dengan lingkungan dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
sosial dan alam serta dalam alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
menempatkan diri sebagai diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
cerminan bangsa dalam dalam pergaulan dunia
pergaulan dunia.
Memahami, menerapkan, Memahami, menerapkan, dan Memahami, menerapkan,
dan menganalisis menganalisis pengetahuan menganalisis dan mengevaluasi
pengetahuan faktual, faktual, konseptual, prosedural, pengetahuan faktual, konseptual,
konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan prosedural, dan
berdasarkan rasa ingin rasa ingin tahunya tentang ilmu metakognitif berdasarkan rasa
tahunya tentang ilmu pengetahuan,teknologi,seni, ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora wawasan kemanusiaan, budaya, dan humaniora dengan
dengan wawasan kebangsaan, kenegaraan,dan wawasan kemanusiaan,
kemanusiaan, kebangsaan, peradaban terkait penyebab kebangsaan, kenegaraan, dan
kenegaraan, dan peradaban fenomena dan kejadian, serta peradaban terkait penyebab
terkait penyebab fenomena menerapkan pengetahuan fenomena dan kejadian, serta
dan kejadian, serta prosedural pada bidang kajian menerapkan pengetahuan
menerapkan pengetahuan yang spesifik sesuai dengan prosedural pada bidang kajian
prosedural pada bidang bakat dan minatnya untuk yang spesifik sesuai dengan
kajian yang spesifik sesuai memecahkan masalah. bakat dan minatnya untuk
dengan bakat dan minatnya memecahkan masalah
untuk memecahkan masalah

Mengolah, menalar dan Mengolah, menalar, dan Mengolah, menalar, dan

menyaji dalam ranah menyaji dalam ranah konkret menyaji dan mencipta dalam
konkret dan ranah abstrak terkait dan ranah abstrak terkait dengan ranah abstrak terkait dengan
dengan pengembangan dari yang pengembangan dari yang pegembangan dari yang
dipelajarinya di Madrasah secara dipelajarinya di Madrasah secara dipelajarinya di madrasah
mandiri dan mampu mandiri bertindak secara efektif secara mandiri serta
menggunakan metode sesuai dan kreatif serta mampu bertindak secara efektif dan
kaidah keilmuan. menggunakan metode sesuai mampu menggunakan
kaidahkeilmuan. metode sesuai kaidah
keilmuan.

6. Kompetensi Dasar Dalam Kurikulum 2013

KD merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang


diturunkan dari KI. KD adalah konten atau kompetensi yang terdiri dari sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang bersumber pada KI yang harus dikuasai peserta
didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta
didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Adapun Kompetensi Dasar
untuk kurikulum 2013 dirancang sebagai berikut:
a. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik
untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran dikelas tertentu untuk
SMP/MTs, SMA/MA,SMK/MAK;
b. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah
diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah pada
kemampuan intelektual (kemampuan kognitif tinggi);
c. Kompetensi Inti menjadi unsur organisator (organizing elements) Kompetensi
Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai
kompetensi dalam kompetensi Inti;
d. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertical);
e. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/MI) atau
satu kelas dan satu mata pelajaran (SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK). Dan
seluruh silabus tercantum KD untuk tema atau mata pelajaran dikelas tersebut;
f. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran diekmbangkan dari setiap KD yang untuk
mata pelajaran dan kelas tersebut.

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA


ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMP/MTs

KELAS: VII

Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan,


dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut,
yaitu siswa mampu:
KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL) KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)

1. menghargai dan menghayati ajaran 2. menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung


agama yang dianutnya jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun,
percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

1.1. Terbiasa membaca al-Qur’an 2.1. menunjukkan perilaku semangat menuntut


dengan meyakini bahwa Allah Swt. ilmu sebagai implementasi Q.S.al-
akan meninggikan derajat orang Mujadilah/58: 11, Q.S. ar-Rahman /55: 33
yang beriman dan berilmu dan Hadis terkait

1.2. Terbiasa membaca al-Qur’an 2.2. Menunjukkan perilaku ikhlas, sabar, dan
dengan meyakini bahwa Allah Swt. pemaaf sebagai
mencintai orang-orang yang ikhlas, implementasi pemahaman Q.S.an-
sabar, dan pemaaf Nisa/4: 146, Q.S. al-Baqarah/2: 153, dan
Q.S. Ali Imran/3: 134, dan Hadis terkait

