MAKALAH
disusun oleh:
Kelompok 5
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan Makalah dalam tugas mata kuliah Kajian
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan kami masih belajar dalam seluruh tataran pembuatan makalah ini. Maka dari itu
kami sangat mengharapkan masukan ataupun saran beserta kritik dan aspek terkait
untuk kemajuan dan semakin berkembangnya daya kualitas dari makalah yang akan
Semoga makalah yang kami buat ini bermanfaat bagi pembaca. Atas segala
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Simpulan......................................................................................................... 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
daya manusia tersebut. Salah satu indikator kualitas pendidikan yang baik adalah
merupakan fungsi dari banyak variable antara lain kemampuan peserta didik,
menyerap lulusan sekolah sebagai hasil kurikulum yang telah mereka jalani dan mutu
masyarakat banyak bergantung pada mutu kurikulum. Orang tua terlibat baik dalam
baik buruknya kurikulum sekolah karena nasib anak mereka, masa depannya,
Ruang lingkup pendidik sangat luas mulai dari masukan (input) proses
sampai hasil (output). Pemerintah juga tentu sangat berkepentingan tentang mutu
kurikulum karena kurikulumlah alat yang paling ampuh untuk membina bangsa dan
1
2
dunia ini. Pemerintah memberikan prioritas yang tinggi kepada pendidikan dengan
mengeluarkan biaya yang banyak demi kepentingan peningkatan mutu bangsa. Biaya
itu akan sia-sia nila kurikulum tidak terjamin mutunya. Sudah selayaknya
hati.
berdikari dan hidup terhormat sebagai manusia dan warganegara. Karena kurikulum
itu sangat pentingnya dan mengenai hidup jutaan manusia kini dan di masa
Untuk mengetahui bahwa proses yang kita lakukan itu sesuai dengan tujuananya
maka harus dilakukan umpan balik. Salah satu umpan balik yang dilakukan adalah
evaluasi.
lembaga lembaga karena dengan laporan itulah orang tua atau wali akan mengetahui
kemajuan belajar, pihak sekolah harus melakukan pengukuran untuk meniai prestasi
3
belajar siswa selama selang waktu tertentu. Malalui laporan belajar para siswa dapat
melihat sejauh mana kemampuan mereka setelah menempuh proses belajar selama
adalah untuk dapat menyatakan nilai ulangan siswa dalam nilai tes siswa dalam suatu
pelajaran itu sekian, guru harus melakukan pengukuran terlebih dahulu dengan alat
ukur buatan sendiri atau yang sudah tersedia. Bila kita menggunakan alat penilaian,
kita perlu ingat bahwa alat ukur itu baik, untuk menjadi baik maka syaratnya adalah
validitas, realiabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda alat ukur itu telah memadai.
Mengingat pentingnya hal itu disini penulis mencoba menjelaskan dan memaparkan
tujuan untuk:
sumber dari Internet yang kemudian di pelajari sesuai dengan tema yang diperlukan.
Juga sumber-sumber lain yang dapat dijadikan referensi makalah yang kami buat ini.
Kami memahami data dan menuliskan kembali pokok-pokok materi dari literatur
tersebut.
Makalah ini terdiri dari tiga bab. Bab I membahas tentang latar belakang,
kurikulum, tujuan dan fungsi evaluasi kurikulum, objek evaluasi kurikulum, prinsip,
5
dan model-model evaluasi kurikulum. Serta Bab III membahas tentang simpulan.
BAB II
PEMBAHASAN
komponen penting dan tahap yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui
keefektifan kurikulum. Hasil yang diperoleh dapat dijadikan balikan (feed-back) bagi
guru dalam memperbaiki dan menyempurnakan kurikulum. Dengan kata lain, bahwa
penetapan mutu terhadap suatu sistem, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu
keputusan.
kedudukan yang sangat penting dan strategis. Sehingga jika seseorang ingin
dahulu tentang evaluasi, karena evaluasi merupakan konsep yang melekat pada
kurikulum. Kedudukan kurikulum dapat dilihat dari dua segi, antara lain: yang
pertama kurikulum merupakan suatu program yaitu terdiri atas serangkaian tindakan
atau kejadian yang telah direncanakan dan disusun melalui proses pemikiran yang
matang. Ciri suatu program adalah sistematik, sistemik dan terencana. Yang kedua
6
7
utama bagi terjadinya proses belajar peserta didik. Meskipun tidak setiap perbuatan
tetapi guru itu sebagai figur sentral yaitu dimana guru harus dapat memilih isi dan
perbuatan belajar peserta didik yang aktif, kreatif, konstruktif, produktif, inovatif, dan
efektif.
