Anda di halaman 1dari 11

Makalah Kurikulum Dan Pembelajaran

EVALUASI KURIKULUM

Disusun Oleh :

Ellia Oktaviana (2106103030001)

Eria Lusi (2106103030036)

Dosen Pembimbing :

Dra. Nurulwati, M.Pd

196607231991022001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM, BANDA ACEH

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyusun makalah ini sesuai dengan
kemampuan yang kami miliki. Adapun dalam makalah ini, saya membahas mengenai “Evaluasi
Kurikulum” dalam kurikulum dan pembelajaran.

Saya  menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun akan saya terima dengan tangan terbuka demi
kesempurnaan penyusunan makalah yang selanjutnya. Akhir kata saya berharap semoga makalah
ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan bagi semua yang membacanya.

Jeulingke, September 2022

Tertanda,

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum sebagai alat pendidikan harus selalu dipantau dan dikendalikan agar
kurikulum tersebut dapat berjalan sesuai dengan program yang telah ditetapkan. Pemantauan
terhadap pelaksanaan kurikulum juga penting dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan-
permasalahan yang muncul pada saat kurikulum tersebut dilaksanakan. Melalui pemantauan
yang dilakukan secara terencana dan terus menerus, diharapkan kendala-kendala yang muncul
dan menghambat pelaksanaan kurikulum dapat segera diketahui, dan dengan segera dapat
dirumuskan alternatif pemecahan masalah yang mungkin dapat dilakukan. Dengan demikian
kurikulum yang dikembangkan selalu akan terjaga dan terkontrol, sehingga dapat berjalan secara
efektif dan efisien.

Fungsi pengontrolan terhadap proses pelaksanaan kurikulum disebut juga dengan


evaluasi kurikulum. Evaluasi merupakan alat yang sangat penting yang berfungsi untuk
menghimpun data, memberi pertimbangan, dan menetapkan keputusan berdasarkan data atau
informasi yang diperoleh dari objek yang dievaluasi.

Evaluasi dan kurikulum merupakan dua disiplin yang memiliki hubungan sebab akibat.
Hubungan antara evaluasi dan kurikulum bersifat organis, dan prosesnya secara evolusioner.
Evaluasi merupakan kegiatan yang luas, kompleks dan terus menerus, untuk mengetahui proses
dan hasil pelaksanaan sistem pendidikan dalam mencapai tujuan yang ditentukan. Di mana
semua tidak terlepas dari adanya berbagai kriteria, mulai dari yang bersifat formal.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi kurikulum


adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk menilai dengan melakukan usaha mengumpulkan
informasi sebagai pertimbangannya untuk menentukan hasil penilaian pada rencana yang telah
dibuat untuk membimbing anak belajar di sekolah, sehingga dapat dinikmati oleh pihak yang
berkepentingan dan dapat membawa perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut :
1. Apa pengertian, tujuan, dan fungsi evaluasi kurikulum ?
2. Model-model evaluasi kurikulum ?
3. Bagaimana evaluasi setiap kurikulumnya ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian, Tujuan, dan Fungsi Evaluasi Kurikulum

1. Pengertian Evaluasi Kurikulum


Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation, dalam bahasa Arab
al-Taqdir dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Adapun dari segi istilah, sebagaimana
dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (Anas Sudijono, 1996) : Evaluation
refer to the act or process to determining the value of something. Menurut definisi ini, maka
istilah evaluasi itu menunjuk kepada atau mengandung pengertian yaitu suatu tindakan atau suatu
proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.

Definisi evaluasi yang pertama dikembangkan oleh Ralph Tyler yang mengatakan bahwa
evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal
apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Menurut Suharsimi Arikunto (2002),
evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang
selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam
mengambil keputusan. Dari definisi-definisi evaluasi yang dikemukakan di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa evaluasi adalah suatu tindakan atau kegiatan pengumpulan data untuk menilai
rancangan, implementasi dan efektifitas suatu program sehingga dapat menentukan alternatif
yang tepat dalam mengambil keputusan.

Sedangkan pengertian kurikulum secara etimologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu
curiryang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Istilah kurikulum berasal
dari dunia olahraga, terutama dalam bidang atletik pada Zaman Romawi Kuno di Yunani.
Kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari garis start sampai
dengan garis finish untuk memperoleh penghargaan. Program tersebut berisi mata pelajaran-mata
pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik selama kurun waktu tertentu. Dengan
demikian, secara terminologis kurikulum (dalam pendidikan) adalah sejumlah mata pelajaran
yang harus ditempuh atau diselesaikan peserta didik di sekolah untuk memperoleh ijazah.