1.3. Meyakini bahwa Allah Swt. Maha 2.3. Menunjukkan perilaku percaya diri, tekun,
Mengetahui, Maha Waspada, teliti, dan kerja keras sebagai implementasi
Maha Mendengar, dan Maha makna al-Alim, al- Khabir, as-Sami’, dan al-
Melihat Bashir

1.4. Beriman kepada malaikat-malaikat . 2.4 Menunjukkan perilaku disiplin sebagai


Allah Swt. cerminan makna iman kepada malaikat

1.5. Meyakini bahwa jujur, 2.5. Menunjukkan perilaku jujur, amanah,


amanah, dan istiqamah adalah dan istiqamah dalam kehidupan sehari-hari
perintah agama
1.6. Menyakini bahwa hormat dan 2.6. Menunjukkan perilaku hormat dan patuh
patuh kepada orang tua dan kepada orang tua dan guru, dan berempati
guru, dan berempati terhadap terhadap sesama dalam kehidupan sehari-
sesama adalah perintahagama hari

1.7. Menghayati ajaran bersuci 2.7. Menunjukkan perilaku hidup bersih sebagai
dari hadas kecil dan hadas wujud ketentuan bersuci dari hadas besar
besar berdasarkan syariat berdasarkan ketentuan syari’at Islam
Islam

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

1.8. Menunaikan salat wajib 2.8. Menunjukkan perilaku demokratis sebagai


berjamaah sebagai implementasi implementasi pelaksanaan salat berjemaah
pemahaman rukun Islam
1.9. Menunaikan salat Jumat sebagai 2.9. Menunjukkan perilaku peduli terhadap
implementasi pemahaman ketaatan sesama dan lingkungan sebagai
beribadah implementasi pelaksanaan salat jumat

1.10. Menunaikan salat jamak qasar 2.10. Menunjukkan perilaku disiplin


ketika bepergian jauh (musafir) sebagai implementasi pelaksanaan
sebagai implementasi pemahaman salat jamak qasar
ketaatan beribadah

1.11. Menghayati perjuangan Nabi 2.11. Meneladani perjuangan Nabi Muhammad


Muhammad saw. periode Makkah saw. periode Makkah
dalam menegakkan risalah Allah
Swt.

1.12. Menghayati perjuangan Nabi 2.12. Meneladani perjuangan Nabi Muhammad


Muhammad saw. periode Madinah saw. periode Madinah
dalam menegakkan risalah Allah
Swt.

1.13. Menghayati perjuangan dan 2.13. Meneladani perilaku terpuji al- Khulafa
kepribadian al-Khulafaal-Rasyidun al- Rasyidun
sebagai penerus perjuangan Nabi
Muhammad saw. dalam
menegakkan risalah Allah Swt.

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

3. Memahami pengetahuan (faktual, 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah


konseptual, dan prosedural) konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
berdasarkan rasa ingin tahunya memodifikasi, dan membuat) dan ranah
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, abstrak (menulis, membaca, menghitung,
seni, budaya terkait fenomena dan menggambar, dan mengarang) sesuai dengan
kejadian tampak mata yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.1. Memahami makna Q.S. al- 4.1.1. MembacaQ.S.al-Mujadilah/58:11 dan


Mujadilah /58: 11, Q.S.ar-Rahman Q.S. ar-Rahman /55: 33 dengan tartil
/55: 33 dan Hadis terkait tentang 4.1.2. Menunjukkan hafalan Q.S. al- Mujadilah
menuntut ilmu /58: 11, Q.S.ar-Rahman
/55: 33 dan Hadis terkait dengan lancar
4.1.3. Menyajikan keterkaitan semangat
menuntut ilmu dengan pesan Q.S.
al- Mujadilah /58: 1 dan Q.S. ar-
Rahman
/55: 33

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.2. Memahami makna Q.S.an- 4.2.1. MembacaQ.S.an-Nisa/4:146,Q.S. al-


Nisa/4: 146, Q.S. al-Baqarah/2: Baqarah/2: 153, dan Q.S. Ali
153,dan Q.S.Ali-Imran/3:134 Imran/3: 134 dengan tartil
serta Hadis
terkait tentang ikhlas, sabar, dan 4.2.2. Menunjukkan hafalan Q.S. an-
pemaaf Nisa/4: 146, Q.S. al-Baqarah/2: 153,
dan Q.S. Ali Imrān/3: 134 serta Hadis
terkait dengan lancar
4.2.3. Menyajikan keterkaitan ikhlas, sabar,
dan pemaaf dengan pesan Q.S.an-
Nisa/4:146,Q.S.al-Baqarah/2:153,dan
Q.S.Ali Imran/3:134

3.3. Memahami makna al-Asma‘u al- 4.3. Menyajikan contoh perilaku yang
Husna: al-’Alim, al-Khabir,as-Sami’, mencerminkan orang yang
dan al-Bashir meneladanial- Asma’ul-Husna:al-
’Alim,al-Khabir,as Sami’,dan al-Bashir

3.4. Memahami makna iman kepada 4.4. Menyajikan contoh perilaku yang
malaikat berdasarkan dalil naqli mencerminkan iman kepada
malaikat Allah Swt.

