Anda di halaman 1dari 12

“Sunnah sebagai basic mental professional”

DOSEN PENGAMPU: Dr. Muhammad Yusro, M.T.

Disusun oleh:
Rahma Agusrianti 1507519034
Dinullah Muhammad 1507519032

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA


UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2019

1. MAKNA AS-SUNNAH DALAM SYARI’AT ISLAM


Menurut Etimologi (Bahasa) Menurut etimologi (bahasa) Arab, kata As-Sunnah diambil dari
kata-kata: ُ‫ َو َس َّن ْاألَ ْم َر أَيْ بَيَّنَه‬.‫ َس َّن – يَ ِس ُّن – َويَس ُُّن – َسنًّا فَهُ َو َم ْسنُوْ ٌن َو َج ْم ُعهُ ُسن ٌَن‬. Artinya: “Menerangkan.”
ُ‫ ال ِّسي َْرةُ َوالطَّبِ ْي َعةُ َوالطَّ ِر ْيقَة‬:ُ‫ َوال ُّسنَّة‬. Sunnah artinya: “Sirah, tabi’at, jalan.” ُ‫ ُح ْك ُمهُ َوأَ ْم ُرهُ َونَ ْهيُه‬:ِ‫ َوال ُّسنَّةُ ِمنَ هللا‬.
Sunnah dari Allah artinya: “Hukum, perintah dan larangan-Nya.”[3]

Menurut bahasa, kata As-Sunnah berarti jalan, atau tuntunan baik yang terpuji maupun yang
tercela, sesuai dengan hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

‫ َو َم ْن َس َّن فِي ْا ِإل ْسالَ ِم‬،‫ص ِم ْن أُجُوْ ِر ِه ْم َش ْي ٌء‬َ ُ‫ فَلَهُ أَجْ ُرهَا َوأَجْ ُر َم ْن َع ِم َل بِهَا بَ ْع َدهُ ِم ْن َغي ِْر أَ ْن يَ ْنق‬،ً‫َم ْن َس َّن فِي ْا ِإل ْسالَ ِم ُسنَّةً َح َسنَة‬
ِ ‫ص ِم ْن أَوْ َز‬
‫ار ِه ْم َش ْي ٌء‬ َ ُ‫ َكانَ َعلَ ْي ِه ِو ْز ُرهَا َو ِو ْز ُر َم ْن َع ِم َل بِهَا ِم ْن بَ ْع ِد ِه ِم ْن َغي ِْر أَ ْن يَ ْنق‬،ً‫ ُسنَّةً َسيِّئَة‬. ‘

Barangsiapa yang memberi teladan (contoh) perbuatan yang baik, ia akan mendapatkan pahala
perbuatan tersebut serta pahala orang yang mengikutinya (sampai hari Kiamat) tanpa
mengurangi pahala mereka sedikit pun. Barangsiapa yang memberikan contoh kejelekan, maka
ia akan mendapatkan dosa perbuatan tersebut serta dosa orang-orang yang mengikutinya (sampai
hari Kiamat) tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.’”[4]
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ُ‫ضبٍّ لَ َسلَ ْكتُ ُموْ ه‬


َ ‫ َحتَّى لَوْ َسلَ ُكوْ ا حُجْ َر‬،‫اع‬
ٍ ‫ ِش ْبرًا بِ ِشب ٍْر َو ِذ َراعًا بِ ِذ َر‬،‫لَتَتَّبِع َُّن َسنَنَ َم ْن قَ ْبلَ ُك ْم‬. “

Sesungguhnya kalian akan menempuh jalan (mencontoh) orang-orang sebelum kalian sejengkal
demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga sekiranya mereka memasuki lubang biawak
sekalipun, kalian akan ikut memasukinya.”[5]

Bila disebut Sunnatullaah, artinya adalah hukum-hukum Allah, perintah dan larangan-Nya yang
dijelaskan kepada manusia. Allah al-Hakiim berfirman:

‫“ ُسنَّةَ هَّللا ِ فِي الَّ ِذينَ خَ لَوْ ا ِمن قَ ْب ُل‬

Sunnatullaah tentang orang-orang sebelummu…” [Al-Ahzaab/33:62] Di antara lafazh Sunnah


dalam Al-Qur-an yang berarti jalan, cara yang baik atau buruk. Allah al-‘Aziiz berfirman:

