Anda di halaman 1dari 13

EVALUASI KURIKULUM

PENGERTIAN EVALUASI KURIKULUM DAN MODEL EVALUASI KURIKULUM


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum II
Dosen Pengampu : Dr. Nur Afif, M.Pd.I

Disusun oleh :
Nadya Rahmah (191310227)
Syaelah Ryanisari (191310236)

INSTITUT PERGURUAN TINGGI ILMU Al-QUR’AN JAKARTA


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
TAHUN AJARAN 2022

\
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami sampaikan kepada kehadirat Allah SWT, dengan
rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas pada mata kuliah
Pengembangan Kurikulum II yang berjudul “Evaluasi Kurikulum”. Dengan
pembahasan yang sederhana agar mudah dimengerti dan dipahami.

Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Bapak Dr. Nur Afif,
M.Pd.I sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengembangang Kurikulum II yang
telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses
penyusunan makalah ini. Rasa terima kasih juga hendak kami ucapkan kepada rekan-
rekan mahasiswi yang telah memberikan kontribusinya baik secara langsung maupun
tidak langsung sehingga makalah ini bisa selesai pada waktu yang telah ditentukan.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya. Sehingga kami
mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca demi tersusunnya makalah yang
lebih baik lagi. Akhir kata, kami berharap agar makalah ini bisa memberikan banyak
manfaat. Amiin Yaa Rabbal A’lamin.

Jakarta, 22 Mei 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................


DAFTAR ISI ...................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................
C. Tujuan Masalah..................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi Kurikulum ..................................................
B. Model Evaluasi Kurikulum .........................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan evaluasi kebutuhan dan kelayakan terhadap kurikulum adalah suatu keharusan
yang esensial dalam rangka pengembangan program kegiatan pendidikan pada umumnya dan
peningkatan kualitas siswa pada khususnya. Hal ini terkait dengan pengembangan sumber daya
manusia sebagai unsur utama pelaksanaan dan keberhasilan program pendidikan yang pada
gilirannya membutuhkan pengelola dan pelaksana yang mampu menjalankan kegiatan
pendidikan yang lebih berdaya.
Evaluasi kurikulum sebagai usaha sebagai usaha sistematis mengumpulkan informasi
mengenai suatu kurikulum untuk digunakan sebagai pertimbangan mengenai mengenai nilai dan
arti dari kurikulum dalam suatu konteks tertentu. Evaluasi kurikulum dapat mencakup
keseluruhan kurikulum atau masing-masing komponen kurikulum seperti tujuan, isi, atau metode
pembelajaran yang ada dalam kurikulum tersebut.
Secara sederhana, dapat disamakan dengan penelitian karena evaluasi kurikulum
menggunakan penelitian yang sistematik, menerapkan prosedur ilmiah dan metode penelitian.
Perbedaan antara evaluasi dan penelitian terletak pada tujuan. Evaluasi bertujuan untuk
mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk bahan penetuan keputusan mengenai
kurikulum apakah akan ada revisi atau diganti. Sedangkan penelitian memiliki tujuan yang lebih
luas dari evaluasi yaitu mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk mengui teori
atau membuat teori baru.
Evaluasi dan Kurikulum merupakan dua disiplin yang memiliki hubungan sebab akibat.
Hubungan antara evaluasi dan kurikulum bersifat organis, dan prosesnya secara evolusioner.
Evaluasi merupakan kegiatan yang luas, kompleks dan terus menerus, untuk mengetahui proses
dan hasil pelaksanaan sistem pendidikan dalam mencapai tujuan yang ditentukan. Dimana semua
tidak terlepas dari adanya berbagai criteria, mulai dari yang bersifat formal.
Evaluasi kurikulum memegang peran penting baik dalam penentuan kebijakansanaan
pendidikan pada umumnya, maupun dalam pengambilan keputusan dalam kurikulum. Hasil-hasil
evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang kebijaksanaan pendidikan dan para
pengembang kurikulum dalam memilih dan menetapkan kebijakan pengembangan sistem
pendidikan dan pegembangan model kurikulum yang digunakan. Hasil-hasil evaluasi kurikulum
juga dapat digunakan oleh guru-guru, kepala sekolah dan para pelaksana pendidikan lainnya,
dalam memahami dan membantu perkembangan siswa, memilih bahan pelajaran, memilih
metode dan alat-alat bantu pelajaran, cara penilaian, serta fasilitas pendidikan lainnya.
Beberapa hasil evaluasi menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan keputusan.
Pihak pengambil keputusan dalam pelaksanann pendidikan dan kurikulum adalah guru, murid,
orang tua, kepala sekolah, para inspektur, pengembang kurikulum dan lain-lain. Namun
demikian pada prinsipnya tiap pengambil keputusan dalam proses evaluasi memegang peran
yang berbeda, sesuai dengan posisinya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian evaluasi kurikulum ?
2. Apasaja Model evaluasi kurikulum ?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui Pengertian Evaluasi Kurikulum
2. Untuk mengetahui Model Evaluasi Kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi Kurikulum

Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menetukan nilai dari sesuatu.
Evaluasi dalam pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses dalam usaha untuk
mengumpulkan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk membuat
keputusan akan perlu tidaknya memperbaiki sistem pembelajaran sesuai dengan tujuan yang
akan ditetapkan.1
Sedangkan pengertian kurikulum, adalah sebagai rencana yang dibuat untuk membimbing
anak belajar di sekolah, disajikan dalam bentuk dokumen yang sudah ditentukan, disusun
berdasarkan tingkat-tingkat generalisasi, dapat diaktualisasikan dalam kelas, dapat diamati oleh
pihak yang berkepentingan dan dapat membawa perubahan tingkah laku.2
Evaluasi dan kurikulum merupakan dua disiplin yang memiliki hubungan sebab akibat.
Hubungan antara evaluasi dan kurikulum bersifat organis, dan prosesnya secara evolusioner.
Evaluasi merupakan kegiatan yang luas, kompleks dan terus menerus, untuk mengetahui proses
dan hasil pelaksanaan system pendidikan dalam mencapai tujuan yang ditentukan.
Tyler dalam buku Hamalik, berpendapat bahwa evaluasi kurikulu pada dasarnya adalah
suatu proses untuk mengecek keberlakuan kurikulum yang harus diberlakukan ke dalam empat
tahap yaitu sebagai berikut:
a. Evaluasi tehadap tujuan pembelajaran
b. Evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum atau proses pembelajaran yang meliputi
metode, media dan evaluasi pembelajaran.
c. Evaluasi terhadap evektifitas, baik evektifitas waktu, tenaga dan biaya.
d. Evaluasi terhadap hasil yang telah dicapai.
Kegiatan evaluasi kebutuhan dan kelayakan terhadap kurikulum adalah suatu keharusan
yang esensial dalam rangka pengembangan program kegiatan pendidikan pada umumnya dan
peningkatan kualitas siswa pada khususnya. Hal ini terkait dengan pengembangan sumber daya
manusia sebagai unsur utama pelaksanaan dan keberhasilan program pendidikan yang pada
gilirannya membutuhkan pengelola dan pelaksana yang mampu menjalankan kegiatan
pendidikan yang lebih berdaya.
Evaluasi kurikulum sebagai usaha sebagai usaha sistematis mengumpulkan informasi
mengenai suatu kurikulum untuk digunakan sebagai pertimbangan mengenai mengenai nilai dan
arti dari kurikulum dalam suatu konteks tertentu. Evaluasi kurikulum dapat mencakup

