Anda di halaman 1dari 14

AGAMA ISLAM

“ IJTIHAD SEBAGAI UPAYA MENJAGA RELEVANSI AJARAN


ISLAM DALAM KEHIDUPAN “

Alfath Bagus Kurnia (1507519039)


M. Daffa Sumarno (1507519036)
D3 Teknik Elektronika
Kelas B
Angkatan 2019
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Sekarang, banyak ditemui perbedaan-perbedaan mazhab dalam hukum Islam yang


disebabkan dari ijtihad. Misalnya, muncul aliran seperti Islam liberal, fundamental,
ekstremis, moderat dan lain sebagainya. Itu semua tidak lepas dari hasil ijtihad dan sudah
tentu masing-masing mujtahid berupaya untuk menemukan hukum yang terbaik. Justru
dengan ijtihad, Islam menjadi luwes, dinamis, fleksibel sesuai dengan dinamika zaman.
Dengan ijtihad pula, syariat Islam menjadi “tidak bisu” dalam menghadapi problematika
kehidupan yang kian kompleks.

2 IJTIHAD SEBAGAI UPAYA MENJAGA RELEVANSI AJARAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN


Oleh karena itu, sesungguhnya ijtihad adalah suatu cara untuk mengetahui hukum sesuatu
melalui dalil-dalil agama, yaitu al-Qur’an dan al-hadis dengan jalan istinbat. Adapun
mujtahid itu ialah ahli fikih yang menghabiskan atau mengerahkan seluruh
kemampuannya untuk memperoleh persangkaan kuat terhadap sesuatu hukum agama.
Oleh karena itu, sudah sepatunya kita berterima kasih kepada para mujtahid yang telah
mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk menggali hukum tentang masalah-
masalah yang dihadapi oleh umat Islam baik yang sudah lama terjadi di zaman
Rasullullah maupun yang kekinian.

b. Rumusan Masalah

1. Apa makna, fungsi, dan kedudukan dari ijtihad?


2. Apa saja nilai-nilai ijtihad dalam lingkungan pendidikan, keluarga, dan
pekerjaan?

2
[Date]
c. Tujuan Pembahasan
1. Memahami makna, fungsi, dan kedudukan ijtihad.
2. Mengetahui nilai-nilai ijihad dalam lingkungan Pendidikan, keluarga, dan
pekerjaan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ijtihad

Kata ijtihad berasal dari kata “al-jahd” atau “al-juhd” yang berarti “al-masyoqot”
3 IJTIHAD SEBAGAI
(kesulitan UPAYA MENJAGA
atau kesusahan) RELEVANSI
dan “athoqot” AJARAN ISLAM
(kesanggupan dan DALAM KEHIDUPAN
kemampuan) atas dasar pada
firman Allah Swt dalam QS. At-Taubah 79: Artinya: ….” dan (mencela) orang yang
tidak memperoleh (sesuatu untuk disedekahkan) selain kesanggupan.”

Demikian juga dilihat dari kata masdar dari fiil madhi yaitu “ijtihada”, penambahan
hamzah dan ta’ pada kata “jahada” menjadi “ijtihada” pada wazan ifta’ala, berarti usaha
untuk lebih sungguh-sungguh. Seperti halnya “kasaba” menjadi “iktasaba” berati usaha
lebih kuat dan sungguh-sungguh. Dengan demikian “ijtihada” berarti usaha keras atau
pengerahan daya upaya. Ijtihad dalam pengertian lain yaitu berusaha memaksimalkan
daya dan upaya yang dimilikinya.1 Dengan demikian, ijtihad bisa digunakan sebagai
upaya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang menyangkut tentang hukum Islam.

Tetapi pengertian ijtihad dapat dilihat dari dua segi baik etimologi maupun terminologi.
Dalam hal ini memiliki konteks yang berbeda. Ijtihad secara etimologi memiliki
pengertian: “pengerahan segala kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang sulit”.

