Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

EVALUASI KURIKULUM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum PAI
Dosen : Muhammad Rasyid, M. Pd

Disusun oleh :

Kelompok 11

- Janiah
- Rika Hasanah
- Mahmudah
- Sirajudin
- Julkipli

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM(STAI)


KUALA KAPUAS
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Meskipun penyusunan makalah ini belum sempurna tetapi kami
berusaha untuk menghasilkan yang terbaik. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah “Pengembangan Kurikulum PAI". Dengan materi pembahasan yang
terpilih adalah tentang “Evaluasi Kurikulum PAI".

Makalah ini kami susun dengan tujuan untuk memenuhi tugas dari Dosen Muhammad
Rasyid, M. Pd. Selain itu makalah ini diharapkan ikut membantu pembaca untuk lebih
memahami dan mendalami kajian teoritis pada buku sumber dan penunjang yang digunakan
sehingga dapat terlatih serta mampu berpikir kritis, analitis dan sistematis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT. membalas dengan limpahan karunia dan
inayah-Nya dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat.

Kuala Kapuas, Maret 2022

...............................................

ii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR…….........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN…...................................................................................................... 1

A. Latar Belakang......................................................................................................................
1

B. Rumusan Makalah................................................................................................................1

C. Tujuan Makalah ................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................ 3

A. Pengertian Evaluasi Kurikulum …...................................................................................... 3

B. Objek-Objek Evaluasi Kurikulum ……………................................................................. 5

C. Prinsip-Prinsip Evaluasi Kurikulum……………………………………………………... 7

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................9

A. Kesimpulan.......................................................................................................................... 9

B. Saran ….............................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ….......................................................................................................... 10

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan tentu saja kita tidak asing dengan evaluasi. Evaluasi memiliki
peran penting hampir diseluruh kegiatan Pendidikan.1 Evaluasi membantu tenaga pendidik
maupun tenaga kependidikan untuk mengetahui keberhasilan kegiatan yang direncanakan
sehingga mereka dapat merumuskan rencana ataupun perbaikan di kemudian hari.

Kurikulum merupakan salah satu perangkat pembelajaran dalam dunia pendidikan yang
sering melalui tahap evaluasi. Hal ini dikarenakan kurikulum merupakan hal yang sangat
penting bagi terlaksananya proses pembelajaran dalam dunia pendidikan. Oleh sebab itu
kurikulum harus sering dievaluasi agar pemerintah maupun tenaga pendidik dan
kependidikan mampu melakukukan perbaikan demi tercapainya tujuan pendidikan yang
diinginkan bersama.

Salah satu kurikulum yang tidak lepas dari proses evaluasi yaitu kurikulum PAI.
Kurikulum PAI merupakan perangkat pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah
yang memuat rancangan pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Tidak heran jika
kurikulum PAI sering dievaluasi. Karena satu periode jenjang pendidikan bukanlah waktu
yang singkat. Dan tentunya tidak seluruh rancangan pelajaran yang ada dalam kurikulum
selalu berjalan dengan baik. Tentunya terdapat kendala pada beberapa bagian dan hal itu
membutuhkan evaluasi.

Setiap sekolah/madrasah tentu melakukan evaluasi kurikulum PAI, pasalnya tidak


semua sekolah/madrasah dapat mengaplikasikan kurikulm PAI yang disediakan Pemerintah,
karena setiap sekolah/madrasah memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing,
sehingga evaluasi terhadap kurikulum PAI sangat dibutuhkan guna untuk menyesuaikan
tujuan pemerintah dengan tujuan dari sekolah/madrasah.

Evaluasi kurikulum PAI tidak hanya mencakup evaluasi pada proses pembelajaran,
materi pembelajaran, kegiatan pembelajara, lebih dari itu evaluasi ini mencakup evaluasi
pada peserta didik. Bagaimana hasil kurikulm PAI terhadap peserta didik selama jenjang
periode tertentu, apakah peserta didik mengalami kemajuan atau malah sebaliknya. Jika
kurikulum tersebut dirasa tidak memberikan perubahan yang signifikan dan menghasilkan
peserta didik yang tidak unggul dalam bidang agama, maka kurikulum tersebut belum
berhasil dan membutuhkan banyak perbaikan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan evaluasi kurikulum PAI?

