Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

EVALUASI KURIKULUM
Dosen Pengampu : Arif Rahman Fitrianto, M. A.

Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum

Disusun Oleh:

1. Satriyani Fauzi (21131010)


2. Suketi Ibrahim (21131064)
3. Rauda Jainal (21131053)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU PENDIDIKAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

TERNATE 2022

i
KATA PENGANTAR

”Assalamualaikum Warrahmatullahi wabarakatuh”

Segala puji bagi Allah SWT yang naungan rahmat-Nya lebih luas dibanding
dunia dan seisinya. Berkat limpahan rahmat-Nya, kami bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul “Evaluasi Kurikulum”. Selawat serta salam semoga
senantiasa tercurahlimpahkan kepada Nabi akhir zaman Muhammad SAW,
keluarga, sahabat serta seluruh umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada bapak Arif Rahman Fitrianto, M.A. yang
telah membimbing kami dalam mata kuliah pengembangan kurikulum sehingga
kami mampu mengerjakan makalah ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekeliruan dan kekurangan dalam
makalah ini,maka besar kiranya harapan kami untuk mendapat kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Dan kami berharap bahwa makalah
ini dapat menambah wawasan serta,dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak,dan juga bagi diri kami sendiri.

Ternate, 15 April 2022

Kelompok XI

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3
A. Pengertian Evaluasi Kurikulum ............................................................. 3
B. Tujuan Evaluasi Kurikulum ................................................................... 4
C. Prinsip-Prinsip Evaluasi Kurikulum ...................................................... 5
D. Model Evaluasi Kurikulum..................................................................... 6
E. Peranan Evaluasi Kurikulum ............................................................... 11
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 13
A. Kesimpulan ............................................................................................ 13
B. Saran ........................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan,
organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Kurikulum juga dirancang dari
tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan
evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi
kurikulum tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya.
Selama ini model kurikulum yang berlaku adalah model kurikulum yang
bersifat akademik. Kurikulum yang demikian cenderung terlalu berorientasi pada
isi atau bahan pelajaran. Berdasarkan hasil beberapa penelitian ternyata model
kurikulum yang demikian kurang mampu meningkatkan kemampuan anak didik
secara optimal. Hal ini terbukti dari rendahnya kualitas pendidikan kita
dibandingkan dengan negara lain. Sebagai contoh bahwa di beberapa negara Asean
menunjukkan bahwa keterampilan membaca siswa kelas IV SD berada pada tingkat
terendah, untuk mata pelajaran matematika berada pada urutan ke 32 pada tingkat
SLTP. Bukti ini hanya sebagian kecil saja dari keterpurukan output pembelajaran
yang selama ini dikembangkan berdasarkan kurikulum akademik yang berlaku.
Dampak lain dari implementasi kurikulum akademik ini ternyata tidak
mampu memberikan nilai etika, moral, dan nilai-nilai yang berlaku dalam
kehidupan siswa dimanapun ia berada. Maka dengan adanya evaluasi diharapkan
dapat memperbaiki aspek-aspek diatas sehingga model kurikulum yang diterapkan
sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian evaluasi kurikulum ?
2. Apa tujuan evaluasi kurikulum ?
3. Apa prinsip-prinsip evaluasi kurikulum ?
4. Bagaimana model evaluasi kurikulum ?
5. Apa peranan evaluasi kurikulum ?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian evaluasi kurikulum.
2. Untuk mengetahui tujuan evaluasi kurikulum.
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip evaluasi kurikulum.
4. Untuk mengetahui model kurikulum.
5. Untuk mengetahui peranan evaluasi kurikulum.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi Kurikulum


