Anda di halaman 1dari 11

Psikologi Agama melihat 2 Perspektif “ Pendidikan dan Kebudayaan”

Suharno : 51180
Rosa Hidayati : 5118006
Lukman Hakim : 5118029
Abdul Kohar : 5118024
Rahman Winata :
Latar Belakang Masalah
Kebudayaan yang ada pada suatu masyarakat, pada dasarnya
merupakan gambaran dari pola pikir, tingkah laku, dan nilai yang
dianut oleh masyarakat itu sendiri. Dari sudut pandang ini, agama
disatu sisi memberikan kontribusi terhadap nilai-nilai budaya yang
ada, sehingga agamapun bisa berjalan atau akomodatif dengan nilai-
nilai budaya yang sedang dianutnya. Pada sisi lain karena agama
sebagai wahyu dan memiliki kebenaran yang mutlak, maka agama
tidak bisa disejajarkan dengan nilai-nilai budaya setempat, bahkan
agama harus menjadi sumber bagi nilai-nilai budaya itu. Disinilah
terjadi hubungan timbal balik antara agama dengan budaya.
Persoalannya adalah, apakah agama yang lebih dominan
mempengaruhi budaya atau sebaliknya, apakah budaya lebih
dominan mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku manusia dalam
kehidupan masyarakat. Dalam kajian sosiologi baik agama maupun
budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat. Oleh karena
itu segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.
Rumusan Masalah
• Bagaimana relasi antara tradisi keagamaan
dan kebudayaan?
• Bagaimana hubungan antara tradisi
keagamaan dan sikap keagamaan?
• Bagaimana pengaruh kebudayaan dalam era
global terhadap jiwa keagamaan?
• Bagaimana penjelasan pendidikan keluarga?
• Bagaimana penjelasan pendidikan
kelembagaan?
• Bagaimana penjelasan pendidikan
dimasyarakat?
• Bagaiman penjelasan agama dan masalah
sosial?
Pengaruh kebudayaan terhadap jiwa
keagamaan
Wuryo mengatakan bahwa kebudayaan dalam suatu masyarakat
merupakan system nilai tertentu yang dijadikan pedoman hidup
oleh warga yang mendukung kebudayaan tersebut. Hal tersebut
dijadikan kerangka acuan dalam bertindak dan bertingkah laku
maka kebudayaan cenderung menjadi tradisi dalam suatu
masyarakat. Tradisi adalah sesuatu yang sulit berubah, karena
sudah menyatu dalam kehidupan masyarakat pendukungnya
(wuryo, 1982: 38). Sedangkan menurut Prof. Dr. Kasmiran wuryo,
tradisi masyarakat merupakan bentuk norma yang terbentuk dari
bawah, sehingga sulit untuk diketahui sumber asalnya. Oleh karena
itu, tampaknya tradisi sudah terbentuk sebagai norma yang
dilakukan dalam kehidupan masyarakat sehingga berdampak pada
menetapnya sesuatu hal tersebut atau yang lebih dikenal dengan
tradisi.
Lanjutan...

Dengan demikian, hubungan antara tradisi


keagamaan dengan kebudayaan terjalin
sebagai hubungan timbal balik. Makin kuat
tradisi keagamaan dalam suatu
masyarakat akan makin terlihat peran akan
makin dominan pengaruhnya dalam
kebudayaan. Sebaliknya, makin sekular
suatu masyarakat maka pengaruh tradisi
dalam kehidupan masyarakat akan kian
memudar.
Tradisi Keagamaan Dan Sikap
Keagamaan