2. Apa saja objek-objek evaluasi kurikulum PAI?


1
Moh, Sahlan, Evaluasi Pembelajaran: Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. (Jember: STAIN Jember
Press, 2015), 13.

1
3. Apa saja prinsip-prinsip dalam evaluasi kurikulum PAI?

C. Tujuan penulisan

1. Mengetahui pengertian evaluasi kurikulum PAI.

2. Mengetahui objek-objek evaluasi kurikulum PAI.

3. Mengetahui prinsip-prinsip evaluasi kurikulum PAI.


BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi Kurikulum PAI

Menurut Oemar Hamalik evaluasi adalah sebuah sistem yang terdiri dari komponen-
komponen masukan, proses, dan produk. Dimana komponen masukan terdiri dari beberapa
aspek yaitu mahasiswa yang dinilai, perlengkapan instrumen yang digunakan dalam
penilaian, biaya yang disediakan dan informasi tentang mahasiswa. Sedangkan komponen
proses meliputi program penilaian, prosedur dan teknik penilaian, teknik penganalisaan data,
dan kriteria penentuan kelulusan. Dan komponen produk merupakan hasil-hasil penilaian
yang berguna untuk pembuatan keputusan dan sebagai bahan balikan. Dengan demikian
maka dapat disimpulkan sistem penilaian atau evaluasi merupakan komponen atau bagian
terpenting dari sistem pembelajaran. Oleh karena itu pengadaan evaluasi merupakan
keharusan untuk dilaksanakan. Hal ini berfungsi sebagai pusat informasi tentang proses
pembelajaran maupun keberhasilan studi para mahasiswa. Sedang tujuan dari diadakannya
evaluasi adalah sebagai pengidentifiaksian apakah mahasiswa sudah mampu dalam
pengetahuan, pemahaman dan penguasaan bahan yang disajikan dalam mata kuliah.

Secara konkrit salah satu cara dalam pengukuran tingkat keberhasilan pembelajaran
PAI dilakukan penilaian dengan cara mahasiswa ditugaskan untuk membuat laporan
aktivitas keagamaan ditempat tinggal masing-masing. Sedangkan untuk komponen-
komponen yang dinilai pada Saat proses pembelajaran didalam lokal pembelajaran disusun
dalam format khusus dan diberikan kepada setiap kelompok pada pertemuan pertama.
Komponen tersebut melalui penyajian makalah, penyampaian gagasan, cara bertanya, cara
menjawab, cara pengambilan kesimpulan, keterampilan menjadi moderator, dan
keterampilan menjadi notulen. Lebih spesifik Zainul Muhibbin, dkk. menjelaskan tentang
bentuk-bentuk evaluasi PAI yang digunakan diperguruan tinggi umum dapat diuraikan
sebagai berikut: (1)keikutsertaan dalam mentoring (2)sikap Islam (akhlak) dalam perilaku
sehari-hari (3)penilaian terhadap pelaksanaan tugas-tugas (4)keaktifan mengikuti kuliah,
diskusi dan presentasi makalah (5)ujian tulis.2

Sebagaimana dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 ayat 19, kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Wina Sanjaya (2008) juga memeberikan pengertian kurikulum
yang mirip dengan Murray Print. Menurutnya kurikulum adalah sebuah dokumen
perencanaan yang berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman
belajar yang harus dilakukan oleh siswa, strategi dan cara yang dapat dikembangkan,
evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan
pendidikan, serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata. Untuk

2
A. Rifqi Amin, Sitem Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Perguruam Tinggi Umum, (Yogyakarta: CV
Budi Utama,2014), 118-122

3
mengembangkan kurikulum, beberapa kegiatannya meliputi penyususnan dokumen,
implementasi dokumen, serta evaluasi dokumen yang telah disusun. 3

Jika dikaitkan antara pengertian evaluasi pendidikan dengan pendidikan Islam, maka
evaluasi itu berarti suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan di
dalam pendidikan Islam yang dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian
dan kemajuan siswa. Pada setiap tahap atau unit pembelajaran yang didasarkan pada kriteria
keberhasilan tertentu. (tingkat ketuntasan bekajar), hasil evaluasi ini digunakan sebagai
dasar untuk menentukan siswa yang boleh melanjutkan ke materi selanjutnya dan siswa
yang belum mencapai ketuntasan menapatkan perbaikan (remidi).