3.5. Memahami makna perilaku jujur, 4.5. Menyajikan makna perilaku jujur,
amanah, dan istiqamah amanah, dan istiqamah

3.6. Memahami makna hormat dan patuh 4.6. Menyajikan makna hormat dan patuh kepada
kepada kedua orang tua dan guru, orang tua dan guru, dan empati terhadap
dan empati terhadap sesama sesama

3.7. Memahami ketentuan bersuci dari 4.7. Menyajikan cara bersuci dari hadas besar
hadas besar berdasarkan
ketentuan syari’at Islam

3.8. Memahami ketentuan salat 4.8. Mempraktikkan salat berjamaah


berjemaah

3.9. Memahami ketentuan salatJumat 4.9. Mempraktikkan salat Jumat

3.10. Memahami ketentuan salat jamak 4.10. Mempraktikkan salat jamak dan qasar
qasar
3.11. Memahami sejarah 4.11. Menyajikan strategi perjuangan yang
perjuangan Nabi Muhammad dilakukan Nabi Muhammad saw. periode
saw. periode Makkah Makkah

3.12. Memahami sejarah 4.12. Menyajikan strategi perjuangan yang


perjuangan Nabi Muhammad dilakukan Nabi Muhammad saw. periode
saw. periode Madinah Madinah

3.13. Memahami sejarah perjuangan dan 4.13. Menyajikan strategi perjuangan dan
kepribadian al-Khulafa al-Rasyidun kepribadian al-Khulafa al-Rasyidun

KELAS: VIII
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan
Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut, yaitu siswa
mampu:

KOMPETENSIINTI 1 (SIKAPSPIRITUAL) KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)

1. Menghargai dan menghayati ajaran 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,


agama yang dianutnya tanggung jawab, peduli (toleran, gotong
royong), santun, percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan
dan keberadaannya

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

1.1. Terbiasa membaca al-Qur’an 2.1. menunjukkan perilaku rendah hati, hemat,
dengan meyakini bahwa rendah hati, dan hidup sederhana sebagai implementasi
hemat, dan hidup sederhana adalah pemahaman Q.S. al-Furqan/25: 63, Q.S. al-
perintah agama Isra’/17: 26-27 dan Hadis terkait

1.2. Terbiasa membaca al-Qur’andengan 2.2. terbiasa mengonsumsi makanan dan


meyakini bahwa Allah minuman yang halal dan bergizi dalam
memerintahkan untuk mengonsumsi kehidupan sehari- hari sebagai implementasi
makanan dan minuman yang halal pemahaman Q.S. an-Nahl/16:114 dan Hadis
dan bergizi terkait

1.3. beriman kepada kitab-kitab suci 2.3. Menunjukkan perilaku toleran sebagai
yang diturunkan Allah Swt. implementasi beriman kepada kitab-kitab
Allah Swt.

1.4. beriman kepada Rasul AllahSwt. 2.4. menunjukkan perilaku amanah sebagai
implementasi iman kepada Rasul Allah Swt.

1.5. meyakini bahwa minuman 2.5. menunjukkanperilaku menghindari


keras, judi, dan pertengkaran minuman keras, judi, dan pertengkaran
adalah dilarang oleh Allah Swt. dalam kehidupan sehari-hari

1.6. meyakini bahwa perilaku jujur 2.6. menunjukkan perilaku jujur dan adil dalam
dan adil adalah ajaran pokok kehidupan sehari-hari
agama
1.7. menghayati ajaran berbuat baik, 2.7. menunjukkan perilaku berbuat baik, hormat,
hormat, dan patuh kepada orang tua dan patuh kepada orang tua dan guru dalam
dan guru adalah perintah agama kehidupan sehari-hari

1.8. meyakini bahwa beramal saleh dan 2.8. memiliki sikap gemar beramal saleh dan
berbaik sangka adalah ajaran pokok berbaik sangka kepada sesama
agama

