LINGKUNGAN
MATERI AIR BORNE DISEASE
TENTANG PENYAKIT PERTUSSIS
Disusun oleh :
1. Dita Kumalajati (P07133221052)
2. Dhiya Khairina Maulida (P07133221055)
3. Bilham Ramadhan (P07133221063)
4. Tannia Larasaty (P07133221071)
5. Mar’ah Qonita Rabbani Abdurrahman (P07133221072)
Dengan megucap puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penyusun dapat menyelasaikan tugas pembuatan makalah mata
kuliah Penyakit Berbasis Lingkungan tentang “Penyakit Pertussis Atau Batuk
Rejan”.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penyusun mohon maaf Sebesar-
besarnya dan penyusun sangat berterima kasih jika pembaca berkenan untuk
memberikan kritik dan saran demi perbaikan makalah yang akan datang. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar belakang 1
1.2 Rumusan masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Pengertian Pertussis atau Batuk Rejan 3
2.2 Gejala Penyakit Pertussis 3
2.3 Penyebab Penyakit Pertussis 5
2.4 Pengobatan Penyakit Pertussis 6
BAB II PENUTUP 9
3.1 Kesimpulan 9
3.2 Saran 9
DAFTAR PUSTARA 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pertusis atau “batuk rejan” atau “batuk 100 hari” merupakan salah
satu penyakit menular saluran pernapasan yang sudah ada sejak tahum
1500-an. Penyakit ini disebabkan oleh Bordetella Pertussis atau
Hemophilus Pertussis; Adenovirus tipe 1,2,3, dan 5 dapat ditemukan
didalam Traktus Respiratorius, Traktus Gastrointestinalis, dan Traktus
Genitourinarius penderita bersama-sama Bordetella Pertussis atau tanpa
adanaya Bordetella Pertussis.
Pertusis dapat diderita oleh orang dari semua kelompok usia, namun
insidensi pertusis banyak didapatkan pada bayi dan anak kurang dari 5
tahun khususnya terjadi pada bayi atau anak yang belum diimunisasi.
1
Seseorang yang menderita pertussis biasanya menularkan penyakit
kepada orang lain dengan batuk atau bersin atau ketika menghabiskan
banyak waktu di dekat satu sama lain dimana berbagi ruang bernapas.
Penyakit Pertussis terdiri dari tiga tingkatan yaitu pertussis ringan,
pertussis akut, dan pertussis subakut/kronis. Akibat dari penyakit pertussis
adalah dapat mengancam nyawa karena bisa membuat penderita
kekurangan oksigen dalam darahnya. Untuk mengetahui penyebab
pertussis (batuk rejan) biasanya harus menemui seorang pakar yaitu dokter
yang akan menanyakan riwayat dari kesehatan seseorang dan melakukan
pemeriksaan fisik. Namun terkadang banyak keluhan Pertussis (Batuk
rejan) yang terjadi tidak sesederhana yang dianggap. Dengan
permasalahan tersebut Sistem Pakar dapat menjadi solusi bagi pasien
dalam mendiagnosa penyakit pertussis dan memberikan solusi yang tepat.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang itu penyakit pertussis atau batuk rejan.
2. agar kita mengetahui gejala-gejala dari penyakit pertussis.
3. Untuk mengetahui sumber dari timbulnya penyakit pertussis.
4. Untuk mengetahui cara pengobatan penyakit pertussis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Gejala awal dapat berlangsung selama 1 hingga 2 minggu meliputi
Pilek
Demam ringan
Batuk ringan, sesekali
Apena (jeda dalam bernafas pada bayi)
Gejala pada orang yang sudah menggunakan vaksin pertusis:
Biasanya, batuk tidak akan berlangsung lama
Kekurangan nafas, dan muntah setelah batuk lebih jarang terjadi
Kebanyakan anak yang sudah divaksin memiliki apena (jeda lama
dalam bernafas), sianosis (warna kulit biru/ungu karena
kekurangan oksigen) dan muntah lebih sedikit
Batuk rejan pada tahap awal tampaknya tidak berbeda dari flu biasa.
Oleh karena itu, orang awam maupun profesional kesehatan sering tidak
mencurigai atau mendiagnosisnya sampai gejala yang lebih parah muncul.
