Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
FAKULTAS TARBIYAH
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis panjatkan puji syukur dengan berkat rahmat Allah SWT
yang telah memudahkan penulis dalam menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.
Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, Rasulullah
terakhir yang diutus dengan membawa syari’ah yang mudah, penuh rahmat, dan
membawa keselamatan dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Makalah berjudul “Evaluasi Kurikulum” ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pengembangan Kurikulum PAI. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin
sesuai dengan kemampuan yang ada agar makalah ini dapat tersusun sesuai harapan.
Sesuai dengan fitrahnya, manusia diciptakan Allah sebagai makhluk yang tak luput dari
kesalahan dan kekhilafan, maka dalam makalah yang penulis susun ini belum mencapai
tahap kesempurnaan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
C. Tujuan ...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Kesimpulan ...................................................................................................9
B. Saran .............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evaluasi kurikulum memegang peranan penting dalam proses
pendidikan dengan tujuan mengetahui hingga manakah siswa mencapai
kemajuan ke arah tujuan yang telah ditentukan. Namun dalam hal evaluasi
kurikulum harus dilaksanakan dengan sistematis, sehingga hasil evaluasi
kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pelaku-pelaku dunia
pendidikan dan masyarakat secara umum. Evaluasi Kurikulum dilaksanakan
secara komprehensif agar mencapai tujuan yang maksimal. Dengan pemahaman
terhadap dasar-dasar evaluasi kurikulum dapat membantu para pengembang
kurikulum untuk merancang evaluasi kurikulum yang sesuai kajian-kajian
teoritis yang relevan. Kegiatan mengeksplorasi dasar-dasar pelaksanaan evaluasi
dalam kurikulum sebagai bagian yang penting dan saling berkaitan antara satu
dengan yang lainnya. Hal ini tentunya harus dipertimbangkan dalam
perencanaan dan penyusunan evaluasi kurikulum, yaitu berkaitan dengan
pengertian evaluasi kurikulum, tujuan evaluasi kurikulum, peranan evaluasi
kurikulum, dan prinsip-prinsip evaluasi kurikulum
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian evaluasi kurikulum ?
2. Apa tujuan evaluasi kurikulum ?
3. Apa fungsi evaluasi kurikulum ?
4. Bagaimana peranan evaluasi kurikulum ?
5. Apa saja prinsip-prinsip evaluasi kurikulum ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian evaluasi kurikulum
2. Untuk mengetahui tujuan evaluasi kurikulum
3. Untuk mengetahui fungsi evaluasi kurikulum
4. Untuk mengetahui peranan evaluasi kurikulum
5. Untuk mengetahui prinsip-prinsip evaluasi kurikulum
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Rawamangun, 2010), 335.
2
Sulistyorini dan Muhammad Fathurrohman, Esensi Manajemen Pendidikan Islam (Yogyakarta:
Kalimedia, 2016) 74-75.
2
merupakan kegiatan yang sistematis yang mencakup pengukuran dan penilaian.
Evaluasi merupakan tahapan akhir dari penilaian dan pengukuran dan
didalamnya memiliki unsur pertimbangan dan keputusan terhadap suatu program
berdasarkan standart atau kriteria yang telah ditetapkan sebelum program
tersebut dilaksanakan.3
Dari pengertian evaluasi dan kurikulum di atas maka maka dapat
disimpulkan bahwa pengertian evaluasi kurikulum adalah penelitian yang
sistematik tentang manfaat, kesesuaian efektifitas dan efisiensi dari kurikulum
yang diterapkan. Atau evaluasi kurikulum adalah proses penerapan prosedur
ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliable untuk membuat
keputusan tentang kurikulum yang sedang berjalan atau telah dijalankan.
Evaluasi kurikulum ini dapat mencakup keseluruhan kurikulum atau masing-
masing komponen kurikulum seperti tujuan, isi, atau metode pembelajaran yang
ada dalam kurikulum tersebut.Secara sederhana evaluasi kurikulum dapat
disamakan dengan penelitian karena evaluasi kurikulum menggunakan
penelitian yang sistematik, menerapkan prosedur ilmiah dan metode penelitian.
Perbedaan antara evaluasi dan penelitian terletak pada tujuannya. Evaluasi
bertujuan untuk menggumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk
bahan penentuan keputusan mengenai kurikulum apakah akan direvisi atau
diganti. Sedangkan penelitian memiliki tujuan yang lebih luas dari evaluasi yaitu
menggumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk menguji teori atau
membuat teori baru.
B. Tujuan Evaluasi Kurikulum
Tujuan evaluasi kurikulum yaitu mengungkapkan proses pelaksanaan
kurikulum secara keseluruhan, ditinjau dari berbagai aspek. Adapun indikator
kinerja yang dievaluasi adalah evektivitas, efisiensi, relevansi, dan kelayakan
program. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan acuan dan gambaran program
kedepan. Sementara itu, menurut ibrahim diadakanya evaluasi kurikulum
dimaksudkan untuk keperluan berikut:
1. Perbaikan Program
3
Fajri Ismail, Model-model Evaluasi Kurikulum, Lentera STIKIP-PGRI Bandar Lampung, Vol. 2, 2014,
17.
