Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN

PROSEDUR, LANGKAH LANGKAH DAN TEKNIK EVALUASI


PEMBELAJARAN

Dosen pengampu: Riduan M.Pd

Oleh:

Amalia solehah

Ella Amaliyah Putri

PENDIDIKAN GURU MADRASSAH IBTIDAIYAH

STAI MA’ARIF SAROLANGUN

TAHUN AKADEMIK 2022


KATA PENGANTAR

            Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT,


shalawat dan salam juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW. Serta sahabat dan keluarganya, seayun langkah dan seiring
bahu dalam menegakkan agama Allah. Dengan kebaikan beliau telah membawa
kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah Evaluasi
Pembelajaran. Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran
yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalam
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Evaluasi merupakan bagian dari proses belajar mengajar yang secara
keseluruhan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar mengajar. Pada
sebagian guru masih ada asumsi yang kurang tepat. Asumsi yang tidak pada
tempatnya misalnya, hal biasa jika kegiatan evaluasi tidak mempunyai
tujuan tertentu, kecuali bahwa evaluasi adalah kegiatan yang diharuskan
oleh peraturan atau undang-undang. Aturan yang mengikat tersebut
termasuk pasal 58 ayat (1) UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas,
yang menyatakan evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh
pendidik untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajar
peserta didik secara kesinambungan (Sukardi, 2009:12).
Dalam evaluasi selalu mengandung proses. Proses evaluasi harus tepat
terhadap tipe tujuan yang biasanya dinyatakan dalam bahasa perilaku.
Dikarenakan tidak semua perilaku dapat dinyatakan dengan alat evaluasi
yang sama, maka evaluasi menjadi salah satu hal yang sulit dan menantang,
yang harus disadari oleh guru. Menurut Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional pasal 57 ayat
(1). Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan, diantaranya peserta didik,
lembaga dan program pendidikan (Sukardi,2009:01).
Kendala yang sering dihadapi oleh seorang guru dalam melakukan
evaluasi adalah kurang tersedianya alat evaluasi yang dapat dicontoh di
lapangan. Meskipun ada, biasanya bentuk atau format dan isinya hampir
seragam. Jika guru ingin mengadopsi langsung, kadang-kadang kurang
sesuai dengan kondisi dan karakteristik peserta didik, namun jika
mengadaptasi guru relatif belum memiliki bekal cukup untuk melakukannya
(Fauzi 2013:373). Tugas guru dalam melakukan evaluasi adalah membantu
siswa dalam mencapai tujuan umum dari pendidikan yang telah ditetapkan.
Agar tercapai tujuan yang dimaksud, seorang guru perlu bertindak secara
aktif dalam membantu setiap langkah dalam proses pembelajaran. Tindakan
aktif tersebut sebaiknya merupakan tindakan profesional (Sukardi 2009:17).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana prosedur pengembangan evaluasi pembelajaran.
2. Bagaimana teori pengembangan evaluasi pembelajaran
3. Bagaimana teknik penilaian sebagai pengembangan tes

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui prosedur pengembangan evaluasi pembelajaran
2. Untuk mengetahui teori pengembangan evaluasi pembelajaran
3. Untuk mengetahui teknik penilaian sebagai pengembangan tes
BAB II
PEMBAHASAN

