Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“Bakteri Haemophilus influenzae dan Bordetella pertussis”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mikrobiologi Akuakultur

Dosen Pengampu : Dr. Maryani, S.Pi, M.Si

Disusun oleh :

Kelompok 8 BP

Rahman (CDB 118 055)


Josita (193010406002)
Carmelia Martha L. Manik (193010406014)
Andi Perdana (193020406016)
Maya Romanti Tampubolon (193020406031)

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN PERIKANAN
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua
limpahan kasih-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini meskipun
dengan sangat sederhana. Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat
bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca serta menambah
wawasan dan pengalaman. Sebagai penyusun, kami mengakui bahwasannya masih banyak
kekurangan yang terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu, dengan penuh kerendahan hati
kami berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran agar ke depannya
makalah ini bisa menjadi lebih baik lagi sekian dan terima kasih.

Palangkaraya, 24 Maret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN....................................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................
1.1. Latar Belakang..................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................
1.3. Tujuan...............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................
2.1 Haemophilus influenzae...................................................
2.1.1 Klasifikasi Taksonomi...................................................
2.1.2 Karakteristik ..............................................................
2.1.3 Penyakit yang disebabkan oleh Haemophilus influenzae...................
2.1.4 Gejala Klinis..........................................
2.1.5 Pengobatan................................................................................
2.2...................................................
BAB III PENUTUP......................................................................................................
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................
3.2. Saran.................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Haemophilus influenzae dengan pewarnaan gram.....................................


Gambar 2. Haemophilus influenzae..............................................................................
Gambar 3. Haemophilus influenzae membutuhkan faktor X dan V.............................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bakteri merupakan mikroorganisme yang tersebar luas di alam baik di udara, air
dan di dalam tanah. Pada dasarnya bakteri terbagi atas dua golongan yaitu bakteri yang
menguntungkan dan bakteri yang merugikan. Dan diantara banyaknya jenis bakteri yang
merugikan bakteri Haemophilus influenzae dan Bordetella pertussis adalah dua
jenis bakteri penyebab penyakit menular yang menyerang pernafasan. 
Bakteri Haemophilus influenzae pertama kali ditemukan oleh
Richard  Pfeiffer (1892) ketika sedang terjadi wabah influenza. Haemophilus
influenzae disalah artikan sebagai penyebab influenza sampai tahun 1933,
ketika etiologi virus flu menjadi jelas. Ciri khas morfologi dari organisme ini adalah
terlihat sebagai kokobasil pendek atau seperti rantai pendek. Bakteri ini pula yang
bertanggung jawab untuk lebih dari 3 juta penyakit dan 386.000 kematian akibat
meningitis dan pneumonia di seluruh dunia. Angka kesakitan penyakit-penyakit yang
disebabkan oleh H.influenzae di Indonesia masih tinggi. Menurut Riskedas 2007,
pneumonia merupakan penyakit penyebab kematian kedua tertinggi setelah diare di
antara balita, dan H.influenzae merupakan penyebab tersering kedua dari penyakit ini.
Penyakit lain yang sering disebabkan oleh H.influenzae dan memiliki angka kesakitan
dan kematian yang tinggi adalah Meningitis.
Sedangkan Bordetella adalah bakteri penyebab penyakit yang menyerang
pernafasan seperti pertussis atau yang bisa juga disebut batuk rejan atau batuk seratus
hari yang mengandung beberapa komponen yaitu Peitusis Toxin (PT), Filamentous
Hemagglutinin (FHA), Aglutinogen, endotoksin, dan protein lainnya. Penyakit ini
tersebar di seluruh dunia, terutama di tempat-tempat yang padat penduduknya dan
biasanya dapat berupa epidemik pada anak. Epidemik adalah kejadian berjangkitnya
suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara
nyata melebihi daripada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu. Pertussis
dapat mengenai semua golongan umur. Hal ini dikarenakan tidak ada kekebalan pasif
pada ibu yang bisa diberikan secara langsung pada saat melahirkan seorang anak.
Penderita penyakit ini terbanyak berusia 1-5 tahun dan lebih banyak laki- laki daripada
perempuan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana klasifikasi taksonomi, morfologi, penyakit yang ditimbulkan, gejala
klinis dan pengobatan dari bakteri Haemophilus influenzae?
2.