Secara garis besar hasil evaluasi dapat digunakan antara lain untuk menentukan
kenaikan kelas, pengembangan program dan penyempurnaan pelayanan baik pelayanan
kegiatan belajar mengajar maupun pelayanan lainnya seperti kegiatan diluar kelas yang
bermanfaat untuk menyelaraskan dan mengembangkan kematangan siswa.

Pada dasarnya evaluasi yang digunakan pada program akselerasi sama dengan evaluasi
pada program regular, yaitu untuk mengukur ketercapaian (daya serap) materi, adapun
system evaluasi yang ada di kelas percepatan meliputi: evaluasi formatif atau ulangan
harian, evaluasi sumatif atau ulangan umum dan Ujian Akhir Nasional. Berikut
penjelasannya:

a) Ulangan Harian (evaluasi formatif)

Evaluasi formatif adalah evaluasi yang ditunjukkan untuk mengetahui sejauh mana siswa
telah terbentuk setelah mengikuti suatu program atau materi tertentu. Dalam satu semester
setiap guru minimal memberikan ulangan harian sebanyak tiga kali. Bentuk soal yang
dianjurkan ialah soal uraian.

b) Ulangan Umum (evaluasi sumatif)

Evaluasi sumatif dilaksanakn _ setelah berakhirnya pemberian sekelompok program atau


sebuah program yang lebih besar. Ulangan umum diberikan lebih cepat disbanding program
regular, sesuai dengan kalender pendidikan program akselerasi. Soal ulangan dibuat sendiri
oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan dengan menyusun kisi-kisi serta materi yang
esensial.

c) Ujian Akhir Nasional (UAN)

Ujian Akhir Nasioanl akan diikuti siswa pada tahun kelima bersama dengan program
regular. Laporan hasil belajar (rapor) program akselerasi memiliki format yang sama
dengan program regular, namun pembagian lebih cepat sesuai dengan kalender pendidikan
program akselerasi yang telah disusun secara khusus. 4

3
Syarifuddin, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018),
4
Moh, Rifa’I dan Rahmat, PAI Interdisipliner, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2016) 15-17

4
Pendidikan Agama Islam dapat dipahami sebagai suatu program pendidikan yang
menanamkan nilai-nilai Islam melalui proses pembelajaran, baik dikelas maupun diluar
kelas yang dikemas dalam bentuk mata pelajaran dan diberi nama Pendidikan Agama Islam
(PAI). Dalam kurikulum nasional, mata pelajaran PaI merupakan mata pelajaran wajibpada
sekolah Umum dan dirancakan serta disesuaikan dengan situasi dan kondisi penjejangan
pendidikan. Pada kurikulum 2013 Revisi 2017 mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) menjadi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang merupakan mata pelajaran
nasional kurikulum 2013 dan secara mendasar menumbuh kembangkan akhlak peserta
didik melalui pembiasaan dan pengalaman ajaran Islam secara menyelruh (kaffah). Oleh
sebab itu, Pendidikan Agama Islam (PAI) menjadi Pendidikan Agama Islam (PAI) dan
Budi Pekerti sebagai suatu mata pelajaran diberikan kepada jenjang SD/MI, SMP/MTS,
SMA/MA dan SMK/MAK, baik yang bersifat kurikuler maupun ekstrakurikuler.

B. Objek-Objek Evaluasi Kurikulum PAI

Dengan mengacu kepada beberapa pengertian dari tujuan evaluasi di atas, maka
evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan pendidikan
yang ingin diwujudkan oleh kurikulum tersebut. Misalnya evaluasi kurikulum SD, berarti
tujuan evaluasi tersebut adalah untuk mendapatkan data/informasi yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan sampai sejauhmana tujuan pendidikan SD melalui kurikulum yang
dilaksanakan dapat tercapai.

Dari pengertian evaluasi kurikulum seperti dikemukakan di atas, dilihat dari sasaran
yang harus diketahui dari suatu kegiatan evaluasi, maka evaluasi memiliki peran yang
sangat penting. Tanpa evaluasi tidak akan diperoleh gambaran efisiensi dan efektivitas
kurikulum yang dilaksanakan. Masih beruntung jika kurikulum yang diterapkan bisa
berjalan sesuai dengan yang diharapkan, sebaliknya kerugiannya jika kurikulum tersebut
tidak berjalan sesuai dengan ketentuan, maka yang akan merugi bukan hanya dari segi
materi akan tetapi mutu pendidikan jadi taruhannya. Kurikulum merupakan suatu sistem
yang memiliki komponen-komponen tertentu. Sebagai suatu sistem, setiap komponen harus
saling berkaitan satu sama lain. Manakala salah satu komponen yang membentuk sistem
kurikulum terganggu atau tidak berkaitan dengan komponen lainnya, maka sistem
kurikulum secara keseluruhan juga akan tergganggu.