3
[Date]
Sedangkan secara terminology adalah “penelitian dan pemikiran untuk mendapatkan
sesuatu yang terdekat pada kitabullah (syara) dan sunnah rasul atau yang lainnya untuk
memperoleh nash yang ma’qu; agar maksud dan tujuan umum dari hikmah syariah yang
terkenal dengan maslahat.

Melihat kata ijtihad secara terminologi atau (ta’riful al-Istilahi) yang di kenal dengan
pengertian secara istilah. Kata ijtihad memiliki beberapa defenisi yang dikemukakan para
ulama yang saling berhubungan dan menunjukkan pemaknaan yang hampir sama.20
Defenisi-defenisi tersebut, antara lain:
Menurut Ibnu as-Subkti: 21
‫ًًّى‬98 ‫إستغراغ اًلفقيه اًلوسع لًتحصيل اًلظّنّي بًحكم ًشرع‬
“Pengerahan kemampuan oleh seorang fiqh untuk menemukan hukum syara’ yang
bersifat zhanni”.
Menurut asy- Syaukani:22
‫بذل اًلوسع فًي نًيل حًكم ًشرع ّي عًمل ّي بًطريق اًإلستنباط‬
“Pengerahan kemampuan di dalam menemukan hukum sayara’yang bersifat amaliyah
4 IJTIHAD SEBAGAI UPAYA MENJAGA RELEVANSI AJARAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN
dengan menempuh jalan istibath (menggali dalil)”.
Menurut Muhammad Abu Zahra:23
‫بذل اًلفقيه فًب اًستنباط اًألحكم اًلعمليّة ًمن أًدلّتها اًلتفصيليّة‬
“Pengerahan kemampuan seseorang ahli didalam istinbath (menggali dalil) hukum
syara’ yang bersifat amaliyah dari dalil-dalil yang terperinci”.

B. Fungsi Ijtihad

Imam syafi’I ra. (150-204 H) dalam kitabnya Ar-risalah ketika menggambarkan


kesempurnaan Al-Quran pernah menegaskan : “Maka tidak terjadi suatu peristiwa pun
pada seorang pemeluk agama Allah, kecuali dalam kitab Allah terdapat petunjuk tentang
hukumnya”.

Pernyataan Syafi’I tersebut menginspirasikan bahwa hukum-hukum yang terkandung


oleh Al-Quran yang bisa menjawab berbagai permasalahan itu harus digali dengan

4
[Date]
kegiatan ijtihad. Oleh karena itu, Allah mewajibkan hamba-Nya untuk berijtihad dalam
upaya menimba hukum-hukum dari sumbernya itu. Allah menguji ketaatan seseorang
untuk melakukan ijtihad, sama halnya seperti Allah menguji ketaatan hamba-Nya dalam
hal-hal yang diwajibkan lainnya.

ijtihad memiliki banyak fungsi, diantaranya :