A. Prosedur Pengembangan Evaluasi Pembelajaran


Keberhasilan suatu kegiatan evaluasi akan dipengaruhi pula oleh
keberhasilan evaluator dalam melaksanakan prosedur evaluasi. Prosedur
yang dimaksud adalah langkah-langkah pokok yang harus ditempuh dalam
kegiatan evaluasi. Pengembangan prosedur evaluasi pembelajaran di
uaraikan sebagai berikut :
Perencanaan Evaluasi. Hal ini dimaksudkan agar hasil yang diperoleh
dapat lebih maksimal. Perencanaan ini penting bahkan mempengaruhi
prosedur evaluasi secara menyeluruh. W.James Propham (1974)
mengemukakan “maksud  perencanaan evaluasi adalah untuk memfasilitasi
pengumpulan data, sehingga memungkinkan membuat pernyataan yang
valid tentang pengaruh sebuah efek atau yang muncul di luar program,
praktik, atau kebijakan yang di teliti” selanjutnya Robert H Davis, dkk
(1974) mengemukakan tiga kegunaan dari perencanaan evaluasi : (1)
perencanaan evaluasi membantu Anda untuk mengetahui apakah standar
dalam menyatakan sikap atau perilaku  telah mencapai sasaran atau tidak,
jika demikian sasaran akan dinyatakan ambigu dan Anda akan kesulitan
merancang tes untuk mengukur prestasi siswa; (2) prencanaan evaluasi
adalah proses awal yang dipersiapkan untuk mengumpulkan informasi 
yang  tersedia; (3) rencana evaluasi menyediakan waktu yang cukup untuk
mendesain tes. Untuk merancang sebuah tes yang baik memerlukan
persiapan yang cermat dan kualitas tes biasanya membaik jika dirancang
dengan cara tidak tergesa-gesa; Implikasinya adalah perencanaan evaluasi
harus dirumuskan secara jelas dan spesifik, terurai dan konprehensif
sehingga perencanaan tersebut bermakna dalam menentukan langkah-
langkah selanjutnya dengan menetapkan tujuan-tujuan tingkah
laku (behavioral objective)atau indikator yang akan dicapai, dapat
mempersiapkan pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan serta
dapat menggunakan waktu yang tepat.
1. Pentingnya Analisis Kebutuhan. Adalah suatu proses yang dilakukan
oleh seseorang untuk mengidentifikasi kebutuhan dan menentukan skala
prioritas pemecahannya. Analisis kebutuhan merupakan bagian integral
dari sistem pembelajaran secara keseluruhan, yang dapat digunakan
untuk menyelesaiakan masalah-masalah pembelajaran.
2. Menentukan Tujuan Penilaian. Tujuan penilaian merupakan dasar
untuk menentukan arah, ruang lingkup materi, jenis/model dan karakter
alat penilaian. Ada empat kemungkinan tujuan penialain : (1) penilaian
formatif, yaitu untuk memperbaiki kinerja atau proses pembelajaran; (2)
penialian sumatif, yaitu untuk menentukan keberhasilan peserta didik;
(3) penialian diagnostik, yaitu untuk mengidentifikasi kesulitan belajar
peserta didik dalam proses pembelajaran; (4) penilaian penempatan,
yaitu untuk menenpatkan posisi peserta didik sesuai dengan
kemampuannya.
3. Mengidentifikasi Kompetensi dan Hasil Belajar. Bertujuan untuk
mengidentifikasi kompetensi yang akan di uji sesuai dengan standar
kompetensi, kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator yang terbagi
dalam tiga domain (1) domain kognitif meliputi: pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sisnteis dan evaluasi; (2) domain afektif
meliputi: penerimaan, respons, penilaian, organisasi, kakaterisasi; (3)
domaian psikomotor meliputi: persepsi, kesiapan melakukan pekerjaan,
respon terbimbing, kemahiran, adaptasi dan orijinasi
4. Menyusun Kisi-Kisi. Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang
menggambarkan distribusi item untuk berbagai topik atau pokok
bahasan berdasarkan jenjang kemampuan tertentu yang berfungsi
sebagai pedoman untuk menulis soal atau merakit soal menjadi
perangkat tes. Kisi-kisi yang baik akan memperoleh perangkat soal yang
relatif sama sekalipun penulis soalnya berbeda. Kisi-kisi penting dalam