Agar lebih efektif dan efisien sesuai dengan tujuan evaluasi maka evaluasi kurikulum
mencakup keseluruhan komponen yang ada dalam kurikulum, yakni (1) Komponen tujuan,
dan Komponen isi kurikulum, (2) Komponen strategi pembelajarann, (3) Komponen media,
(4) Komponen proses pembelajaran, dan (5) Komponen hasil yang dicapai.

a. Komponen Tujuan

Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Dalam skala
makro, rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang
dianut masyarakat. Bahkan, rumusan tujuan yang menggambarkan suatu masyarakat yang
dicita-citakan, misalkan, filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat Indonesia adalah
pancasila, maka tujuan yang diharapkan tercapai oleh suatu kurikulum adalah terbentuknya

5
masyarakat yang pancasilais. Menurut Riyanto (2007), Dalam evaluasi kurikulum
komponen tujuan yang dinilai berhubungan dengan tujuan jenjang di atasnya, yaitu tujuan
institusional dan selanjutnya dikaitkan dengan tujuan nasional. Tujuan merupakan acuan
dari seluruh komponen dalam kurikulum. Tujuan, sebagai acuan, terlebih dahulu harus
dirumuskan sehingga dengan jelas menggambarkan apa yang hendak dicapai. Dengan
demikian, evaluasi terhadap tujuan-tujuan tersebut meliputi : segi-segi yang berkaitan
dengan tujuan institusional, ketepatan perumusannya, kesesuaian dengan tarap dan
kebutuhan siswa, kejelasan organisasinya, dan ketepatan urutannya.

b. Komponen Isi/Materi Pelajaran

Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman belajar


yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut semua aspek baik yang
berhubungan dengan pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan pada
isi setiap materi pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa. Baik materi
maupun aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Komponen isi kurikulum, yang menjadi objek evaluasi, bersumber dari garis-garis besar
program pembelajaran, untuk setiap mata pelajaran, yang mencakup pokokpokok bahasan
satuan waktu tertentu. Luas dan dalamnya bahan disesuaikan dengan tujuan. Karena itu,
tujuan dapat menentukan banyak tidaknya bahan yang akan disajikan. Evaluasi terhadap
bahan tersebut dapat dilakukan dengan dua kemungkinan. Pertama, dengan mengevaluasi
butir soal sebanyakbanyaknya sesuai dengan banyaknya tujuan. Hal ini akan membutuhkan
waktu lama. Kedua, mengevaluasi sampel yang mewakili bentuk-bentuk tertentu, sehingga
tidak memerlukan waktu lama. Segi-segi yang dievaluasikan dalam kurikulum meliputi:
segi relevansi dengan tujuan yang telah ditetapkan, kebenaran menurut pandangan yang
berlaku, keluaran dan kedalaman, kebutuhan dan pengalaman siswa, kesesuaian dengan
waktu dan fasilitas yang tersedia.

c. Strategi Pembelajaran

Strategi Pembelajaran Komponen ini merupakan komponen yang memiliki peran yang
sangat penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum. Bagaimana bagus dan
idealnya tujuan yang harus dicapai tanpa strategi yang tepat untuk mencapainya, maka
maka tujuan itu tidak mungkin dapat tercapai. Strategi meliputi rencana, metode dan
perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Dan termasuk dalam
komponen ini adalah evaluasi proses dan hasil belajar dari setiap mata pelajaran. Kriteria
yang dipergunakan dalam evaluasi ini adalah kesesuaian dan ketepatan, kejelasan
rumusannya, dan sebagainya.

d. Media

Komponen media merupakan perantara untuk menjabarkan isi kurikulum secara lebih
terinci sehingga dapat dicerna dengan sebaikbaiknya oleh siswa. Media meliputi, misalnya :
buku pelajaran, modul, pembelajaran berprogram, naskah radio, pendidikan, kaset, video,
film dan sebagainya. Yang dievaluasi dalam komponen media adalah dilihat dari segi
ketetapannya, kesesuaian isi dengan tujuan, kebutuhan dan pengalaman siswa,