Batuk rejan dapat menyebabkan batuk berat dan secara cepat, juga
berulang-ulang hingga semua udara keluar dari paru-paru. Ketika tidak ada
lagi udara di paru-paru, terpaksa akan menarik napas dengan suara
4
“whoop”. Batuk berat ini dapat menyebabkan muntah dan sangat lelah.
Meskipun kelelahan setelah batuk, biasanya akan terlihat baik-baik saja
dari luar. Batuk akan menjadi lebih sering dan lebih parah seiring
berlanjutnya penyakit, dan pada malam hari frekuensinya akan meningkat.
Batuk rejan bisa berlangsung hingga 10 minggu atau lebih.
Tarikan nafas yang berat dari penderita batuk rejan diakibatkan oleh
pembengkakan saluran napas yang bereaksi terhadap racun yang
dikeluarkan oleh bakteri. Sehingga penderita batuk rejan harus menarik
napasnya lebih kuat bahkan hingga dibantu dengan mulut.
5
b) Alergi
Salah satu penyebab batuk rejan lainnya adalah alergi. Seseorang yang
mengidap batuk rejan dikarenakan alergi, biasanya orang tersebut akan
mengalami sesak napas, hidung tersumbat, dan juga akhirnya akan
semakin parah jika tidak segera diobati. Jika kamu merasakan gejala
seperti itu, segeralah periksakan kondisimu pada dokter agar dapat
menghindari batuk tersebut semakin parah.
c) Dikarenakan Bronkitis
Seseorang dengan paru-paru yang mengalami bronkitis juga dapat
menyebabkan seseorang mengidap penyakit batuk rejan. Bronkitis
merupakan infeksi yang terjadi di paru-paru, sehingga mengakibatkan
timbulnya peradangan pada saluran paru-paru.
6
obat-obatan di rumah sakit akan sangat membantu untuk mengadalikan
tekanan darah mereka. Pada kasus yang lebih parah dokter dapat
melakukan extracorporeal membrane oxygenation (ECMO). Pada
prosedur ini oksigen akan langsung dialirkan ke tubuh tanpa melewati
paru-paru. Namun prosedur ini kan dilakukan jika teknik lain tidak
berhasil dan paru-paru sudah mengalami kerusakan cukup parah.
7
yang mungkin terjdi adalah pneumonia, kejang, mimisan dan pendarahan
otak, kerusakan otak karenakurangnya pasokan oksigen atau endefalopati
hipoksia, memar atau retaknya tulang rusuk, pecahnya pembuluh darah di
kulit atau mata, hernia pada perut, infeksi telinga seperti otitis media, dan
meningkatnya risiko mengalami gangguan paru-paru dan saluran
pernapasan dikemudian hari.
Batuk rejan juga tidak dapat disepelekan dan perlu ditangani oleh
dokter. Sesegera mungkin untuk dibawa sebelum bertambah parah atau
menular ke orang lain. Jika mengalami tanda-tanda maka untuk tidak
menunda memeriksakannya ke dokter. Untuk mencegahnya dapat dengan
vaksinasi atau imunisasi pertusis. Vaksin tersebut dapat diberikan dokter
atau bidan bersamaan dengan vaksin difteri, tetanus, dan polio (vaksinasi
DTP).
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas kami membuat kesimpulan sebagai berikut:
Penyakit batuk rejan atau pertussis disebabkan oleh bakteri Bordetella
pertussis.
Penyakit batuk rejan adalah penyakit yang sangat menular yang hanya
ditemukan pada manusia dan menyebar dari orang keorang.
Gejala awal penyakit pertussis yaitu pilek, batuk ringan, dan kadang
disertai dengan demam, serta jeda dalam pola pernafasan anak
(Apnea).
Pengobatan batuk rejan pada bayi harus dilakukan dengan mengisolasi
bayi untuk menghindari penyebaran infeksi dengan pemberian
antibiotik.
3.2 Saran
Apabila timbul gejala-gejala seperti yang tertulis dalam pembahasan
sebaiknya segera konsultasi ke dokter untuk mencegah penularan ke
orang sekitar khususnya bagi anak-anak dan bayi karena mereka
beresiko mengalami komplikasi.
Jangan menyepelekan berbagai penyakit yang timbul dalam diri kita
maupun orang terdekat kita ntuk mencegah terjadinya hal terburuk.
9
DAFTAR PUSTAKA
10