perencanaan penilaian hasil belajar karena di dalamnya terdapat
sejumlah indikator sebagai acuan dalam mengembangkan instrumen
(soal) dengan persyaratan (1) representatif, yaitu harus betul-betul
mewakili isi kurikulum sebagai sampel perilaku yang akan di nilai; (2)
komponen-komponennya harus terurai/terperinci, jelas, dan mudah
dipahami; (3) soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk
soal yang diterapkan. Manfaat dari indikator dalam kisi-kisi adalah (1)
dapat memilih materi, metode, media dan sumber belajar yang tepat,
sesuai dengan kompetensi yang telah di tetapkan; (2) sebagai pedoman
dan pegangan untuk menyusun soal atau isntrumen penilaian lain yang
tepat, sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
telah di tetapkan. Dalam menyusun kisi-kisi harus memperhatikan
domain hasil belajar yang akan diukur dengan sistematika : (1)
aspek recall, yang berkenaan dengan aspek-aspek pengetahuan tentang
istilah-istilah, definisi, fakta, konsep, metode dan prinsip-prinsip; (2)
aspek komprehensif, yaitu berkenaan dengan kemampuan-kemampuan
antara lain: menjelaskan, menyimpulkan suatu informasi, menafsirkan
fakta (grafik, diagram, tabel, dan lain-lain), mentransfer pernyataan dari
suatu bentuk ke dalam bentuk lain (pernyataan verbal ke non-verbal atau
dari verbal ke dalam bentuk rumus), memprakirakan akibat atau
konsekuensi logis dari suatu situasi; (3) aspek aplikasi yang meliputi
kemampuan-kemampuan antara lain: menerapkan hukum/prinsip/teori
dalam suasana sesungguhnya, memecahkan masalah, membuat (grafik,
diagram dan lain-lain), mendemonstrasikan penggunaan suatu metode,
prosedur dan lain-lain.
5. Mengembangkan Draft. Draft instrumen merupakan penjabaran
indikator menjadi pertanyaan-pertanyaan yang karakterisitiknya sesuai
dengan pedoman kisi-kisi. Setiap pertanyaan harus jelas dan terfokus
serta menggunakan bahasa yang efektif, baik bentuk pertanyaan maupun
bentuk jawabannya. Kualitas butir soal akan menentukan kualitas tes
secara keseluruhan. Dengan prosedur soal yang disusun di telaah oleh
tim ahli yang terdiri dari ahli bahasa, ahli bidang studi, ahli kurikulum
dan ahli evaluasi. Untuk draft dalam bentuk nontes dapat dibuat dalam
bentuk angket, pedoman observasi, pedoman wawancara, studi
dokumentasi, skala sikap, penilaian bakat, minat  dan sebagainya.
6. Uji Coba dan Analisis Soal. Bertujuan untuk mengetahui soal-soal
mana yang perlu diubah, diperbaiki, bahkan dibuang sama sekali, serta
soal mana yang baik untuk diperguankan selanjutnya. Soal yang baik
adalah soal yang sudah mengalami beberapa kali uji coba dan revisi
yang didasarkan atas: (1) analisis empiris, yang dimaksudkan untuk
mengetahui kelemahan-kelemahan setiap soal yang digunakan.
Informasi empiris pada umumnya menyangkut segala hal yang dapat
memengaruhi validitas soal meliputi: aspek-aspek keterbacaan soal,
tingkat kesukaran soal, bentuk jawaban, daya pembeda soal, pengaruh
kultur, dan sebagainya; (2) analisis rasional, yang dimaksudkan untuk
memperbaiki kelemahan-kelemahan setiap soal. Kedua analisis tersebut
dilakukan pula terhadap instrumen evaluasi dalam bentuk nontes.
7. Revisi dan Merakit Soal (Instrumen Baru). Soal yang sudah di uji
coba dan di analisis, direvisi kembali sesuai dengan proporsi tingkat
kesukaran soal dan daya pembeda. Dengan demikian, ada soal yang
masih dapat diperbaiki dari segi bahasa, atau direvisi total, baik
menyangkut pokok soal (stem) maupun alternatif jawaban (option) yang
kemudian dilakukan perakitan soal menjadi suatu instrumen yang
terpadu dengan memperhatikan validitas skor tes, nomor urut soal,
pengelompokkan bentuk soal, penataan soal dan sebagainya.
B. Teori Pengembangan Evaluasi Pembelajaran
1. . Pentingnya Pengembangan Evaluasi Penilaian Hasil Belajar

