Anda di halaman 1dari 15

PERJALANAN SESEORANG BERMASYARAKAT

Tema Bermasyarakat dan Berkebudayaan

LAPORAN
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar (ISD)
dosen pengampu
Arif Rahman S., S.Si., M.Si.

disusun oleh
Ani Mahisarani
14210617889
6D-Matematika PGSD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) SEBELAS APRIL SUMEDANG
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan Laporan Hasil Wawancara dalam tugas mata
kuliah Ilmu Sosial Dasar yang bertema Bermasyarakat dan Berkebudayaan
dengan baik. Dan saya ucapkan banyak terimakasih kepada rekan-rekan yang telah
membantu dalam proses wawancara berlangsung.
Saya menyadari dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari kata sempurna
dan saya masih belajar dalam seluruh tataran pembuatan laporan ini. Maka dari itu
saya sangat mengharapkan masukan ataupun saran beserta kritik dan aspek terkait
untuk kemajuan dan semakin berkembangnya daya kualitas dari laporan yang akan
saya buat untuk selanjutnya.
Semoga laporan yang saya buat ini bermanfaat bagi pembaca. Atas segala
saran dan bantuan, saya sampaikan terima kasih.

Sumedang, 19 Maret 2017

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2 Tujuan Wawancara......................................................................................... 2
1.3 Topik Wawancara........................................................................................... 3
1.4 Waktu dan Tempat Wawancara....................................................................... 4
BAB II HASIL WAWANCARA
2.1 Narasumber.....................................................................................................
2.2 Pewawancara..................................................................................................
2.3 Hasil Wawancara............................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan.........................................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN
4.1 Penghargaan Narasumber................................................................................
4.2 Dokumentasi Narasumber...............................................................................
4.3 Dokumentasi Narasumber dengan Pewawancara............................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Telah diketahui bahwa di era moderniasi ini telah memengaruhi seseorang
menjadi pelaku individualis, artinya kini anak-anak muda zaman sekarang kurangnya
bermasyarakat dan berkebudayaan. Dengan mengetahui perjalanan seorang yang
bermasyarakat dan berkebudayaan (tokoh masyarakat) dapat merasakan serta
timbulnya rasa untuk berkecimbung di kemasyarakatan dan melestarikan kebudayaan.
Topik yang dijadikan dalam wawancara ini adalah berdasarkan dosen
pengampu mata kuliah Ilmu Sosial Dasar. Laporan ini dibuat agar

1.2 Tujuan Wawancara


Tujuan wawancara ini yaitu untuk mengetahui bagaimana perjalanan
seseorang dalam bermasyarakat dan berkebudayaan.

1.3 Topik Wawancara


Bermasyarakat dan Berkebudayaan

1.4 Waktu dan Tempat Wawancara


hari, tanggal : Sabtu, 18 Maret 2017
tempat : Pujasera Sawo Polo.
pukul : 13.00 WIB
1.5
BAB II
HASIL WAWANCARA

2.1 Narasumber
Nama Lengkap : Hendra Nugraha Dwi Atmaja

Nama Panggilan : Kang Hendra

Tempat, Tanggal Lahir : Sumedang, 9 april 1981

Alamat Rumah : -Jl. Prabu Geusan Ulun No. 124 Sumedang

-Jl. Mayor Adburahman No. 130 Sumedang

-Jl. Kutamaya No. 1 Sumedang

-Jl. Batu Indah 4 No. 2B Batununggal, Buah Batu,


Bdg.

Anak ke : 3 dari 3 bersaudara

Nama Orang Tua : Alm. H. Cecep Muhammad Yusuf Sonjaya

Hj. Tati Nurhayati Maryam

Pekerjaan : Bsinis/usaha sebagai konsultan dari hasil perkebunan,

Bidang kuliner, percetakan, advertising, dan potografi.

Alamat usaha :Bandung, Sumedang, Tegal, Bogor, Majalengka dan


Kuningan.

Riwayat Pendidikan : -SDN Gudang Kopi 1 Sumedang

-SMPN 2 Sumedang

-SMAN 1 Sumedang

-UPI Teknologi Pendidikan (2002)

- UNISBA - Teknik Industri (2003)


- Stufi UNPAD Sematografi (2005)

Pengalaman : -OSIS

-Pramuka

-Koperasi

-Ketua HIPMI Kabupaten Sumedangj

-Ketua Askenda Jawa Barat

-Local Presiden Junior Kender Internasional di


Sumedang

-Sumedang Creativity Forum, Jatinangor

Penghargaan : Pemuda Pelopor Sidang Dari Bupati Sumedang (Pa


Don Dan Pa Ending) sebagai Aktivis Social.