‫“ ي ُِري ُد هَّللا ُ لِيُبَيِّنَ لَ ُك ْم َويَ ْه ِديَ ُك ْم ُسنَنَ الَّ ِذينَ ِمن قَ ْبلِ ُك ْم‬
Allah hendak menerangkan (hukum syari’at-Nya) kepadamu dan menunjukimu kepada jalan-
jalan orang-orang sebelummu…” [An-Nisaa’/4:26] Yakni, Allah akan menunjukkan kepada
kalian cara-cara orang sebelum kalian, yaitu cara (perjalanan hidup) mereka yang terpuji[6]

Terkadang pula Sunnah bermakna balasan dari perbuatan tercela, yaitu Sunnah-Nya tentang
pembinasaan ummat-ummat yang durhaka kepada Rasul-Rasul-Nya. Di antaranya firman Allah:
َ‫ت اأْل َ َّولِين‬ َ ‫“ قُل لِّلَّ ِذينَ َكفَرُوا إِن يَنتَهُوا يُ ْغفَرْ لَهُم َّما قَ ْد َسلَفَ َوإِن يَعُودُوا فَقَ ْد َم‬
ْ ‫ض‬
ُ َّ‫ت ُسن‬

Katakanlah (wahai Muhammad) kepada orang-orang kafir apabila mereka berhenti dari
kekufuran mereka, maka Allah akan ampunkan dosa-dosa mereka yang terdahulu. Jika mereka
kembali (berbuat kejelekan), maka telah berlaku Sunnah bagi orang-orang terdahulu.

” [Al-Anfaal/8: 38] Dan firman-Nya:

َ‫ت ُسنَّةُ اأْل َ َّولِين‬


ْ َ‫“ اَل ي ُْؤ ِمنُونَ بِ ِه ۖ َوقَ ْد َخل‬

Mereka itu tidak beriman kepada Nabi padahal telah lalu Sunnah terhadap orang-orang
terdahulu.” [Al-Hijr/15:13] Sunnah di sini maksudnya adalah balasan Allah tentang pembinasaan
ummat-ummat yang durhaka kepada Rasul-Rasul-Nya.[7]

2. FUNGSI AS-SUNNAH DAN KETERKAITANNYA DENGAN ALQURAN


َ‫اس َما نُ ِّز َل إِلَ ْي ِه ْم َولَ َعلَّهُ ْم يَتَفَ َّكرُون‬ َ ‫… َوأَ ْنزَ ْلنَا إِلَ ْي‬..
ِ َّ‫ك ال ِّذ ْك َر لِتُبَيِّنَ لِلن‬

“Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa
yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan. (Q.S. al Nahl : 44)
Dari ayat diatas, terdapat makna tersirat yang menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW telah
diberikan tugas oleh Allah SWT untuk menerangkan ayat-ayat Al-Quran lebih terperinci kepada
umat manusia. Nah, cara rasul memberikan penjelasan-penjelasan tersebut yaitu lewat
sunnahnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa as sunnah merupakan penjelas dari Al-
Quran .

Lebih lengkapnya, berikut beberapa fungsi as-sunnah terhadap Al-Quran:


 Memperkuat hukum dalam Al-Quran
Segala jenis hukum, syariat, dan hal-hal yang menyangkut muamalah kehidupan, semuanya
telah ditulis dalam Al-Quran secara sempurna. Seperti halnya hukum shalat, puasa, zakat,
larangan melakukan riba’, mencuri, membunuh, dan sebagainya. Nah, keberadaan As-sunnah
disini memperkuat hukum-hukum yang telah disebuatkan di Al-Quran. Misalnya saja untuk
melakukan shalat, seseorang harus berwudhu terlebih dahulu. ” Rasulullah saw bersabda: tidak
di terima salat seorang yang berhadats sebelum ia berwudhu  ” (HR Bukhari )
 Menjelaskan atau merinci isi Al-Quran
As sunnah juga berperan untuk menjelaskan atau merinci  (menspesifikan) ayat-ayat Al-Quran
yang masih bersifat umum. Misalnya saja, Al-Quran menuliskan kewajiban untuk berhaji bagi
umat yang mampu. Maka As-sunnah memperjelas tata cara manasik haji yang benar sesuai
ajaran Rasulullah SAW.
 Menetapkan hukum baru yang tidak dimuat dalam Al-Quran
Adakalanya As-sunnah menetapkan hukum baru, dimana hukum tersebut tidak terdapat dalam
al-Qur’an. Contohnya perihal larangan mengenakan kain sutera dan cincin emas bagi laki-laki.
Penetapan hukum baru di as-sunnah tentunya tidak boleh asal-asalan. Hukum itu harus benar-
benar berdasarkan tuntunan Nabi Muhammad SAW dan sesuai syariat islam. Imam asy-Syafi’i
rahimahullah berkata, “Apa-apa yang telah disunnahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
yang tidak terdapat pada Kitabullah, maka hal itu merupakan hukum Allah juga.