Secara etimologi, evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti
penilaian atau penaksiran. Menurut Sufflebem yang dikutip dalam bukunya
Sudaryono, mendefenisikan evaluasi sebagai berikut: “The process of deleniating,
obtaining and providing useful information for judging decision
alternatives”. Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh
dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif
keputusan. Evaluasi adalah kegiatan mengukur dan menilai. Mengukur lebih
bersifat kuantitatif, sedangkan menilai lebih bersifat kualitatif.
Menurut Oemar Hamalik, evaluasi merupakan perbuatan pertimbangan
berdasarkan seperangkat kriteria yang disepakati dan dapat
dipertanggungjawabkan. Dalam bahasa Arab evaluasi disebut dengan kata al-qimat
yaitu nilai-menilai. Jadi evaluasi (evaluation) mencakup pengertian yaitu suatu
rangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur efektivitas sistem
pembelajaran secara keseluruhan. Secara khusus ada beberapa pengertian yang
telah dikemukakan oleh pakar, sebagai berikut:
1. Edwin Wandt dan Gerald W. Brown mengemukakan : istilah menunjukkan
pada suatu pengertian yaitu suatu tindakan atau proses untuk menentukan
nilai dari sesuatu.
2. Ten Brink dan Terry D mengemukakan : evaluasi adalah proses
mengumpulkan informasi dan menggunakannya sebagai bahan untuk
pertimbangan dalam mengambil keputusan.
3. Suharsimi Arikunto mengemukakan bahwa evaluasi tidak hanya mencari
sesuatu yang berharga tentang sesuatu, tetapi juga mencari informasi yang
bermanfaat dalam menilai keberadaan suatu program , produksi, prosedur,
serta alternatif strategi yang diajukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.

3
Dari konsep pengertian evaluasi, ada dua hal yang menjadi karakterisktik
evaluasi yang dicantumkan oleh Wina Sanjaya , yaitu:
1. Evaluasi merupakan suatu proses. Artinya dalam suatu pelaksanaan evaluasi
mestinya terdiri berbagai macam tindakan yang harus dilakukan. Jadi,
evaluasi bukanlah hasil tetapi rangkaian kegiatan.
2. Evaluasi berhubungan dengan pemberian nilai atau arti. Artinya berdasarkan
hasil pertimbangan evaluasi apakah sesuatu itu mempunyai nilai atau tidak.
Berdasarkan konsep evaluasi di atas, Wina Sanjaya mendefenisikan evaluasi
kurikulum dimaksudkan sebagai suatu proses mempertimbangkan utnuk memberi
nilai dan arti terhadap suatu kurikulum tertentu. Kurikulum yang dimaksud di sini
adalah rencana yang mengatur tentang isi dan tujuan pendidikan serta cara yang
digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dengan kata lain dalam
konteks ini adalah kurikulum sebagai sebuah dokumen atau kurikulum tertulis.
Menurut Permendiknas no. 159, Evaluasi Kurikulum adalah serangkaian
kegiatan terencana, sistematis, dan sistemik dalam mengumpulkan dan mengolah
informasi, memberikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk
menyempurnakan kurikulum.
Jadi, Evaluasi kurikulum adalah suatu tindakan pengendalian, penjaminan
dan penetapan mutu kurikulum, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu
sebagai bentuk akuntabilitas pengembangan kurikulum dalam rangka menentukan
keefektifan kurikulum.
B. Tujuan Evaluasi Kurikulum
Tujuan evaluasi kurikulum tercantum dalam Permendiknas no 159 tahun
2014 pasal 2, yaitu:
“Evaluasi Kurikulum bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai:
a. kesesuaian antara Ide Kurikulum dan Desain Kurikulum;
b. kesesuaian antara Desain Kurikulum dan Dokumen Kurikulum;
c. kesesuaian antara Dokumen Kurikulum dan Implementasi Kurikulum;
d. kesesuaian antara Ide Kurikulum, Hasil Kurikulum, dan Dampak
Kurikulum”.

4
Sedangkan menurut Zainal Arifin, tujuan evaluasi kurikulum adalah untuk
mengetahui keefektifan dan efisiensi sistem kurikulum, baik yang menyangkut
tentang tujuan, isi/materi, strategi, media, sumber belajar, lingkungan maupun
sistem penilaian itu sendiri.
Seperti yang dikemukakan oleh Purwanto dan Atwi, “bahwa tujuan
evaluasi, yaitu:
 “Mengukur tercapainya tujuan dan mengetahuai hambatan-hambatan dalam
pencapaian tujuan kurikulum,
 Mengukur dan membandingkan keberhasilan kurikulum serta mengetahui
potensi keberhasilannya.
 Memonitor dan mengawasi pelaksanaan program, mengidentifikasi
permasalahan yang timbul.
 Kenentukan kegunaan kurikulum, keuntungan, dan kemungkinan
pengembangannya lebih lanjut.
 Mengukur dampak kurikulum bagi peningkatan kinerja SDM.

