MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Evaluasi Pendidikan
Disusun oleh:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agenda pembangunan pendidikan suatu bangsa tidak akan pernah berhenti dan selesai.
Ibarat patah tumbuh hilang berganti, selesai memecahkan suatu masalah, muncul masalah
lain yang kadang tidak kalah rumitnya. Begitu pula hasil dari sebuah strategi pemecahan
masalah pendidikan yang ada, tidak jarang justru mengundang masalah baru yang jauh lebih
rumit dari masalah awal. Itulah sebabnya pembangunan bidang pendidikan tidak akan pernah
ada batasnya. Selama manusia ada, persoalan pendidikan tidak akan pernah hilang dari
wacana suatu bangsa. Oleh karena itu, agenda pembangunan sektor pendidikan selalu ada dan
berkembang sesuai dengan dinamika kehidupan masyarakat suatu bangsa. Evaluasi
merupakan subsistem yang sangat penting dan sangat di butuhkan dalam setiap sistem
pendidikan, karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau
kemajuan hasil pendidikan.
Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui, dan
dengan evaluasi pula, kita dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan
keluar untuk berubah menjadi lebih baik ke depan. Namun dalam prosesnya evaluasi tidak
jarang menemukan suatu masalah – masalah dalam suatu program pendidikan. Permasalahan
– permasalahan tersebut terjadi tidak hanya pada peserta didik saja namun evaluatorpun juga
mempunyai permasalahan – permasalahan evaluasi dalam suatu program pendidikan yang
tidak disadarinya. Oleh karena itu dalam makalah ini akan membahas mengenai
permasalahan – permasalahan yang terjadi dalam evaluasi suatu program pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu agar mahasiswa dapat memahami permasalahan
permasalahan yang terjadi dalam evaluasi program pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Evaluasi Pendidikan
1. Pengertian Evaluasi Pendidikan
Menurut (Mehrens dan Lehman, 1978) dalam Ngalim Purwanto mendefenisikan evaluasi
dalam arti luas sebagai suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi
yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan.
Menurut kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary Of Current English (AS Hornby,
1986), evaluasi adalah to find out, decide the amaunt or value. Yang artinya suatu upaya
untuk menentukan nilai atau jumlah.
Menurut Suchman, 1961 dalam Anderson, 1975 sebagaimana yang dikutip Suharsimi
Arikunto dan Cepi Safrudin Abdul Jabar menuliskan evaluasi sebagai sebuah proses
menentukan hasil yang telah dicapai eberapa kegiatan yang telah direncanakan untuk
mendukung tercapainya tujuan.
Menurut Joint Committee on Standards For Educational Evaluation (1994) dalam
Stufflebeam and Shinkfield mengungkapkan bahwa “ evaluation is the systematic assessment
of the wort or merit of an object”.
Kemudian Anas Sujidono juga memberikan pengertian evaluasi sebagai suatu kegiatan
atau proses untuk menilai sesuatu.
Dalam UU No 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional Bab I Pasal 1 Ayat 21
dijelaskan bahwa “Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan dan
penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur,
jenjang dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan
pendidikan
Dari defenisi diatas dapat disimpulakan bahwa evaluasi merupakan suatu proses atau
kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan terencana dengan menggunakan beberapa
metode tertentu untuk mengukur dan menilai suatu program atau kegiatan dalam rangka
mencapai suatu tujuan
2) Tujuan Khusus
Adapun yang menjadi tujuan khusus dalam pendidikan adalah:
i. Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan.
Tanpa adanya evaluasi maka tidak mungkin timbul kegairahan atau rangsangan
pada diri peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasinya masing-
masing.
ii. Untuk mencari dan menemukan faktror-faktor penyebab keberhasihan dan
ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan. Sehingga
dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya.
a. Assesment (Penilaian)
Beberapa pengertian menurut para pakar diantaranya :
Menurut Nana Sudjana penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai
kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Menurut Gronlund (1984) dalam Asep Jihad dan Abdul Haris, menyatakan penilaian
sebagai proses sistematik pengumpulan, penganalisaan, dan penafsiran informasi
untuk menentukan sejauh mana siswa mencapai tujuan.
Menurut The Task Group on Assesment and Testing (TGAT) dalam Griffin & Nix
(1991 : 3) dalam Eko Putro Widoyoko mendeskripsikan assessment sebagai semua
cara yang digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok.
Dari defenisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa, assessment atau penilaian
merupakan suatu tindakan memilih, menentukan, dan menilai suatu objek tertentu secara
kualitatif (baik-buruk, tinggi-pendek, besar-kecil, dll) berdasarkan atas beberapa standar
atau kriteria tertentu.
b. Measurement (Pengukuran)
Beberapa pengertian menurut para pakar diantaranya :
Menurut Anas Sudijono mengartikan measurement atau pengukuran sebagai
kegiatan yang dilakukan untuk mengukur sesuatu. Mengukur pada hakikatnya adalah
membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar ukuran tertentu.
