EVALUASI KURIKULUM
KELOMPOK 3:
Nuraisyah (4201131022)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Evaluasi
Kurikulum ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas dosen pengampu pada mata kuliah Telaah Kurikulum . Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang guru dan kurikulum bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
1.3 Tujuan.............................................................................................................................. 2
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kurikulum sangat penting bagi masyarakat karena masyarakat harus menyerap
lulusan sekolah sebagai hasil kurikulum yang telah mereka jalani dan mutu masyarakat
banyak bergantung pada mutu kurikulum. Orang tua terlihat baik dalam baik buruknya
kurikulum sekolah karena nasib anak mereka, masa depannya. Perkembangan sebagai
manusia banyak ditentukan oleh kurikulum. Kurikulum tidak kurang pentingnya bagi anak
didik sendiri karena menyangkut nasib dirinya sendiri, masa depannya, cita-citanya menjadi
manusia, dan hidup terhormat sebagai manusia serta berwarganegara. Untuk mengetahui
bahwa proses yang kita lakukan itu sesuai dengan tujuannya maka harus dilakukan umpan
balik. Salah satu umpan balik yang dilakukan adalah evalusi. Evaluasi merupakan suatu
proses untuk mengumpulkan, menganalisa dan menginterpretasi informasi untuk mengetahui
tingkat pencapaian tujuan pembelajaran oleh peserta didik. Dalam pengembangan kurikulum
evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan tahap yang harus ditempuh oleh guru
untuk mengetahui keefektifan kurikulum. Hasil yang diperoleh dapat dijadikan tulisan (feed-
back) bagi guru dalam memperbaiki dan menyempurnakan kurikulum. Adapun pemahaman
tentang evaluasi kurikulum dapat berbeda-beda sesuai dengan pengertian kurikulum yang
beragam menurut para ahli kurikulum.
Evaluasi dalam pendidikan merupakan salah satu komponen yang tak kalah penting
dengan proses pembelajaran. Ketika proses pembelajaran dipandang sebagai proses
perubahan tingkah laku siswa, peran evaluasi proses pembelajaran menjadi sangat penting.
Sistem evaluasi yang baik akan mampu memberikan gambaran tentang kualitas pembelajaran
sehingga pada gilirannya akan mampu membantu pengajar merencanakan strategi
pembelajaran. Bagi peserta didik sendiri, sistem evaluasi yang baik akan mampu memberikan
motivasi untuk selalu meningkatkan kemampuannya. Evaluasi yang tak direncanakan dengan
baik tentunya akan menghasilkan informasi yang kurang akurat terkait keberhasilan belajar
siswa. Oleh karena itu guru dalam melakukan evaluasi kurikulum perlu memperhatikan
aspek-aspek evaluasi kurikulum yang terdiri dari evaluasi sikap (efektif), evaluasi
pengetahuan (kognitif), dan evaluasi keterampilan (psikomotorik). Implementasi di sekolah,
tak jarang evaluasi yang dilakukan tidak dipersiapkan dan direncanakan dengan berpedoman
pada kisi-kisi sehingga tidak sedikit guru seringkali mengalami kesulitan dalam
mengidentifikasi secara spesifik kompetensi yang dimasukkan ke dalam program remedial
pembelajaran.
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini ialah:
1) Apakah pengertian evaluasi kurikulum ?
2) Apa tujuan dan fungsi evaluasi kurikulum?
3) Bagaimana kedudukan evaluasi dalam kurikulum beserta objeknya?
4) Bagaimana instrumen evaluasi kurikulum untuk pengembangan kurikulum?
5) Bagaimana peranan guru dalam pengembangan evaluasi kurikulum?
6) Apa saja prinsip, jenis, dan desain evaluasi kurikulum?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah:
1) Mengetahui pengertian evaluasi kurikulum
2) Mengetahui tujuan dan fungsi evaluasi kurikulum
3) Menjelaskan kedudukan evaluasi dalam kurikulum beserta objeknya
4) Menjelaskan instrumen evaluasi kurikulum untuk pengembangan kurikulum
5) Menjelaskan peranan guru dalam pengembangan evaluasi kurikulum?