Dari pengertian-pengertian tentang evaluasi dan kurikulum diatas, penulis menyimpulkan


bahwa pengertian evaluasi kurikulum adalah sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang untuk
melihat sejauh mana keberhasilan sebuah program, dan kesesuaian efektifitas dan efisiensi dari
kurikulum yang diterapkan. Keberhasilan program itu sendiri dapat dilihat dari dampak atau
hasil yang dicapai oleh program tersebut.

2. Tujuan Evaluasi Kurikulum


Menurut ibrahim diadakannya evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk keperluan berikut:
1) Perbaikan Program
Peranan evaluasi, yaitu lebih bersifat konstruktif, informasi hasil evaluasi dijadikan
masukan perbaikan yang diperlukan di dalam program kurikulum yang sedang
dikembangkan.
2) Pertanggungjawaban Kepada Berbagai Pihak
Evaluasi kurikulum menjadi bentuk laporan yang harus dipertanggungjawabkan dari
pengembang kurikulum kepada pihak-pihak yang bersangkutan, diantaranya:
pemerintah, orang tua, pelaksana satuan pendidikan, masyarakat, dan semua pihak
yang secara langsung maupun tidak langsung ikut serta dalam pengembangan
kurikulum yang bersangkutan.
3) Penentuan Tindak Lanjut Hasil Pengembangan
Tindak lanjut hasil pengembang kurikulum dapat berbentuk jawaban atas dua
kemungkinan pertanyaan. Pertama, apakah kurikulum baru tersebut akan atau tidak
akan disebarluaskan ke dalam sistem yang ada? Kedua, dalam kondisi yang
bagaimana dan dengan cara yang bagaimana pula kurikulum baru tersebut akan
disebarluaskan ke dalam sistem yang ada?.

3. Fungsi Evaluasi Kurikulum


Ada beberapa fungsi evaluasi kurikulum pendidikan yaitu :
1) Sebagai umpan balik bagi peserta didik.
2) Sebagai alat untuk mengetahui ketercapaian peserta didik mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
3) Memberi informasi dan acuan untuk pengembangan program kurikulum.
4) Sebagai dasar peserta didik secara individual untuk memutuskan masa depan
sehubungan dengan bidang pekerjaan dan pengembangan karir.
5) Untuk pengembang kurikulum dalam khusus yang ingin dicapai.
6) Sebagai umpan balik semua pihak yang berkepentingan dalam pendidikan di
sekolah.

B. Model-model Evaluasi Kurikulum


Di bawah ini akan disebutkan beberapa model evaluasi kurikulum, diantaranya:
1. Evaluasi model penelitian
Model evaluasi kurikulum mengacu pada teori dan menggunakan metode tes
psikologis dan eksperimen lapangan.
2. Evaluasi model objektif
Dalam penelitian objektif, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya:
a) Adanya kesepakatan tentang tujuan kurikulum.
b) Merumuskan tujuan tersebut dalam perbuatan peserta didik.
c) Menyusun materi kurikulum yang sesuai dengan tujuan tersebut.
d) Mengukur kesesuaian antara perilaku siswa dengan hasil yang diinginkan.
3. Evaluasi model campuran multivariasi
Setiap evaluasi kurikulum diukur dengan kriteria masing-masing kurikulum,
Model ini menyatakan unsur – unsur dari kedua pendekatan tersebut, memungkinkan
perbandingan lebih dari satu kurikulum.

Selain model yang disebutkan di atas, evaluasi kurikulum juga memiliki model
lainnya, diantaranya:
1. Model Measurements
2. Model Congruence
3. Illumination
4. Educational System Evaluation

C. Evaluasi Kurikulum yang Ada di Indonesia

a. Kurikulum 1947 (Rentjana Pelajaran 1947)