yang merupakan dampak tindakan guru sebagai bentuk penguasaan kompetensi yang
didalamnya termasuk menilai proses dan hasil belajar yang berupa dampak
pembelajaran sedangkan dari sisi peserta didik yang melakukan kegiatan belajar,
berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Dampak pembelajaran adalah hasil
yang dapat diukur seperti yang terlihat dalam buku rapor dan ijazah. Dan dampak
pembelajaran.
efisiensi sistem kurikulum, baik yang menyangkut tentang tujuan, isi/materi, strategi,
bidang atau kegiatan mempunyai tujuan evaluasi yang berbeda. Dalam kegiatan
dengan sebaik-baiknya. Begitu juga dalam kegiatan supervisi, tujuan evaluasi adalah
sekolah. Dalam kegiatan seleksi, tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui tingkat
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai dari test untuk jenis pekerjaan atau
jabatan tertentu.
Kurikulum, fungsi evaluasi dapat dilihat dari jenis evaluasi, yaitu evaluasi formatif
dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif berfungsi untuk perbaikan dan pengembangan
bagian tertentu atau sebagian besar bagian kurikulum yang sedang dikembangkan,
sistem secara keseluruhan. Fungsi ini baru dapat dilaksanakan apabila pengembangan
suatu kurikulum telah dianggap selesai. Sementara itu, Stufflebeam dalam Konsep
Menurut Zainal Arifin (2009) fungsi evaluasi dapat dilihat dari kebutuhan
peserta didik dan guru, yaitu yang pertama secara psikologis, peserta didik selalu
butuh untuk mengetahui hingga mana kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai. Mereka masih mempunyai sikap dan moral yang
untuk mengadakan orientasi pada situasi tertentu. Pada umumnya mereka tidak
berpegang pada pedoman yang berasal dari dalam dirinya, melainkan mengacu pada
norma-norma yang berasal dari luar dirinya. Dalam kegiatan kurikulum, peserta didik
kemampuan peserta didik untuk terjun ke masyarakat. Mampu dalam arti bahwa
evaluasi berfungsi untuk membantu guru dalam menempatkan peserta didik pada
evaluasi berfungsi untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik dalam menempuh
untuk memberikan laporan tentang kemajuan peserta didik kepada orang tua, pejabat
pemerintah yang berwenang, kepala sekolah, guru-guru dan peserta didik itu sendiri.
Hasil evaluasi dapat memberikan gambaran secara umum tentang semua hasil usaha
Objek evaluasi harus berhubungan dengan kegiatan nyata dan telah terjadi
karena tidak mungkin orang melakukan evaluasi terhadap sesuatu yang masih dalam
pikiran teoritis atau angan-angan, kecuali orang tersebut melakukan penelitian. Objek
evaluasi harus bertitik tolak dari tujuan evaluasi itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar
apa yang dievaluasi relevan dengan apa yang diharapkan. Objek evaluasi kurikulum
dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu (a) dimensi-dimensi kurikulum, mencakup
kurikulum, mencakup tujuan, isi, proses (metode, media, sumber, lingkungan), dan
mencakup tahap perencanaan (Silabus dan RPP), pelaksanaan (sekolah dan di luar
kurikulum yang telah ditentukan, kemampuan awal (entry behavior) peserta didik,
kemampuan profesional guru, sarana dan prasarana, waktu, dan sumber informasi.
Yang kedua kategori proses, meliputi koherensi antara unsur-unsur dalam program
kemampuan peserta didik, jumlah lulusan, penyerapan dalam dunia kerja, kesesuaian
Untuk memperoleh hasil evaluasi yang lebih baik, maka evaluasi kurikulum harus
2. Komprehensif, artinya objek evaluasi harus diambil secara menyeluruh sebagai bahan
evaluasi. Misalnya, jika objek evaluasi itu adalah peserta didik, maka seluruh aspek
3. Adil dan objektif, artinya proses evaluasi dan pengambilan keputusan hasil evaluasi
harus dilakukan secara adil, yaitu keseimbangan antara teori dan praktik,
12
sendiri. Semua peserta didik harus mendapat perlakuan yang sama. Guru juga
hendaknya bertindak secara objektif, yaitu menilai apa adanya sesuai dengan fakta
yang ada, sesuai dengan kemampuan peserta didik dan tanpa pilih kasih.