C. Prinsip-Prinsip Evaluasi Kurikulum


Secara umum ada beberapa prinsip-prinsip evaluasi kurikulum yang
dikemukakan oleh Zainal Arifin, yaitu:
1. Kontinuitas, artinya evaluasi tidak boleh dilakukan secara insidental,
karena kurikulum itu sendiri adalah suatu proses yang kontiniu.
2. Komprehensif, artinya objek evaluasi harus diambil secara menyeluruh.
3. Adil dan objektif, artinya proses evaluasi dan pengambilan keputusan hasil
evaluasi harus dilakukan secara adil. Peserta didik harus mendapatkan
perlakuanyang sama
4. Koooperatif, artinya kegiatan evaluasi harus dilakukan atas kerja sama
semua pihak, seperti orangtua, guru, kepala sekolah, pengawas, termasuk
dengan peserta didik itu sendiri.
Menurut Oemar Hamalik, program evaluasi kurikulum didasarkan atas
prinsip-prinsip sebagai berikut:

5
1. Evaluasi kurikulum didasarkan atas tujuan tertentu: setiap program evaluasi
kurikulum terarah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara jelas
dan spesifik .
2. Evaluasi kurikulum harus bersifat objektif: berpijak pada apa adanya dan
bersumber dari data yang nyata dan akurat yang diperoleh melalui instrumen
yang dapat diandalkan.
3. Evaluasi kurikulum bersifat komprehensif: pelaksanaan evaluasi mencakup
semua dimensi atau aspek yang terdapat dalam ruang lingkup kurikulum.
4. Evaluasi kurikulum dilaksanakan secara kooperatif.
5. Evaluasi kurikulum harus dilaksanakan secara efisien.

D. Model Evaluasi Kurikulum


Model evaluasi kurikulum adalah kerangka konseptual dan operasional yang
digunakan untuk mengevaluasi perangkat dokumen, buku, pelatihan,
pendampingan, dan monitoring untuk kelancaran pelaksanaan pembelajaran.
Model evaluasi kurikulum berdasarkan model evaluasi yang dikembangkan
di negara AS, Inggris, dan Australia, dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Model Evaluasi Kuantitatif
Ciri-ciri yang menonjol dari evaluasi ini adalah penggunaan prosedur kuantitatif
untuk mengumpulkan data sebagai konsekuensi penerapan pemikiran paradigma
positivisme, maksudnya tidak digunakannya pendektan proses dalam
mengembangkan kriteria evaluasi tetapi lebih kepada metodologi kuantitatif dan
penggunaan tes.
2. Model Evaluasi Kualitatif
Model evaluasi ini selalu menempatkan proses pelaksanaan kurikulum sebagai
fokus utama evaluasi, sehigga dimensi kegiatan dan proses lebih mendapatkan
perhatian dari demensi lain.
3. Model-model ekonomi mikro
Model evaluasi ini pada dasarnya adalah model yang menggunakan model evaluasi
kuantitatif yang memiliki fokus utama pada hasil. Pertanyaan besar dari model ini
adalah apakah hasil belajar yang diperoleh siswa sesuai dengan dana yang telah
dikeluarkan.

6
Zainal Arifin mengelompokkan model-model evaluasi dalam sepuluh
kelompok yaitu:
a. Model Tyler
Pendekatan model Tyler menekankan bahwa evaluasi kurikulum diarahkan kepada
usaha untuk mengetahui sejauhmana tujuan pendidikan yang berupa tingkah laku
yang diharapkan telah dicapai oleh siswa dalam bentuk hasil belajar yang mereka
tampilkan pada akhir kegiatan pembelajaran. Model ini dibangun atas dua dasar
pemikiran. Pertama, evaluasi ditujukan pada tingkah laku peserta didik . kedua,
evaluasi harus dilakukan pada tingkah laku awal peserta didik sebelum
melaksanakan kurikulum dan sesudah melaksanakan kurikulum (hasil). Model
Tyler disebut juga dengan model black box, karena model menekankan adanya tes
awal dan tes akhir. Adapun prosedur pelaksanaan dari model tyler ini adalah:
1. Menentukan tujuan kurikulum yang dievaluasi. Maksudnya adalah model
tujuan behaviorial yang sudah dikembangkan sejak kurikulum 1997.
2. Menentukan situasi dimana peserta didik mendapatkan kesempatan untuk
memperlihatkan tingkah laku yang berhubungan dengan tujuan. Dari
langkah ini evaluator memberikan perhatian dengan seksama supaya proses
pembelajran yang terjadi mengungkapkan hasil belajar yang dirancang
kurikulum.
3. Menentukan alat evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur tingkah
laku peserta didik. Seperti berbentuk tes, observasi, kusioner, panduan
wawancara dan sebagainya. Adapun instrumen evaluasi ini harus
teruji validitas dan reabilitasnya.
b. Model yang berorientasi pada tujuan (goal oriented Evaluation Model)
Model evaluasi ini menggunakan tujuan-tujuan kurikulum sebagai kriteria untuk
menentukan keberhasilan. Model ini dianggap lebih praktis untuk mendesain dan
mengembangkan suatu kurikulum karena menentukan hasil yang diinginkan
dengan rumusan yang dapat diukur. Sehingga terdapat hubungan yang logis antara
kegiatan, hasil dan prosedur pengukura hasil. Kelebihan model ini terletak pada
hubungan antara tujuan dan kegiatan dan menekankan pada peserta didik sebagai