1. Menguji kebenaran hadis yang tidak sampai ke tingkat hadis mutawattir seperti
Hadis Ahad, atau sebagai upaya memahami redaksi ayat atau hadis yang tidak
tegas pengertiannya sehingg tidak angsung dapat dipahami.
2. Berfungsi untuk mengembangkan prinsip-prinsip hukum yang terdapat dalam Al-
Quran dan Sunnah seperti dengan Qiyas, Istihsan, dan Maslahah mursalah. Hal ini
penting, karena ayat-ayat dan hadis-hadis hukum yang sangat terbatas jumlahnya
itu dapat menjawab berbagai permasalahan yang terus berkembang dan
bertambah dengan tidak terbatas jumlahnya.
3. Menetapkan hukum yang sebelumnya tidak diatur secara rinci dalam Alquran dan
5 IJTIHAD SEBAGAI UPAYA MENJAGA RELEVANSI AJARAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN
Hadits. Pernyataan ini bukan berarti mengatakan bahwa Alquran dan Hadits tidak
cukup lengkap, namun kedua sumber hukum tersebut memiliki banyak makna
tersirat yang masih bisa digali dan diuraikan dengan rinci.
4. Menyesuaikan hukum dengan perubahan zaman. Sebuah hukum akan mudah
diterima saat sesuai dengan zamannya. Hukum diatur agar ada pedoman yang
relevan atau cocok dengan perkara yang terjadi. Misalnya dahulu orang kaya di
zaman Nabi adalah pedagang atau peternak sehingga mereka dikenakan zakat.
Sedangkan saat ini banyak profesi lain yang juga diwajibkan untuk bersedekah.
5. Menyelesaikan persoalan baru di masyarakat. Ada banyak persoalan baru di
masyarakat yang tidak secara jelas diatur dalam suatu hukum. Misalkan saja
persoalan tentang bayi tabung. Dahulu di zaman Nabi, tidak ada praktik bayi
tabung sehingga kita tidak menemukan hadits yang menjelaskan tentang itu. Nah,
di sinilah peran ijtihad untuk menetapkan hukum bagi persoalan itu.

5
[Date]
C. Kedudukan Ijtihad Sebagai Sumber Hukum Islam

Untuk mengetahui kedudukan ijtihad, perlu diketahui terlebih dahulu urutan sumber
hukum Islam. Masing-masing secara berurutan adalah al-Qur’an, Hadits, Ijma’, Qiyas,
Ijtihad, Istihsan, dan Mashlahah Mur-salah. Dengan tidak berkepentingan mengurai
masing-masing sumber hukum tersebut, cukuplah penulis menyatakan bahwa hadits
merupakan sumber hukum tertinggi setelah al-Qur‟an.

Akibat tidak semua persoalan terurai gamblang dalam kedua sum-ber utama itu, maka
diperlukan ijma’, semacam konsensus para ulama. Dalam proses pengambilan hukum itu,
ada para ulama menggunakan metode qiyas. Akan tetapi, apabila metode qiyas ini tidak
bisa digunakan karena syarat-syaratnya tidak terpenuhi, maka ijtihad menjadi metode
pilihan, agar tidak ada masalah yang terlepas dari aturan agama. Jadi, posisi ijtihad
6 IJTIHAD SEBAGAI UPAYA MENJAGA RELEVANSI AJARAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN
merupakan salah satu metode pengambilan hukum dalam masalah-masalah yang tidak
terurai jelas dalam al-Qur‟an dan hadits.

Muhammad Abdul Aziz al-Halawi, mengutip riwayat al-Baihaqi, bahwa Umar r.a. pernah
mengirim surat instruksi kepada Syuraih yang isinya antara, “Apabila engkau
menghadapi suatu masalah, sementara masalah itu terdapat dalam Kitab Allah, maka
putuskan masalah itu dengannya, dan jangan seorang pun dapat memalingkan
keputusanmu darinya. Dan apabila masalah itu tidak terdapat dalam Kitab Allah, tetapi
terdapat dalam Sunnah Rasulullah saw, maka putuskanlah masalah itu dengannya. Jika
masalah itu tidak terdapat dalam Kitab Allah juga Sunnah Rasulullah Saw, maka
putuskanlah dengan apa yang telah dipu-tuskan oleh imam-imam (para pemimpin) yang
mendapat petunjuk. Jika tidak terdapat dalam Kitab-Nya, Sunnah Rasulullah saw.
maupun dalam keputusan para imam yang mendapat petunjuk, maka Anda bisa memilih
di antara dua alternatif: pertama, berijtihad dengan pendapatmu, dan kedua adalah,

6
[Date]
meminta pertimbangan kepadaku. Aku yakin Anda me-minta pertimbangan kepadaku
tentu hanya akan membuat Anda lebih selamat.”
Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa kedudukan ijtihad meru-pakan salah satu
sumber pengambilan hukum syariat setelah al-Qur‟an, hadits, ijma`, dan qiyas. Apabila
di antara produk hukum hasil ijtihad ada yang bertentangan, misalnya hasil ijtihad
pertama berbeda dengan hasil ijtihad kedua mengenai suatu masalah yang sama, maka
hasil ijtihad kedua tidak dapat merusak pada ijtihad pertama, ataupun sebaliknya.