1.3 Tujuan
1.   Untuk mengetahui klasifikasi taksonomi, penyakit yang ditimbulkan, gejala klinis
dan bagaimana pengobatan dari bakteri Haemophilus influenzae.
2.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Haemophilus influenzae
2.1.1 Klasifikasi Taksonomi

Gambar 1. Haemophilus influenzae dengan pewarnaan gram


(dikutip dari www.sharinginhealth.ca)

Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gammaproteobacteria
Ordo : Pasteurellales
Family : Pasteurellaceae
Genus : Haemophilus
Species : Haemophilus influenzae
2.1.2 Morfologi
Haemophilus influenzae atau yang sebelumnya dikenal dengan Pfeiffer atau
influenza Bacillus adalah bakteri gram negatif, berbentuk kokobasil, dan tidak
membentuk spora. Haemophilus influenzae mempunyai ukuran (1-2 µm) dan
merupakan bakteri yang tidak harus  membutuhkan oksigen untuk
pertumbuhannya. H. influenzae merupakan bakteri non-motil yang terdapat dalam
famili Pasteurellaceae yang umumnya hidup secara aerob.

Gambar 2. Haemophilus influenzae (dikutip dari


http://www.analiskesehatanatlm.com/2014/01/haemophilus-
influenza-si-bakteri.html)

Haemophilus influenzae sangat peka terhadap desinfektan dan kekeringan.


Bakteri ini tumbuh optimum pada suhu 37℃ dan pada pH 7.4 sampai 7.8 dalam
suasana CO2 10%. Tumbuh  di media kultur yang membutuhkan faktor X
(hemin) suatu derivat haemoglobin yang termostabil, dan faktor V (NAD atau
NADP) yang termolabil. Media kultur yang digunakan untuk membiakkan
Haemophilus influenzae adalah agar coklat (karena mengandung faktor X dan V).
Haemophilus influenzae juga dapat dibiakkan di media agar darah jika
diinokulasikan bersama bakteri lain yang menghasilkan dan melepaskan NAD
(misal: Staphylococcus aureus), dan dikultur itu akan terlihat mengelilingi bakteri
penghasil NAD tersebut atau disebut fenomena satelit.
Gambar 3. Haemophilus influenzae membutuhkan faktor
X dan V untuk pertumbuhan. Bakteri tumbuh dengan baik pada
cakram dengan faktor X dan V, sedangkan pada cakram X atau V
tidak tumbuh (dikutip dari
http://www.flickr.com/photos/medmicro/2402321868/in/photostre
am/)

      2.1.3 Penyakit yang disebabkan oleh Haemophilus influenzae


H.  influenzae menyebabkan sejumlah infeksi pada saluran pernafasan
bagian atas seperti faringitis, otitis media, dan sinusitis terutama pada
penyakit paru kronik. H.influenzae dapat menyebabkan pembengkakan
saluran pernapasan bagian atas yang hebat yang mengakibatkan obstruksi
dan sering menyebabkan kematian kurang dari 24 jam. Hal ini terjadi karena
flu yang diderita sudah sangat berat sehingga menyebabkan meningitis.
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu membran
atau selaput yang melapisi otak dan syaraf tunjang. Meningitis dapat
disebabkan berbagai organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang
menyebar masuk kedalam darah dan berpindah kedalam cairan otak.
H.influenzae berkapsul atau Hib merupakan penyebab utama dari epiglotitis,
pneumonia, bakteriemia, dan meningitis bakterial akut. Sedangkan
Haemophilus influenzae yang tidak berkapsul (NTHi) memiliki daya invasif
yang lemah, namun masih dapat menyebabkan penyakit seperti otitis media,
konjungtivitis, dan sinusitis pada anak. Bakteri ini masuk kedalam tubuh
melalui udara yang dihirup, kemudian menetap didalam tubuh.
Infeksi oleh Haemophilus influenzae terjadi setelah menghisap droplet
yang berasal dari penderita baru sembuh atau carrier yang biasanya menyebar
secara langsung saat bersin atau batuk. Didalam tubuh manusia, bakteri ini
mengadakan pembelahan dan berkembangbiak dengan jumlah yang banyak,
kemudian masuk ke dalam darah sampai ke otak, apabila bakteri ini sudah
masuk dan menyebar kedalam peredaran darah (bersifat sistemik) dan masuk
ke otak, maka dapat menyebabkan kematian.
   2.1.4 Gejala Klinis
Gejala-gejala klinis yang disebabkan penyakit yang disebabkan oleh
bakteri ini cukup banyak, tergantung letak infeksi dan jenis penyakit yang
disebabkannya. Anak-anak mungkin memiliki gejala klinis yang berbeda tiap
pribadi, namun jika disimpulkan, gejala klinis tersebut adalah Irritability
(kekurangan makanan dan nutrisi saat bayi), demam (pada bayi prematur
temperaturnya dibawah normal), sakit kepala, muntah, sakit di leher, sakit di
punggung, posisi badan yang tidak biasa, kepekaan terhadap cahaya,
epiglottitis, dyspnoea (sulit bernafas), dysphagia (sulit menelan), septic
arthritis, cellulitis, pneumonia, sepicaemia, osteomyelitis, dan empyema.
       2.1.5 Pengobatan
Pemilihan antibiotik yang akan digunakan dapat ditentukan dengan
tes kepekaan secara in vitro. Kebanyakan H.influenzae peka terhadap
ampisilin, khloramfenikol, tetrasiklin, sulfonamida dan kotrimoksasol, dan
terapi dengan salah satu atau kombinasi obat-obat ini, namun kepekaan
kumannya sendiri dan hasil suatu terapi tidak dapat diperkirakan. Terapi
untuk anak atau bayi yang terinfeksi meningitis karena Hbi dapat diberikan
dexamethasone atau campuran dari cefotaxime sodium/ceftriaxone
sodium/ampicillin dengan chloramphenicol. Sementara untuk pencegahannya
dapat digunakan vaksin khas polisakarida simpai (vaksin PRP) disarankan
juga untuk menjaga pola hidup bersih di daerah yang padat penduduk.
2.2 Boretella Pertusisi

2.2.1 klarifikasi bortella

Klasifikasi

Kingdom : Eubacterium

Filum : Coccobacillus

Kelas : Bacillus

Ordo : Coccobacillus

Famili : Alcaligenaceae

2.2.2 Morfologi dan Fisiologi

Boredetella pertussis berbentuk coccobacillus kecil-kecil, terdapat sendiri-sendiri,


berpasangan, atau membentuk kelompok-kelompok kecil. Pada isolasi primer, bentuk kuman
biasanya uniform, tetapi setelah subkultur dapat bersifat pleomorfik.Bentuk koloni pada
biakan agar yaitu smooth, cembung, mengkilap, dan tembus cahaya. Bentuk-bentuk filament
dan batang-batang tebal umum dijumpai. Simpai dibentuk tapi hanya dapat dilihat dengan
pewarnaan khusus, dan tidak dengan penggabungan simpai. Kuman ini hidup aerob, tidak
membentuk H2S, indol serta asetilmetilkarbinol. Bakteri ini merupakan gram negative dan
dengan pewarnaan toluidin biru dapat terlihat granula bipolar metakromatik.

Pada Bordetella pertussis ditemukan dua macam toksin yaitu

a. Endotoksin yang sifatnya termostabil dan terdapat dalam dinding sel kuman. Sifat
endotoksin ini mirip dengan sifat endotoksin-endotoksin yang dihasilkan oleh kuman
negative gram lainnya.

b. Protein yang bersifat termolabil dan dermonekrotik. Toksin ini dibentuk di dalam
protoplasma dan dapat dilepaskan dari sel dengan jalan memecah sel tersebut atau dengan
jalan ekstraksi memakai NaCl.
2.2.3 penyakit yang disebsbkan oleh Bordetella pertussis
Bortella itu adalah bakteri penyebab penyakit menular akut yang menyerang
pernafasan alias batuk rejan atau batuk seratus hari yang mengandung beberapa komponen
yaitu Peitusis Toxin (PT), Filamentous Hemagglutinin (FHA), Aglutinogen, endotoksin, dan
protein lainnya.

Ciri organisme ini: pendek, gram negative, dan dengan pewarnaan toluidin biru dapat terlihat
granula bipolar metakromatik. Bakteri ini aerob murni dan membentuk asam tetapi tidak
membentuk gas dari glukosa dan laktosa. Untuk biakan isolasi primer B pertussis dapat
digunakan Bordet Gengou 9agar kentang-darah-gliserol) yang mengandung Penisilin 0,5
µg/mL.

Terdapat dua mekanisme bagi B pertussis untuk berganti menjadi bentuk yang non hemolitik,
dan bentuk tidak virulen yang tidak menghasilkan toksin. Modulasi fenotipik yang reversible
terjadi bila B pertussis tumbuh dalam kondisi lingkungan tertentu. (misalnya suhu 280 C
melawan suhu 370 C, adanya MgSO4, dll.)

2.2.4 pengobatan

Pemberian 3 suntikan vaksin pertussis ( biakan tidak murni) dalam konsentrasi tepat pada
bayi sangat perlu. Biasanya diberikan dengan kombinasi dengan toksoid difteria dan tetanus
(DPT). Eritromisin profilaktik dapat diberikan pada bayi yang belum divaksin atau orang
dewasa yang kontak dengan penyakit ini. Pencegahan dilakukan dengan cara mencegah
kontak langsung dengan penderita dan dengan imunisasi. Dilakukan vaksinasi aktif pada
bayi. Setiap bayi sebaiknya menerima 3 suntikan dari vaksin pertusis selama 1 tahun pertama
diikuti serum tambahan sampai jumlah keseluruhan. Selain eritromisin, tetrasiklin,
kloramfenikol dan ampisilin juga bermanfaat. Cara pencegahan terbaik terhadap pertusis
adalah dengan imunisasi dan dengan mencegah kontak langsung dengan penderita. Proteksi
bayi terhadap pertusis dengan vaksinasi aktif adalah penting karena komplikasi-komplikasi
berat serta morbiditas tertinggi terdapat pada usian ini.

.
BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Haemophilus influenzae adalah kelompok bakteri yang dapat menyebabkan
berbagai jenis infeksi pada bayi dan anak-anak. Haemophilus influenzae bergerak di
antara sel-sel epitel pada saluran pernapasan untuk menginvasi dan menimbulkan
penyakit. Gejala-gejala klinis yang disebabkan penyakit ini cukup banyak, tergantung
letak infeksi dan jenis penyakit yang disebabkannya. Terapi untuk anak atau bayi yang
terinfeksi meningitis karena Hbi dapat diberikan dexamethasone atau campuran dari
cefotaxime sodium/ceftriaxone sodium/ampicillin dengan chloramphenicol.
3.2  Saran
Dari makalah ini harapan kami selakau penulismsemoga pembaca bisa
memahami tentang klasifikasi taksonomi, penyakit yang ditimbulkan, gejala klinis dan
bagaimana pengobatan dari bakteri Haemophilus influenza dan Bordetella pertussis.
Kami selaku penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar
dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi, atas perhatiannya kami
ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. Haemophilus influenzae. c2017[di-update pada 10 Maret 2021, diakses


pada 24 Maret 2021]. Dapat diakses di
https://en.wikipedia.org/wiki/Haemophilus_influenzae

http://mikrobia.wordpress.com/haemophilus-influenzae/
[diakses pada 24 Maret 2021]

www.medicastore.com
[diakses pada 25 Maret 2021]

http://www.bmb.leeds.ac.uk/mbiology/ug/ugteach/icu8/introduction/bacteria.html
[diakses pada 25 Maret 2021]

Anda mungkin juga menyukai