Menurut Kerlinger (1996 : 687) dalam Purwanto, pengukuran (measurement)
adalah membandingkan sesuatu yang diukur dengan alat ukurnya dan kemudian
menerakan angka menurut sistem aturan tertentu.
Menurut Zaenal Arifin pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk
menentukan kuantitas sesuatu.
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa, measurement atau pengukuran
merupakan suatu kegiatan membandingkan sesuatu dengan ukuran tertentu untuk
mendapatkan nilai atau akurasi suatu objek..
c. Evaluation (Evaluasi)
Beberapa pengertian menurut para pakar diantaranya :
Menurut (Mehrens dan Lehman, 1978) dalam Ngalim Purwanto
mendefenisikan evaluasi dalam arti luas sebagai suatu proses merencanakan,
memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat
alternatif-alternatif keputusan.
Menurut kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary Of Current English
(AS Hornby, 1986), evaluasi adalah to find out, decide the amaunt or value. Yang
artinya suatu upaya untuk menentukan nilai atau jumlah.
Menurut Suchman, 1961 dalam Anderson, 1975 sebagaimana yang dikutip
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin Abdul Jabar menuliskan evaluasi sebagai
sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai eberapa kegiatan yang telah
direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan.
Menurut Joint Committee on Standards For Educational Evaluation (1994)
dalam Stufflebeam and Shinkfield mengungkapkan bahwa “ evaluation is the
systematic assessment of the wort or merit of an object”. Kemudian Anas Sujidono
juga memberikan pengertian evaluasi sebagai suatu kegiatan atau proses untuk
menilai sesuatu.
Dari defenisi diatas dapat disimpulakan bahwa evaluasi merupakan suatu proses atau
kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan terencana dengan menggunakan beberapa
metode tertentu untuk mengukur dan menilai suatu program atau kegiatan dalam rangka
mencapai suatu tujuan. Evaluation Assessment Measurement
The problem with evaluation within the classroom is easy to see: multiple choice tests have
become the norm for how we evaluate student knowledge. While these tests can do a decent
job of determining what a student remembers and, if properly written, what they understand,
they can only partially determine how to a student could apply, analyze, evaluate, or create
with the knowledge
Masalah dengan evaluasi dalam kelas mudah untuk melihat: tes pilihan ganda telah menjadi
norma bagi bagaimana kita mengevaluasi pengetahuan siswa. Sementara tes ini dapat
melakukan pekerjaan yang layak menentukan apa mengingat mahasiswa dan, jika ditulis
dengan benar, apa yang mereka pahami, mereka dapat hanya sebagian menentukan
bagaimana siswa bisa menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, atau membuat dengan
pengetahuan.
Orang tua menerima saja program-program yang disampaikan oleh pihak sekolah tanpa
mengetahui bagaimana pelaksanaan dari program-program yang disampaikan. Dalam hal
ini, orang tua hanya menganggap bahwa program-program yang disampaikan sekolah
adalah program yang terbaik untuk pendidikan anaknya.
Orang tua tidak mengkonsultasikan mengenai hasil belajar anaknya. Apakah nilai yang
diperoleh anaknya itu nilai yang asli ataukah nilai hasil manipulasi.
Orang tua memberikan sumbangan kepada pihak-pihak tertentu dalam sekolah agar
anaknya dapat naik kelas meskipun nilai anaknya jelek dan belum tuntas jika
dibandingkan dengan KKM yang telah ditetapkan.
Orang tua memberikan uang suap sebagai jalan untuk memperlancar agar anaknya dapat
diterima di perguruan tinggi favorit sesuai dengan yang diinginkannya. Sedangkan
berdasarkan hasil tes, anaknya tidak lulus untuk masuk perguruan tinggi tersebut.
Permasalahan-permasalahan evaluasi ditinjau dari sisi guru lembaga sebagai berikut:
Sekolah maupun lembaga pendidikan tidak melakukan pembaharuan program yang akan
datang. Padahal, sudah diketahui bahwa program yang dilaksanakan belum dapat
mencapai hasil yang maksimal.
Tidak adanya pembaharuan program yang disesuaikan dengan Standar Nasional
Pendidikan sehingga program yang ada di lembaga hanya program yang dahulu telah
terlaksana dan kemudian dilaksanakan lagi. Padahal, seharusnya terdapat pembaharuan
program yang dimaksudkan agar sesuai dengan hasil belajar dan Standar Nasional
Pendidikan yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Rose, Clare & Nyre, Glenn.F.1977. The Practice of Evaluation. ERIC/TM Report 65. Ohio
Avenue:
Evaluation and Training Institute The Joint Committee On Standards For Educational
Evaluation (1981). Standards For Evaluation Of Educational Program, Project, and Materials.
USA.