6
kesesuaiannya dengan kemampuan dan keterampilan pengajar, ketetapan dilihat dari waktu
dan tempat, dan sebagainya.

e. Proses Pembelajaran
Komponen belajar-mengajar merupakan komponen kurikulum yang nantinya akan
menghasilkan perubahan perilaku (kognitif, afektif dan psikomotorik) para siswa sesual
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan dalam proses belajar-mengajar
merupakan salah satu petunjuk keberhasilan kurikulum. Yang menjadi sasaran evaluasi
adalah keseluruhan proses belajar-mengajar untuk setiap mata pelajaran yang mencakup
perumusan tujuan, pemilihan materi pelajaran, pendekatan dan metode mengajar, kegiatan
belajar, alat-alat pelajaran, evaluasi, dan tindak lanjutnya.
f. Komponen Hasil dan Penunjang

Komponen penunjang merupakan salah satu komponen yang harus dievaluasi. Sebab,
komponen ini berhubungan dengan sistem administrasi dan supervisi, sistem pelayanan
bimbingan dan penyuluhan bagi siswa dan sistem evaluasi.

Evaluasi terhadap komponen penunjang dapat dilihat dari segi ketepatan program,
kesesuaian dengan tujuan, sumbangannya bagi kelancaran pelaksanaan kurikulum,
ketepatan dilihat dari waktu dan tempat, kesesuaian dengan keadaan siswa dan sebagainya.

Hasil yang dicapai dari suatu evaluasi kurikulum sekurang-kurangnya mencakup tiga
hal, yaitu produk, efek dan impact. Produk adalah berupa prestasi belajar yang dicapai
siswa sesuai dengan tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Efek adalah berupa
perubahan perilaku dalam tingkatan yang lebih tinggi, baik pembelajaran maupun siswa.
Impact adalah pengaruh suatu kurikulum pada perkembangan lembaga pendidikan itu
sendiri dan masyarakat di sekitarnya.

Berdasarkan uraian di atas, ternyata evaluasi kurikulum merupakan kegiatan yang


sangat besar artinya dalam pengembangan kurikulum. Evaluasi itu dapat dijadikan dasar
catur balik atau feed back untuk pengembangan kurikulum selanjutnya. Karena itu, evaluasi
harus dapat menunjukkan gambaran yang sebenarnya, sehingga diketahui segi-segi
kekuatan dan kelemahan dari kurikulum yang dilaksanakan. Mengingat pentingnya evaluasi
itu, maka alat yang digunakan dalam evaluasi harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Alat evaluasi harus sesuai dengan sasaran yang hendak dituju

b. Alat yang digunakan harus terpercaya (valid)

c. Alat yang digunakan harus terandalkan (reliable)

d. Alat evaluasi harus signifikan atau dapat dipercaya.

C. Prinsip-prinsip Evaluasi Kurikulum PAI

7
Dalam pelaksanaan evaluasi kadang-kadang dipengaruhi oleh faktor subyektif guru.
Bila ini terjadi maka hasil evaluasi tidak dapat menggambarkan keadaan sebenarnya dari
hasil yang dicapai denagna demikian, bila diinginkan agar hasil evaluasi dapat
menggambarkan keadaan sebenarnya dari hasil belajar atau hasil kurikulum, maka evaluasi
perlu dilakukan secra obyektif.

Berdasarkan penjelasan, dalam melakukan evaluasi kurikulum perlu dipegang prinsip-


prinsip sebagai berikut:

1. Evaluasi mengacu kepada tujuan.

2. Evalusi bersifat komperhensif atau menyeluruh.

3. Evaluasi dilaksanakan secara obyektif.

Agar evaluasi dapat sesuai dengan tujuan dan sasaran, maka evalusi harus mengacu
pada. tujuan Tujuan sebagai acuan ini harus dirumuskan sehingga dengan jelas
menggambarkan apa yang hendak dicapai. Bila tujuan itu ditetapkan dengan taksonomi
Bloom, dapatlah dilakukan kajian tentang pengetahuan apayang telah dimiliki oleh siswa
sebagai hasil belajar, keterampilan apa yang diperoleh, serta sikap bagaimana dimiliki.
Untuk menetapkan alat menilai atau mngukurnya tentu memerlukan rincian lebih jauh
Disini perlu ada kajian lebih mendalam tentang bentukbnetuk atau perjenjangan segi
kognitif, afektif, dan psikomotor dari taksonomi.