7
aspek penting dalam kurikulum. Kekurangannya adalah memungkinkan terjadinya
proses evaluasi melebihi konsekuensi yang tidak diharapkan.
c. Model Pengukuran (R. Thorndike dan R. Lebel)
Model ini menitikberatkan pada kegiatan pengukuran. Objek evaluasi dalam model
ini adalah tingkahlaku peserta didik , yang mencakup hasil belajar (kognitif), afektif
maupun psikomotor. Teknik evaluasi pada model ini tidak hanya tes, tetapi juga
non tes (observasi, wawancara, dan sebagainya).
d. Model Kesesuaian (Ralph W. Tyler, John b. Carrol )
Model ini memandang evaluasi sebagai suatu kegiatan untuk melihat kesesuaian
antara tujuan dengan hasil belajar yang telah dicapai. Model evaluasi ini
memerlukan informasi perubahan tingkah laku pada dua tahap, yaitu sebelum dan
sesudah kegiatan pembelajaran. Berdasarkan konsep ini, maka guru perlu
melakukan pre and post test.
e. Model Evaluasi Sistem Pendidikan
Model evaluasi ini memandang bahwa evaluasi berarti membandingkan
performance dari berbagai dimensi, tidak hanya dimensi hasil saja. Model ini
menekankan sistem sebagai suatu keseluruhan.
Model evaluasi sistem pendidikan ini merupakan penggabungan dari model stake
dengan model CIPP. Model stake menitikberatkan evaluasi pada dua hal pokok
yaitu description dan judgement (menilai). Sedangkan model CIPP berorientasi
pada suatu keputusan. Tujuannya adalah untuk membantu pengembangan
kurikulum di dalam membuat keputusan.
Pendekatan CIPP ini, dikembangkan oleh Stufflebeam. CIPP singkatan
dari Context, Input, Process dan Product.
Menurut model ini, proses pengembangan kurikulum tidak akan terlepas dari empat
dimensi tersebut. Maka keempat komponen itu (CIPP) harus dijadikan pokok dalam
evaluasi kurikulum, yaitu sebagai berikut:
1. Isi adalah situasi atau latar belakang yang mempengaruhi perumusan tujuan
yang hendak dicapai, misalkan padangan hidup atau sistem nilai masyarakat,
keaadaan ekonomi, kondisi geografis, motivasi beajar dan sebagainya.

8
2. Input adalah sarana prasarana, modal, bahan serta rencana strategi yang
matang untuk mencapai tujuan.
3. Proses adalah pelaksanaan strategi serta pemanfaatan berbagai sarana,modal;
dan fasilitas seperti yang ditetapkan dalam komponen input.
4. Produk adalah hasil yang dicapai baik selama maupun akhir pengembangan
kurikulum yang berlaku.
Empat hal ini bisa dianggap sebagai tipe atau fase dalam evaluasi. Evaluasi
konteks berfokus pada pendekatan sistem dan tujuan, kondisi aktual, masalah-masalah
dan peluang. Evaluasi input berfokus pada kemampuan sistem, strategi pencapaian
tujuan, implementasi desain dan cost benefit dari rancangan. Evaluasi proses memiliki
fokus lain yaitu menyediakan informasi untuk pembuatan keputusan day to day
decision making untuk melaksanakan program, membuat catatan atau record, atau
merekam pelaksanaan program. Evaluasi produk berfokus pada mengukur pencapaian
tujuan selama proses dan pada akhir program.
f. Model Alkin
Menurut Alkin, evaluasi adalah suatu proses untuk meyakinkan keputusan,
mengumpulkan informasi, memilih informasi yang tepat dan menganalisis
informasi sehingga dapat disusun laporan bagi pembuat keputusan dalam memilih
beberapa alternatif. Model ini mengemukakan lima jenis evaluasi, yaitu:
1. Sistem assesment, yaitu untuk memberikan informasi tentang keadaan atau
posisi suatu sistem .
2. Program planning, yaitu untuk membantu pemilihan program tertentu yang
mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhan program.
3. Program implementation, yaitu untuk menyiapkan informasi apakah suatu
program sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang tepat
sebagaimana yang direncanakan.
4. Program improvement, yaitu memberikan informasi tentang bagaimana
suatu program dapat berfungsi, bekerja//berjalan.
5. Program certification, yaitu memberikan informasi tentang nilai atau
manfaat suatu program.