6) Menegtahui prinsip, jenis, dan desain evaluasi kurikulum
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Tujuan Evaluasi Kurikulum
Menurut Nasution (2010: 88), evaluasi kurikulum bermacam-macam tujuannya. Yang
paling penting di antaranya ialah:
1. Mengetahui hingga manakah peserta didik mencapai kemajuan ke arah tujuan yang
telah ditentukan.
2. Menilai efektivitas kurikulum.
3. Menentukan faktor biaya, waktu, dan tingkat keberhasilan kurikulum.
Hamid Hasan (2009: 42-43) secara mendasar tujuan suatu pekerjaan evaluasi
kurikulum, dan evaluasi lainnya, bersifat praktis. Tujuan tersebut dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
4
6. Sebagai umpan balik semua pihak yang berkepentingan dalam pendidikan di sekolah,
seperti; orang tua, tenaga pendidik, pengembang kurikulum, untuk perguruan tinggi,
pemakai lulusan, untuk orang yang mengambil kebijakan pendidikan termasuk juga
untuk masyarakat.
5
dalamnyaproses penerimaan, peng-olahan, penyimpanan, dan perolehan kembali
informasi dari sistem memori (akal) manusia. Dalam mengetes kecakapan evaluasi,
Nana Sudjana menawarkan setidak-tidaknya enam kategori harus dimiliki seseorang
yaitu:
a. Dapat memberikan evaluasi tentang ketepatan suatu karya atau dokumen;
b. Dapat memberikan evaluasi satu sama lain antara asumsi, evidensi, dan kesimpulan;
c. Dengan kecakapan ini, diharapkan seseorang mampu mengenalbagian-bagianserta
keterpaduannya;
d. Dapat memahami nilai serta sudut pandang yang dipakai orangdalam mengambilsuatu
keputusan;
e. Dapat mengevaluasi suatu karya dengan memperbandingkannya dengan karya la-in
yang relevan;
f. Dapat mengevaluasi suatu karyadengan menggunakan suatu kriteria yang
telahditetapkan;
g. Dapat mengevaluasi suatu karya dengan menggunakan sejumlah criteria
yangeksplisit.
2. Ranah Afektif
Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti
perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru, dan teman-
teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial. Daryanto mengemukakan ranah
afektif meliputi lima kemampuan yaitu:
a. Menerima (receiving). Dalam kondisi ini, peserta didik memiliki kesediaan atau
kemauan untuk ikut dalam fenomena atau stimulus khusus (kegiatan dalam
kelas,musik, baca buku dan lain sebagainya). Sikap ini memperlihatkan adanya minat
peserta didik untuk melakukan sesuatu.
b. Menjawab (responding). Kondisi ini berkaitan dengan partisipasi peserta didik. Pada
tingkat ini, peserta didik tidak hanya menghadiri suatu fenomena tertentu,tetapi juga
mereaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Hasil belajar dalam jenjang ini dapat
menekankan kemauan untuk menjawab (misalnya secara suka rela membaca buku
tanpa ditugaskan) atau kepuasan dalam menjawab (misalnya untuk kenikmatan atau
kegembiraan.)
c. Menilai (valuing).Jenjang ini bertalian denga nilai yang dikenakan siswa terhadap
suatu objek, fenomena, atau tingkah laku tertentu. Jenjang ini mulai dari hanya
6
sekedar penerimaan nilai (ingin memperbaiki keterampilan dan komitmen yang lebih
tinggi.
d. Organisasi (organization).Tingkat ini berhubungan dengan menyatukan nilai-nilai
yang berbeda, menyelesaikan/memecahkan konflik di antara nilai-nilai itu dan mulai
membentuk suatu sistem nilai yang konsisten secara internal.
e. Karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai (characterization by a value
orvalue compelx). Hasil belajar meliputi sangat banyak kegiatan, tetapi penekanan
lebih besar diletakkan pada kenyataan bahwa tingkah laku itu menjadi ciri khas atau
karakteristik peserta didik.