1
Sukardi, evaluasi pendidikan,( Jakarta timur, PT bumi Aksara; 2009),h 1
2
Wirawan,evaluasi, (jakarta ,charisma; 2011)h 237
keseluruhan kurikulum atau masing-masing komponen kurikulum seperti tujuan, isi, atau metode
pembelajaran yang ada dalam kurikulum tersebut.
Secara sederhana, dapat disamakan dengan penelitian karena evaluasi kurikulum
menggunakan penelitian yang sistematik, menerapkan prosedur ilmiah dan metode penelitian.
Perbedaan antara evaluasi dan penelitian terletak pada tujuan. Evaluasi bertujuan untuk
mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk bahan  penetuan keputusan mengenai
kurikulum apakah akan ada revisi atau diganti. Sedangkan penelitian memiliki tujuan yang lebih
luas dari evaluasi yaitu mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk mengui teori
atau membuat teori baru.
Evaluasi dan Kurikulum merupakan dua disiplin yang memiliki hubungan sebab akibat.
Hubungan antara evaluasi dan kurikulum bersifat organis, dan prosesnya secara evolusioner.
Evaluasi merupakan kegiatan yang luas, kompleks dan terus menerus, untuk mengetahui proses
dan hasil pelaksanaan sistem pendidikan dalam mencapai tujuan yang ditentukan. Dimana semua
tidak terlepas dari adanya berbagai criteria, mulai dari yang bersifat formal.3

B. Model Evaluasi Kurikulum


Evaluasi kurikulum merupakan suatu tema yang luas, meliputi banyak kegiatan, meliputi
sejumlah prosedur, bahkan dapat merupakan suatu lapangan studi yang berdiri sendiri. Evaluasi
kurikulum juga merupakan suatu fenomena yang multifaset, memiliki banyak segi.
Macam-macam model evaluasi yang digunakan bertumpu pada aspek-aspek tertentu yang
diutamakan dalam proses pelaksanaan kurikulum. Model evaluasi yang bersifat komparatif
berkaitan erat dengan tingkah laku individu. Evaluasi yang berorentasi tujuan berkaitan erat
dengan meteri dan tingkah laku individu. Evaluasi yang menekankan tujuan berkaitan erat
dengan kurikulum yang menekankan pada bahan ajar atau isi kurikulum. Model atau pedekatan
antropologis dalam evaluasi ditunjukkan untuk mengevaluasi tingkah laku dalam suatu lembaga
social. Dengan demikian, sesungguhnya terdapat hubungan yang sangat erat antara evaluasi
dengan kurikulum sebab teori kurikulum juga merupakan teori dari evaluasi kurikulum.

Ada beberapa model dalam evaluasi kurikulum, yaitu sebagai berikut:


1. Evaluasi kurikulum model penelitian (research evaluation model)

Model evaluasi kurikulum yang menggunakan penelitian didasarkan atas teori dan
metode tes psikologi serta ekperimen lapangan. Salah satu pendekatan dalam evalusai
yang menggunakan eksperimen lapangan adalah comparative approach, yaitu dengan
mengadakan perbandingan antara dua macam kelompok anak.
Model evaluasi kurikulum yang menggunakan model penelitian didasarkan atas teori dan
metode tes psikologi dan serta eksperimen lpangan. Tes psikologi atau tes psikometrik
3
Rusman,manajemen kurikulum,( jakarta ,raja grafindo persada; 2009),h 94-95
pada umumnya mempunyai dua bentuk, yaitu tes intelegensi yang ditunjukkan untuk
mengukur kemampuan bawaan, serta tes bawaan yang mengukur perilaku skolastik.
Ada beberapa kesulitan yang dihadapi dalam eksperimen tersebut. Pertama, kesulitan
administrative, sedikit sekali sekolah yang bersedia dijadikan sekolah
eksperimen. Kedua, masalah teknis dan logis, yaitu kesulitan menciptakan kondisi kelas
yang sama untuk kelompok-kelompok yang diuji. Ketiga,sukar untuk mencampurkan
guru-guru untuk mengajar pada kelompok eksperimen dengan kelompok control,
pengaruh guru-guru tersebut sukar dikontrol. Keempat, ada keterbatasan mengenai
manipulasieksperimen yang dapat dilakukan.

2. Model evaluasi kurikulum yang berorientasi pada tujuan (goal/objective oriented


evaluation model)

Dalam model ini, evaluasi merupakan bagian yang sangat penting dari proses
pengembangan kurikulum. Kurikulum tidak dibandingkan dengan kurikulum lain, tetapi
diukur dengan seperangkat tujuan atau kompetensi tertentu. Keberhasilan pelaksanaan
kurikulum diukur oleh penguasaan siswa akan tujuan-tujuan atau kompetensi tersebut.

