PENGEMBANGAN KURIKULUM
tentang
HUBUNGAN EVALUASI DAN INOVASI DALAM PEMBELAJARAN
Disusun Oleh
Kelompok 6
1. Devin Anggara
2. Elsa Wiradaupela
3. Fatimah Jasmine
4. Zolly Novanda
Kelas
6A PGSD
Dosen Pengampu
Ade Marlia, M. Pd
Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena atas rahmat, karunia, dan
kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.,
para sahabatnya dan kepada umatnya hingga akhir zaman.
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
A. Evaluasi ............................................................................. 3
B. Inovasi ............................................................................... 7
C. Pembelajaran ..................................................................... 11
D. Hubungan Evaluasi dan Inovasi dengan Pembelajaran ..... 11
A. Kesimpulan ........................................................................ 13
B. Saran .................................................................................. 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian evaluasi kurikulum dan aspek-aspeknya?
2. Apa pengertian inovasi kurikulum dan aspek-aspeknya?
3. Apa pengertian pembelajaran?
4. Bagaimana hubungan evaluasi dan inovasi dengan pembelajaran?
1
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui pengertian evaluasi kurikulum dan aspek-aspeknya.
2. Mengetahui pengertian inovasi kurikulum dan aspek-aspeknya.
3. Mengetahui pengertian pembelajaran.
4. Mengetahui hubungan evaluasi dan inovasi dengan pembelajaran.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi
3
2. Peranan Evaluasi Kurikulum
c. Konsensus nilai
4
evaluasi yang dipergunakan bertumpu pada aspek-aspek tertentu yang
diutamakan dalam proses pelaksanaan kurikulum. Model evaluasi yang
bersifat komparatif berkaitan erat dengan tingkah laku individu, evaluasi
yang menekakan tujuan berkaitan erat dengan kurikulum yang
menekankan pada bahan ajar atau isi kurikulum.
a. Measurement
Salah bentuk evaluasi kurikulum adalah melalui measurement,
yaitu berupa pengukuran. Untuk memperoleh data yang akurat
pengukuran atau measurement merupakan alternatif yang mungkin
dianggap paling tepat dibandingkan dengan jenis evaluasi lainnya.
Hasil belajar siswa yang dituangkan dalam bentuk angka lebih
banyak dilakukan melalui measurement. Contoh lain dari kegiatan
pengukuran misalnya untuk seleksi siswa, membandingkan dua jenis
metode mengajar terhadap hasil belajar siswa, dan lain sebagainya.
Dengan demikian measurement merupakan salah satu alat dalam
kegiatan evaluasi, tapi tidak bisa sebagai pengganti evaluasi
“Measurement in not evaluation, but it can provide usefuldata for
evaluation”.
b. Congruence
Model evaluasi congruence bertitik tolak pada upaya mencari
kesesuaian antara tujuan program pendidikan dengan hasil belajar
yang diperoleh peserta didik. Hasil dari evaluasi model congruence
bisa dijadikan masukan (in-put) untuk perbaikan program
pengembangan kurikulum selanjutnya, misalnya penyempurnaan
dalam kegiatan pembelajaran, bimbingan terhadap peserta didik, dan
lain sebagainya.
5
c. Illumination
Evaluasi melalui model illuminnation didasarkan pada upaya
mencari data terhadap pelaksanaan program. Selama program
dilaksanakan mungkin terdapat beberapa aspek yang mempengaruhi
pelaksanaan program, seperti faktor lingkungan. Melalui kegiatan
evaluasi ini pula semestinya diperoleh data mengenai kelebihan dan
kelemahan program, yang pada akhirnya akan dijadikan masukan
untuk memperbaiki program-program berikutnya.
d. Model Educational System Evaluation
Konsep ini memperlihatkan banyak segi positif untuk
kepentingan proses pengembangan kurikulum. Ditekankannya
peranan kriteria absolut maupun relatif dalam proses evaluasi sangat
penting artinya dalam memberikan ciri khas bagi kegiatan evaluasi.
Objek evaluasi mencakup input (bahan, rencana, dan peralatan),
proses dan hasil yang baik. Jenis data yang dikumpulkan meliputi
data objektif.
e. Model CIPP
Fokus yang menjadi subjek evaluasi model CIPP adalah
Contect, Input, process, dan product. Dengan demikian tujuan dari
evaluasi model CIPP mengarah pada seluruh aspek yang terlibat
dalam program pendidikan, mulai dari karakteristik peserta didik,
lingkungan, tujuan, isi, peralatan, sarana dan prasarana yang
digunakan. Model ini menitikberatkan pada pandangan bahwa
keberhasilan program oendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya : karakteristik peserta didik, karakteristik lingkungann
tujuan program, peralatan yang digunakan, dan prosedur/ mekanisme
pelaksanaan program evaluasi tersebut.