Sistematika pendidikan pada masa berlakunya Kurikulum 1947 tidak dijelaskan
secara rinci karena implementasinya dilaksanakan pada 1950. Evaluasi terhadap
pencapaian hasil pendidikan lebih diarahkan pada ketentuan mengenai kelulusan
seseorang dari suatu unit atau lembaga pendidikan tertentu. Kualitas yang harus dikuasai
oleh peserta didik tidak didasarkan pada tujuan pendidikan nasional sehingga alat
evaluasinya pun tidak dikembangkan untuk mengumpulkan informasi mengenai
pencapaian tujuan pendidikan. Soal-soal yang dikembangkan untuk Evaluasi Belajar
Tahap Akhir (EBTA) adalah untuk menentukan kelulusan seorang siswa, bukan untuk
mengukur pencapaian tujuan pendidikan nasional.

b. Kurikulum 1952 (Rentjana Pelajaran Terurai 1952)


Sistem penilaian pada kurikulum 1952 hampir sama dengan kurikulum 1947,
yakni dilakukan melalui ulangan harian, ulangan umum caturwulan, dan Ujian Negara.
Ulangan harian dan ulangan umum caturwulan dipakai sebagai dasar untuk menentukan
apakah seorang siswa naik atau tinggal kelas. Ujian penghabisan yang kemudian diubah
namanya menjadi Ujian Negara pada sekitar tahun 1958 digunakan untuk menentukan
kelulusan. Seorang siswa SMP dapat dinyatakan lulus jika memiliki maksimal nilai 5
sebanyak 4 mata pelajaran atau ekuivalennya (nilai 4 ekuivalen dengan dua nilai 5, nilai 3
ekuivalen dengan nilai angka 5).

c. Kurikulum 1964 (Rentjana Pendidikan 1964)


Kurikulum Pendidikan 1964 Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964 pemerintah
kembali menyempurnakan sistem kurikulum pendidikan di Indonesia. Di penghujung era
Presiden Soekarno, muncul Rencana Pendidikan 1964 atau Kurikulum 1964. Kurikulum
kali ini diberi nama dengan Rentjana pendidikan 1964. Isu yang berkembang pada
rencana pendidikan 1964 adalah konsep pembelajaran yang bersifat aktif, kreatif, dan
produktif. Konsep pembelajaran ini mewajibkan sekolah membimbing anak agar mampu
memikirkan sendiri pemecahan persoalan (problem solving).

d. Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu
dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi
pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968
merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara
murni dan konsekuen.
Penilaian dalam Kurikulum 1968 dilakukan dalam ulangan harian, ujian semester,
dan ujian sekolah. Ulangan harian dan ujian semester dilakukan oleh guru dan dijadikan
sebagai dasar untuk pemberian nilai dalam rapor dan kenaikan kelas, sedangkan ujian
sekolah dikoordinasikan dalam rayon (tingkat kabupaten atau provinsi) untuk
menentukan kelulusan. Bentuk soal yang digunakan adalah esai (uraian). Penentuan
kenaikan kelas dan kelulusan dilakukan oleh sekolah. Mulai tahun 1969 secara
berangsur-angsur mata pelajaran untuk Ujian Negara semakin berkurang, sebaliknya
mata pelajaran Ujian sekolah semakin bertambah.

e. Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan
efektif. Sistem Evaluasi, dilakukan penilaian murid-murid pada setiap akhir satuan
pembelajaran terkecil dan memperhitungkan nilai-nilai yang dicapai murid-murid pada
setiap akhir satuan pembelajaran.

f. Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 pada dasarnya dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984
dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu
dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan
yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi
kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak. Evaluasi
atau sistem penilaian menekankan pada kemampuan kognitif. Keberhasilan siswa diukur
dan dilaporkan atas dasar perolehan nilai yang dapat diperbandingkan dengan nilai siswa
lain. Ujian hanya menggunakan teknik paper and pencil test.
g. Kurikulum 2004, KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
Adapun prinsip evaluasi di dalam kurikulum ini adalah :
1. Belajar Tuntas (Mastery Learning)
Yang dimaksud dengan belajar tuntas adalah siswa tidak diperkenankan
mengerjakan pekerjaan berikutnya sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan
prosedur yang benar dan hasil yang baik.
2. Penilaian Berkelanjutan
Menilai semua kompetensi dasar yang ujiannya dilakukan pada satu atau lebih
kompetensi dasar. Kemudian hasil ujian dianalisis dan ditindaklanjuti melalui program
remedial atau pengayaan. Ujian mencakup aspek kognitif, psikomotor, dan efektif. Nilai
akhir semester merupakan nilai kumulatif dari keseluruhan nilai perolehan selama satu
semester yang terkait.