3
Peranan evaluasi, yaitu lebih bersifat kontruktif, informasi hasil
evaluasi dijadikan masukan perbaikan yang diperlukan di dalam program
kurikulum yang sedang dikembangkan. Evaluasi kurikulum dipandang
sebagai proses dan hasil yang relevan untuk dijadikan acuan pengembangan
kurikulum yang akan dilaksanakan.
2. Pertanggungjawaban Kepada Berbagai Pihak
Evaluasi kurikulum menjadi bentuk laporan yang harus
dipertanggung jawaban dari pengembang kurikulum kepada pihak-pihak
yang bersangkutan, diantaranya: Pemerintah, orang tua, pelaksana satuan
pendidikan, masyarakat, dan semua pihak yang secara langsung maupun
tidak langsung ikut serta dalam pengembangan kurikulum yang
bersangkutan.
3. Penentuan Tindak Lanjut Hasil Pengembangan
Tindak lanjut hasil pengembang kurikulum dapat berbentuk jawaban
atas dua kemungkinan pertanyaan. Pertama, apakah kurikulum baru tersebut
akan atau tidak akan disebarluaskan ke dalam sistem yang ada? Kedua,
dalam kondisi yang bagaimana dan dengan cara yang bagaimana pula
kurikulum baru tersebut akan disebarluaskan ke dalam sistem yang ada? 4
C. Fungsi Evaluasi Kurikulum
Di dalam pendidkan formal evaluasi begitu penting keberadaanya, dengan
adanya evaluai guru menjadi tahu nilai arti kinerjanya selama melaksanakan
proses belajar mengajar, sedangkan bagi pengembang kurikulum evaluasi dapat
memberikan informasi untuk perencanaan perbaikan kurikulum yang akan
ditetapkan dan dimasukkan ke dalam sistem. Selain itu, fungsi evaluasi
kurikulum telah banyak disebutkan oleh ahli-ahli terkemuka seperti Tyler,
Cornbach, dan Scriven. Ketiga ahli tersebut secara berurutan memberikan
pandangan mereka mengenai fungsi dari evaluasi kurikulum. Dalam penuangan
ide ada beberapa ahli yang memang memunculkannya sebagai tanda
pengkritikkan terhadap ahli sebelumnya. Tetapi bukan berarti pandangan ahli
sebelumnya adalah salah secara keseluruhan, melainkan hanya beberapa bagian
yang memang tidak sepaham antara ahli sebelumnya dengan ahli sesudahnya.
4
Rusman, Manajemen Kurikulum (Jakarta: Rajawali, 2012), 99-100
4
Jadi, tidak ada salahnya untuk memperdalam pandangan ketiga ahli tersebut
untuk menambah wawasan mengenai fungsi evaluasi kurikulum.
5
kurikulum masih dalam proses pengembangan. Hal ini senada dengan pendapat
Cohen (1978) bahwa dalam proses pengembangan konstruksi kurikulum, maka
fungsi evaluasi hanya dapat dilakukan pada waktu pengembangan dokumen
kurikulum belum selesai atau masih dalam keadaan “fluid” (Hasan, 2009: 47).
Pada waktu itu evaluasi kurikulum memberikan masukan langsung kepada para
pengembang kurikulum mengenai aspek pengembangan yang belum memenuhi
kriteria.
Fungsi formatif suatu kurikulum hanya dapat dilaksanakan ketika
evaluasi itu berkenaan dengan proses dan bukan berfokus pada hasil. Informasi
atau data dari suatu hasil kurikulum dapat digunakan untuk memperbaiki proses
pada waktu konstruksi maupun pada waktu implementasi kurikulum. Sumatif
adalah fungsi evaluasi untuk memberikan pertimbangan terhadap hasil
pengembangan kurikulum. Hasil pengembangan kurikulum dapat berupa
dokumen kurikulum, hasil belajar, ataupun dampak kurikulum terhadap sekolah
dan masyarakat. Dengan adanya fungsi sumatif ini, evaluator dapat memberikan
pertimbangan apakah suatu kurikulum perlu dilanjutkan karena keberhasilannya
dan masih dianggap relevan dengan perkembangan serta tuntutan masyarakat,
atau suatu kurikulum sudah harus diganti karena kegagalan dan
ketidaksesuaiannya dengan tuntutan masyarakat. Jadi, menurut Scriven fungsi
evaluasi kurikulum tidak hanya pada hasil tetapi juga proses pengembangan dan
implementasi kurikulum tersebut.