Tradisi keagamaan pada dasarnya merupakan


pranata keagamaan yang sudah dianggap baku oleh
masyarakat pendukungnya. Dan tradisi keagamaan
sebagai pranata primer dari kebudayaan memang
sulit untuk berubah, karena keberadaannya
didukung oleh kesadaran bahwa pranata tersebut
menyangkut kehormatan, harga diri, dan jati diri
masyarakat pendukungnya.
Lanjutan...
Para ahli antropologi membagi kebudayaan dalam bentuk dan isi.
Menurut bentuknya kebudayaan terdiri atas tiga, yaitu (Koentjaraningrat,
1986 : 80-90):
a. Sistem kebudayaan (cultural system)
Sistem kebudayaan berwujud gagasan, pikiran, konsep, nilai-nilai budaya,
norma-norma, pandangan-pandangan yang bentuknya abstrak serta
berada dalam pikiran para pemangku kebudayaan yang bersangkutan.
b. Sistem Sosial (social system)
Sistem social berwujud aktivitas, tingkah laku berpola, perilaku, upacara-
upacara serta ritus-ritus yang wujudnya lebih konkret. Sistem social
adalah bentuk kebudayaan dalam wujud yang lebih konkret dan dapat
diamati.
c. Benda-benda budaya (material culture)
Benda-benda budaya disebut juga sebagai kebudayaan fisik atau
kebudayaan material. Benda budaya merupakan hasil tingkah laku dan
karya pemangku kebudayaan yang bersangkutan
Kebudayaan Dalam Era Globalisasi Dan Pengaruhnya Terhadap
Jiwa Keagamaan
Kehidupan manusia di era global mengacu ke kehidupan kosmopolitan
(warga dunia). Batas geografis negara seakan melebur menjadi kawasan
global (dunia yang satu). Demikian juga dengan rasa kebangsaan kian
menipis. Di pihak lain dampak dari mobilitas manusia yang semakin tinggi
dan kemudahan transportasi, terjadi proses lintas budaya yang cepat.
Dukungan dari kecanggihan system informasi, menjadikan dunia semakin
transparan. Sementara itu nilai-nilai tradisional mengalami penggerusan.
Manusia mengalami proses perubahan system nilai. Bahkan mulai kehilangan
pegangan hidup yang bersumber dari tradisi masyarakatnya. Era global
seakan menawarkan alternative kehidupan baru bagi manusia, yakni
kekaguman terhadap hasil rekayasa ilmu pengetahuan dan teknologi yang
menawarkan dan kemudahan dan kenikmatan bendawi. Di pihak lain
manusia juga diharapkan pada upaya untuk mempertahankan system nilai
yang mereka anut. Dalam situasi seperti itu, bisa saja terjadi berbagai
kemungkinan. Pertama, mereka yang tidak ikut larut dalam pengaguman
yang berlebihan terhadap rekayasa teknologi dan tetap berpegang teguh
pada nilai-nilai keagamaan, kemungkinan akan lebih meyakini kebenaran
agama. Kedua, golongan yang longgar dari nilai-nilai ajaran agama akan
mengalami kekosongan jiwa, golongan ini sulit menentukan pilihan guna
menentramkan gejolak dalam jiwanya.
Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa Keagamaan

Pendidikan Keluarga
Pendidikan Kelembagaan
Pendidikan Masyarakat
Agama dan Masalah Sosial
Pengaruh Pendidikan Terhadap Psikologi Agama

Psikologi agama yang memepelajari rasa agama dan


perkembangannya mempunyai peranan yang saling korelatif dalam
pendidikan agama islam. Pendidikan islam sebagai sebuah upaya
penyadaran terhadap umat islam akan lebih mudah diterima oleh
masyarakat. Pertumbuhan rasa agama akan semakin meningkat dan
juga bisa dihubungkan dengan kondisi di sekitarnya, baik
sosial,ekonomi, politik hukum dan sebagainya. Peran psikologi agama
dalam pendidikan islam lebih memudahkan pemahaman masyarakat
dalam menelaah agama secara komprehensif. Agama tidak
dipandang hanya sebagi kebutuhan orang-orang tertentu, tapi agama
memang menjadi kebutuhan stiap pribadi seseorang yang
menjadikan perkembangan pribadi secara psikisnya. Proses
penyadaran dan perubahan untuk meningkatkan nilai jiwa
keagamaan pun akan mudah di kembangkan.

Anda mungkin juga menyukai