h. Kurikulum 2006, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan)


1. Penilaian Kelas
Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum, dan ujian akhir.
2. Tes Kemampuan Dasar
Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca, menulis, dan
berhitung yang diperlukan dalam rangka memperbaiki program pembelajaran (program
remedial).
3. Penilaian Akhir Satuan Pendidikan dan Sertifikasi
Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran diselenggarakan kegiatan penilaian guna
mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai ketuntasan belajar peserta
didik dalam satuan waktu tertentu.
4. Benchmarking
Benchmarking merupakan suatu standar untuk mengukur kinerja yang sedang berjalan,
proses, dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan yang memuaskan.
5. Penilaian Program
Penilaian program dilakukan untuk mengetahui kesesuaian KTSP dengan dasar, fungsi,
dan tujuan pendidikan nasional, serta kesesuaiannya dengan tuntutan perkembangan
masyarakat, dan kemajuan zaman.

i. Kurikulum 2013
Penilaian program dilakukan untuk mengetahui kesesuaian KTSP dengan dasar, fungsi,
dan tujuan pendidikan nasional, serta kesesuaiannya dengan tuntutan perkembangan
masyarakat, dan kemajuan zaman.

D. Kasus dan Solusi

Kurikulum 2013 dalam penilaian menggunakan penilaian otentik yaitu penilaian yang
menekankan pada proses dan hasil belajar yang menggambarkan sikap, pengetahuan dan
keterampilan peserta didik selama maupun setelah proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Namun para guru tidak banyak yang menguasai penilaian autentik tersebut.
Solusinya, pada penilaian autentik, guru dapat menerapkan kriteria yang berkaitan
dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari luar
sekolah. Penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa
belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
a. Evaluasi kurikulum memegang peranan penting baik dalam penentuan kebijaksanaan
pendidikan pada umumnya, maupun pada pengambilan keputusan dalam kurikulum.
Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang kebijaksanaan
pendidikan dan para pemegang kurikulum dalam memilih dan menetapkan
kebijaksanaan pengembangan sistem pendidikan dan pengembanagan model
kurikulum yang digunakan. Hasil-hasil evaluasi kurikulum juga dapat digunakan oleh
guru-guru, kepala sekolah dan para pelaksana pendidikan lainnya, dalam memahami
dan membantu perkembangan siswa, memilih bahan pelajaran, memilih metode dan
alat-alat bantu pelajaran, cara penilaian serta fasilitas pendidikan lainnya.
b. Evaluasi kurikulum memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan. Tanpa adanya
evaluasi kita tidak akan tahu kelemahan dan kekuatan di dalam perencanaan maupun
proses implementasi kurikulum yang telah digunakan. Dan menjadikan hal tersebut
sebagai umpan balik oleh pihak-pihak yang berkepentingan, seperti halnya; orang tua,
guru, pengembang kurikulum masyarakat, dll. Sehingga hal tersebut bisa dijadikan
acuan untuk perbaikan dan pengembangan kurikulum yang akan datang sehingga
peserta didik mampu mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dengan
seefektif mungkin.
DAFTAR PUSTAKA

Zainuri, Dr Ahmad. (2018). Konsep Dasar Kurikulum Pendidikan. Palembang : Perpustakaan


Nasional Katalog.

Winarso, Widodo. (2015). Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah.

Muslimah, Umi dkk. (2021). Manajemen Kurikulum dan Program Pendidikan. Yogyakarta:
Semesta Aksara.

Sudarman. (2019). Pengembangan Kurikulum. Samarinda : Mulawarman University Press.

Riadi, A. (2017, April). Problematika Sistem Evaluasi Pembelajaran. Ittihad Jurnal Kopertais
Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.27 April 2017, 15, 9-10.

Hamdi, (2020). Evaluasi Kurikulum Pendidikan. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Volume 4
Nomor 3 Tahun 2022 Halm 4082 - 4092, 4, 72-74.

Izzulka, T. A. (2022). Evaluasi Pengembangan Kurikulum Pendidikan. Edukatif : Jurnal Ilmu


Pendidikan Volume 4 Nomor 3 Tahun 2022 Halm 4082 - 4092, 4.

Amalia. (2015). Evaluasi Kurikulum stain Kudus. Volume 3 Nomor 1 Tahun 2015 Halm 19-22.

Anda mungkin juga menyukai