Dari ketiga pendapat ahli tersebut tidak ada yang salah melainkan
hanya berbeda penekanan. Tyler lebih meneknakan pada evaluasi produk,
Cronbach menekankan pada evaluasi proses sedangkan dampaknya hanya
sebagai bawaan, dan Scriven menekankan pada keduanya yaitu evaluasi proses
dan hasil. Kemudian pendapat yang lebih baru diungkapkan oleh Oemar Hamaik
dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Pengembangan Kurikulum” (2006:
238-239). Dalam buku tersebut disebutkan bahwa fungsi penilaian kurikulum
terbagi menjadi empat, yaitu:
1. Edukatif, untuk mengetahui kedayagunaan dan keberhasilan kurikulum
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
6
2. Instruksional, untuk mengetahui pendayagunaan dan keterlaksanaan
kurikulum dalam rangka pelaksanaan proses pembelajaran
3. Diagnosis, untuk memeroleh informasi atau masukan dalam rangka
perbaikan kurikulum
4. Administratif, untuk memeroleh informasi masukan dalam rangka
pengelolaan kegiatan pembelajaran. 5
D. Peranan Evaluasi Kurikulum
Peranan evaluasi dalam kurikulum setidaknya berkenaan dengan tiga hal,
yaitu:
1. Evaluasi sebagai moral judgement
Salah satu peranan evaluasi kurikulum adalah sebagi moral judgement
yang akan digunakan untuk pengambilan dan tindakan selanjutnya. Dalam
hal ini mengandung dua hal, yaitu:
a. Evaluasi berisi suatu skala nilai moral
b. Evaluasi berisi suatu perangkat criteria kritis.
2. Evaluasi sebagai penentuan keputusan
Evaluasi kurikulum memiliki peran sebagai penentu keputusan
pendidikan oleh pihak-pihak yang berkepentingan seperti; guru, murid,
orang tua, kepala sekolah, para inspektur, pengembang kurikulum dan lain
sebagainya. Dengan menggunakan prinsip, setiap individu di atas
menentukan keputusannya sesuai dengan posisinya. Yang mana besar
kecilnya peranan keputusan yang diambil seseorang sesuai lingkup
tanggung jawabnya. Serta lingkup masalah yang dihadapinya pada suatu
saat.
Adapun beberapa hasil evaluasi dijadikan acuan peserta didik untuk
menentukan sejauh mana ia dapat mencapi tujuan yang telah diharapkan.
Dengan kata lain, keputusan yang diambl peserta didk pasti berkenaan
dengan kepentingan dirinya. Sebagaimana dengan pihak-pihak yang
berkepentingan lainnya.
3. Evaluasi sebagai konsensus nilai
5
Fitrotul Arofah, Eli. Evaluasi Kurikulum Pendidikan, Jurnal Tawadhu Vol. 5 no. 2, 2021
7
Evaluasi sebagai tradisi test mental serta eksperiman, yang mana
konsesus ini berupa kerangka kerja yang penilannya dipusatkan pada tujuan-
tujuan khusus, yang bersifat behavioral, penggunaan analisis statistic dari pre
test dan post test dan lainnya. 6
E. Prinsip-prinsip Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum pada intinya ditujukan untuk mengetahui sejauh
mana peserta didik mampu mencapi tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan
merupakan acuan dari keseluruhan komponen yang ada di dalam kurikulum.
Baik komponen bahan, metode maupun evaluasi. Apa yang dipelajari siswa agar
memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan tujuan tercermin dari isi
kurikulum. Bagaiaman Isi kurikulum luas dan dalamnya ditentukan oleh tujuan
yang hendak dicapai. Dengan demikian bila ingin diketahui apakah tujuan itu
tercapai seluruhnya atau tidak, maka seluruh komponen menjadi dasar
melakukan evaluasi
Dalam pelaksanaan evaluasi kadang-kadang dipengaruhi oleh faktor
subyektif guru. Bila ini terjadi maka hasil evaluasi tidak dapat menggambarkan
keadaan yang sebenarnya dari hasil yng dicapai. Dengan demikian, bila
diinginkan agar hasil evaluasi dapat menggambarkan keadaan sebenarnya dari
hasil belajar atau hasil kurikulum, maka evaluasi perlu dilakukan secara
obyektif.7
Berdasarkan penjelasan di atas, dalam melukukan evaluasi kurikulum
perlu memegang beberapa prinsip sebagai berikut:
1. Evaluasi mengacu kepada tujuan
2. Evaluasi bersifat komprehensif atau menyeluruh
3. Evaluasi dilaksanakan secara obyektif
6
Tedjo Narsoyo Reksoatmojo. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan.
(Bandung: PT Refika Aditama. 2010), 40.
7
Muhammad Ali, Pengembangan Kurikulum Di Sekolah (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009), 127.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Kami menyarankan kepada para pembaca agar lebih baik memahami
tentang evaluasi kurikulum, tidak hanya sebatas membaca, namun lebih baik lagi
kalau bisa mendalaminya. Ungkapan terimakasih juga kami sampaikan kepada
pembimbing sehingga makalah ini bisa terselesaikan. Semoga Allah meridhoi
apa yang telah kita kerjakan, aamiin.
9
DAFTAR PUSTAKA
Fitrotul Arofah, Eli. 2021. Evaluasi Kurikulum Pendidikan, Jurnal Tawadhu Vol. 5 no. 2
10