2.2 Pewawancara
Nama Lengkap : Ani Mahisarani

Nama Panggilan : Ani

Tempat, Tanggal Lahir : Garut, 26 November 1995

Alamat Rumah : Desa Margamulya, Cimalaka. Kab. Sumedang

2.3 Hasil Wawancara


Dalam bermasyarakat, Kang Hendra adalah salah satu aktivis social.
Menurutnya bahwa organisasi hanya sebagai tools atau alat. Beliau menjadi pengurus
di hipmi, didalam Hipmi itu terdapat turunan peduli sumedang dan peduli Jawa Barat.
Hal tersebut adalah program yang berhubungan dengan sosial. Beliau mengatakan
bahwa Hipmi adalah orang pertama yang datang ke lokasi Tanjungmedar dimana ada
masalah yang mengenai epat orang anak yang terlantar.
Selain di Hipmi, beliau pengurus rumah imperium juga bersama kang Reza
Zaki. Meraka akan mengadakan sekolah negarawan gratis, hafiz gratis. Caranya
dengan melakukan perdayaan kepada anak-anak dibawah usia 15 tahun untuk dapat
mempelajari baca al-quran gratis dan mengadakan pulsa sampah yang bekerja sama
dengan pihak indosat. Banyak beberapa kegiatan social yang bersentuhan dengan
masyarakat secara langsung, tutur beliau.
Mengulas tentang kebudayaan, beliau mengatakan bahwa Budaya dengan
masyarakat adalah dua hal yang tidak bisa di pisahkan. Ada peribahasa dimana bumi
dipijak disitu langit dijungjung. Beliau adalah orang yang memiliki prinsip tentang
budaya. Kebetulan beliau pernah mendengar bahwa Rumah Makan Kampung Tahu
berencana pindah, usul beliau bekas rumah makan ini akan dijadikan tempat ruang
kebudayaan. Jadi tempat orang berekspresi misalnya pencak silat, baca puisi, dan
sebagainya.
Disuatu kebudayaan sendiri, beliau memandang bahwa Sumedang sudah
mencanangkan Sumedang Puseur Budaya Sunda tetapi beliau pikir hal itu belum
ngena. Karena beliau pikir masih setengah dalam menjalankan Sumedang Puseur
Budaya Sunda. Jadi para penggarap di Sumedang terlihat agak kurang kinerjanya.
Versi beliau terhadap pemda Sumedang itu adalah kurangnya ruang publik bagi para
budayawan untuk mengekspresikan keahlian para budayawan di Kabupaten
Sumedang ini.
Beliau sudah banyak melakukan audiensi-audiensi dengan pihak pemerintah
dan komunitas Kabupaten Sumedang mengenai kurangnya ruang public. Yang sedang
beliau lakukan sekarang adalah mengumpulkan beberapa komunitas Kabupaten
Sumedang dalam sebuah forum yaitu Sumedang Creativity Forum yang
anggotanya terdiri dari pengusaha, guru, budayawan, seniman dan sebagainya yang
rencananya akan ditempatkan di bekas rumah makan kampung tahu. Beliau sudah
mengagendakan pertemuan budayawan-budayawan Kabupaten Sumedang dalam
waktu satu minggu sekali, karena beliau pikir mereka perlu di apresiasi tidak hanya
sekedar diakui keberadaannya.
Dalam menyinggung perkembangan masyarakat dan kebudayaan pada
zaman dulu dan sekarang beliau berpandangan pasti adanya perbedaan, menurutnya
sekarang dunia sudah diatas jempol seolah-olah dikendalikan dengan dua jempol kita.
Semuanya sudah serba modern dan digital. Jadi terkadang budaya itu sekarang
dianalogikan dengan istilah sekedar bumbu saja. Zaman dulu budaya itu benar-benar
dipegang teguhkan sebagai bagian dari tata laku, tata kehidupan. Beliau pikir bahwa
sekarang, banyak sekali yang melecehkan budaya itu sendiri, ibaratnya seperti
pepatah orang dulu (pamalian) sekarang anak muda menentang itu, berarti adanya
kemunduran dalam budaya.
Beliau mengeluarkan mengenai solusinya agar tidak terjadinya kemunduran
kebudayaan yaitu harus adanya sebuah ingkubator untuk merawat budaya-budaya
dahulu supaya tidak hilang. Lalu apa yang akan kita ceritakan kepada anak cucu kita
kalau budaya yang dulunya kuat tetapi sekarang malah hilang, tanya beliau.
Ketika saya menanyakan mengenai konflik yang pernah terjadi di Sumedang, beliau
