NIM : 20208610037 Asal Kampus : Universitas PGRI Madiun
1. Kemukakanlah 3 pendapat para ahli mengenai pengertian evaluasi pembelajaran. Kemudian,
buatlah kesimpulan pengertian evaluasi pembelajaran berdasarkan pendapat para ahli tersebut! JAWABAN : a. Grondlund dan Linn (1990), mendefinisikan evaluasi pembelajaran adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterprestasi informasi secara sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran b. Wysong (1974) mengemukakakn bahwa evaluasi adalah proses untuk menggambarkan, memperoleh atau menghasilkan informasi yang berguna untuk mempertimbangkan suatu keputusan c. Wrigtstone, dkk (Djaali dan Pudji Muljono, 2007) mendefinisikan evaluasi adalah penaksiran atau perkiraan terhadap pertumbuhan serta kemajuan ke arah tujuan atau nilai – nilai yang sudah ditetapkan. d. Kesimpulan yang didapat yaitu evaluasi pembelajaran adalah suatu proses untuk menganalisis informasi secara sistematik yang berguna untuk menentukan arah lebih lanjut dan mengetahui tingkat ketercapaian suatu pembelajaran.
2. Uraikanlah tujuan evaluasi pembelajaran!
JAWABAN : a. Tujuan Umum Evaluasi Pembelajaran Secara umum evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan kualitas, kinera atau produktivitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui proses yang terjadi dalam proses pembelajaran. Melalui evaluasi akan diperoleh informasi tentang apa yang telah dicapai dan mana yang belum (Mardapi, 2004: 19). Evaluasi memberikan informasi bagi kelas dan pendidik untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Evaluasi sebagai komponen pengajaran adalah proses untuk mengetahui keberhasilan program pengajaran dan merupakan proses penilaian yang bertujuan untuk mengetahui kesukaran kesukaran yang melekat pada proses belajar (Murshel, 1954: 373). Evaluasi dalam pendidikan dilaksanakan untuk memperoleh informasi tentang aspek yang berkaitan dengan pendidikan. b. Tujuan Khusus Evaluasi Pembelajaran Secara khususus tujuan evaluasi pendidikan, menurut Gronlund (1976: 8), antara lain: Untuk memberikan klarifikasi tentang sifat hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan Memberikan informasi tentang ketercapaian tujuan jangka pendek yang telah dilaksanakan, Memberikan masukan untuk kemajuan pembelajaran, Memberikan informasi tentang kesulitan dalam pembelajaran dan untuk memilih pengalaman pembelajaran di masa yang akan datang. Daryanto, (2010:16), mengkhususkan, bahwa tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya
3. Jelaskanlah fungsi evaluasi pembelajaran!
JAWABAN : Anas Sudijono (2003), memposisikan fungsi evaluasi pendidikan, kepada dua fungsi, yaitu; fungsi umum dan fungsi khusus, kedua fungsi tersebut, antara lain a. Fungsi Umum Secara umum, evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses setidak-tidaknya memiliki tiga macam fungsi pokok, menurut Anas Sudijono (2003: 8) yaitu: Mengukur kemajuan; Penunjang penyusunan rencana; dan Memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali. Selanjutnya Anas Sudijono (2003: 14), menyatakan, bahwa jika dilihat dari fungsi diatas setidaknya ada dua macam kemungkinan hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi, yaitu: Hasil evaluasi yang diperoleh dari kegiatan evaluasi itu ternyata mengembirakan, sehingga dapat memberikan rasa lega bagi evaluator, sebab tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai sesuai dengan yang direncanakan. Hasil evaluasi itu ternyata tidak mengembirakan atau bahkan mengkhawatirkan, dengan alasan bahwa berdasar hasil evaluasi ternyata dijumpai adanya penyimpangan, hambatan, atau kendala, sehingga mengharuskan evaluator untuk bersikap waspada. Ia perlu memikirkan dan melakukan pengkajian ulang terhadap rencana yang telah disusun, atau mengubah dan memperbaiki cara pelaksanaannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa fungsi evaluasi itu memiliki fungsi : menunjang penyusunan rencana b. Fungsi Khusus Secara khusus, fungsi evaluasi dalam dunia pendidikan dapat dilihat dari tiga segi, yaitu : Segi Psikologis Apabila di lihat dari segi psikologis, kegiatan evaluasi dalam dunia pendidikan di sekolah dapat disoroti dari dua sisi, yaitu sisi peserta didik dan dari sisi pendidik. Bagi peserta didik, evaluasi pendidikan secara psikologis akan memberikan pedoman atau pegangan batin kepada mereka untuk mengenal kapasitas dan status dirinya masing- masing ditengah-tengah kelompok atau kelasnya. Bagi pendidik, evaluasi pendidikan akan memberikan kapasitas atau ketepatan hati kepada diri pendidik tersebut, sudah sejauh manakah kiranya usaha yang telah dilakukannya selama ini yang telah membawa hasil, sehingga secara psikologis ia memiliki pedoman guna menentukan langkah-langkah apa saja perlu dilakukan selanjutnya Segi Didaktik Bagi peserta didik, evaluasi pendidikan secara didaktik (khususnya evaluasi hasil belajar) akan dapat memberikan dorongan (motivasi) kepada mereka untuk dapat memperbaiki, meningkatkan, dan mempertahankan prestasinya. Bagi pendidik, evaluasi pendidikan secara didaktik itu setidak-tidaknya memiliki lima macam fungsi, yaitu : (a) Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai oleh peserta didiknya ; (b) Memberikan informasi yang sangat berguna, guna mengetahui posisi masing-masing peserta didik di tengah-tengah kelompoknya ; (c) Memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan status peserta didik ; (d) Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi peserta didik yang memang memerlukannya ; (e) Memberikan petunjuk tentang sejauh manakah program pengajaran yang telah ditetukan dapat dicapai Segi Administratif Dilihat dari segi administratif, evaluasi pendidikan setidak-tidaknya memiliki tiga macam fungsi, yaitu : (a) Memberikan laporan ; (b) Memberikan bahan-bahan keterangan (data) ; (c) Memberikan gambaran