3. Ranah Psikomotorik
Evaluasi dalam aspek psikomotoris dapat dibagi atas lima taraf, yaitu: (a) per-sepsi; (b)
kesiapan; (c) gerakan terbimbing; (d) gerakan terbiasa yakni terampil melakukan suatu
perbuatan, dan (e) gerakan kompleks. Versi lain membagi hasil belajar psikomotoris
dibagi menjadi beberapa tingkatan keterampilan yaitu:
a. Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar);
b. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar;
c. Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual auditif,motoris,
dan lain-lain;
d. Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan;
e. Gerakan-gerakanskill,mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keteram-pilan
yang kompleks;
f. Kemampuan yang berkenan dengan komunikasi.
7
• Upaya perbaikan kualitas belajar.
b. Non-tes
Yang termasuk dalam kelompok non-tes adalah skala sikap, penilaian, pedoman
observasi, wawancara, angket, pemeriksaan dokumen dan sebagainya.
Untuk melakukan evaluasi kurikulum secara komprehensif diperlukan instrumen yang
tepat sesuai dengan domain yang hendak dievaluasi. Pengembangan instrumen evaluasi
dengan menggunakan tes telah banyak dilakukan oleh para ahli. Instrumen ini hanya cocok
untuk mengukur domain kognitif dan sebagian psikomotor. Untuk mengukur domain efektif
dan sebagian psikomotor diperlukan pengembangan instrumen evaluasi notes (alternatif test).
Pengembangan instrumen ini relatif lebih sulit dibandingkan dengan pengembangan
instrumen evaluasi tes. Untuk itu, diperlukan kajian yang saksama dalam menurunkan
domain efektif ke dalam aspek-aspek yang spesifik untuk dapat mengembangkan instrumen
yang valid dan reliable.
8
Setiap program evaluasi kurikulum terarah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
secara jelas dan spesifik. Tujuan-tujuan itu pula yang mengarah kegiatan-kegiatan
sepanjang proses evaluasi kurikulum itu dilaksanakan.
2. Evaluasi kurikulum harus bersifat objektif
Pelaksanaan dan hasil evaluasi kurikulum harus bersifat objektif, berpijak pada apa
adanya dan bersumber dari data yang nyata dan akurat yang diperoleh melalui instrumen
yang terandalkan.
3. Evaluasi kurikulum bersifat komprehensif
Pelaksanaan evaluasi mencakup semua dimensi atau aspek yang terdapat dalam ruang
lingkup kurikulum. Seluruh komponen kurikulum harus mendapatkan perhatian dan
pertimbangan secara seksama sebelum pengambilan keputusan.
4. Evaluasi kurikulum dilaksanakan secara kooperatif
Tanggung jawab dalam perencanaan, pelaksanaan, dan keberhasilan suatu program
evaluasi kurikulum merupakan tanggung jawab bersama pihak-pihak yang terlibat dalam
proses pendidikan seperti guru, kepala sekolah, pemilik, orangtua, bahkan siswa sendiri di
samping menjadi tanggung jawab utama lembaga penelitian dan pengembangan.
5. Evaluasi kurikulum harus dilaksanakan secara efesien
Pelaksanaan evaluasi kurikulum harus memperhatikan faktor efesiensi, khususnya dalam
penggunaan waktu, biaya, tenaga, peralatan yang menjadi unsur penunjang, dan oleh
karenanya harus diupayakan agar hasil evaluasi lebih tinggi atau paling tidak berimbang
dengan material yang digunakan.
6. Evaluasi kurikulum dilaksanakan secara berkesinambungan
Hal ini perlu mengingat tuntutan di dalam dan di luar sistem sekolah yang meminta
diadakannya perbaikan kurikulum. Untuk itu, peran guru dan kepala sekolah sangat
penting karena merekalah yang paling mengetahui tentang keterlaksanaan dan
keberhasilan kurikulum serta permasalahan yang dihadapi.