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh tim pengembang model obyektif,
yaitu sebagai berikut:
a. Ada kesepakatan tentang tujuan-tujuan kurikulum
b. Merumuskan tujuan-tujuan tersebut dalam perbuatan siswa
c. Menyusun materi kurikulum yang sesuai dengan tujuan tersebut
d. Mengukur kesesuaian antara perilaku siswa dengan hasil yang diinginkan

3. Model evaluasi kurikulum yang lepas dari tujuan (goal free evaluation model)

Model ini dikembangkan oleh Micheal Scriven, yang cara kerjanya berlawanan dengan
model evaluasi yang berorientasi pada tujuan. Menurut pendapat Scriven, seorang
evaluator tidak perlu memperhatikan apa yang menjadi tujuan pembelajaran, yang perlu
diperhatikan adalah bagaimana kerjanya. Cara dengan memperhatikan dan
mengidentifikasi penampilan yang terjadi, baik hal-hal positiv yang diharapkan maupun
hal-hal negativ yang tidak diinginkan.4

4. Model campuran multivariasi

Model campuran multifariasi adalah strategi evaluasi yang menyatukan unsur-unsur dari
beberapa model evaluasi kurikulum. Model ini memungkinkan perbandingan lebih dari

4
 Wirawan,evaluasi, (jakarta ,charisma; 2011)h 80-84
satu kurikulum dan secara serempak keberhasilan tiap kurikulum diukur berdasarkan
criteria khusus dari masing-masimg kurikulum.
5. Model evaluation program for innovate curriculumbs (EPIC)

Model ini menggambarkan keseluruhan program evaluasi kurikulum dalam sebuah


kubus. Kubus ini memiliki tiga bidang, bidang pertama adalah perilaku (behavior) yang
meliputi perilaku cognitive, affective, psychomotor. Bidang kedua adalah pembelajaran
(instruction), yang meliputi organisasi, materi, metode fasilitas atau sarana dan
pendanaan. Bidang ketiga adalah kelembagaan (institution) yang meliputi guru, murid,
administrasi, tenaga kependidikan, keluarga dan masyarakat.

6. Model CIPP (Contex, Input, Procces, and Product)

Model ini dikembangkan oleh Stufflebeam (1967) dan kawan-kawan di Ohio State
University AS dan model ini paling banyak diikuti oleh para evaluator. Model ini
memandang bahwa kurikulum yang dievaluasi adalah sebuah sistem, maka apabila
evaluator telah menentukan untuk menggunakan model CIPP, maka evaluator harus
menganalisis kurikulum tersebut berdasarkan komponen-komponen model CIPP.

Model ini mengemukakan bahwa untuk melakukan penilaian terhadap program


pendidikan diperlakuakan empat macam jenis yaitu:

a. Penilaian konteks (context)yang bekaitan dengan tujuan.


Penilaian konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan, 
kebutuhan, populasi dan sample yang dilayani serta tujuan pembelajaran.
Kebutuhan siswa apa saja yang belum terpenuhi, tujuan apa saja yang belum
tercapai dan tujuan apa saja yang belum tercapai.

b. Penilaian masukan (input) yang berguna untuk pengambilan keputusan desain.


Maksud evaluasi ini adalah kemampuan siswa dan kemapuan sekolah dalam
menunjang pendidikan.

c. Penilaian proses (process) yang membimbing langkah operasional dalam


pembuatan keputusan.
Penilaian ini menunjukkan pada kegiatan yang dilakukan dala program, apakah
pelaksanaan kurikulum tetap sanggup melakukan tugasnya, siapa yang
bertanggung jawab melaksanakannya, dan lain-lain.

d. Penilaian keluaran yang memberikan data sebagai tambahan erbuatan keputusan


(product).
Penilaian keluaran adalah tahap akhir serangkaian evaluasi program kurikulum,
yang diarahkan pada hal-hal yang menunjukkan perubahan yang terjadi pada
siswa. 5

