Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI III

PEMBIAKAN DAN PEREMAJAAN BAKTER

OLEH

FUJI ASTUTI

1948402025

PROGRAM STUDI DIII ANALIS FARMASI DAN MAKANAN

FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ABDURRAB

PEKAN BARU

TAHUN 2021/2022
DAFTAR ISI

BAB I ...............................................................................................................

PENDAHULUAN ...........................................................................................

1.1 Latar Belakang .....................................................................................


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................

BAB II .............................................................................................................

TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................

2.1 Salmonella typhi ..................................................................................


2.1.1 Klasifikasi bakteri Salmonella typhi ......................................
2.1.2 Epidemiologi bakter Salmonella typhi ...................................
2.1.3 Patogenitas Salmonella typhi .................................................
2.2 Escherichia coli....................................................................................
2.2.1 Klasifikasi bakteri Escherichia coli ........................................
2.2.2 Patogenitas bakteri Escherichia coli .......................................
2.3 Staphylococcus aureus .........................................................................
2.3.1 Klasiikasi bakteri Staphylococcus aureus ..............................
2.3.2 Morfologi bakteri Staphylococcus aureus ..............................
2.3.3 Patogenitas bakteri Staphylococcus aureus ............................
2.4 Peremajaan bakteri ...............................................................................
2.5 Metoden penanaman bakteri ................................................................

BAB III ............................................................................................................

METEDEOLOGI PENELITIAN ....................................................................

3.1 Alat ......................................................................................................


3.2 Bahan ...................................................................................................
3.3 Prosedur kerja ......................................................................................
BAB IV ............................................................................................................

HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................

4.1 Hasil .....................................................................................................


4.2 Pembahasan .........................................................................................

BAB V .............................................................................................................

KESIMPULAN.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

.1 Latar Belakang

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang berukuran sangat


kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan harus
menggunakan bantuan mikroskop. Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai
mikroorganisme, atau sering disebut mikroba ataupun jasad renik. Saat ini,
mikrobiologi sangat berkembang luas pada berbagai bidang ilmu pengetahuan,
misalnya pertanian, industri, kesehatan, lingkungan hidup, bidang pangan, bahkan
bidang antariksa (Waluyo, 2010).

Di laboratorium mikrobiologi dan bakteriologi untuk menumbuhkan dan


mempelajari sifat-sifat mikroorganisme seperti bakteri diperlukan suatu media sebagai
tempat pertumbuhan mikroorganisme (Collyn and Lyne, 2010).

Medium merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran zat makanan
(nutrient) yang berfungsi sebagai tempat tumbuh mikrobia. Selain untuk menumbuhkan
mikrobia, medium dapat digunakan juga untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat–
sifat fisiologi, dan perhitungan jumlah mikrobia (Cahyani, 2014).

Pengembangan media kultur bakteri memegang peranan yang sangat penting di


bidang mikrobiologi. Dengan mengisolasi suatu bakteri dan menumbuhkanya dengan
media buatan kita dapat mengidentifikasi, dan mempelajari sifat suatu bakteri. Media
pertumbuhan harus memenuhi persyaratan nutrisi yang dibutuhkan oleh suatu
mikroorganisme (Atlas, 2012). Nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme untuk
pertumbuhannya meliputi karbon, nitrogen, unsur non logam seperti sulfur dan fosfor,
unsur logam seperti Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg, dan Fe, vitamin, air, dan energy (Radji,
2011).

Media tersebut dapat berbentuk cair, padat, dan semipadat, tergantung


mikroorganisme yang akan ditumbuhkan. Peremajaan bakteri bertujuan agar bakteri
memulai metabolisme kembali setelah penyiapan. Peremajaan bakteri dilakukan dengan
mengambil satu jarum ose biakan murni kemudian digoreskan dalam biakan agar
dengan permukaan miring, kemudian diinkubasi pada suhu 37 0C selama 24 jam.
Setelah proses peremajaan bakteri selesai, bakteri siap digunakan dengan proses
inokulasi.

Proses inokulasi dilakukan dengan mengambil satu jarum oase suspensi bahan
yang mengandung bakteri dari medium agar miring dan mencelupkannya kedalam 10
ml medium cair, kemudian diinkubasi pada suhu kamar (250C) selama 24 jam sambil
diaduk (wijayati,dkk.2014).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan literatur-literatur tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian
terhadap bakteri Escherichia coli, Salmonella typhi, dan Staphylococcus aureus.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Melakukan pembiakan bakteri dengan cara memindahkan bakteri dari
medium yang lama ke medium yang baru sehingga bakteri dapat tumbuh
kembali.
2. Melakukan peremajaan bakteri.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Salmonella typhi


Salmonella typhi merupakan kuman patogen penyebab demam tifoid, yaitu
suatu penyakit infeksi sistemik dengan gambaran demam yang berlangsung lama,
adanya bakteremia disertai inflamasi yang dapat merusak usus dan organ-organ hati
S.typhi merupakan kuman batang Gram negatif, yang tidak memiliki spora, bergerak
dengan flagel peritrik, bersifat intraseluler fakultatif dan anerob fakultatif15'.
Ukurannya berkisar antara 0,7-1,5 X 2-5 pm, memiliki antigen somatik (O), antigen
flagel (H) dengan 2 fase dan antigen kapsul (Vi). (yunita 2011)

Gambar Salmonella typhi (walsh 2011)

2.1.1 Klaifikasi bakteri salmonella typhi

Kerajaan : Bacteria

Filum : Proteobacteria

Kelas : Gamma Proteobacteria

Ordo : Enterobacteriales

Famili : Enterobacteriaceae

Genus :Salmonella
Spesies : Salmonella typhi

Sumber (Irianto 2014)


2.1.2 Epidemiologi Salmonella typhi

Salmonella typhi merupakan bekteri penyebab demam tifoid.