9
g. Model Brinkerhof
Brinkerhoff, mengemukakan ada tiga jenis evaluasi yang disusun berdasarkan
penggabungan elemen-elemen yang sama, yaitu:
1) Fixed vs Emergent Evaluation Design
Dalam Fixed (tetap), desain evaluasi harus direncanakan dan disusun secara
sistematik- terstruktur sebelum program dilaksanakan. Sedangkan dalam Emergent,
tujuan evaluasi untuk beradaptasi dengan situasi yang sedang berlangsung dan
berkembang.
2) Formative vs summative evaluation
Evaluasi Formative berfungsi untuk memperbaiki kurikulum dari segi
format/bentuknya, karena evaluasi ini sering diadakan sehingga jika terdapat
kelemahan dan kekurangan maka bisa segera diketahui. Sedangkan evaluasi
sumatif berfungsi untuk melihat kemanfaatan kurikulum secara menyeluruh,
karena evaluasi ini dilakukan pada akhir program sehingga dapat digunakan untuk
menentukan apakah program ini dapat digunakan atau tidak.
3) Desain eksperimental dan desain Quasi eksperimental vs natural inquiri
Tujuan desain eksperimental dan quasi eksperimental ini adalah untuk menilai
manfaat hasil dari percobaan suatu kurikulum. Sedangkan natural inquiru ini,
evaluator banyak menghabiskan waktu untuk melakukan pengamatan dan
wawancara dengan orang-orang yang terlibat yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan pendekatan informal.
h. Model Illuminatif (Malcom Parlet dan Hamilton.
Model ini menekankan pada evaluasi kualitatif terbuka. Tujuannya untuk
menganalisis pelaksanaan sistem, faktor-faktor yang mempengaruhinya, kelebihan
dan kekurangan sistem, dan pengaruh sistem terhadap pengalaman belajar siswa.
i. Model Responsif
Model ini menekankan pada pendekatan kualitatif-naturalistik. Model ini kurang
percaya terhadap hal-hal yang bersifat kuantitatif. Instrumen yang digunakan pada
umumnya observasi langsung maupun tak langsung dan interpretasi data.

10
j. Model Studi Kasus
Model ini terfokus pada kegiatan kurikulum di sekolah, kelas, atau hanya kepada
seorang kepala sekolah atau guru, tidak mempersoalkan pada pemililihan sampel,
hasil evaluasi ini hanya berlaku pada tempat evaluai ini dilakukan, data yang
dikumpulkan terutama data kualitatif.

E. Peranan Evaluasi Kurikulum


Evaluasi kurikulum memegang peran penting baik dalam penentuan
kebijakansanaan pendidikan pada umumnya, maupun dalam pengambilan
keputusan dalam kurikulum. Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh
para pemegang kebijaksanaan pendidikan dan para pengembang kurikulum dalam
memilih dan menetapkan kebijakan pengembangan sistem pendidikan dan
pegembangan model kurikulum yang digunakan. Hasil-hasil evaluasi kurikulum
juga dapat digunakan oleh guru-guru, kepala sekolah dan para pelaksana
pendidikan lainnya, dalam memahami dan membantu perkembangan siswa,
memilih bahan pelajaran, memilih metode dan alat-alat bantu pelajaran, cara
penilaian, serta fasilitas pendidikan lainnya.
Beberapa hasil evaluasi menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan
keputusan. Pihak pengambil keputusan dalam pelaksanann pendidikan dan
kurikulum adalah guru, murid, orang tua, kepala sekolah, para inspektur,
pengembang kurikulum dan lain-lain. Namun demikian pada prinsipnya tiap
pengambil keputusan dalam proses evaluasi memegang peran yang berbeda, sesuai
dengan posisinya.
Salah satu kesulitan yang dihadapi dalam penggunaan hasil evaluasi bagi
pengambilan keputusan adalah hasil evaluasi yang diterima oleh berbagai pihak
pengambil keputusan adalah sama. Masalah yang timbul adalah apakah hasil
evaluasi tersebut dapat bermanfaat bagi semua pihak. Jawabannya belum tentu,
karena suatu informasi mungkin lebih bermanfaat bagi pihak tertentu tetapi kurang
bermanfaat bagi pihak yang lain.
Kesatuan penilaian hanya dapat dicapai melalui suatu konsesus. Konsesus
tersebut berupa kerangka kerja penelitian yang dipusatkan pada tujuan-tujuan
khusus, pengukuran prestasi belajar yang bersifat behavioral, analisis statistik dari