4. Kooperatif, artinya kegiatan evaluasi harus dilakukan atas kerja sama dengan semua
pihak, seperti orang tua, guru, kepala sekolah, pengawas, termasuk dengan peserta
didik itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar semua pihak merasa puas dengan hasil
dirancang sedemikian rupa, sehingga jelas tujuan dan kegunaan, objek evaluasinya,
instrumen evaluasi, dan interpretasi hasil evaluasi. Evaluasi harus menjadi bagian
berbagai instrumen agar memperoleh hasil yang objektif. Pemilihan instrumen harus
kreativitas peserta didik. Objek evaluasi harus menyeluruh. Evaluasi harus mengacu
pada prinsip diferensiasi, yaitu memberikan peluang kepada peserta didik untuk
menunjukkan apa yang diketahui, apa yang dipahami, dan apa yang dapat dilakukan.
Evaluasi tidak bersifat diskriminasi, artinya guru harus bersikap adil, jujur, dan tidak
mebeda-bedakan semua peserta didik, serta bertanggung jawab kepada semua pihak.
13
Evaluasi harus diikuti dengan tindak lanjut. Evaluasi harus berorientasi pada
Dilihat dari kurikulum sebagai suatu program maka terdapat jenis evaluasi
dikembangkan.
b. Evaluasi monitoring
sasaran secara efektif, dan apakah kurikulum terlaksana sebagaimana mestinya. Hasil
c. Evaluasi dampak
oleh suatu kurikulum. Dampak ini dapat diukur berdasarkan kriteria keberhasilan
d. Evaluasi efisiensi-ekonomis
14
itu, diperlukan perbandingan antara jumlah biaya, tenaga dan waktu yang diperlukan
dalam kurikulum dengan kurikulum lainnya yang memiliki tujuan yang sama.
analisis data untuk membuktikan nilai dan efektikitas kurikulum. Berikut adalah
yang diperlukan, merinci prosedur sampling yang akan digunakan, merinci kondisi
informasi.
15
d. Analisis informasi, dilakukan dengan cara merinci prosedur analisis yang akan
evaluasi kurikulum, yaitu keterkaitan antara evaluasi dengan kurikulum itu sendiri
1. Pendekatan Pre-Ordinate
pada waktu kegiatan evaluasi belum dilaksanakan. Kritertia ini bersifat mengikat
karena dipergunakan sejak awal ditetapkan sampai kegiatan evaluasi selesai. Kedua,
kriteria pre-ordinate ini banyak digunakan untuk kurikulum sebagai hasil belajar
pre-ordinate ini, maka ia harus meneliti terlebih dahulu karakteristik alat evaluasi
yang ada tersebut dan membandingkannya dengan karakteristik kurikulum yang akan
dengan karakteristik evaluan, maka sebaiknya ia mencari alat lain yang lebih sesuai.
2. Pendekatan Fidelity
evaluator terjun ke lapangan. Jika dilihat dari alat evaluasi yang sudah siap sebelum
keduanya terdapat perbedaan prinsip mengenai hakikat alat evaluasi yang digunakan.
kurikulum itu sendiri, dan informasi yang dikumpulkan evaluator langsung dapat
3. Pendekatan Proses
baru tentang evaluasi dan penggunaan metode naturalistic atau kualitatif atau disebut
juga dengan nama fenomenologi. Dasar pemikiran pendekatan ini adalah adanya
mengumpulkan data sering kali dirasakan tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan.
hanya menjadi objek evaluasi dan tidak mendapatkan tempat yang sewajarnya.
peduli dengan masalah yang dihadapi oleh para pelaksana kurikulum di lapangan, dan
4. Pendekatan Gabungan
gabungan, yaitu suatu kriteria baik yang dikembangkan dari karakteristik kurikulum
perilaku baik dalam jenis maupun dalam besarnya yang terjadi pada guru dan
dan fidelty implementasi yang menyatakan seberapa jauh kurikulum sebagai rencana
evaluator mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang objek evaluasi sehingga