Anda di halaman 1dari 14

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/328729718

MODEL LATIHAN KETERAMPILAN MEMANAH BERBASIS PERMAINAN GOLF


ARCHERY

Research Proposal · November 2018

CITATIONS READS

0 572

1 author:

Kuswahyudi Kuswahyudi
Jakarta State University
4 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Latihan Daya Tahan (Tugas Mata Kuliah Metodologi Latihan Lanjutan) View project

All content following this page was uploaded by Kuswahyudi Kuswahyudi on 04 November 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


MODEL LATIHAN KETERAMPILAN MEMANAH BERBASIS PERMAINAN
GOLF ARCHERY

Nama Pengusul : Kuswahyudi, S.Or., M.Pd

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN


UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Olahraga panahan saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini

dibuktikan dengan banyaknya klub-klub panahan khususnya yang ada di wilayah DKI

Jakarta. Saat ini banyak tenaga pelatih panahan yang tidak memberikan variasi latihan

kepada atletnya, sehingga para atlet merasa bosan dan jenuh saat berlatih. Padahal

ketika menjalankan program latihan di lapangan, ketenangan dan kenyamanan pikiran

sangatlah penting dimiliki oleh seorang atlet, agar dapat melakukan gerakan teknik

memanah dengan baik sehingga mendapat skor yang maksimal. Ketika seorang pelatih

tidak memiliki pengetahuan tentang ilmu kepelatihan dengan baik, maka sudah pasti

atletnya tidak akan dapat menjalankan program latihan dengan baik, sehingga tidak

akan pernah meraih prestasi yang maksimal.

Agar dapat memperoleh skor yang maksimal tentunya harus didukung oleh

keterampilan memanah yang baik. Ada banyak model latihan untuk meningkatkan

keterampilan memanah seorang atlet, namun hal tersebut sifatnya kaku dan monoton,

sehingga membuat atlet tidak menikmati program latihannya tersebut.

Untuk memperoleh keterampilan memanah yang baik ada beberapa hal yang

harus diperhatikan antara lain adalah: (1) kondisi fisik yang meliputi; kekuatan otot

lengan, kekuatan otot batang badan (punggung), kekuatan otot kaki, daya tahan menarik

otot lengan, daya tahan cardiovascular (kapasitas aerobik), fleksibilitas, gerak

koordinasi, dan lain-lain. (2) teknik yang meliputi; teknik dasar memanah dan mengatur

interval dari anak panah satu ke anak panah yang lain dalam waktu 2 menit, serta tuning

peralatan (penyetelan busur). (3) peralatan yang meliputi, kecocokan peralatan yang
akan dipakai, dan pengetahuan penyetelan alat. (4) psikologis yang meliputi; motivasi

percaya diri, sportifitas, pengendalian diri, ketahanan dan mengatasi tekanan-tekanan,

konsentrasi, kemauan untuk maju dan lain-lain. Hal-hal tersebut diatas, harus mendapat

porsi latihan yang memadai serta penanganan yang sungguh-sungguh dengan

didasarkan pada teori-teori ilmiah yang ada.

Berbagai upaya untuk meningkatkan keterampilan memanah telah dilakukan

oleh para pelatih. Metode yang digunakan pun bervariasi mulai dari latihan memanah di

lapangan indoor maupun di outdoor. Munculnya fenomena masalah peningkatan

prestasi untuk atlet tingkat sekolah berawal dari kurang maksimalnya setiap individu

dalam menjalankan program latihan dari pelatih. Padatnya kegiatan di sekolah membuat

siswa tidak sempat untuk berlatih. Untuk itu program latihan perlu dimodifikasi supaya

peserta lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan tersebut. Tujuannya agar peserta tidak

merasa bosan dan merasa nyaman saat berlatih.

Permainan golf archery menekankan pada model latihan memanah di lapangan

outdoor serta memanfaatkan variasi target face, jarak, dan peraturan pertandingan.

Golf archery adalah salah satu model permainan baru dalam olahraga panahan.

Dalam permainan ini menggabungkan beberapa unsur permainan yang sudah diterapkan

dalam olahraga panahan. Golf archery dapat dilakukan secara individu maupun

berkelompok.

Pada permainan ini ada beberapa hal yang harus dipahami oleh para pemanah,

antara lain adalah jarak tembak, target/sasaran memanah, dan aturan permainannya.