Banyak teori berkaitan dengan prosedur kegiatan evaluasi ini, salah


satunya prosedur evaluasi yang dikembangkan oleh Zaenal Arifin (2011:
88), bahwa, prosedur yang harus diikuti evaluator meliputi perencanaan
]evaluasi, monitoring pelaksanaan evaluasi, pengolahan data dan analisis,
pelaporan hasil evaluasi, dan pemanfaatan hasil evaluasi.
Untuk itu, seorang evaluator dalam melakukan kegiatan evaluasinya
harus mengikuti prosedur-prosedur yang digariskan. Tujuannya adalah agar
evaluasi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan, sistematis, efisien dan
dapat dipertanggung jawabkan.
2. Prinsip-prinsip Prosedur Evaluasi Penilaian Hasil Belajar
Mengingat pentingnya penilaian dalam menentukan kualitas pendidikan,
menurut Nana Sudajana (1989: 9), maka upaya merencanakan dan
melaksanakan penilaian hendaknya memperhatikan beberapa prinsip dan
prosedur penilaian sebagai berikut:
a. Dalam menilai hasil belajar, hendaknya dirancang sedemikian rupa
sehingga jelas abilitas yang harus dinilai, materi penilaian, alat
penilaian, dan interpretasi hasil penilaian.
b. Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagia integral dari proses
belajra-mengajar. Artinya, penilaian senantiasa dilaksanakan pada
tiap saat proses belajar-mengajar sehingga pelaksanaannya
berkesinambungan.
c. Agar diperoleh hasil belajar yang obyektif dalam pengertian
menggambarkan menggunakan berbagai alat penilaian dan sifatnya
komprehensif (mencakup berbagai ranah, sepesrti kognitif, afektif,
dan psikomotorik).
d. Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tindak lanjutnya.
Data hasil penilaian sangat bermanfaat bagi guru maupun bagi
siapapun.
3. Kaedah Prosedur Evaluasi Penilaian Hasil Belajar
Pada dasarnya Prosedur evalusi pembelajaran adalah langkah-langkah
teratur dan tertib yang harus ditempuh seorang evaluator pada waktu
melakukan evaluasi pembelajaran.
Terdapat dua langkah poko dalam prosedur evaluasi yankni prosedu
kualitatif dan kuantitatif, kedua prosedur teraebut, antara lain sebagai
berikut:
Kaedah evaluasi menyatakan bahwasannya evaluasi pembelajaran harus
berkaitan dengan pengembangan kurikulum yang terjadi. Prosedur untuk
evaluasi kuantitatif yakni sebagai berikut :
a. Penentuan masalah atau pertanyaan evaluasi
b. Penentuan variabel, jenis data dan sumber data
c. Penentuan metodologi
d. Pengembangan instrument
e. Penentuan proses pengumpulan data
f. Penentuan proses pengolahan data