3. KEDUDUKAN AS-SUNNAH
Seluruh ulama dan umat muslim telah menyepakati bahwa kedudukan As-sunnah dalam islam
adalah sebagai hukum kedua setelah Al-Quran. Keputusan ini juga didasarkan atas firman Allah
SWT dalam surat Al-Hasyr ayat 7:

ِ ‫َو َما آَتَا ُك ُم ال َّرسُولُ َف ُخ ُذوهُ َو َما َن َها ُك ْم َع ْنهُ َفا ْن َتهُوا َواتَّقُوا هَّللا َ ِإ َّن هَّللا َ َش ِدي ُد ْال ِع َقا‬
‫ب‬

“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu,
maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras
hukumannya” (Al-Hasyr 59:7)
As sunnah adalah tuntunan yang berasal dari Rasulullah SAW. Dan Allah SWT memerintahkan
kita untuk menerima apa-apa yang diberikan Rasul serta meninggalkan yang dilarangnya. Sebab
Nabi sendiri adalah utusan Allah SWT yang memiliki kepribadian mengagumkan. Maka dari itu,
Allah menjadikan Rasulullah sebagai suri tauladan bagi seluruh umat.

‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِي َرسُو ِل هَّللا ِ أُ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ ِل َم ْن َكانَ يَرْ جُو هَّللا َ َو ْاليَوْ َم اآْل ِخ َر َو َذ َك َر هَّللا َ َكثِيرًا‬

  “Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah Saw, itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia
banyak menyebut Allah” (Q.S AL-Ahzab:21)
Kesimpulannya, al-Quran dan As-sunnah merupakan sumber hukum islam yang harus diikuti
oleh umat manusia agar memperoleh petunjuk di dunia dan kebahagiaan di akhirat.

4. SUNNAH NABI SEBAGA PARADIGMA KEUNGGULAN


(SIDDIQ,AMANAH,TABLIGH,FATHONAH)

Nabi Muhammad SAW merupakan seorang yang amat bersopan dalam bertutur kata,
jujur, tidak pernah berdusta serta luhur budi pekertinya. Hal inilah yang membuat kita
mengagumi Baginda. Sehingga ke hari ini, Baginda SAW dikagumi ramai orang di seluruh
pelosok dunia kerana keperibadian Baginda yang amat luar biasa

Beliau mempunyai perilaku dan akhlak yang sangat mulia terhadap sesama manusia,
khususnya terhadap umatnya tanpa membezakan atau memandang seseorang dari status sosial,
warna kulit, suku bangsa atau golongan. Beliau selalu berbuat baik kepada siapa saja bahkan
kepada orang jahat atau orang yang tidak baik kepadanya. Oleh kerana itu tidak menghairankan
kerana di dalam Al-Quran, beliau disebut sebagai manusia yang memiliki akhlak yang paling
agung. “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu iaitu bagi
orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah.” (QS Al-Ahzab: 21)

Nabi Muhammad SAW memiliki akhlak dan sifat-sifat yang sangat mulia. Oleh kerana
itu hendaklah kita mempelajari sifat-sifat Baginda yiaitu :

a. SIDDIQ
Siddiq artinya benar. Benar adalah suatu sifat yang mulia yang menghiasi akhlak seseorang yang
beriman kepada Allah dan kepada perkara-perkara yang ghaib. Ia merupakan sifat pertama yang
wajib dimiliki para Nabi dan Rasul yang dikirim Tuhan ke alam dunia ini bagi membawa wahyu
dan agamanya.

Pada diri Rasulullah SAW, bukan hanya perkataannya yang benar, malah perbuatannya juga
benar, yakni sejalan dengan ucapannya. Jadi mustahil bagi Rasulullah SAW itu bersifat
pembohong, penipu dan sebagainya.

“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemahuan hawa nafsunya. Ucapannya
itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya.” (QS An-Najm: 4~5)

b. AMANAH

Amanah artinya benar-benar boleh dipercayai. Jika satu urusan diserahkan kepadanya, nescaya
orang percaya bahawa urusan itu akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Oleh kerana itulah
penduduk Makkah member gelaran kepada Nabi Muhammad SAW dengan gelaran ‘Al-Amin’
yang bermaksud ‘terpercaya’, jauh sebelum beliau diangkat jadi seorang Rasul. Apa pun yang
beliau ucapkan, dipercayai dan diyakini penduduk Makkah kerana beliau terkenal sebagai
seorang yang tidak pernah berdusta.

“Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasihat
yang terpercaya bagimu.” (QS Al-A'raaf: 68)

Mustahil Rasulullah SAW itu berlaku khianat terhadap orang yang memberinya amanah.
Baginda tidak pernah menggunakan kedudukannya sebagai Rasul atau sebagai pemimpin bangsa
Arab untuk kepentingan peribadinya atau kepentingan keluarganya, namun yang dilakukan
Baginda adalah semata-mata untuk kepentingan Islam melalui ajaran Allah SWT.

Ketika Nabi Muhammad SAW ditawarkan kerajaan, harta, wanita oleh kaum Quraisy agar beliau
meninggalkan tugas ilahinya menyiarkan agama Islam, Baginda menjawab:

”Demi Allah… wahai pakcik, seandainya mereka dapat meletakkan matahari di tangan kanan ku
dan bulan di tangan kiri ku agar aku meninggalkan tugas suci ku, maka aku tidak akan
meninggalkannya sampai Allah memenangkan (Islam) atau aku hancur kerananya”……
Meskipun kaum kafir Quraisy mengancam membunuh Baginda, namun Baginda tidak gentar dan
tetap menjalankan amanah yang dia terima. Setiap orang Muslim sepatutnya memiliki sifat
amanah seperti Baginda SAW.

c. TABLIGH

Tabligh artinya menyampaikan. Segala firman Allah SWT yang ditujukan oleh manusia,
disampaikan oleh Baginda. Tidak ada yang disembunyikan walaupun ianya menyinggung
Baginda sendiri.

“Supaya Dia mengetahui, bahawa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-
risalah Tuhannya, sedang ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung
segala sesuatu satu persatu.” (QS Al-Jin: 28)

“Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, kerana telah datang seorang buta
kepadanya.” (QS 'Abasa: 1~2)

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahawa firman Allah (QS 'Abasa: 1) turun berkenaan dengan
Ibnu Ummi Maktum yang buta yang datang kepada Rasulullah SAW sambil berkata: “Berilah
petunjuk kepadaku, ya Rasulullah.” Pada waktu itu Rasulullah SAW sedang menghadapi para
pembesar kaum musyrikin Quraisy, sehingga Rasulullah berpaling daripadanya dan tetap
melayani pembesar-pembesar Quraisy. Ummi Maktum berkata: “Apakah yang saya katakan ini
mengganggu tuan?” Rasulullah menjawab: “Tidak.” Maka ayat ini turun sebagai teguran di atas
perbuatan Rasulullah SAW. (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan al-Hakim yang bersumber dari
‘Aisyah. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Ya’la yang bersumber dari Anas.)

Sebetulnya apa yang dilakukan Rasulullah SAW itu menurut standard umum adalah hal yang
wajar. Ketika sedang berbicara di depan umum atau dengan seseorang, tentu kita tidak suka
diganggu oleh orang lain. Namun untuk standard Nabi, itu tidak cukup. Oleh kerana itulah Allah
SWT telah menegur Baginda SAW.

Sebagai seorang yang tabligh, meski ayat itu menyindirnya, Nabi Muhammad SAW tetap
menyampaikannya kepada kita. Itulah sifat seorang Nabi. Jadi, mustahil Nabi itu ‘kitman’ atau
menyembunyikan wahyu.
d. FATHONAH

Fathonah artinya bijaksana. Mustahil bagi seseorang Rasul itu bersifat bodoh atau jahlun. Dalam
menyampaikan ayat Al-Quran dan kemudian menjelaskannya dalam puluhan ribu hadis
memerlukan kebijaksanaan yang luar biasa.

Baginda SAW harus mampu menjelaskan firman-firman Allah SWT kepada kaumnya sehingga
mereka mahu memeluk Islam. Nabi juga harus mampu berdebat dengan orang-orang kafir
dengan cara yang sebaik-baiknya.

Apatah lagi Baginda mampu mengatur umatnya sehingga berjaya mentransformasikan bangsa


Arab jahiliah yang asalnya bodoh, kasar/bengis, berpecah-belah serta sentiasa berperang antara
suku, menjadi satu bangsa yang berbudaya dan berpengetahuan. Itu semua memerlukan
kebijaksanaan yang luar biasa.