Sebagaimana disebutkan dalam suatu riwayat, yang didasarkan pada ijtima‟ atau
konsensus para ulama, sesungguhnya pada saat menjadi khalifah, Abu Bakar al-Shiddiq
memutuskan sejumlah perkara hukum, kemudian Umar al-Faruk juga berijtihad dalam
masalah yang sama, namun berbeda dengan hasil ijtihad Abu Bakar, nyatanya Umar tidak
menggugurkan keputusan ijtihad Abu Bakar. Ini disetujui oleh para Sahabat yang lain,
mengindikasikan bahwa ijtihad kedua tidak lebih kuat daripada ijtihad yang pertama atau
pun sebaliknya. Sehingga karenanya, pengguguran suatu ijtihad dengan ijtihad yang lain
karena berbeda menis-cayakan adanya ketidakmapanan hukum dan ketidakbakuan
7 IJTIHAD SEBAGAI UPAYA MENJAGA RELEVANSI AJARAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN
transaksi mereka. Jika ini terjadi, maka akan menimbulkan kesulitan bagi manusia.
Dengan alasan inilah, maka muncul kaidah berikut.

‫االجتهاد الينقض بمثلو‬


Artinya: “Ijtihad tidak dibatalkan oleh ijtihad lainnya”

Uraian di atas menunjukkan bahwa apabila suatu keputusan hukum seorang mujtahid
bertentangan dengan ketetapan nash syara’ atau ijma’, maka gugurlah keputusan hukum
tersebut, karena nash tidak berada da-lam satu tingkatan dengan ijtihad, namun nash itu
berada pada tingkat yang lebih tinggi dan lebih kuat daripada ijtihad.

Ijtihad yang satu tidak bisa diubah oleh hasil ijtihad yang lain, berlaku dalam masalah
ibadah dan masalah-masalah lainnya. Misalnya, seorang hakim memutuskan satu perkara
dengan ijtihad, lalu setelah itu, ia berbeda pendapat dengan keputusan terdahulu, maka
perubahan penda-pat hakim itu, tidak dapat membatalkan keputusan yang pertama. Itulah

7
[Date]
sebabnya, qaul Imam Syafii yang jadīd tidak dapat membatalkan qaul ijtihad maupun
mujtahid yang lebih qadīm.

D. Nilai-nilai Ijtihad Dalam Kehidupan Sehari-hari

Sejalan dengan semakin kompleks persoalan-persoalan baru yang muncul dimasyarakat


muslim, ijtihad selanjutnya mememerlukan cara pelaksananaan yang lebih sistematis
ketimbang ra‟y yang cenderung memberi kebebasan besar dalam proses produksi hukum.
Selanjutnya sistematis penalaran individual dikenal dengan istilah qiyas, yakni
perbandingan antara dua hal yang sejajar karena keserupaannya untuk mengahasilkan
suatu keputusan hukum. Dalam qiyas, ijtihad diarahkan untuk memahami persoalan yang
hendak dipecahkan dan menemukan alasan hukum diberikan pada masalah-masalah yang
memiliki persamaan „illat, dan pada saat yang sama mengecualaikan masalah-masalah
hukum yng tidak memiliki „illat yang serupa.