4. Kemukakanlah prinsip evaluasi pembelajaran!
JAWABAN : a. Prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajaran untuk Memperoleh Hasil yang Lebih Baik Secara teoritis untuk memperoleh hasil evaluasi yang lebih baik, menurut Arifin (2012: 29-30), diperlukan memperhatikan prinsip-prinsip umum evaluasi sebagai berikut : Kontinuitas. Evaluasi tidak boleh dilakukan secara insidental, karena pembelajaran itu sendiri adalah suatu proses yang kontinu. Oleh sebab itu : (a) Dalam melakukan evaluasi dilakukan secara kontinu ; (b) Hasil evaluasi yang diperoleh pada suatu waktu harus senantiasa dihubungkan dengan hasil-hasil pada waktu sebelumnya, sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas dan berarti tentang perkembangan peserta didik ; (c) Perkembangan belajar peserta didik tidak dapat dilihat dari dimensi produk saja tetapi juga dimensi proses bahkan dari dimensi input. Komprehensif. Dalam melakukan evaluasi terhadap suatu objek : (a) Mengambil seluruh objek, sebagai bahan evaluasi. Misalnya, jika objek evaluasi itu adalah peserta didik ; (b) Seluruh aspek kepribadian peserta didik itu harus dievaluasi, baik yang menyangkut kognitif, afektif maupun psikomotor ; (c) Mengevaluasi objek-objek evaluasi lainnya. Adil dan Objektif. Dalam melaksanakan evaluasi, harus berlaku adil tanpa pilih kasih, dilakukan dengan cara : (a) Semua peserta didik harus diperlakukan sama tanpa “pandang bulu” ; (b) Sikap like and dislike, perasaan, keinginan, dan prasangka yang bersifat negatif harus dijauhkan. Kooperatif. Dalam kegiatan evaluasi, hendaknya bekerjasama dengan semua pihak, seperti orang tua peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, peserta didik itu sendiri.. Hal ini dimaksudkan agar semua pihak merasa puas dengan hasil evaluasi, dan pihak- pihak tersebut merasa dihargai. Praktis. Praktis mengandung arti mudah digunakan ; (a) bagi yang menyusun alat evaluasi maupun orang lain yang akan menggunakan alat tersebut ; (b) Harus memperhatikan bahasa dan petunjuk mengerjakan soal b. Prinsip-prinsip Penilaian Hasil Belajar (Depdiknas, 2003) Dalam konteks hasil belajar, menurut Depdiknas (2003: 7), terdapat prinsip- prinsip umum penilaian adalah: Mengukur hasil-hasil belajar yang telah ditentukan dengan jelas dan sesuai dengan kompetensi serta tujuan pembelajaran; Mengukur sampel tingkah laku yang representatif dari hasil belajar dan bahan- bahan yang tercakup dalam pengajaran; mencakup jenis-jenis instrumen penilaian yang paling sesuai untuk mengukur hasil belajar yang diinginkan; Direncanakan sedemikian rupa agar hasilnya sesuai dengan yang digunakan secara khusus; Dibuat dengan reliabilitas yang sebesar-besarnya dan harus ditafsirkan secara hati-hati; Dipakai untuk memperbaiki proses dan hasil belajar. c. Prinsip-prinsip Penilaian Hasil Belajar Dalam tataran praktis, penilaian hasil belajar, menurut Arifin (2012:53), perlu memperhatikan beberapa hal, antara lain sebagai berikut: Penilaian hendaknya dirancang sedemikian rupa, sehingga jelas abilitas yang harus dinilai, materi yang akan dinilai, alat penilaian dan interpretasi hasil penilaian. Penilaian harus menjadi bagian integral dalam proses pembelajaran. Untuk memperoleh hasil yang objektif, penilaian harus menggunakan berbagai alat (instrumen), baik yang berbentuk tes maupun non-tes. Pemilihan alat penilaian harus sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan. Alat penilaian harus mendorong kemampuan penalaran dan kreatifitas peserta didik, seperti : tes tertulis esai, tes kinerja, hasil karya peserta didik, proyek, dan portofolio. Objek penilaian harus mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai- nilai. Penilaian harus mengacu kepada prinsip diferensiasi, yaitu memberikan peluang kepada peserta didik untuk menunjukkan apa yang diketahui, apa yang dipahami dan apa yang dapat dilakukan. Penilaian tidak bersifat diskriminatif. Artinya, guru harus bersikap adil dan jujur kepada semua peserta didik, serta bertanggung jawab kepada semua pihak. Penilaian harus diikuti dengan tindak lanjut. Penilaian harus berorientasi kepada kecakapan hidup dan bersifat mendidik