1. sunnah secara harfiyah berarti…. c perbuatan


a. perintah d. kekuatan
b. larangan
2. pembagian sunnah dapat dibagi
dengan….
a. pendekatan 6. As sunnah sendiri berperan sebagai

b. perdebatan penjelas, yaitu menerangkan hal-hal

c. perselisihan yang masih bersifat....

d. perbuatan a. Samar samar dalam alquran


b. Sudah pasti adanya dalam

3. Nabi memiliki sifat assidiq,, lawan alquran

dari kata assidiq…. c. Tidak terdapat dalam alquran

a. fattanah d. Terdapat dalam alquran

b. kidzib
c. amanah 7. Secara bahasa (etimologi), Sunnah (

d. jahiliyah ‫ ) سنة‬berarti....
a. kebiasaan

4. Hukum mengunakan hadits/sunnah b. Terbiasa

sebagai landasan hukum adalah… c. Pembiasan

a. haram d. Keharusan

b. sunnah
c. makruh
d. mubah

8. segala sesuatu perbuatan (amalan)


yang dianjurkan oleh syariat untuk
5. Orang yang meriwayatkan hadits
diikuti umat muslim, namun
disebut…
hukumnya tidak sampai derajat
a. sanad
wajib, merupakan pengertian
b. rawi
menurut....
c. sahabat
a. Menurut ulama aqidah
d. tabi’in
b. Menurut pakar hadist As-sunnah dalam islam adalah
(muhadditsun), sebagai hukum ang ke....
c. Menurut ulama fuqaha (ahli a. 1
fiqih) b. 2
d. Menurut ahli ushul c. 3
d. 4

10. al-Quran dan As-sunnah merupakan


sumber hukum islam yang harus
diikuti oleh umat manusia agar....
a. memperoleh petunjuk di dunia
dan kebahagiaan di akhirat
b. memperoleh pekerjaan
9. Seluruh ulama dan umat muslim c. mmperoleh hanya kebahagiaan di
telah menyepakati bahwa kedudukan duni saja
d. memperoleh kebhagian semata

1) Setelah istilah-istilah dalam dispilin ilmu Islam menjadi baku, konsentrasi kajian Islam
juga telah paten, maka istilah sunnah akhirnya memiliki pengertian dan istilah baru,
sebutkan!

Jawab:
a. Sesuai yang disebutkan oleh ulama hadits dalam kitab-kitab mereka, “Setiap yang
berasal dari Nabi baik perkataan, perbuatan, taqrir atau sifat.
b. Sebagaimana yang disebutkan oleh ulama ushul fiqh dalam kitab-kitab
mereka, “Setiap yang berasal dari Nabi dari perkataan, perbuatan atau ketetapan
yang memiliki kekuatan untuk di jadikan landasan hukum syar’i.
c. Menurut Ulama Fiqh dalam kitab-kitab mereka, “Apa yang bila di kerjakan
mendapat pahala bila di tinggalkan mendapat cemoohan dan cercahan, namun
tidak mendapat siksaan. Atau: “Sesuatu yang bentuk perintahnya tidak tegas.

2) Sebutkan dan jelaskan secara singkat fungsi as-sunnah terhadap alquran


Jawab :
a. Memperkuat hukum dalam Al-Quran
Segala jenis hukum, syariat, dan hal-hal yang menyangkut muamalah kehidupan,
semuanya telah ditulis dalam Al-Quran secara sempurna. Seperti halnya hukum shalat,
puasa, zakat, larangan melakukan riba’, mencuri, membunuh, dan sebagainya
b. Menjelaskan atau merinci isi Al-Quran
As sunnah juga berperan untuk menjelaskan atau merinci  (menspesifikan) ayat-ayat Al-
Quran yang masih bersifat umum. Misalnya saja, Al-Quran menuliskan kewajiban untuk
berhaji bagi umat yang mampu
c. Menetapkan hukum baru yang tidak dimuat dalam Al-Quran

Adakalanya As-sunnah menetapkan hukum baru, dimana hukum tersebut tidak terdapat
dalam al-Qur’an. Contohnya perihal larangan mengenakan kain sutera dan cincin emas
bagi laki-laki

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.co.id/amp/s/m.republika.co.id/amp/q0oy3z430
https://www.google.co.id/amp/s/www.kompasiana.com/amp/sosmed/4-sifat-sidiq-
fathanah-amanah-tablgh-sebagai-pondasi-dasar-ekonomi-
islam_57393eea55977373048b4586

https://dalamislam.com/landasan-agama/fungsi-as-sunnah-terhadap-al-quran

https://almanhaj.or.id/13317-makna-as-sunnah-dalam-syariat-islam-2.html

Anda mungkin juga menyukai