Permainan ini akan dibagi menjadi beberapa tahapan (stage). Setiap pemanah

harus melewati stage pertama sampai stage terakhir. Setiap pemanah diberi kesempatan

menembakkan 3 anak panah dengan kesempatan 3 kali pengulangan (seri). Limit skor
pada stage ini adalah 30 point (akumulasi 3 anak panah). Apabila pada seri pertama

pemanah dapat mencapai skor sempurna (30), maka pemanah bisa melanjutkan ke stage

berikutnya dan mendapat point bonus sebesar 3 point. Namun ketika pemanah gagal

mencapai limit skor, maka pemanah tersebut diberikan hingga 2 kali kesempatan lagi.

Ketika gagal mencapai limit skor, maka selisih skor yang diperoleh akan menjadi skor

minus.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat pengetahuan pelatih panahan tentang ilmu kepelatihan?
2. Apakah pelatih panahan mengetahui tentang permainan golf archery?
3. Seberapa besar pengaruh permainan golf archery terhadap peningkatan
keterampilan memanah?
4. Mengapa keterampilan memanah perlu dikembangkan?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Meningkatkan kreatifitas pelatih dalam memberikan program permainan untuk

meningkatkan keterampilan memanah

2. Mengaplikasikan model permainan yang bervariasi untuk memperkaya

pengetahuan memanah dan mengajarkan atlet tentang jenis permainan baru

dalam olahraga panahan

3. Dapat digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan keterampilan memanah

bagi para atlet

4. Memberikan sumbangan metode latihan yang menarik dalam program latihan

cabang olahraga panahan


5. Mengembangkan model permainan dalam olahraga panahan lebih variatif dan

menyenangkan

6. Dapat memberikan suatu pengalaman baru terhadap pemanah.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Hakikat Keterampilan Memanah

Panahan adalah olahraga ketepatan sasaran, karena tujuan akhir dari memanah

adalah menembakan anak panah ke muka sasaran (target face) setepat mungkin,

sehingga salah satu faktor yang diperlukan dalam gerakan memanah adalah keajegan

(consistency) yang harus dilakukan secara terus menerus selama latihan dan selama

berlangsungnya kompetisi. Hal ini dikatakan oleh Mc Kinney bahwa dalam gerakan

memanah adalah sederhana, tidak ada gerakan yang sulit dalam melakukannya, anda

akan mampu memperoleh skor 1440 jika anda mampu mengulang gerakan yang benar

dan sama sebanyak 144 kali. (Mc Kinney, 1977).

Penampilan seorang atlet dalam mengikuti suatu perlombaan panahan dipengaruhi

oleh beberapa faktor berupa fisik, teknik, dan mental. Faktor-faktor penting tersebut

antara lain adalah koordinasi gerak visual (ketepatan), rasa gerak (feeling/sense of

kinesthetics), kekuatan lengan (daya tahan kekuatan), panjang tarikan, konsentrasi, dan

keseimbangan emosi. (Daniel M. Landers, 2013).

Rangkaian keterampilan memanah yang melibatkan beberapa jenis gerak menuntut

pengerahan tenaga yang efisien, maka diperlukan suatu koordinasi kerja antara

kelompok otot yang terlibat dalam gerakan tersebut. Koordinasi pada keterampilan

memanah erat kaitannya dengan komponen fisik, berupa kekuatan, daya tahan otot, dan

fleksibilitas yang terkait erat dalam penyempurnaan teknik. (Gary A. Knutson, 2005).

Secara garis besar teknik memanah terbagi dalam 12 langkah, yaitu : (1) Stance

(posisi/sikap berdiri), (2) Nocking (memasang anak panah), (3) Hooking and Gripping
(menyiapkan jari penarik dan posisi grip), (4) Mindset (konsentrasi kearah sasaran), (5)

Set-up (pra tarikan penuh), (6) Drawing (tarikan penuh), (7) Anchoring (menjangkarkan

tangan penarik, (8) Loading/Transfer to Holding (transfer tenaga tarikan), (9) Aiming &

Expansion (membidik), (10) Release (melepaskan tali/panah), (11) Follow-through

(gerak lanjutan), (12) Feedback (umpan balik). (Kisik Lee, 2005)

Kedua belas urutan teknik diatas dapat disimpulkan kedalam 3 tahapan urutan,

yaitu:

1. Tahap I terdiri dari (stance) sikap berdiri, (nocking) memasang anak panah,

(hooking and gripping) menyiapkan jari penarik dan posisi grip, dan (mindset)

konsentrasi kearah sasaran.