C. Teknik penilaian sebagai pengembangan tes


Sebelum berbicara lebih jauh mengenai bagaimana mengevaluasi,
sebelumnya perlu diketahui tentang teknik-teknik evaluasi. Ada beberapa
teknik yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi mengenai hasil
belajar siswa. Pemilihan teknik evaluasi harus disesuaikan dengan tujuan
evaluasi, waktu yang tersedia, tugas yang dilakukan siswa, dan materi yang
telah diajarkan. Secara umum teknik evaluasi dapat dibedakan menjadi
teknik tes dan teknik non-tes
1. Teknik Tes.
Teknik evaluasi melalui tes meliputi tes tertulis, tes lisan, dan tes
perbuatan. Tes tertulis menghendaki siswa memberikan jawaban secara
tertulis. Jenis tes tertulis dibedakan menjadi tes objektif (misalnya bentuk
benar salah, pilihan ganda, menjodohkan, isian, dan jawaban singkat) dan
tes uraian (meliputi uraian objektif dan uraian non-objektif). Tes lisan
dilakukan dengan melakukan tanya jawab langsung dengan siswa. Tes
perbuatan adalah tes yang penyampaiannya dilakukan secara tertulis atau
lisan dan pelaksanaan tugasnya dinyatakan dalam perbuatan atau
penampilan. Untuk menilai tes perbuatan biasanya digunakan format
pengamatan.
2. Teknik Non-Tes
Teknik evaluasi non-tes dilakukan melalui pengamatan (observasi),
penugasan, portofolio, dan wawancara. Teknik Observasi dilakukan oleh
guru untuk mendapatkan informasi tentang siswa dengan mengamati
tingkah laku, penampilan/kinerja, dan kemampuannya selama kegiatan
observasi berlangsung. Observasi dapat ditujukan kepada siswa secara
berkelompok atau secara individu. Observasi memerlukan format
pengamatan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Penugasan dilakukan
dengan memberikan tugas kepada siswa untuk menunjukkan
kemampuannya dalam mengintegrasikan seluruh pengetahuan yang
diperoleh. Portofolio dilakukan dengan mengumpulkan semua hasil kerja
dan tugas siswa yang diberi komentar guru untuk melihat tingkat kemajuan
siswa. Wawancara hampir sama dengan tes lisan, tetapi dalam wawancara
guru bertujuan untuk mengungkapkan lebih lanjut mengenai hal-hal yang
dirasa kurang jelas. Wawancara juga dapat dilakukan untuk mengetahui
kesulitan siswa tanpa berniat untuk menilainya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Prosedur evaluasi pembelajaran merupakan hal penting yang perlu di
perhatikan dan dilaksanakan dalam proses evaluasi agar tercapai hasil evaluasi
yang maksimal maka kegiatan evaluasi harus memperhatikan beberapa hal
meliputi: Pentingnya Analisis Kebutuhan, Menentukan Tujuan Penilaian,
Mengidentifikasi Kompetensi dan Hasil Belajar, Menyusun Kisi-Kisi,
Mengembangkan Draft, Uji Coba dan Analisis Soal, Revisi dan Merakit Soal
(Instrumen Baru).
Banyak teori berkaitan dengan prosedur kegiatan evaluasi ini, salah satunya
prosedur evaluasi yang dikembangkan oleh Zaenal Arifin (2011: 88), bahwa,
prosedur yang harus diikuti evaluator meliputi perencanaan evaluasi,
monitoring pelaksanaan evaluasi, pengolahan data dan analisis, pelaporan hasil
evaluasi, dan pemanfaatan hasil evaluasi.
Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi
mengenai hasil belajar siswa. Pemilihan teknik evaluasi harus disesuaikan
dengan tujuan evaluasi, waktu yang tersedia, tugas yang dilakukan siswa, dan
materi yang telah diajarkan. Secara umum teknik evaluasi dapat dibedakan
menjadi teknik tes dan teknik non-tes.

B. Saran
Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah Evaluasi Pembelajaran.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang
dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudiijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, cetakan ke-11 Jakarta; PT.


Raja Grafindo Persada, 2011
Chabib Thaha, Tehnik-tehnik Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo,
1990)
Sawaluddin, Sawaluddin. “Konsep Evaluasi Dalam Pembelajaran Pendidikan
Islam.” Jurnal Pendidikan Agama Islam AlThariqah 3, No. 1 (July 13, 2018):
Slameto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001).
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur), (Bandung;
PT. Remaja Rosdakarya, 2011)

Anda mungkin juga menyukai