1. Bidang Pendidikan
8 IJTIHAD SEBAGAI UPAYA MENJAGA RELEVANSI AJARAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN

Dalam dunia pendidikan, sumbangan ijtihad ikut secara aktif menata sistem Pendidikan
yang dialogis. Peran dan pengaruhnya cukup besar dalam menetapkan suatu hukum.
Secara umum rumusan tujuan pendidikan telah disebutkan dalam Alquran, tetapi secara
khusus tujuan tersebut memiliki dimensi yang harus dikembangkan sesuai dengan
tuntutan kebutuhan manusia. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan upaya yang
maksimal dan sistematis dalam menyusun rumusan sistem pendidikan. Rumusan itu
hendaknya bersifat dialogis dan adaptif, baik karena pertimbangan perkembangan zaman
maupun perkembangan kebutuhan manusia dengan berbagai potensi dan dimensinya
yang dinamis. Adapun ijtihad merupakan proses kerja sama yang padu. Dengan kepaduan
tersebut diharapkan lahir suatu sistem pendidikan yang utuh dan integral dalam bingkai
keagamaan.

Dengan demikian akan diperoleh sistem pendidikan yang kondusif, baik bagi
pengembangan kebudayaan manusia maupun sebagai peranti dalam mengantarkan

8
[Date]
peserta didik untuk dapat melaksanakan amanatnya. Apabila penjelasan di atas dicermati
lebih lanjut, maka dapat terlihat dengan jelas bahwa eksistensi sumber pendidikan Islam
baik Alquran, hadis, maupun ijtihad merupakan suatu mata rantai yang saling berkaitan
untuk mendapatkan suatu bentuk sistem pendidikan yang integral. Ini sebagai langkah
lanjut untuk mempersiapkan manusia yang berkualitas, baik kulaitas intelektual dan
moral.

2. Bidang Keluarga

Keluarga adalah merupakan miniatur dalam sebuah” negara kecil” yang di jadikan
sebagai lambang bagi kesatuan yang ideal dengan unsur persatuan, ketentraman,
kebaikan, kebahagiaan serta kedamaian yang dirasakan oleh segenap anggotanya, namun
kejadian ini bukan berarti tidak mungkin terjadi gangguan atau penyimpangan fungsi
dalam struktur keluarga. Misalnya kesulitan berupa keuangan, ketidakharmonisan
perceraian, kejahatan, penyelewengandan sebagainya nerupakan ancaman bahaya dan
menimbulkan krisis di tenga struktur keluarga oleh karna itu dalam menempuh di tengah
9 IJTIHAD SEBAGAI
masyarakat UPAYA
luas perlu MENJAGA
adanya RELEVANSI
kekatan AJARAN
fisik maupun ISLAM DALAM KEHIDUPAN
psikhis.

Pada era moderen akibat pengaruh globalisasi dewasa ini juga memberi implikasi pada
tujuan pendidikan pada umumnya serta tujuan pendidikan dalam keluarga khususnya,
telah di pengaruhi adanya gesekan moral pada anak di mana mereka sudah tidak sudah
tidak akrab lagi dengan budaya-budaya timur yang sarat dengan nilai-nilai luhur baik
nilai religiusnya maupun nilai budayanya.

Tata nilai tujuan pendidikan di tengah lingkungan keluarga yang perlu di perhatikan
menurut Kartini Kartono. Berupaya membangkitkan:

1. Penghormatan dan kepatuhan pada orang tua.

2. Kesejahteraan lahir batin segenap anggota keluarga.

3. loyalitas, solidaritas serta gotong royong yang murni di antara segenap anggota
keluarga.

9
[Date]
Tujuan Ijtihad dalam pendidikan adalah untuk dinamisasi, inovasi dan modernnisasi
pendidikan agar di peroleh masa depan pendidikan yang lebih berkualitas. Ijtihad tidak
berarti merombak tatanan lama yang baik dan mengambil tatanan baru yang lebih baik.
Begitu penting upaya Ijtihad ini sehingga Rasulullah memberikan apresiasi yang baik
terhadap pelakunya.

3. Bidang Pekerjaan

Ijtihad juga banyak diterapkan pada kegiatan pekerjaan dan bisnis jual-beli bahkan sejak
zaman kekhalifahan.

Salah satu contoh ijtihad adalah suatu peristiwa yang pernah terjadi di zaman Khalifah
Umar bin Khattab, yang mana pada saat itu para pedagang muslim mengajukan suatu
pertanyaan kepada Khalifah yakni berapa besar cukai yang wajib dikenakan kepada para
pedagang asing yang melakukan perdagangan di wilayah Khalifah.

Jawaban dari pertanyaan tersebut belum termuat secara terperinci di dalam Al-Quran atau
hadis, maka Khalifah Umar bin Khattab selanjutnya melakukan berijtihad dengan
10 IJTIHAD SEBAGAI UPAYA MENJAGA RELEVANSI AJARAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN
menetapkan bahwasanya cukai yang dibayarkan oleh pedagang adalah dengan disamakan
dengan taraf yang umumnya dikenakan kepada para pedagang muslim dari negara asing,
di mana mereka berdagang.

Sedangkan contoh yang lebih dekat lagi dengan kehidupan sehari-hari, yaitu penetapan 1
Ramadan dan 1 Syawal. Proses penentuan 1 Ramadhan dan 1 Syawal, di mana para
ulama berdiskusi berdasarkan hukum Islam untuk menentukan dan menetapkannya
merupakan salah satu contoh ijtihad yang nantinya diikuti oleh seluruh umat Islam.

10
[Date]
BAB III
PENUTUPAN

Dengan melihat perkembangan zaman di era sekarang terutama kaum Muslimin


yang ada di Indonesia atau di dunia ini, sangat sulit untuk mencari orang yang ahli
dalam masalah ijtihad jika mengikuti aturan baku ijtihad zaman dahulu. Namun jika kita
melalui lajur yang benar, yaitu mencari hukum baru atau menggali permasalahan yang
belum terselesaikan, dengan tetap berpedoman pada kaidah-kaidah yang benar bisa jadi
pintu ijtihad masih terbuka lebar. Sebab jika tidak, hukum Islam akan menjadi bisu dan
kaku lantaran tidak mampu mengimbangi dinamika zaman.
11 IJTIHAD SEBAGAI UPAYA MENJAGA RELEVANSI AJARAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN
Perlunya dukungan dari berbagai pihak terutama dari Lembaga pendidikandan lembaga
social keagamaan alam upaya menumbuh kembangkan semangat penelitian hukum Islam
khususnya dalam pemikiran ijtihad yang nantinya akan menghasilkan fiqh kedepan.
Dalam penelitian dan pengkajian pemikiran ijtihad ini diharapkan dapat memberikan
hasil dan kontribusi yang nyata bagi pengembangan keilmuan khususnya alam bidang
hukum Islam (fiqh).

DAFTER PUSTAKA

 https://www.dosenpendidikan.co.id/ijtihad/
 https://www.brilio.net/creator/fungsi-ijtihad-sebagai-sumber-hukum-islam-beserta-
syaratnya-568dd6.html
 http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/epis/article/view/39/35
 http://eprints.umm.ac.id/50209/5/BAB%20II.pdf.pdf
 https://www.researchgate.net/publication/332560756_MENELAAH_KEMBALI_IJ
TIHAD_DI_ERA_MODERN

11
[Date]
 https://media.neliti.com/media/publications/114355-ID-nilai-nilai-pendidikan-islam-
dalam-kelua.pdf
 http://ejournal.uin-suka.ac.id/syariah/almazahib/article/download/1371/1192
 https://hot.liputan6.com/read/4050903/fungsi-ijtihad-sebagai-sumber-hukum-islam-
beserta-jenis-dan-contohnya#:~:text=Ijtihad%20secara%20bahasa%20memiliki
%20pengertian,dan%20tenaga%20secara%20bersungguh%2Dsungguh.