11
prestasi tes post tes. Secara umum, langkah-langkah pokok evaluasi pendidikan
meliputi tiga kegiatan utama yaitu persiapa, pelaksanaan dan pengolahan hasil.
Peran evaluasi kurikulum dalam pendidikan berkenaan dengan tiga hal, yaitu
sebagai berikut.
1. Konsep sebagai moral judgement
Konsep utama dalam evaluasi adalah masalah nilai. Hasil dari suatu nilai berisi
suatu nilai yang akan digunakan untuk tndakan selanjutnya. Hal ini mengandung
dua pengertian yaitu:
· Evaluasi berisi suatu skala nilai moral, berdasarkan skala tersebut suatu objek
evaluasi daoat dinilai
· Evaluasi berisi suatu perangkat kriteria praktis yang berdasarkan criteria-kriteria
tersebutsuatu hasil dapat dinilai
2. Evaluasi dan penentuan keputusan
Beberapa hasil evaluasi menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan
keputusan. Pihak pengambilan keputusan dalam pelaksanaan pendidikan dan
kurikulum adalah guru, murid, orang tua, kepala sekolah, para inspektur,
pengembangan kurikulum dan sebagainya.
3. Evaluasi dan konsesus nilai
Kesatuan penilaian dapat dicapai melalui suatu konsensus. Kosensus tersebut
berupa kerangka kerja penelitian yang dipusatkan pada tujuan-tujuan khusus,
pengukuran prestasi belajar behavioral, analisis statistik dari prestasi tes dan post
tes.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Evaluasi Kurikulum adalah serangkaian kegiatan terencana, sistematis, dan
sistemik dalam mengumpulkan dan mengolah informasi, memberikan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk menyempurnakan
kurikulum.
2. Sesuai dengan Permendiknas no 159 tahun 2014 pasal 2 bahwa evaluasi
kurikulum diadakan untuk mengetahui apakah hasilnya sesuai dengan harapan
yang terkandung dalam tujuan atau tidak. Sehingga bisa menentukan tindakan
untuk mengadakan perbaikan dan melanjutkannya atau menggantikannya
dengan yang baru.
3. Secara umum ada beberapa prinsip-prinsip evaluasi kurikulum yang
dikemukakan oleh Zainal Arifin, yaitu: kontinuitas, komprehensif, adil dan
objektif, serta kooperatif.
4. Model- model Evaluasi Kurikulum dapat dibagi menjadi:
a. Model evaluasi kuantitatif
b. Model Evaluasi kualitatif
c. Model ekonomi mikro
d. Model Tyler
e. Model Alkin
5. Evaluasi kurikulum memegang peran penting baik dalam penentuan
kebijakansanaan pendidikan pada umumnya, maupun dalam pengambilan
keputusan dalam kurikulum.
B. Saran
Kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat
kekurangan karena keterbatasan sebagai manusia biasa, untuk itu kritik dan saran
amat kami harapkan demi kesempurnaan kami dalam menyelesaikan tugas-tugas
dimasa yang akan datang.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar, Evaluasi Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya

Permendiknas no.159 Pasal ayat 4 tahun 2014

Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pmbelajaran, Yogyakarta:Graha Ilmu, 2012


Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.( Jakarta: Bumi Aksara,
2012
S. Hamid Hasa, Evaluasi Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Kencana Prenada Media
Group, 2011
Diakses darihttps://www.taufiq.net/2021/03/model-evaluasi-kurikulum.html?m=1,
pada tanggal 20 april 2022 pukul 22:00 WIT
Diakses dari http://dwiantocikakak.blogspot.com/2015/12/evaluasi-kurikulum-
pengertian-evaluasi.html?m=1, pada tanggal 20 april 2022 pukul 00:13 WIT

14
15

Anda mungkin juga menyukai