6
B. Inovasi
1. Pengertian Inovasi
Inovasi dapat diartikan sebagai sesuatu yang baru dalam situasi
sosial tertentu yang digunakan untuk menjawab atau memecahkan suatu
permasalahan. Dilihat dari bentuknya atau wujudnya "sesuatu yang baru"
itu dapat berupa ide, gagasan, benda atau mungkin tindakan.
Inovasi juga seringkali diartikan pembaharuan, penemuan dan ada
yang mengaitkan dengan modernisasi. Menurut Nicholls (1982: 2)
penggunaan kata perubahan dan inovasi sering tumpang tindih. Pada
dasarnya inovasi adalah ide, produk, kejadian atau metode yang dianggap
baru bagi seseorang atau sekelompok orang atau unit adopsi yang lain.
Baik itu hasil invensi maupun hasil discovery. (Ibrahim, 1998: 1 ; Hanafi,
1986: 26 ; Rogers, 1983: 11). Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan)
mengingatkan kita pada istilah invention dan discovery. Invention adalah
penemuan sesuatu yang benar-benar baru artinya hasil karya manuasia.
Discovery adalah penemuan sesuatu (benda yang sebenarnya telah ada
sebelumnya.
Dengan demikian, inovasi dapat diartikan usaha menemukan benda
yang baru dengan jalan melakukan kegiatan (usaha) invention dan
discovery. Dalam kaitan ini Ibrahim (1989) mengatakan bahwa inovasi
adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian,
metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau
sekelompok orang (masyarakat). Inovasi dapat berupa hasil dari
invention atau discovery. Inovasi dilakukan dengan tujuan tertentu atau
untuk memecahkan masalah (Subandiyah 1992:80).
Selain itu defenisi inovasi yang dikemukakan oleh Rogers (1983:
11): “An innovation is an idea, practice, or object that is perceived as
new by an individual or other unit of adoption”. Zaltman dan Duncan
(1973: 7) mengatakan: “An innovation is an idea, practice, or material
7
artifact perceived to be new by the relevant unit of adoption. The
innovation is the change object”.
Adapun inovasi pendidikan adalah inovasi untuk memecahkan
masalah dalam pendidikan. Inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang
berhubungan dengan komponen sistem pendidikan, baik dalam arti
sempit tingkat lembaga pendidikan maupun arti luas di sistem pendidikan
nasional. Sehingga dapat dikatakan inovasi kurikulum merupakan suatu
hal yang dapat terjadi dalam ruang lingkup pendidikan itu sendiri.
Secara implisit manajemen inovasi mengacu pada komponen
perencanaan, pengawasan, pengarahan dan perintah. Urwick dalam
Nicholls (1993:3) mengidentifikasi, manajemen atau pengolahan
dimaksudkan sebagai aktivitas yang berkenaan dengan perencanaan,
pengaturan, pemberian perintah, koordinasi, pengawasan dan penilaian.
Hal ini dikaitkan dengan kegiatan atau aktivitas yang berkenaan dengan
upaya pendayagunaan segala material dan non material untuk mencapai
tujuan inovasi. Manajemen inovasi sendiri dari sudut proses berhubungan
dengan kegiatan perencanaan. Yang mana dalam perencanaan inovasi
menuntut untuk melakukan asesmen situasi dan mengidentifikasi tujuan
dari inovasi itu sendiri. Keberhasilan inovasi akan berjalan baik, jika
didukung oleh perencanaan inovasi yang efektif.
Jadi, inovasi kurikulum dan pembelajaran dapat diartikan sebagai
suatu ide, gagasan atau tindakan-tindakan tertentu dalam bidang
kurikulum dan pembelajaran yang dianggap baru untuk memecahkan
masalah pendidikan.
2. Ciri-ciri inovasi
Ciri-ciri suatu inovasi yang dikemukakan oleh Rogers :
a. Keuntungan relatif, yaitu sejauh mana inovasi dianggap
menguntungkan bagi penerimanya. Tingkat keuntungan atau
kemanfaatan suatu inovasi dapat diukur berdasarkan nilai ekonomi,
faktor status sosial (gengsi), kesenangan, kepuasan atau
8
mempunyai komponen yang sangat penting makin menguntungkan
bagi penerimaan makin cepat tersebarnya inovasi.
b. Kompatibel (compatibility), yaitu tingkat kesesuaian inovasi
dengan nilai, pengalaman lalu dan kebutuhan dari penerima.