7. Model Ten Brink

Ten Brink mengemukakan adanya tiga tahap evaluasi kurikulum yaitu:

a. Tahap persiapan, adapun langkah – langkahnya sebagai berikut:

1) Melukiskan secara spesifik pertimbangan dan keputusan yang dibuat


2) Melukiskan informasi yang diperlukan
3) Memanfaatkan informasiyang ada
4) Menentukan kapan dan bagaimana cara memperoleh informasi
5) Menyusun dnn memilih instrument pengumpulan informasi yang digunakan.

b. Tahap pengumpuln data melalui dua langkah yaitu memperoleh informasi yang
diperlukan dan menganalisis dan mencatat informasi.

c. Tahap penilaian yang berisi keiatan – kegiatan sebgai berikut:

1) Membuat pertimbangan yang digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan


2) Membuat keputusan yang merupakan suatu pilihan beberapa alternatif
tindakan
3) Mengikhtisarkan dan melaporkan hasil penilaian.

8. Model Pendekatan Proses

Evaluasi kurikulum model pendekatan proses ini tumbuh dan berkembang secara
kualitatif, yang menjadi pendekatan yang penting. Karakteristik model ini adalah:

a. Kriteria yang digunakan untuk evaluasi tidak dikembangkan sebelum pelaksanaan


(evaluator) berada di lapangan.
b. Sangat peduli dengan masalah yang dihadapi oleh para pelaksana kurikulum.
c. Evaluasi yang dilakukan terhadap kurikulum adalah merupakan satu kesatuan yang
utuh, tidak terpecah belah dalam bagian-bagian tertentu.

5
Ibid.,  h.92
9. Model Evaluasi Kuantitatif

Model kuantitatif ditandai oleh ciri yang menonjol dalam penggunaan prosedur
kuantitatif untuk mengumpulkan data sebagai konsekuensi penerapan pemikiran
paradigma positivisme. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, paradigma
positivism menjadi tradisi keilmuan dalm evaluasi terutama melalui tradisi psikometrik.

10. Model Evaluasi Kualitatif

Ciri khas dari model evaluasi kualitatif adalah selalu menempatkan proses
pelaksanaankurikulum sebagai fokus utama evaluasi. Oleh karena itu kurikulum dalam
dimensi kegiatan atau proses lebih mendapatkan perhatian dibandingkan dimensi lain
suatu kurikulum walaupun harus dikatakan bahwa perhatian utama terhadap proses
dimensi lain.

Model utama evaluasi kualitatif adalah studi kasus. Demikian kuatnya posisi studi kasus
sebagai model utama dilingkungan evaluasi kualitatif sehingga setiap orang berbicara
tentang model evaluasi kualitatif maka nama studi kasus segera muncul dalam kontak
memorinya.
BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Evaluasi kurikulum sebagai usaha sistematis mengumpulkan informasi mengenai suatu
kurikulum untuk digunakan sebagai pertimbangan mengenai nilai dan arti dari kurikulum dalam
suatu konteks tertentu. Evaluasi kurikulum dapat mencakup keseluruhan kurikulum atau masing-
masing komponen kurikulum seperti tujuan, isi, atau metode pembelajaran yang ada dalam
kurikulum tersebut. Secara sederhana, dapat disamakan dengan penelitian karena evaluasi
kurikulum menggunakan penelitian yang sistematik, menerapkan prosedur ilmiah dan metode
penelitian. Perbedaan antara evaluasi dan penelitian terletak pada tujuan. Evaluasi bertujuan
untuk mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk bahan  penetuan keputusan
mengenai kurikulum apakah akan ada revisi atau diganti. Sedangkan penelitian memiliki tujuan
yang lebih luas dari evaluasi yaitu mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk
mengui teori atau membuat teori baru.
DAFTAR PUSTAKA

Sukardi, evaluasi pendidikan,( Jakarta timur, PT bumi Aksara; 2009)


Wirawan,evaluasi, (jakarta ,charisma; 2011)
Rusman,manajemen kurikulum,( jakarta ,raja grafindo persada; 2009)
Wirawan,evaluasi, (jakarta ,charisma; 2011)

Anda mungkin juga menyukai