Jenis evaluasi berdasarkan tujuan, dibedakan atas tujuh jenis evaluasi, yaitu sebagai
berikut:
9
Kegiatan pre-test dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai penyajian
baru, tujuannya ialah untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan
yang akan disajikan. Sedangkan post test adalah kebalikan dari pretest yakni kegiatan
evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi, tujuannya adalah
untuk mengetahui taraf pengetahuan siswa atas materi yang diajarkan.
2. Evaluasi Diagnostic
Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran evaluasi ini
bertujuan untuk mengidentifikasi atau menelaah kelemahan-kelemahan siswa beserta
faktor-faktor penyebabnya.
3. Evaluasi Selektif
Evaluasi selektif adalah evaluasi yang digunakan untuk memilih siswa yang paling
tepat atau sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
4. Evaluasi Penempatan
Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa
dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa.
5. Evaluasi Formatif
Evaluasi jenis ini dapat dipandang sebagai “ulangan” yang dilakukan pada setiap akhir
penyajian satuan pelajaran atau modul evaluasi ini bertujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan proses belajar dan mengajar.
6. Evaluasi Sumatif
Ragam penilaian sumatif dapat dianggap sebagai “ulangan umum” yang dilakukan
untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode
pelaksanaan proses pengajaran atau disebut juga dengan evaluasi yang dilakukan untuk
menentukan hasil dan kemajuan belajar siswa. Evaluasi ini lazim dilakukan pada setiap
akhir semester atau akhir tahun ajaran hasilnya dijadikan bahan laporan resmi
mengenai kinerja akademik siswa dan bahan penentu naik atau tidaknya siswa kelas
yang lebih tinggi.
7. Ujian Nasional (UN)
Ujian nasional UN pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif yaitu sebagai alat
penentu kenaikan status siswa.
10
B. Jenis Evaluasi berdasarkan Sasaran
1. Evaluasi Konteks
Mengukur konteks program baik mengenai rasional tujuan latar belakang program
maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul dalam perencanaan.
2. Evaluasi Input
Evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya maupun strategi
yang digunakan untuk mencapai tujuan.
3. Evaluasi Proses
Evaluasi yang ditujukan untuk melihat proses pelaksanaan baik mengenai kelancaran
proses sesuai dengan rencana faktor pendukung dan faktor hambatan yang muncul
dalam proses pelaksanaan dan sejenisnya/
4. Evaluasi Hasil atau Produk
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar untuk
menentukan keputusan akhir diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan, atau dihentikan.
5. Evaluasi Hasil Pembelajaran
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut ya ini evaluasi
lulusan setelah terjun ke masyarakat.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam pengembangan kurikulum evaluasi merupakan salah satu komponen penting
dan tahap yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan kurikulum. Evaluasi
kurikulum adalah suatu tindakan pengendalian penjaminan dan penetapan mutu kurikulum
berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu sebagai bentuk akuntanbilitas pengembangan
kurikulum dalam rangka menentukan keefektifan kurikulum. Berhasil atau tidaknya
pendidikan dalam mencapai tujuannya dapat dilihat setelah dilakukan evaluasi terhadap
output atau lulusan yang dihasilkannya. Jika output lulusan, hasilnya sesuai dengan apa yang
telah digariskan dalam tujuan pendidikan, maka usaha pendidikan itu dapat dinilai berhasil,
tetapi sebaliknya, maka ia dinilai gagal. Dalam bidang pendidikan evaluasi kurikulum
merupakan kegiatan wajib bagi setiap insan yang berkecimpung dalam bidang pendidikan.
Sebagai seorang pendidik, proses evaluasi pembelajaran berguna dalam hal pengambilan
keputusan kedepan demi kemajuan anak didik khususnya dan dunia pendidikan pada
umumnya.
3.2 Saran
Kami harapkan dari pembuatan makalah tentang Evaluasi Kurikulum ini pembaca
dapat memahami definisi dari evaluasi kurikulum tersebut, serta memahami fungsi, tujuan,
dimensi, prosedur, serta prinsip dari evaluasi kurikulum itu sendiri.
13
DAFTAR PUSTAKA
Ratnawulan, E., & Rusdiana. (2014). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Pustaka Setia .
14