1.9. melaksanakan salat sunah 2.9. menunjukkan perilaku peduli dan gotong
berjamaahdanmunfaridsebagai royong sebagai implementasi pemahaman
perintah agama salat sunah berjamaah dan munfarid

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

1.10. melaksanakan sujud syukur, 2.10. menunjukkan perilaku tertib sebagai


sujud tilawah, dan sujud sahwi implementasi dari sujud syukur, sujud
sebagai perintah agama tilawah, dan sujud sahwi

1.11. menjalankan puasa wajib dan 2.11. menunjukkan perilaku empati sebagai
sunah sebagai perintah agama implementasi puasa wajib dan sunah

1.12. meyakini ketentuan makanan dan 2.12. menunjukkan perilaku hidup sehat
minuman yang halal dan haram dengan mengonsumsi makanan dan
berdasarkan al-Qur’an dan Hadis minuman halal

1.13. meyakini bahwa pertumbuhan 2.13. menunjukkan perilaku tekun sebagai


ilmu pengetahuan pada masa Bani implementasi dalam meneladani
Umayah sebagai bukti nyata ilmuwan pada masa Bani Umayyah
agama Islam dilaksanakan dengan
benar
1.14. meyakini bahwa pertumbuhan 2.14. menunjukkan perilaku gemar membaca
ilmu pengetahuan pada masa sebagai implementasi dalam meneladani
Abbasiyah sebagai bukti nyata ilmuwan pada masa Abbasiyah
agama Islam dilaksanakan dengan
benar
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

3. memahami dan menerapkan 4. mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah


pengetahuan (faktual, konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
konseptual, dan prosedural) memodifikasi, dan membuat) dan ranah
berdasarkan rasa ingin tahunya abstrak (menulis, membaca, menghitung,
tentang ilmu pengetahuan, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan
teknologi, seni, budaya terkait yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
fenomena dan kejadian yang sama dalam sudutpandang/teori
tampakmata
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.1. memahami Q.S. al-Furqan/25:63, 4.1.1. membaca Q.S. al-Furqan/25: 63,


Q.S. al-Isra’/17: 26-27 dan Hadis Q.S. al-Isra’/17: 26-27 dengan tartil
terkait tentang rendah hati,
4.1.2. menunjukkan hafalan Q.S. al-
hemat, dan hidup sederhana
Furqan/25: 63, Q.S. Al-Isra’/17: 26-
27 serta Hadis terkait dengan lancar
4.1.3. menyajikan keterkaitan rendah hati,
hemat, dan hidup sederhana dengan
pesan Q.S. al-Furqan/25: 63, Q.S.
al- Isra’/17:26-27

3.2. memahami Q.S. an-Nahl/16:114 dan 4.2.1. membaca Q.S. an-Nahl/16: 114
Hadis terkait tentang mengonsumsi terkait dengan tartil
makanan dan minuman yang halal 4.2.2. menunjukkan hafalan Q.S. an-
dan bergizi dalam kehidupan sehari- Nahl/16: 114 serta Hadis terkait dengan
hari lancar

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

4.2.3. menyajikan keterkaitan mengonsumsi


makanan dan minuman yang halal dan
bergizi dalam kehidupan sehari-hari
dengan pesan Q.S. an-Nahl/16: 114

3.3. memahami makna beriman 4.3. menyajikan dalil naqli tentang beriman
kepada Kitab-kitab Allah Swt. kepada Kitab-kitab Allah Swt.

3.4. memahami makna 4.4. menyajikan dalil naqli tentang iman kepada
beriman kepada Rasul Rasul Allah Swt.
Allah Swt.
3.5. memahami bahaya 4.5. menyajikan dampak bahaya mengomsumsi
mengonsumsi minuman keras, minuman keras, judi, dan pertengkaran
judi, dan pertengkaran

3.6. memahami cara 4.6. menyajikan cara menerapkan perilaku jujur


menerapkan perilaku jujur dan adil
dan adil
3.7. memahami cara berbuat baik, 4.7. menyajikan cara berbuat baik, hormat, dan
hormat, dan patuh kepada patuh kepada orang tua dan guru
orang tua dan guru

3.8. memahami makna perilaku gemar 4.8. menyajikan contoh perilaku gemar beramal
beramal saleh dan berbaik sangka saleh dan berbaik sangka kepada sesama
kepada sesama

3.9. memahami tata cara salat 4.9. mempraktikkan salat sunah berjamaah
sunah berjemaah danmunfarid danmunfarid