Pilihan Ganda

1. Berikut ini yang merupakan fungsi dari ijtihad yaitu.


a. Menyesuaikan hokum dengan perubahan zaman
b. Menetapkan hukum yang sebelumnya tidak diatur secara rinci dalam al-quran
c. Menyelesaikan persoalnya baru di masyarakat
d. SEMUA BENAR

2. Apa saja tujuan ijtihad dalam dunia pendidikan


a. Modernisasi, revitalisasi, ambisi.
12 b. IJTIHAD
Antisipasi, inovasi,
SEBAGAI UPAYAakreditasi.
MENJAGA RELEVANSI AJARAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN
c. Dinamisasi, aplikasi dan apresiasi.
d. Inovasi, modernisasi, dinamisasi.

3. Tata nilai tujuan pendidikan dilingkungan keluarga yang perlu diperhatikan menurut
Kartini Kartono adalah?
a. Seluruh anggota keluarga harus mandiri.
b. Tidak adanya diskriminasi.
c. Kesejahteraan lahir batin segenap anggota keluarga.
d. A dan C benar.

4. Tentukan urutan sumber hukum islam dibawah ini adalah


a. Al-Qur’an, Hadist, Ijma’, Qiyas, Ijtihad.
b. Al-Qur’an, Qiyas, Hadist, Ijma’, Ijtihad.
c. Hadist, Qiyas, Al-Qur’an,Ijtihad, Ijma’.
d. Al-Qur’an, Hadist, Qiyas, Ijma’, Ijtihad.

5. Pengertian Ijtihad dapat dilihat dari dua segi yaitu?


a. Epidemiologi, Etiologi
b. Teologi, Hitologi
c. Etimologi, Terminologi
d. A,B,C salah

12
[Date]
6. “Pengerahan kemampuan di dalam menemukan hukum sayara’yang bersifat amaliyah
dengan menempuh jalan istibath (menggali dalil)”. Menurut siapakah kalimat Definisi
Ijtima tersebut?
a. Ibnu as-Subkti: 21
b. Asy- Syaukani:22
c. Muhammad Abu Zahra:23
d. Al-ghani; 21
7. Kata Ijtihad Berasal dari kata?
a. Al-jahid, al-juhud
b. Al-ijti, al-tihad
c. Al-jahni, al-Juhnu
d. Al-jahd, al-juhd
8. ” dan (mencela) orang yang tidak memperoleh (sesuatu untuk disedekahkan) selain
kesanggupan.” Berasal dari surat apakah kutipan ayat tersebut?
a. Qs Al-Hajj:1
b. Qs Al-Baqarah:132
13 c. IJTIHAD
Qs At-Taubah:79
SEBAGAI UPAYA MENJAGA RELEVANSI AJARAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN

d. Qs Yasin:41
9. Apabila A memutuskan sejumlah perkara hukum, kemudian B juga berijtihad dalam
masalah yang sama. Bagaimana ketentuannya? Tentukan dalam model matematika!
a. A – B = 0
b. √ A=B 2
c. A saja cukup, B saja cukup.
d. Tidak dapat ditentukan,
10. Rumusan yang baik dalam Ijtima Bidang Pendidikan hendaknya bersifat?
a. Analogi, Kritis
b. Dialogis, Adaptif
c. Komunikatif, Efektif
d. Individualis, Gotong-Royong

Essay.

13
[Date]
1. Apa yang dimaksud Ijtihad dalam segi Etimologi?
2. Apa yang dimaksud Ijtihad dalam segi Terminologi?

Jawaban.

Pilihan Ganda

1.D 2.D 3.C 4.A 5.C 6.B 7.D 8.C 9.C 10.B

Essay

1. “pengerahan segala kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang sulit”

2. “penelitian dan pemikiran untuk mendapatkan sesuatu yang terdekat pada kitabullah (syara)
dan sunnah rasul atau yang lainnya untuk

memperoleh nash yang ma’qu; agar maksud dan tujuan umum dari hikmah syariah yang terkenal
dengan maslahat.
14 IJTIHAD SEBAGAI UPAYA MENJAGA RELEVANSI AJARAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN

14
[Date]

Anda mungkin juga menyukai