Demam tifoid terjadi hampir di seluruh dunia. Demam tifoid bersifat endemik
di Asia, Oceania, Afrika, tetapi 80% kasus datang dari Banglades, India,
Vietnam, dan Indonesia (Abdullah 2014). Di Indonesia penyakit ini merupakan
masalah kesehatan masyarakat . Beberapa kasus di rumah sakit besar di
Indonesia, kasus demam tifoid menunjukkan cenderung meningkat dari tahun
ketahun dengan rata-rata kesakitan 500/100.000 penduduk dengan kematian
hingga 5% (Abdullah 2014).

2.1.3 Patogenitas Salmonella typhi

Kuman Salmonella typhi tertelan, kuman tersebut dapat bertahan


terhadap asam lambung dan masuk ke dalam tubuh melalui mukosa usus.
Kemudian Salmonella typhi menyebar ke sistem limfoid mesebtrerika dan
masuk ke dalam pembuluh darah melalui sistem limfatik. Bakteremia
primer terjadi pada tahap ini. Bakteri dalam pembuluh darah ini akan
menyebar ke seluruh tubuh dan berkolonisasi dalam organ seperti hati,
limpa dan sumsum tulang. Setelah periode replikasi, kuman akan
disebarkan kembali ke dalam sistem peredaran darah dan menyebabkan
bakteremia sekunder. Bakteremia sekunder menimbulkan gejala klinis
seperti demam, sakit kepala. Bakteremia dapat menetap selama beberapa
minggu bila tidak diobati dengan antibiotik (Nelwan 2012).

2.2 Escherichia coli

Escherichia coli merupakan bakteri batang gram negatif, tidak berspora,


motil berbentuk flagel peritrik, berdiameter ± 1,1 – 1,5 μm x 0,2 – 0,6 μm.
E. coli dapat bertahan hidup dimedium sederhana menghasilkan gas dan asam
dari glukosa dan memfermentasi laktosa. Pergerakan bakteri ini motil, tidak motil, dan
peritrikus, ada yang bersifat aerobik dan anaerobik fakultatif (Elfidasari et al.
2011).
Gambar Escherichia coli.(Ismail 2012)

2.2.1 Klasifikasi bakteri Escherichia coli.

Kingdom : Bacteria

Divisi : Proteobacteria

Classis : Gammaproteobacteria

Ordo : Enterobacteriales

Family : Enterobacteriaceae

Genus : Escherichia

Species :Escherichia coli

Bakteri Escherichia coli adalah satu jenis spesies utama bakteri


gram negatif fakultatif anaerobic yang mempunyai alat gerak berupa
flagel dan tersusun dari sub unit protein yang disebut flagelin, yang
mempunyai berat molekul rendah dengan ukuran diameter 12 18 nm dan
dengan panjang 12 nm, kaku dan berdiameter lebih kecil dan tersusun
dari protein, pili dapat berfungsi sebagai jalan pemindahan DNA saat
konjugasi. Selain itu, mempunyai kapsul atau lapisan lendir yang
merupakan polisakarida tebal dan air yang melapisi permukaan luar sel
(Ikmalia 2010).
2.2.2 Patogenitas Escherichia coli

Bakteri Escherichia coli adalah salah satu bakteri yag


digunakan sebagai indikator adanya kontaminasi feces dan kondisi
sanitasi yang tidak baik terhadap air, makanan, dan minuman.
Escherichia coli menjadi patogen jika jumlah bakteri dalam saluran
pencernaan meningkat atau berada di luar usus, menghasilkan enterotoksin
sehingga menyebabkan terjadinya bebarapa infeksi yang berasosiasi
dengan enteropatogenik kemudian menghasilkan enterotoksin pada sel
epitel. Manifestasi klinik infeksi oleh Escherichia coli bergantung pada
tempat infeksi dan tidak dapat dibedakan dengan gejala infeksi yang
disebabkan oleh bakteri lain (Ismail 2012).

Cara penularan Bakteri Escherichia coli merupakan bagian dari


mikrobiota normal saluran pencernaan yang dapat berpindah dari satu
tempat ketempat lainnya, seperti dari tangan ke mulut atau dengan
pemindahan pasif lewat minuman yang terkontaminasi dengan bakteri
tersebut. Berbagai makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia
dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari keberadaan bakteri di
dalamnya. Namun, jika makanan dan minuman tersebut diolah
secarahigienis, mungkin bakteri didalmnya masih memiliki batas
toleransi untuk dikonsumsi, terutama bakteri patogen penyebab penyakit.
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) keberadaan E.coli pada bahan
pangan makanan dan minuman berjumlah 0 (nol) koloni dalam 100 ml air
(Elfidasari et al. 2011).

2.3 Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus merupakan bakteri fakultatif anaerob. Bakteri ini


tumbuh pada suhu optimum 37 ºC, tetapi membentuk pigmen paling baik pada
suhu kamar (20-25 ºC). Koloni pada perbenihan padat berwarna abu-abu sampai
kuning keemasan, berbentuk bundar, halus, menonjol, dan berkilau. Lebih dari
90% isolat klinik menghasilkan S. aureus yang mempunyai kapsul polisakarida
atau selaput tipis yang berperan dalam virulensi bakteri (Jawetz et al., 2011). Pada
lempeng agar, koloninya berbentuk bulat, diameter 1-2 mm, cembung, buram,
mengkilat dan konsistensinya lunak. Pada lempeng agar darah umumnya koloni
lebih besar dan pada varietas tertentu koloninya di kelilingi oleh zona hemolisis
(Syahrurahman et al., 2010).

2.3.1 Klasifikasi Staphylococcus aureus

Menurut Syahrurahman et al., (2010) klasifikasi


Staphylococcus aureus adalah sebagai berikut:

Gambar Staphylococcus aureus (Toelle dan Lenda., 2014)

Domain : Bacteria

Kingdom : Eubacteria

Ordo : Eubacteriales

Famili : Micrococcaceae

Genus : Staphylococcus

Spesies : Staphylococcus aureus


2.3.2 Morfologi Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram-Positif


berbentuk bulat berdiameter 0,7-1,2 μm, tersusun dalam kelompok-
kelompok yang tidak teratur seperti buah anggur, fakultatif anaerob, tidak
membentuk spora, dan tidak bergerak. Berdasarkan bakteri yang tidak
membentuk spora, maka Staphylococcus aureus

termasuk jenis bakteri yang paling kuat daya tahannya. Pada


agar miring dapat tetap hidup sampai berbulan-bulan, baik dalam lemari
es maupun pada suhu kamar. Dalam keadaan kering pada benang,
kertas, kain dan dalam nanah dapat tetap hidup selama 6-14 minggu
(Syahrurahman et al., 2010).

2.3.3 Patogenitas Staphylococcus aureus

Sebagian bakteri Staphylococcus aureus merupakan flora


normal pada kulit, saluran pernafasan, dan saluran pencernaan makanan
pada manusia. Bakteri ini juga ditemukan di udara dan lingkungan sekitar.
Staphylococcus aureus yang patogen bersifat invasif, menyebabkan
hemolisis, membentuk koagulase, dan mampu meragikan manitol.
S.aureus yang terdapat di folikel rambut menyebabkan terjadinya nekrosis
pada jaringan setempat (Jawetzet al., 2011).

2.4 Peremajaan bakteri

Peremajaan bakteri dilakukan dengan cara memindahkan atau memperbarui


biakan mikroba dari biakan lama ke medium yang baru. Umumnya dilakukan secara
berkala misalnya saat akan dilakukanya uji-uji atau sebulan sekali / dua bulan sekali
saat di simpan sebagai stok. Teknik ini merupakan cara paling tradisional yang
digunakan untuk memelihara koleksi isolat mikroba di laboratorium. Cara ini juga
digunakan untuk penyimpanan dan pemeliharaan isolat mikroba yang belum diketahui
cara penyimpanan jangka panjangnya. Peremajaan berkala tidak dianjurkan untuk
penyimpanan jangka panjang. Teknik ini mempunyai berbagai kendala yaitu
kemungkinan terjadi perubahan genetik melalui seleksi varian, peluang terjadinya
kontaminasi dan terjadinya kekeliruan pemberian label. Kendala tersebut memberi
peluang yang lebih besar terjadinya kehilangan isolat dibandingkan dengan teknik lain.

Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan


memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat
ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih
dahulu diusahakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar
tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi.

Pembenihan atau media yaitu campuran bahan-bahan tertentu dengan akuades


yang dapat menumbuhkan bakteri, jamur, virus, atau parasit pada derajat keasaman dan
inkubasi tertentu.

Komposisi bahan baku dan bahan penunjang untuk membuat media yaitu :

1. Nutrien : protein, pepton, asam amino, dsb.

2. Energi : karbohidrat.

3. Logam dan mineral : kalsium, magnesium, besi, posfat, nitrat, dsb.

4. Indikator : Phenol red, Brom thymol blue, Brom cresol purple, dsb.

5. Bahan selektif : bahan kimia, antibiotik.

6. Bahan pembuat padat : agar-agar, protein, serum, gelatin.

Menurut wujudnya, dikenal ada 3 jenis media yaitu :

1. Liquid media (pembenihan cair)


Contohnya : Nutrient Broth, Brain Hearth Infusion, Lactose Brot.
Pembenihan cair dibuat dalam tabung atau botol yang ditegakkan.
2. Solid media (pembenihan padat)
Contohnya : Nutrient Agar, TSI agar, TS agar, Ma Conkey agar, dsb.
Pembenihan padat dibuat dalam tabung dimiringkan, ditegakkan, atau di
dalam cawan petri.
3. Semi solid media (pembenihan setengah padat)
Contohnya : SIM medium, MIO medium, Carry & Blair
Pembenihan setengah padat dibuat dalam tabung atau botol yang ditegakkan.

Menurut sifatnya dikenal beberapa jenis media yaitu :

1. Transport media
Media ini digunakan untuk mengirim spesimen klinik dari suatu tempat ke
laboratorium, di dalam media ini bakteri yang ada tidak mati dan tidak
berkembang biak. Contohnya, Carry & Blair, Armies, Stuart.
2. Enrichment media
Media ini digunakan untuk memperbanyak/ menumbuhkan bakteri menjadi
lebih banyak. Ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus.
Contoh yang bersifat umum : Nutrient Agar, Nutrient Broth, Brain Heart
InfussioN Agar, Brain Heart Infussion Broth, Blood Agar, dsb. Contoh
yang bersifat khusus : air pepton alkalis, Selenit Broth, Telluriet Broth,
Mannitol Salt Broth, dsb.
3. Selective media
Media yang dapat digunakan untuk memilih koloni satu jenis bakteri dari
koloni-koloni yang lain. Sering disebut media isolasi karena dapat digunakan
untuk memisahkan koloni-koloni bakteri yang berbeda. Ada yang bersifat
umum dan ada yang bersifat khusus.
Contoh yang bersifat umum : Blood Agar (untuk Gram negatif dan Gram
positif), MacConkey agar (untuk Gram negatif batang), Eosin Methilen Blue
Agar, dsb. Contoh yang bersifat khusus : TCBS agar, SS agar, Telluriet
agar, Mannitol Salt Agar.
4. Universal media
Media yang dapat ditumbuhi oleh hampir semua jenis bakteri.
Contohnya : Blood Agar, BHI agar, BHI broth, Tryptose Soy Broth, dsb.
5. Identification media
Media untuk identifikasi, menentukan jenis bakteri, biasanya digunakan
beberapa jenis media bersama-sama.
Contohnya : media gula-gula (glukosa, laktosa, maltosa, manitol), Simmon
Citrat itrat agar, TSI agar, urea agar, dsb.

2.5 Metode Penanaman Bakteri


A. Penanaman bakteri pada media padat bentuk plate
1. Goresan sejajar : (isolasi)
a. Ose dibakar sampai steril, didinginkan
b. Diambil sampel atau kultur bakteri, dipulaskan/dioleskan
di salah satu sisi/tepi medium (jangan menyentuh dinding
cawan petri)
c. Pulasan digoreskan sejajar sampai memenuhi permukaan
media
2. Goresan sejajar melingkar
a. Ose dibakar sampai steril, didinginkan
b. Diambil sampel atau kultur bakteri, dipulaskan/ dioleskan
di salah satu sisi/tepi media (jangan menyentuh dinding
cawan petri)
c. Media diputar 90o, dengan ose steril yang lain diambil
kultur bakteri, dioleskan di tepi media, dioleskan kembali
sejajar. Selanjutnya media diputar 90o, dengan ose steril
yang lain diambil kultur bakteri, dioleskan sejajar di tepi
media, dilakukan sampai memenuhi permukaan media.
3. Cara taburan : (isolasi dan memperbanyak)
a. Suspensi sampel, sampel cair, atau kultur bakteri dalam
media cair diambil dengan pipet steril sebanyak 0.1 ml,
diteteskan di permukaan medium tepat ditengah-
tengahnya.
b. Tetesan tersebut diratakan pada seluruh media
menggunakann spatel/ batang L yang terbuat dari kaca
atau kawat.
4. Cara penuangan : (penghitungan)
a. Suspensi sampel, sampel cair, atau kultur bakteri dalam
medium, cair diambil dengan pipet steril sebanyak 0.1
atau 1 ml.
b. Secara steril dituangi medium padat steril yang dicairkan
pada suhu 40o 45oC sampai menutupi semua permukaan
dasar cawan petri.
c. Dihomogenkan dan ditunggu sampai medium membeku.
d. Dimasukkan ke dalam inkubator dengan posisi cawan
petri terbalik.

Pembacaan :

 Pertumbuhan bakteri pada medium padat disebut koloni yaitu


kelompokkelompok bakteri yang tumbuh pada medium tersebut.
 Koloni pada medium padat dengan tujuan isolasi dapat dibedakan
berdasarkan kriteria berikut:
Ukuran : diukur diameternya dengan satuan mm
Warna : putih, kuning, hitam, hijau, merah, dsb
Bentuknya : bulat, batang, serabut, bergelombang, dsb
Permukaan : datar, cembung, cekung, kasar, halus
(smooth)
Sifatnya : keruh, jernih, kering, berlendir, menjalar,
haemolisis, non haemolisis.
 Koloni yang tumbuh pada medium dengan tujuan memperbanyak,
penting diperhatikan selain adanya pertumbuhan koloni juga
kemurnian koloni tersebut.
 Koloni yang tumbuh pada medium dengan tujuan penghitungan,
kriteria koloni tidak perlu diperhatikan, tinggal dihitung saja.
B. Penanaman bakteri pada medium padat dalam tabung bentuk miring
Tujuan : memperbanyak koloni, identifikasi, menyimpan bakteri
1. Goresan zig-zag
a. Koloni bakteri diambil dengan ose yang sudah steril dan
dingin
b. Tutup media dibuka dengan menjepit menggunakan jari
kelingking kanan, mulut tabung dibakar dengan nyala api.
c. Ose yang sudah berisi koloni bakteri digoreskan zig-zag
pada permukaan media di tengah, tidak terlalu ke atas/ ke
bawah dan juga tidak terlalu ke kiri/ ke kanan. Contohnya
pada media nutrient agar.
A. Goresan zig-zag ditusuk Setelah digoreskan zig-zag kemudian
ditusukkan ke tengah-tengahnya 1 sampai 2 kali. Contohnya pada
media tripel sugar iron agar.

Pembacaan : koloni yang tumbuh diperhatikan kemurniannya, kemudian


dibacan perubahan-perubahan yang terjadi pada media dengan atau tanpa
penambahan reagensia.

C. Penanaman pada media semi solid di dalam tabung


Tujuan : untuk identifikasi, menyimpan bakteri
a. Jarum ose disterilkan, didinginkan
b. Diambil koloni bakteri
c. Tutup media dibuka dengan menjepit menggunakan jari
kelingking kanan d. Mulut tabung dibakar dengan nyala
api, ose yang sudah ada koloni bakterinya ditusukkan
tegak lurus di permukaan medium bagian tengah sampai
dasar tabung.
d. Mulut tabung dibakar lagi dan ditutup kembali, ose
dibakar/disterilkan kembali.
Pembacaan : koloni yang tumbuh diperhatikan kemurniannya, kemudian
dibaca perubahan-perubahan yang terjadi pada media itu (warna, gerak, dsb)
dengan atau tanpa penambahan reagensia.

D. Penanaman pada media cair


Tujuan : untuk memperbanyak kultur bakteri, untuk melihat gerak
bakteri, untuk identifikasi.
Cara penanaman.
a. Ose dibakar sampai steril, didinginkan.
b. Diambil koloni bakteri dengan ose yang sudah steril.
c. Tutup media dibuka, mulutnya dibakar.
d. Ose yang sudah berisi koloni bakteri dicelupkan dan
digores-goreskan pada dinding tabung reaksi di dalam
medium.
e. Mulut tabung dibakar, ditutup kembali.
f. Ose dibakar sampai steril.

Pembacaan : pertumbuhan bakteri ditandai dengan medium menjadi keruh,


kalau tidak tumbuh mediumnya tetap jernih. Selain kekeruhan juga dapat
diikuti perubahan warna indikatornya yang merupakan pertanda adanya
perubahan/ pemecahan gula/ bahan kimia yang terkandung di dalam media
tersebut.
BAB III

METODEOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat
1. Alat : Autoklaf, inkubator, Erlenmeyer, tabung reaksi, cawan petri, hot
plate, jarum ose, rak tabung reaksi, timbangan, lampu spiritus, gelas
ukur.
3.2 Bahan
Bahan : Kultur bakteri Escherichia coli, Salmonella typhi, dan Staphylococcus
aureus, medium Nutrient Agar, akuades, kapas, kasa, aluminium foil, tisu, kertas
label, etanol 70%.
3.3 Prosedur Kerja
1. Medium NA dibuat sebanyak 250ml dengan cara ditimbang sebanyak 7g
dan dilarutkkan dalam 250ml akuades di dalam Erlenmeyer, lalu
dipanaskan hingga mendidih (lihat cara pembuatan media pada kemasan
masing-masing medium, contohnya untuk NA 28g dalam 1L).
2. Medium dimasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing 10ml
sebanyak 8 tabung, tabung ditutup dengan kapas yang dibungkus
kasa/aluminium foil.
3. Medium di dalam tabung reaksi, medium sisa di dalam Erlenmeyer, dan
cawan petri (8 buah) dimasukkan ke dalam autoklaf dan disterilkan pada
suhu 121oC selama 15 menit.
4. Laminar Air Flow (LAF) dihidupkan, kerja penanaman bakteri dilakukan
di dalam LAF.
5. Medium dikeluarkan dari autoklaf, medium dalam tabung reaksi
didinginkan dalam posisi tabung miring hingga medium padat. Sisa
medium dituangkan sebanyak 20ml ke dalam cawan petri, ditutup, dan
dibiarkan memadat.
6. Kawat ose disterilkan dengan cara dibakar, kemudian didinginkan, lalu
diambil kultur bakteri dengan kawat ose yang steril.
7. Penanaman pada medium miring pada tabung reaksi: kapas penutup
tabung reaksi dibuka dengan cara dijepit dengan kelingking tangan kanan,
mulut tabung reaksi dibakar, kawat ose berisi kultur bakteri digoreskan
pada permukaan medium agar miring secara zig-zag.
8. Mulut tabung reaksi dibakar, ditutup kembali dengan kapas/aluminium
foil.
9. Penanaman pada medium di cawan petri dengan cara goresan sejajar dan
melingkar.
10. Medium yang sudah ditanam bakteri diinkubasi dalam inkubator pada suhu
3536oC selama 24 jam. Pada cawan petri diinkubasi dalam keadaan
terbalik.
11. Kultur bakteri yang sudah diremajakan disimpan di dalam kulkas, diberi
label nama strain bakteri dan tanggal penanaman.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil

No Singkatan Nama Media Kegunaan


1 BPW Buffered Pepton Water Peptone water digunakan
untuk menumbuhkan
mikroorganisme untuk
mentukan tipe pola
fermentasi karbohidrat dari
mikroorgnisme nof-
fastidious. Peptone water
juga dapat dimodifikasi
menjadi medium diperkaya
yang digunakan sebagai
medium selektif untuk
mengisolasi bakteri
Salmonella dari makanan.
2 BGLBB Brilliant Green Lactose Bile Broth Media Brillian Green
Lactose Broth (BGLB)
khususnya digunakan
untuk pemeriksaan MPN
coliform, yaitu
pemeriksaan yang
digunakan untuk
mengetahui perkiraan
jumlah terdekat bakteri
coli dan coliform dalam
100 ml sampel.
Penggunaan media
BGLBB ini digunakan
pada tahap uji penguat
(Confirmed Test).
3 BHI Brain Heart Inusion adalah media pertumbuhan
untuk pertumbuhan
mikroorganisme. Ini
adalah media yang kaya
nutrisi, dan karena itu
dapat digunakan untuk
membudidayakan berbagai
organisme rewel.
4 BHIB Brain Heart Infusion Broth Brain-heart Infosion Broth
(BHIB) adalah medium
cair yang mengandung
karbohidrat dan protein
yang digunakan sebagai
media penyubur untuk
pertumbuhan bakteri
Escherichia coli.
5 BPA Baird-Parker Agar Baird parker agar (BPA)
merupakan media selektif
untuk Staphylococcus.
Kandungan lithium klorida
pada media ini dapat
menghambat pertumbuhan
bakteri lain selain
Staphylococcus, selain itu
kandungan sodium piruvat
yang juga terkandung
dalam BPA dapat
merangsang pertumbuhan
Staphylococcous.
6 BSA Bismuth Sulfite Agar Bismuth sulfite agar adalah
jenis media agar yang
digunakan untuk
mengisolasi spesies
Salmonella. Ia
menggunakan glukosa
sebagai sumber utama
karbon.
7 EDTA Ethylene Diamine Tetraacetic Acid Ethylenediaminetetraacetic
Acid (EDTA) merupakan
salah satu antikoagulan
yang dapat digunakan
untuk proses pencegahan
pembekuan darah.
8 ECB Escherichia coli Broth Media ini cocok untuk
mengkonfirmasi bahwa
kontaminan tersebut
adalah E coli. Pada media
ini, E coli yang tumbuh
akan memberikan warna
khas kemilau hijau metalik
(Gambar 49). Lactose
broth digunakan sebagai
media untuk mendeteksi
kehadiran koliform dalam
air, makanan, dan produk
susu.
9 LEMBA Levine Eosin Methylene Blue Agar Media EMB Agar (Eosin
Methylene Blue Agar)
adalah media selektif dan
media diferensial, media
ini selektif untuk
menumbuhkan bakteri
gram negatif dan pada
umumnya digunakan untuk
isolasi dan diferensiasi
bakteri non fecal coliform
dan fecal coliform.
10 FBS Foetal Bovine Serum Fetal bovine serum (FBS)
adalah suplemen
pertumbuhan yang paling
banyak digunakan untuk
media kultur sel karena
tingginya kandungan
faktor pemacu
pertumbuhan embrionik.
11 HEA Hoktoen Enteric Agar Hektoen Enteric Agar
(HEA) merupakan media
selektif-diferensial. Media
ini tergolong selektif
karena terdiri dari bile salt
yang berguna untuk
menghambat pertumbuhan
bakteri gram positif dan
beberapa bakteri gram
negatif, sehingga
diharapkan bakteri yang
tumbuh hanya Salmonella.
12 KCNB Kalium Cyanide Broth MacConkey adalah media
selektif dan diferensial
yang digunakan untuk
mengisolasi bakteri Gram
negatif.a
13 LIA Lysine Iron Agar Lysine Iron Agar adalah
media diferensial yang
mendeteksi salmonella
(termasuk Salmonella
arizonae yang
memfermentasi laktosa)
dengan aktivitas lisin
dekarboksilase dan
produksi H2S. Edwards &
Fife1 mengembangkan
media untuk mendeteksi
salmonella yang
memfermentasi laktosa
yang akan menghasilkan
koloni merah muda pada
media yang mengandung
laktosa mis
14 LDB Lysine Decarboxylase Broth Lysine Decarboxylase
Broth digunakan untuk
membedakan Salmonella
Arizonae dari kelompok
Bethesda Ballerup dari
Enterobacteriaceae.
15 LB Lactose Broth Lactose broth digunakan
sebagai medium untuk
mendeteksi kehadiran
Coliform dalam air,
makanan, dan produk susu,
sebagai kaldu pemerkaya
(pre-enrichment broth)
untuk Salmonela dan
dalam mempelajari
fermentasi laktosa oleh
bakteri pada umumnya
(Partic, 2008) .
16 LSTB Lauryl Sulfate Tryptose Broth Beberapa bakteri non koli
yang termasuk dalam
kelompok “lactose positive
bacteria” juga mempunyai
ensim yang dapat
menghidrolisa laktosa.
Media lauryl tryptose broth
mengandung senyawa
lauryl sulfat yang
berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan
mikroba non koli.
17 PCA Plate Count Agar Media Plate Count Agar
(PCA) digunakan sebagai
media tumbuh mikroba
pada uji TPC (Total Plate
Count). Media ini
mengandung agar sehingga
setelah dingin media
tersebut akan menjadi
padat.
18 SCB Selenite Cystine Broth Media Selenite Cystine
Broth (SCB) merupakan
media enrichment selektif
dimana media ini khusus
digunakan untuk bakteri
Gram Negatif seperti
Salmonella sp dan E-Coli
(Bridson, 2006).
19 TSIA Triple Sugar Iron Agar Uji Triple Sugar Iron agar
(TSIA) merupakan metode
yang digunakan untuk
melihat kemampuan
mikroorganisme dalam
memfermentasikan gula.
20 TTB Tetra Thionate Broth Etrathionate Broth
direkomendasikan untuk
metode pengayaan selektif
untuk mengisolasi
Salmonella typhi dan
salmonella lainnya dari
kotoran, limbah, dll.
21 TSTB Trypticas Soy Tryptose Broth Medium untuk budidaya
berbagai macam
mikroorganisme
22 TB Tryptose Broth media Lactose Broth yang
mengandung laktosa.
Untuk pengkayaan dan
syarat bakteri negative e.
coli
23 XLDA Xylose Lysine Deoxycholate untuk isolasi selektif dan
pencacahan shalmonella
thypi dan produk farmasi
spesies salmonella lainnya
sesuai dengan pengujian
batas mikroba
24 KCB Koser Citrate Broth Koser Citrate Medium
adalah media untuk analisa
mikrobiologi yang
digunakan untuk
membedakan antara
bakteri "Escherichia Coly"
dan "Enterobacter
Aerogenes" dengan dasar
pemanfaatan Sitrat (Citrate
Utilization)
25 SCA Simmons Citrate Agar Media Simmons Citrate
Agar (SCA) adalah media
yang digunakan untuk
mengetahui miroorganisme
yang mampu
menggunakan sitrat
sebagai sumber karbon.
SCA mengandung Natrium
sitrat dan Amonium fosfat
yang masing-masing
memiliki fungsi sebagai
sumber karbon dan sumber
nitrogen.
26 BP Bacteriological Pepton Pepton merupakan
hidrolisat protein yang
banyak digunakan sebagai
salah satu komponen
nutrisi dalam media
pertumbuhan
mikroorganisme. Pepton
dalam media pertumbuhan
mikroba berfungsi sebagai
sumber nitrogen bagi
mikroorganisme.

5.2 Pembahasan
Media yang digunakan untuk peremajaan bakteri ini adalah PCA (Plate Count
Agar). Media tersebut mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh bakteri ini.
Peremajaan bakteri dan jamur dilakukan di dalam Laminar Air Flow secara aseptis
didekat api bunsen dengan cara sebelum ambil biakan, ose harus dipanaskan dahulu
diatas api bunsen. Hal ini bertujuan untuk mematikan mikroorganisme lain yang tidak
diinginkan. Setelah itu diambil 1 ose biakan bakteri kemudian digoreskan pada media
PCA (Plate Count Agar)miring. Kemudian tunggu hingga dingin dan simpan di tempat
inkubasi selama 24 jam. (Arum et. al.,2019)

Manfaat peremajaan bakteri adalah untuk memelihara koleksi isolat mikroba di


laboratorium. Cara ini juga digunakan untuk penyimpanan dan pemeliharaan isolat
mikroba yang belum diketahui cara penyimpanan jangka panjangnya. Peremajaan
berkala tidak dianjurkan untuk penyimpanan jangka panjang. Teknik ini mempunyai
berbagai kendala yaitu kemungkinan terjadi perubahan genetik melalui seleksi varian,
peluang terjadinya kontaminasi dan terjadinya kekeliruan pemberian label. Kendala
tersebut memberi peluang yang lebih besar terjadinya kehilangan isolat dibandingkan
dengan teknik lain. (Arum et. al.,2019)

Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu bacil (batang), coccus (bulat), dan
spirilum atau spiral. Bakteri yang berbentuk batang maupun coccus dibagi menjadi
beberapa macam. Pada bentuk basil pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan
tripobasil. Coccus dibagi monococcus (satu buah bakteri berbentuk kotak), diplococcus,
sampai staphylococcus (bentuknya mirip buah anggur). Khusus pada spiral hanya dibagi
2 yaitu, setengah melengkung dan tidak melengkung.Bakteri juga dapat dibedakan
melalui teknik pewarnaan gram. Teknik pewarnaan gram tersebut dapat menghasilkan
warna merah dan ungu. Bakteri gram positif berwarna ungu dan bakteri negatif
berwarna merah (Ulfatin et. al., 2019).

Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan


memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat
ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih
dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar
tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1998).
Dalam praktikum kali ini kita melakukan peremajaan pada media PCA (Plate Count
Agar). Plate Count Agar (PCA) atau yang juga sering disebut dengan Standard
Methods Agar (SMA) merupakan sebuah media pertumbuhan mikroorganisme yang
umum digunakan untuk menghitung jumlah bakteri total (semua jenis bakteri) yang
terdapat pada setiap sampel seperti makanan, produk susu, air limbah dan sampelsampel
lainnya.

Kebanyakan bakteri berkembang pada Plate Count Agar (PCA). Media Plate
Count Agar (PCA). Komposisi PCA dapat bervariasi biasanya, mengandung 0,5 %
Trypton, 0,25% ekstrak ragi, 0,1% glukosan, 1,5% agar-agar. PCA mengandung ekstrak
ragi dan glukosa yang digunakan untuk menumbuhkan semua jenis bakteri yang
mengandung nutrisi yang disediakan oleh trypton dan glukosa yang digunakan seagai
sumber energy bagi mikroorganisme sehingga mendukungg dari pertumuhan bakteri
(sholihah et. al.,2019).

Medium Plate Count Agar (PCA) merupakan medium yang digunakan dalam
metode standar perhitungan jumlah bakteri dalam berbagai sampel uji seperti air, air
limbah, makanan dan produk dairy, dan juga disebut sebagai Standard Medium
agar  (SMA) yang bersifat tidak selektif atau dapat digunakan untuk menumbuhkan
berbagai jenis mikroorganisme. Medium Plate Count Agar (PCA) tidak cocok
digunakan untuk diagnosis penyakit atau kondisi lain pada manusia, edium Plate Count
Agar (PCA) tidak mengandung bahan selektif sehingga baik digunakan untuk
perhitungan mikroorganisme, Medium Plate Count Agar (PCA) dapat dipanaskan
hingga 3 kali, pemanasan berulang lebih dari 3 kali akan megurangi kualitas medium
(Sholihah et. al., 2019)

Inokulasi dimaksudkan untuk menumbuhkan, meremajakan mikroba dan


mendapatkan populasi mikroba yang murni. Dalam praktikum ini, bakteri memerlukan
lingkungan dan medium yang berisi zat hara untuk pertumbuhan sel, sintesis sel,
keperluan energi dalam metabolisme, dan pergerakan  yang sesuai dengan
mikroorganisme. Medium biakan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba dalam
bentuk padat, semi padat, dan cair. Sebelum melakukan percobaan, ruangan tempat
penanaman bakteri harus bersih dan dalam keadaan steril. Hal ini dilakukan agar tidak
terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaan dalam laboratorium. Setelah
melakukan pensterilan ruangan, meja sebagai tempatmelakukan penanaman inokula pun
harus dibersihkan menggunakan alcohol 70 %. Hal ini dilakukan agar tidak terjadinya
kontaminasi mikroorganisme (Rahmawati et. al.,2019).

Peremajaan bakteri bertujuan untuk mempercepat fase adaptasi dan


mempersiapkan sel pada fase eksponensial. Bakteri yang berada dalam fase
eskponensial atau tahap propagasi ini mensintesis enzim dan mengatur aktivitasnya
sehingga mampu tumbuh lebih efisien dalam kondisi baru. Peremajaan juga
memberikan nutrisi baru bagi bakteri sehingga sel-selnya dapat tumbuh sehat (Hartanti
et. al.,2010).
BAB V

PENUTU

KESIMPULAN

Melalui praktikum ini dapat disimpulkan bahwa penanaman bakteri atau biasa
disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama
ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Inokulasi
dimaksudkan untuk menumbuhkan, meremajakan mikroba dan mendapatkan populasi
mikroba yang murni. Karena manfaat peremajaan bakteri untuk memelihara koleksi
isolat mikroba di laboratorium. Cara ini juga digunakan untuk penyimpanan dan
pemeliharaan isolat mikroba yang belum diketahui cara penyimpanan jangka
panjangnya.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. (2014). Kebutuhan Dasar Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta:


CV. Trans Info Media.
Collin, C.H and Lyne, P. M. (2010). Microbiological Method. (edisi kelima). London:
Butterworths.
Elfidasari, D. et al., 2011. Perbandingan Kualitas Es di Lingkungan Universitas Al
\Azhar Indonesia dengan Restoran Fast Food di Daerah Senayan dengan
Indikator Jumlah Escherichia coli Terlarut. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri
Sains dan Teknologi, Vol.1(No.1).
Ikmalia, 2008. Analisa Profil Protein Isolat Escherichia coli S1 Hasil Iradiasi Sinar
Gamma.
Irianto Koes. 2014. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: Alfabet.
Nelwan, R.H.H., 2012. ‘Tata Laksana Terkini Demam Tifoid’, in Continuing Medical
Education, Ikatan Dokter Indonesia. Jakarta, vol. 39, no. 4, pp. 247-50. Radji,
M., 2011, Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan
Kedokteran, 107, 118, 201-207, 295, Jakarta, Buku Kedokteran EGC.
Syahrurachman, dkk. 2010. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : Binarupa
Aksara Publishers 2010.
Solihah Maratus, Yadi P Yoidistira. et al.,2019. Uji Peremajaan Bakteri Mikrobioogi.
Banyuwangi.
Wijayati Nanik, et. al.,2014 ransformasi α-Pinena dengan Bakteri Pseudomonas
aeruginosa ATCC 2592. Semarang:Universitas Negeri Semarang.
Waluyo, (2011), Perpajakan Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.
Yunita, R. 2011. Pengaruh Pemberian Urine Sapi, Air Kelapa, Dan Rootone-Terhadap
Pertumbuhan Setek Tanaman Markisa (Passiflora Edulis Var.Flavicarpa)

Anda mungkin juga menyukai