3.10. memahami tata cara sujud syukur, 4.10. mempraktikkan sujud syukur, sujud sahwi,
sujud sahwi, dan sujud tilawah dan sujud tilawah
3.11. memahami tata cara puasa wajib 4.11. menyajikan hikmah pelaksanaan puasa
dan sunah wajib dan puasa sunah

3.12. memahami ketentuan makanan 4.12. menyajikan hikmah mengonsumsi makanan


dan minuman yang halal dan yang halal dan bergizi sesuai ketentuan
haram berdasarkan al-Qur’an dan dengan al-Qur’an dan Hadis
Hadis

3.13. memahami sejarah pertumbuhan 4.13. menyajikan rangkaian sejarah pertumbuhan


ilmu pengetahuan masa Bani ilmu pengetahuan pada masa Bani Umayah
Umayah

3.14. memahami sejarah pertumbuhan 4.14. menyajikan rangkaian sejarah pertumbuhan


ilmu pengetahuan masa ilmu pengetahuan pada masa Abbasiyah
Abbasiyah

KELAS: IX
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan
Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut, yaitu siswa
mampu:

KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL) KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL)

1. menghargai dan menghayati ajaran 2. menunjukkan perilaku jujur, disiplin,


agama yang dianutnya tanggung jawab, peduli (toleran, gotong
royong), santun, percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

1.1. terbiasa membacaal-Qur’andengan 2.1. menunjukkan perilaku optimis, ikhtiar, dan


meyakini bahwa optimis, ikhtiar, dan tawakal sebagai
tawakal adalah perintah agama implementasipemahamanQ.S.az-
Zumar/39:53,Q.S.an-Najm/53: 39-
42,Q.S.Ali-Imran/3:159 dan Hadis terkait

1.2. terbiasamembacaal- 2.2. menunjukkan perilaku toleran dan


Qur’andengan meyakini bahwa menghargai perbedaan dalam pergaulan di
toleransi dan menghargai sekolah dan masyarakat sebagai
perbedaan adalah perintah agama implementasi pemahaman Q.S.al-
Hujurat/49: 13 dan Hadis terkait

1.3. beriman kepada hari akhir 2.3. menunjukkan perilaku mawas diri sebagai
implementasi pemahaman iman kepada hari
akhir

1.4. beriman kepada qadha dan qadar 2.4. menunjukkan perilaku tawakal kepada Allah
Swt sebagai implementasi pemahaman iman
kepada qadha dan qadar

1.5. meyakini bahwa jujur dan menepati 2.5. menunjukkan perilaku jujur dan menepati
janji adalah ajaran pokok agama janji dalam kehidupan sehari-hari
1.6.meyakini bahwa berbakti dan taat 2.6. menunjukkan perilaku hormat dan taat
kepada orang tua dan guru adalah kepada orang tua dan guru dalam kehidupan
perintah agama sehari-hari

1.7. meyakini bahwa berbakti dan 2.7. menunjukkan perilaku tata krama, sopan
taat tata krama, sopan santun, dan santun, dan rasa malu
rasa malu adalah ajaran pokok
agama
1.8. melaksanakan zakat sesuai dengan 2.8. menunjukkan perilaku taat dan peduli
ketentuan syari’at Islam sebagai hikmah dari ketentuan zakat

1.9. meyakini bahwa ibadah haji dan 2.9. menunjukkan perilaku menjaga solidaritas
umrah adalah perintah Allah Swt. umat Islam dalam kehidupan sehari-hari

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

1.10. menjalankan ketentuan syariat Islam dalam 2.10. menunjukkan perilaku peduli terhadap
penyembelihan hewan lingkungan sebagai implementasi
pemahaman ajaran penyembelihan hewan

1.11. melaksanakan qurban dan aqiqah


2.11. menunjukkan perilaku empati dan gemar
menolong kaum du’afa sebagai
implementasi pemahaman makna ibadah
qurban dan aqiqah
1.12. meyakini bahwa berkembangnya Islam di 2.12. menunjukkan perilaku cinta tanah air
Nusantara sebagai bukti Islam rahmatan sebagai implementasi mempelajari
lil-al-‘alamin sejarah perkembangan Islam di
Nusantara

1.13. meyakini bahwa tradisi Islam Nusantara 2.13. menunjukkan perilaku peduli lingkungan
sebagai bukti ajaran Islam dapat sebagai implementasi mempelajari
mengakomodir nilai- nilai sosial budaya sejarah tradisi Islam Nusantara
masyarakat

KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)