Prinsip lain dari penggunaan tujuan sebagai acuan dalam evaluasi adalah bahwa
rumusan itu harus dapat menggambarkan bentuk perilaku yang dapat diukur. Tekanan
utama dalam menentukan bobot sasaran dalam evaluasi banyak ditentukan oleh bentuk
kurikulum yang diterapkan tentu saja pada bentuk subjek centered, berbeda dengan activity
ataupun life curriculum Hal ini juga merupakan salah satu kajian dasar dalam evaluasi. Bila
tujuan itu menentukan luas banyak bahan, akibatnya akan banyak sekali bahan yang harus
dinilai dalam rangka pencapaian tujuan, mungkinkah ini dilakukan. Kemungkinannya ada
dua macam:

1. Melakukan evaluasi dengan butir soal sebanyak-banyaknya sesuai dengan banyaknya


tujuan atau bahan secara kuantitatif.

2. Dapat diambil sampel yang mewakili bentuk bentuk tujuan tertentu.

Berdasarkan pada ketiga prinsip diatas, ternyata pelaksanaan evaluasi merupakan


suatu kegiatan yang sangat besar artinya, dalam pengembangan kurikulum agar data yang
diperoleh itu dapat dijadikan dasar feedback dalam kurikulum, maka alat yang digunakan
dalam evaluasi harus memenuhi kriteria:

1. Alat evaluasi harus sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai

2. Alat yang digunakan harus valid

3. Alat yang digunakan harus terandalkan

8
4. Alat evalusai harus signifikan.5

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Evaluasi kurikulum PAI adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk menentukan taraf
kemajuan suatu pekerjaan di dalam pendidikan Islam yang dimaksudkan untuk memperoleh
informasi tentang pencapaian dan kemajuan siswa yang didasarkan pada kriteria
keberhasilan dan hasilnya digunakan sebagai dasar untuk menentukan siswa yang holeh
melanjutkan ke materi sclanjutnya dan siswa yang bclum mcncapai kctuntasan menapatkan
perbaikan (remidi).

Agar lebih efektif dan efisien sesuai dengan tujuan evaluasi maka evaluasi kurikulum
mencakup keseluruhan komponen yang ada dalam kurikulum, yakni (1) Komponen tujuan,
dan Komponen isi kurikulum, (2) Komponen strategi pembelajarann, (3) Komponen media,
(4) Komponen proses pembelajaran, dan (5) Komponen hasil yang dicapai.

Adapun prinsip-prinsip evaluasi kurikulum PAI diantaranya yaitu memiliki tujuan


tertentu, bersifat komperhensif atau menyeluruh dan dilaksanakan secara obyektif.

Tujuan dan fungsi dari evaluasi kurikulum PAI yaitu untuk memeriksa dan menilai
kinerja kurikulum secara keseluruhan yang ditinjau dari beberapa aspek, yaitu efektivitas,
relevansi, efisiensi, dan kekayaan (feasibility) program. Dan fungsi pengembangan
kurikulum ditujukan untuk perbaikan program, pertanggungjawaban pada berbagai pihak,
serta penentuan tindak lanjut hasil pengembangan.

B. Saran

Dengan dibuatnya makalah ini semoga dapat menambah literasi bagi pembaca dan
penulis tentang evaluasi kurikulum PAI di sekolah/madrasah. Saran dari pembaca sangat
kami butuhkan untuk kebutuhan penulisan makalah yang lebih baik untuk kedepannya.

5
Ibid

9
DAFTAR PUSTAKA

Sahlan, Moh. 2015, Evaluasi Pembelajaran: Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon
Pendidik. Jember: STAIN Jember Press.
Amin, A. Rifqi. 2014. Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan
Tinggi Umum. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Syariffudin. 2018. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Yogyakarta: CV Budi
Utama
Rifa’I, Moh dan Rahmat. 2016. PAI Interdisipliner,(Yogyakarta: CV Budi Utama, 2016)
Hasan. S. Hamid. 1988. Evaluasi Kurikulum. Jakarta: P2LPTK
Sudjana, Nana dan Ibrahim, R. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: PT
Sinar Baru

10

Anda mungkin juga menyukai