mengatakan bahwa dulu beliau pernah mengetahui adanya bentrokan suku di
Sumedang yaitu antar suku pendatang dengan suku pendatang. Hal itu bisa
diselesaikan dengan arif dan bijaksana, katanya. Untuk turun langsung memecahkan
masalah, beliau hanya dapat memberikan ide-idenya lewat tulisan tangan, beliau
adalah penulis dan beliau adalah aktivis media social. Beliau pernah beberapa kali
membuat tulisan di surat kabar. Jadi menurut beliau kalau tidak menggunakan pistol
kenapa tidak menggunakan pena saja untuk menyelesaikan masalah tersebut. Jadi
artinya kita meluangkan ide-ide tidak perlu teriak-teriak tetapi juga bisa
menggunakan tulisan kita. Kadang teriak-teriak itu malah ambigu, menurut beliau.
Menurut cerita dari beliau bahwa bentrokan itu terjadi masalahnya terletak di
SARA. Dulu pernah ada yang menantang jagoan kota Sumedang. Akhiranya jawara2-
jawara Sumedang tersinggung tetapi yang melawan itu adalah suku Madura.
Masalahnya terselesaikan setelah pribuminya mendamaikan. Menurut pandangan
beliau, bahwa karakter orang Sumedang lebih adem. Karena dulu sejarahnya orang-
orang Sumedang pro dengan koloneal dan pro dengan belanda. Beliau adalah salah
satu orang yang membuat tulisan tentang Pangeran Kornel Bersalaman dengan
Dendles. Menurutnya tidak ada bukti secara kongkrit bahwa Pangeran Kornel
bersalaman dengan Dendles. Karena beliau tidak menemukan data-data tersebut di
dokumen Belanda. Karena beliau sangat pandai membaca. Bahkan dirumahnya
terdapat sebuah perpustakaan buku. Buku apapun beliau baca hingga ke buku
kedokteran.
Harapan beliau menjadi tokoh masyarakat yaitu beliau tidak pernah bercita-
cita menjadi seseorang di Kota Sumedang, beliau bukan orang politik, karena beliau
tidak menyukai politik. Beliau benar-benar orang aktivis social dan berkecimpung di
bidang usaha. Cita-cita beliau adalah ingin membangun ruang publik di kota
Sumedang sebanyak-banyaknya, karena Sumedang memiliki kekurangan ruang
publik. Beliau termasuk salah satu orang pencetus ide awal pembuatan design alun-
alun Sumedang, pembuatan taman film di bunderan polres ide awalnya dari beliau,
dan alun-alun tegalkangong pun sama. Katanya beliau sedang mengagendakan
gedung GIM untuk menjadi gedung berlantai 7 yang terdapat hotelnya, ruang okp
(untuk organisasi) untuk memperluas ruang publik menurutnya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Banyak beberapa kegiatan social yang bersentuhan dengan masyarakat
secara langsung salah satunya Rumah Imperium. Budaya dengan masyarakat adalah
dua hal yang tidak bisa di pisahkan. Ada peribahasa dimana bumi dipijak disitu
langit dijungjung. Budayawan-budayawan Kabupaten Sumedang perlu di apresiasi
tidak hanya sekedar diakui keberadaannya. Sekarang dunia sudah diatas jempol
seolah-olah dikendalikan dengan dua jempol kita. Semuanya sudah serba modern dan
digital. Jadi terkadang budaya itu sekarang dianalogikan dengan istilah sekedar
bumbu saja. Zaman dulu budaya itu benar-benar dipegang teguhkan sebagai bagian
dari tata laku, tata kehidupan. Sekarang, banyak sekali yang melecehkan budaya itu
sendiri, dan terjadi kemunduran dalam budaya.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PENGHARGAAN NARASUMBER

Sumber: Instagram

Keterangan: Untuk bukti penghargaan hanya dapat dicantumkan satu saja. Karena berbagai
kesibukannya, narasumber belum bisa mengirimkan bukti penghargaan.
DOKUMENTASI NARASUMBER

Foto Bersama Ketua Kadin Jawa Pleno Pengurus HIPMI


Barat

Foto Bersama Gubernur Jawa Barat


Kongres Dunia JCI di Jepang

Foto Bersama di acara Kongres KA Paguyuban Pasundan


World Congress - Japan Foto Bersama

Pengunjungan anak-anak diduga terlantar ditinggal kerja orangtuanya


DOKUMENTASI PEWAWANCARA DENGAN NARASUMBER

Anda mungkin juga menyukai