2. Tahap II terdiri dari (set-up) pra tarikan penuh, (drawing) tarikan penuh,

(anchoring) menjangkarkan tangan penarik, (loading/transfer to holding) transfer

tenaga tarikan.

3. Tahap III terdiri dari Aiming & Expansion (membidik), Release (melepaskan

tali/panah), Follow-through (gerak lanjutan), Feedback (umpan balik).

Hasil keterampilan memanah dapat dilihat dari prestasi atlet. Prestasi panahan

diukur dari jumlah skor yang dikumpulkan. Semakin tinggi jumlah skor yang diraih,

berarti prestasinya semakin tinggi (A.R. Soylu, 2006).

Permainan dibagi menjadi dua yaitu permainan untuk bermain (play) dan permainan

untuk bertanding (game). Permainan dalam bentuk bermain dilakukan guna mengisi

waktu luang dan bersifat hiburan yang pada umumnya dilakukan anak-anak. Makna

bermain dalam pendidikan adalah sebagai berikut:

1) Bermain merupakan aktivitas yang dilakukan dengan suka rela atas dasar rasa

senang.
2) Bermain dengan rasa senang, menumbuhkan aktivitas yang dilakukan secara

spontan.

3) Bermain dengan rasa senang, untuk memperoleh kesenangan, menimbulkan

kesadaran agar bermain dengan baik perlu berlatih, kadang-kadang memerlukan

kerjasama dengan teman, menghormati lawan, mengetahui kemampuan teman,

patuh pada peraturan, dan mengetahui kemampuan dirinya sendiri.

Permainan dapat membentuk percaya diri seseorang, hal Ini dimaksudkan dengan

bermain dapat meningkatkan kemampuan untuk tampil di depan umum. Permainan

akan mengasah kemampuan manusia terutama dalam menumbuhkan optimisme dan

aktualisasi diri. Pendekatan ini juga akan mengajarkan manusia dalam pendidikan

jasmani, olahraga dan kesehatan yang menciptakan gagasan dalam lingkungan yang

sportif dan menjelajahi dinamika kreativitas dalam lingkungan yang aman dan

menyenangkan baginya. Permainan kreatif juga berhubungan erat dengan potensi kreatif

yang dimiliki setiap manusia. Pada garis besarnya permainan meliputi garis-garis

berikut:

1) Permainan meniru. Gerakan atau pokok bahasan meniru perilaku hewan,

manusia atau mesin yang bergerak.

2) Permainan peran. Memerankan perilaku atau gerakan-gerakan suatu profesi,

jabatan, atau pekerjaan tertentu.

3) Permainan fantasi. Gerakan atau pokok bahasan yang diambil dari dunia

dongeng atau imajinasi yang lain.

4) Permainan dramatisasi. Memainkan suatu lakon berdasarkan kerangka kerja

drama.
Bermain dikategorikan menjadi 2 yaitu bermain aktif dan bermain pasif. Bermain

aktif, kesenangan timbul dari apa yang dilakukan individu. Misalnya berlari, bersepeda,

dan berenang. Sedangkan permainan pasif atau sering disebut dengan hiburan yaitu

kesenangan diperoleh dari kegiatan orang lain. Misalnya menonton acara televisi,

membaca buku, mendengarkan dan radio. Fungsi bermain adalah sebagai berikut:

a) Suatu persiapan untuk menjadi dewasa;

b) Suatu pertandingan, yang akan menghasilkan yang kalah dan yang menang;

c) Perwujudan dari rasa cemas dan marah;

d) Suatu hal yang tidak sangat penting dalam masyarakat.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan dan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian pengembangan atau model penelitian Research and Development. Penelitian

pengembangan merupakan penelitian yang dipergunakan untuk menciptakan produk

baru dan atau mengembangkan produk yang telah ada berdasarkan analisis kebutuhan

yang terdapat di lapangan (observasi, wawancara, kuisioner kebutuhan awal).