(PENGETAHUAN)
3. memahami dan menerapkan pengetahuan 4. mengolah, menyaji, dan menalar dalam
(faktual, konseptual, dan prosedural) ranah konkret (menggunakan, mengurai,
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang merangkai, memodifikasi, dan membuat)
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan ranah abstrak (menulis, membaca,
budaya terkait fenomena dan kejadian menghitung, menggambar, dan
tampak mata mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.1. memahami Q.S. az-Zumar/39:53, 4.1.1. membaca Q.S. az-Zumar/39: 53,


Q.S.an-Najm/53:39-42,Q.S.Ali Imrān/3: 159 Q.S. an-Najm/53: 39-42, dan Q.S.
tentang optimis, ikhtiar, dan tawakal serta Ali Imran/3: 159 dengan tartil
Hadis Terkait 4.1.2. menunjukkan hafalan Q.S. az- Zumar/39:
53, Q.S. an-Najm/53: 39- 42, Q.S. Ali
Imran/3: 159 serta Hadis terkait dengan
lancar
4.1.3. menyajikan keterkaitan optimis,
ikhtiar, dan tawakal dengan pesan
Q.S. az-Zumar/39: 53, Q.S. an- Najm/53:
39- 42, dan Q.S. Ali Imran/3: 159

3.2. memahami Q.S. al-Hujurat/49: 13 tentang 4.2.1. membaca Q.S.al-Hujurat/49:13


toleransi dan menghargai perbedaan dan dengan tartil
Hadis terkait 4.2.2. menunjukkan hafalan Q.S. al- Hujurat/
49: 13 serta Hadis terkait dengan lancar
4.2.3. menyajikan keterkaitan toleransi dan
menghargai perbedaan dengan pesan
Q.S. al-Hujurat/ 49:13
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.3. memahami makna iman kepada Hari 4.3. menyajikan dalil naqli yang menjelaskan
Akhir berdasarkan pengamatan terhadap gambaran kejadian hari akhir
dirinya, alam sekitar, dan makhluk
ciptaanNya

3.4. memahami makna iman kepada Qadha 4.4. menyajikan dalil naqli tentang adanya
dan Qadar berdasarkan pengamatan Qadha dan Qadar
terhadap dirinya, alam sekitar dan
makhlukciptaan- Nya
3.5. memahami penerapan jujur dan menepati 4.5. menyajikan penerapan perilaku jujur dan
janji dalam kehidupan sehari-hari menepati janji dalam kehidupansehari-hari

3.6. memahami cara berbakti dan taat 4.6. menyajikan cara berbakti dan taat kepada
kepada orang tua dan guru orang tua dan guru

3.7. memahami makna tata krama, 4.7. menyajikancontohperilakutata krama,


sopan santun, dan rasa malu sopan-santun, dan rasa malu

3.8. memahami ketentuan zakat 4.8. mempraktikkan ketentuan zakat

3.9. memahami ketentuan ibadah haji 4.9. mempraktikkan manasik haji


dan umrah
3.10. memahami ketentuan penyembelihan 4.10. memperagakan tata cara penyembelihan
hewan dalam Islam hewan

3.11. memahami ketentuan qurban dan 4.11. menjalankan pelaksanaan ibadah qurban
aqiqah dan aqiqah di lingkungan sekitar rumah

3.12. memahami sejarah perkembangan Islam di 4.12. menyajikan rangkaian sejarah


Nusantara perkembangan Islam di Nusantara

3.13. memahami sejarah tradisi Islam Nusantara 4.13. menyajikan sejarah dan perkembangan
tradisi Islam Nusantara
7. Menyusun Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menganalisis Tingkat Kompetensi yang Digunakan KD Berikut ini langkah- langkah
dalam membuat atau merumuskan indikator dalam RPP:
a) Pahami C1 sampai C6 terlebih dahulu
CONTOH DAFTAR KATA KERJA RANAH KOGNITIF (Cl – C6) 23
Pengetahuan Pemahaman Penerapan (C3) Analisis (C4) Sintesis (C5) Penilaian (C6)
(C1) (C2)
Mengutip Memperkirakan Menugaskan Menganalisis Mengabstraksi Membandingkan

Menyebutkan Menjelaskan Mengurutkan Mengaudit Mengatur Menyimpulkan


Menjelaskan Mengkategorikan Menentukan Memecahkan Menganimasi Menilai

Menggambar Mencirikan Menerapkan Menegaskan Mengumpulkan Mengarahkan

Membilang Merinci Menyesuaikan Mendeteksi Mengkategorikan Mengkritik

Mengidentiflkasi Mengasosiasikan Mengkalkulasi Mendiagnosis Mengkode Menimbang

Mendaftar Membandingkan Memodifikasi Menyeleksi Mengkombinasika Memutuskan


n
Menunjukkan Menghitung Mengklasifikasi Memerinci Menyusun Memisahkan
Memberi label Mengkontrasikan Menghitung Menominasikan Mengarang Memprediksi

Memberi indek Mengubah Membangun Mendiagramkan Membangun Memperjelas

Memasangkan Mempertahankan Mengurutkan Mengkorelasika Menanggulangi Menugaskan


n
Menamai Menguraikan Membiasakan Merasionalkan Menghubungkan Menafsirkan

23
https://kependidikan.com/amp/kata-kerja-operasional/ diakses pada Selasa 1 Oktober 2019 pukul
09:42
Menandai Menjalin Mencegah Menguji Menciptakan Mempertahankan

Membaca Membedakan Menentukan Mencerahkan Mengkreasikan Memerinci

Menyadap Mendiskusikan Menggambarkan Menjelajah Mengoreksi Mengukur

Menghafal Menggali Menggunakan Membagankan Merancang Merangkum

Menim Mencontohkan Menilai Menyimpulkan Merencanakan Membuktikan

Mencatat Menerangkan Melatih Menemukan Mendikte Memvalidasi

Mengulang Mengemukakan Menggali Menelaah Meningkatkan Mengetes

Mereproduksi Mempolakan Mengemukakan Memaksimalkan Memperjelas Mendukung

Meninjau Memperluas Mengadaptasi Memerintahkan Memfasilitasi Memilih

Memilih Menyimpulkan Menyelidiki Mengedit Membentuk Memproyeksikan

Menyatakan Meramalkan Mengoperasikan Mengaitkan Merumuskan

Mempelajari Merangkum Mempersoalkan Memilih Menggeneralisasi

Mentabulasi Menjabarkan Mengkonsepkan Mengukur Menggabungkan

Memberi kode Melaksanakan Melatih Memadukan

Menelusuri Meramalkan Mentransfer Membatasi

Menulis Memproduksi Mereparasi

Memproses

Mengaitkan Menampilkan

Mensuimulasika Menyiapkan
n
Memecahkan Memproduksi

Mel.akukan Merangkum

Mentabulasi Merekonstruksi

Menyusun

Memproses

meramalkan

Untuk membuat atau merumuskan indikator harus memahami tingkatan kompetensi yang
digunakan dalam Kompetensi Dasar (KD). Dalam Taxonomi Bloom terdapat 6 tahapan
berfikir. Biasa kita kenal dengan C1 sampai dengan C6.

b) Tentukan Kompetensi Dasar (KD) yang akan dijadikan indikator.


Contoh KD: – Mengidentifikasi aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari- hari di rumah.
Mengidentifikasi termasuk dalam C1 (mengingat)

c) Mencocokkan Kata Kerja Tentukan kata kerja operasional (KKO) dengan mencocokkan
kata kerja tersebut dengan KKO yang ada pada ranah C1 Taxonomi Bloom.

Contoh indikator: Menyebutkan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah.
Menjelaskan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari- hari di rumah. Mengidentifikasi
aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari- hari di rumah.

2. Menganalisis Indikator Berdasarkan tingkat UKRK pada KD UKRK yaitu Urgensi,


Kontinuitas, Relevasi, dan Keterpakaian.

UKRK dijadikan kriteria dalam memilih dan memilah ketepatan membuat indikator
penting atau indikator penunjang. Kategori Indikator ada 3 yaitu

a) Indikator Kunci. Ciri-ciri indikator kunci: Indikator yang memenuhi kriteria UKRK
Kompetensi yang dituntut adalah kompetensi minimal yang terdapat pada KD. Memiliki
sasaran untuk mengukur ketercapaian standar minimal dari KD. Dinyatakan secara tertulis
dalam pengembangan RPP dan harus teraktualisasi dalam pelaksanaan proses
pembelajaran, sehingga kompetensi minimal yang harus dikuasai siswa tercapai
berdasarkan tuntutan KD mata pelajaran.
b) Indikator Pendukung. Ciri-ciri indikator pendukung: Membantu peserta didik memahami
indikator kunci. Dinamakan juga indikator prasyarat yang berarti kompetensi yang
sebelumnya telah dipelajari siswa, berkaitan dengan indikator kunci yang dipelajari.
c) Indikator Pengayaan. Ciri-ciri indikator pengayaan: Mempunyai tuntutan kompetensi yang
melebihi dari tuntutan kompetensi dari standar minimal KD. Tidak selalu harus ada.
Dirumuskan oleh pendidik apabila potensi peserta didik memiliki kompetensi yang lebih
tinggi dan perlu peningkatan yang baik dari standar minimal KD.
Berdasarkan contoh indikator yang telah dibuat diatas, kali ini kita akan
memetakan kedalam kategorinya Menyebutkan aturan yang berlaku dalam kehidupan
sehari-hari di rumah. (indikator pendukung) Menjelaskan aturan yang berlaku dalam
kehidupan sehari-hari di rumah. (indikator kunci) Mengidentifikasi aturan yang
berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah. (indikator pengayaan)

Penjelasan Lanjutan Indikator yang harus diujikan kepada siswa (dinilai)


adalah indikator kunci. Dalam membuat Indikator kunci tidak boleh terabaikan oleh
pendidik dalam pelaksanaan penilaian, karena indikator inilah yang menjadi tolok
ukur dalam mengukur ketercapaian kompetensi minimal siswa berdasarkan KD.
Disamping itu, pencapaian kompetensi minimal ini merupakan pencapaian yang
berstandar nasional. Seperti halnya dengan indikator pendukung dan indikator
pengayaan. Di dalam melakukan penilaian disesuaikan dengan tingkat kebutuhan
pemahaman siswa terhadap indikator yang telah diberikan.

C. PENUTUP
Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan, bahwa komponen paling mendasar
dalam proses desain pembelajaran adalah menentukan tujuan dan standar kompetensi
yang hendak dicapai dalam pelaksanaan pembelajaran. Penentuan ini penting untuk
dilakukan mengingat pembelajaran yang tidak diawali dengan identifikasi dan
penentuan tujuan yang jelas.
Dalam hubungannya dengan pelaksanaan pembelajaran, rumusan tujuan
merupakan aspek fundamental dalam mengarahkan proses pembelajaran ynag baik.
Namun sejak dirancang Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan, bahkan kurikulum 2013, para guru, dosen dan pengembangan
pembelajaran tidak lagi terbiasa bahkan diduga tidak lagi mengenal istilah tujuan
instruksional umum (TIU) dan tujuan Instruksional khusus (TIK) dalam setiap
merancang pembelajaran. Mereka hanya mengenal istilah standar kompetensi dan
kompetensi dasar sebagaimana dirumuskan secara nasioanal melalui Peaturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan.
Kompetensi adalah kemampuan siswa atau mahasiswa untuk mengerjakan sesuatu
dengan baik sebagai hasil dari proses pembelajaran atau pendidikan yang diikutinya.
Sehingga kompetensi merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh individu dalam
melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan uraian tugas yang dilakukannya.Sementara
karakteristik kompetinsi meliputi motives, traits, self concept, knowledge, skills.
Cara Mendesain Kompetensi Alternative pertama mendesain kompetensi atau
tujuan pembelajaran atau hasil belajar mata kuliah atau mata pelajaran yang anda ampu
berdasarkan KBK (kurikulum berbsasi kompetensi), lazimnya ada tiga komponen yang
harus dirumuskan khususnya dalam KBK, yaitu; Standar Kompetensi, Kompetensi
Dasar, Indikator.
Oleh sebab itu, Hubungan Kompetensi pembelajaran dan Tujuan Pembelajaran
Dalam kurikulum yaitu kompetensi sebagai tujuan pembelajaran dijadikan sebagai
standar dalam pencapaian tujuan kurikilum. Baik guru dan siswa perlu memahami
kompetensi yang harus dicapai dalam proses pendidikan dan pembelajaran.
Pemahaman ini diperlukan untuk memudahkan dalam merancang strategi keberhasilan.
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, Rusydi. dkk. 2019. Perencanaan Pembelajaran, Medan: LPPPI.

https://kependidikan.com/amp/kata-kerja-operasional/ diakses pada Selasa 1 Oktober 2019


pukul 09:42
Muslich. 2011. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi
Aksara.
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang standar Kompetensi Lulusan Pendidikan
Dasar dan Menengah
Rudi Ahmad dan Aguskani. 2019. Desain Perencanaan Pembelajaran. Yogyakarta:
Deepublish. cetakan pertama.
Rudi, Susilana. 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpen FIP UPI.
Sanjaya, Wina. 2011. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Jakarta: Kencana.
Widiarni, D.R. 2008. “Perencanaan Pembelajaran Berbasis Kompetensi”. Makalah
pada Mata Kuliah Perencanaan Pengajaran UID.

Anda mungkin juga menyukai