Inovasi yang tidak sesuai dengan nilai atau norma yang diyakini
oleh penerima tidak akan diterima secepat inovasi yang sesuai
dengan norma yang ada. Misalnya penyebarluasan penggunaan alat
kontrasepsi di masyarakat yang keyakinan agamanya melarang
penggunaan alat tersebut, maka tentu saja penyebaran inovasi akan
terhambat.
c. Kompleksitas (complexity), yaitu tingkat kesukaran untuk
memahami dan menggunakan inovasi bagi penerimanya. Suatu
inovasi yang mudah dimengerti dan mudah digunakan oleh
penerima akan cepat tersebar, sedang inovasi yang sukar
dimengerti atau sukar digunakan oleh penerima akan lambat proses
penyebarannya. Makin mudah dimengerti suatu inovasi akan makin
cepat diterima oleh masyarakat.
d. Trialibilitas (trialibility), yaitu dapat dicoba atau tidaknya suatu
inovasi oleh penerima. Misalnya penyebarluasan penggunaan bibit
unggul pada gogo akan cepat diterima oleh masyarakat jika
masyarakat mencoba dulu menanam dan dapat melihat hasilnya.
e. Dapat diamati (observability), yaitu mudah tidaknya diamati suatu
hasil inovasi. Suatu inovasi yang hasilnya mudah diamati akan
makin cepat diterima oleh masyarakat. Misalnya penyebarluasan
penggunaan bibit unggul padi, karena para petani dapat dengan
mudah melihat hasil padi yang menggunakan bibit unggul tersebut,
maka mudah untuk memutuskan mau menggunakan bibit unggul
yang diperkenalkan (Ibrahim, 1988, hal. 47-48).
9
3. Prosedur pengembangan inovasi kurikulum
Pengembangan kurikulum mempunyai makna yang cukup luas.
Menurut Sukmadinata (2001:I), pengembangan kuriulum bisa berarti
penyusunan kurikulum yang sama sekali baru (curriculum construction),
bisa juga menyempurnakan kurikulum yang telah ada (curriculum
improvement). Dalam mengembangkan suatu kurikulum, Seller
memandang bahwa kurikulum harus dimulai dari menentukan orientasi
kurikulum, yakni kebijakan-kebijakan umum, misalnya arah dan tujuan
pendidikan, pandangan tentang hakikat belajar dan hakikat anak didik,
pandangan tentang keberhasilan implementasi kurikulum dan sebagainya.
Berikut ini adalah beberapa karakteristik dalam pengembangan
kurikulum :
a. Rencana kurikulum harus dikembangkan dengan tujuan yang jelas.
Salah satu maksud utama rencana kurikulum adalah
mengidentifikasi cara untuk tercapainya tujuan.
b. Suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan di sekolah
merupakan bagian dari kurikulum yang dirancang selaras dengan
prosedur pengembangan kurikulum.
c. Rencana kurikulum yang baik dapat menghasilkan terjadinya
proses belajar yang baik, karena berdasarkan kebutuhan dan minat
siswa.
d. Rencana kurikulum harus mengenalkan dan mendorong diversitas
di antara para pelajar. Poses belajar akan menyenangkan jika
rencana kurikulum menyediakan berbagai kesempatan yang
memungkinkan mereka mengembangkan potensi pribadi,
melakukan berbagai kegiatan, dan memanfaatkan berbagai sumber
di sekolah.
Rencana kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan karakteristik
siswa pengguna. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum harus
mengandung gagasan yang jelas tentang tahapan kognitif, kebutuhan
10
perkembangan, gaya belajar, prestasi awal, konsep belajar siswa, dan lain-
lain
C. Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan
bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah
proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan
pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam
konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan
menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan
(aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif),
serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses
pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu
pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya
interaksi antara pengajar dengan peserta didik.
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar
dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang
dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa
pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur
melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar.
Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah
dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai
target belajar
11
bersifat spesifik program. Sedangkan Evaluasi tidak hanya dipengaruhi oleh
program itu sendiri, melainkan varibel-varibel dari luar. Tujuan dari Evaluasi
adalah evaluasi efektifitas dan cost effectiveness.Inputs, Process dan output
merupakan suatu monitoring. Dalam menentukan Input, process dan Output
sangat tergantung dari program, sehingga dapat berpindah-pindah.Outcomes
dan Impact suatu evaluasi.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam hubungan dengan kegiatan inovasi, monitoring dilaksanakan
untuk mengawasi, mengecek kegiatan inovasi tersebut. Dari kegiatan ini akan
diketahui berbagai hal yang menyangkut kegiatan pelaksanaan inovasi,
kelebihan, kekurangan, kekuatan, dan kelemahannya. Jika terdapat
kekeliruan,artinya suatu inovasi tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka
pihak yang melakukan monitoring melakukan tindakan-tindakan yang
sekiranya dapat merubah atau setidaknya membuat program menjadi sesuai
dengan apa yang diharapkan sehingga kegiatan pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif.
B. Saran
Bagi seorang pendidik harus mampu mengevalusai setiap pembelajaran
yang berlangsung agar dapat menganalisis masalah-masalah yang terjadi
dalam pembelajaran, sehingga hasil analisis dapat memunculkan inovasi
dalam pembelajaran yang akan datang.
13
DAFTAR PUSTAKA
14