(Tangkudung, 2018)

Borg dan Gall memberikan definisinya mengenai Research and Development

seperti berikut: “Research and development is an industry-based development in which

the findings of research are used to design new product and procedures, which then are

systematically field-tested, evaluated, and refined until they meet specified criteria

effectiveness, quality or similar standards.” (Meredith, 2007)

Metode penelitian ini biasanya dikembangkan untuk menghasilkan produk

tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Research and Development ini adalah

penelitian pengembangan berbasis industri dimana hasil temuan penelitian biasanya

digunakan untuk merancang prosedur dan produk baru yang dilakukan melalui tahap uji

lapangan, evaluasi dan kemudian revisi sampai menemukan kriteria spesifik, berkualitas

ataupun mempunyai standar yang sama. Meskipun demikian, penelitian dan

pengembangan yang menghasilkan produk tertentu untuk bidang administrasi,

pendidikan dan sosial lainnya masih rendah, padahal banyak produk tertentu dalam

bidang pendidikan dan sosial yang dihasilkan melalui Research and Development.

(Sugiyono, 2008)
B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada:


1. Waktu
Tanggal : 20 Juli s.d. 20 Agustus 2020
2. Tempat : Klub-klub Panahan wilayah DKI Jakarta
B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian adalah atlet panahan DKI Jakarta dan yang menjadi

sampel adalah atlet panahan yang klubnya berdomisili di wilayah Jakarta Timur.

C. Langkah-Langkah Pengembangan Model

Penelitian pengembangan model permainan untuk meningkatkan keterampilan

memanah ini terdiri dari tiga tahap dengan langkah rancangan model yang telah

dimodifikasi dan diselaraskan dengan tujuan dan kondisi peneliti dapat digambarkan

sebagai berikut:

Tabel 2. Tahap - Tahap Penelitian Pengembangan


Tahap Langkah Aktivitas

a. Pengumpulan data awal

Pra 1 b. Penyusunan proposal penelitian


Pengembangan c. Analisa kebutuhan
2 Perencanaan permainan

3 Permainan

Evaluasi formatif:
a. Uji coba awal (1)
Evaluasi ini dilakukan dengan
Pengembangan rekan sejawat yang memiliki
4 kompetensi yang memadai dalam
konteks: materi dan desain
permainan
b. Perbaikan awal (1)
Perbaikan untuk merevisi model yang
telah diuji cobakan

a. Uji coba awal (2)


Evaluasi pakar (Expert juggement)
dengan pakar permainan olahraga
5
panahan, dan pakar pendidikan
jasmani, olahraga dan kesehatan
b. Perbaikan awal (2)

6 Uji coba lapangan


Penerapan 7 Perbaikan operasional
Penerapan / diseminasi
DAFTAR PUSTAKA

Callaway, Andrew J., 2017. Journal of Sport Science, Identification of Temporal


Factors to Shoot Performance for Indoor Recurve Archery. Elsevier, Science Direct.

Landers, Daniel M., 2013. Journal of Research Quarterly for Exercise and Sport, A
Psychobiological Study of Archery Performance. Elsevier, Science Direct.

Meredith D. Gall, Joyce P. Gall and Walter R.Borg, 2007. Educational Research: an
introduction 8th edition. New York: Pearson Education

Kisik Lee and Robert de Bondt, 2005. Total Archery. Samick Sports CO.,LTD

Kinney, Mc., 1977, The Confidence Shoot, Sakamoto-Kikakushitsu Co., Ltd. Tokyo

Knutson, Garry A., 2005. Journal of Manipulative and Physiological, Erector Spinae
and Quadratus Lumborum Muscle Endurance Tests and Supine Leg-Length
Alignment Asymmetry: An Observational Study. Elsevier, Science Direct.

Park, Jae-Woo, 2016. Journal of The History of Sport, Interogating The Key Policy
Factors Behind South Korea’s Archery Succes. Elsevier, Science Direct.

Soylu, A.R., 2006. Journal of Human Movement Science, Archery Performance Level
and Repeatability of Event-Related EMG. Elsevier, Science Direct.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan


R and D. Bandung: Alfabeta

Tangkudung, James, dkk. 2018. Metodologi Penelitian ( Kajian Dalam Olahraga ).


Research Gate Publication.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai